Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN RENCANA DAN EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN


MASYARAKAT

Disusun Oleh :
KELOMPOK I
ANDRIANA ANGGELA WATIR
DELVIANA NYONGA
HANIFA VIKI T U
MEILANI SAMDARA (KM. 1600520)
NAOMI TIBIAY
FULGENSIUS F R
STEVEN IWAN
VHICTER VHIRNANDES
MEKTHILDIS PALMANEXA
AJENG ERSYAM PUTRI (KMP. 1800080)
ULFAH RIQIE M. H. (KMP. 1800079)

PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu
keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan
secara optimal . Semua petugas kesehatan mengakui bahwa pendidikan kesehatan penting
untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini banyak sekali bentuk
pelayanan kesehatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang di alami oleh
masayarakat. Pada dasarnya pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang di alami oleh masyarakat.Namun,
bukan berarti semua orang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang mengalami masalah kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu,
kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-
peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan
pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan
sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan
perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan
suatu kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2003).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan.
2. Untuk mengetahui unsur – unsur dari perencanaan.
3. Untuk mengetahui tingkatan perencanaan.
4. Untuk mengetahui manfaat perencanaan.
5. Untuk mengetahui indikator pengukur status kesehatan.
6. Untuk mengetahui aplikasi perencanaan pendidikan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut apa
yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan siapa yang akan
melakukannya.
Menurut Stephen P. R. dan Mary C. (2004), perencanaan adalah sebuah proses yang
dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan
organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan
seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen
diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan
para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara
berhasil guna dan berdaya guna (Notoatmojo,2003).

B. Unsur – Unsur Perencanaan


Menurut Manullang (2009), rencana yang baik pada umumnya memuat enam unsur yaitu
what, why, where, when, who, how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008), pertanyaan-
pertanyaan ini harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan
fakta, supaya rencana yang dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya mudah dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai. Pertanyaan itu secara rinci berupa ;
1. What (apa)
Apa yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran,
sarana dan prasarana apa yang diperlukan, harus ada penjelasan dan rinciannya
2. Why (mengapa)
Mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan memberikan
penjelasan, mengapa ia harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3. Where (di mana)
Di mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan. Perlu dijelaskan dan diberikan alasan-
alasannya berdasarkan pertimbangan ekonomis.
4. When (kapan)
Kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik untuk tiap-
tiap bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk
memilih pekerjaan-pekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan
sejelas- jelasnya.
5. Who (siapa)
Siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan, menetapkan
persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang
dari masing-masing pekerja.
6. How (bagaimana)
Bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-teknik
pengerjaannya.

C. Tingkatan Perencanaan
Di dalam sebuah organisasi/perusahaan, perencanaan terjadi pada 3 (tiga) jenjang
manajemen perusahaan (Solihin, 2012), yakni :
1. Perencanaan Tingkat Korporat (Corporate Level)
- Rencana pada tingkat ini mencakup : penetapan visi, misi, dan tujuan-tujuan
organisasi, strategi yang dikembangkan dan struktur korporasi yang dipilih oleh
organisasi.
- Misi dan tujuan organisasi selanjutnya akan menjadi pedoman untuk menentukan
tujuan divisi dan tujuan berbagai fungsi organisasi.
- Untuk mencapai tujuan organisasi, maka dibuatlah strategi pada tingkat korporat,
strategi ini akan memberikan arah dalam indutri dan pasar mana organisasi akan
bersaing.
2. Perencanaan Tingkat Divisi (Division Level)
- Para pimpinan pada tingkat divisi akan mengembangkan perencanaan pada
tingkat divisi yang mencakup : tujuan jangka panjang dan pembuatan strategi
serta struktur pengendalian pada tingkat divisi.
3. Perencanaan Tingkat Fungsional/Departemen (Functional/Departement Level)
- Para pimpinan pada tingkat fungsional (contoh dalam perusahaan bisnis : manajer
produksi, manajer akuntansi, manajer pemasaran, manajer SDM, dll.) akan
mengembangkan rencana pada tingkat fugsional/departemen.
- Rencana pada tingkat ini akan menetapkan tujan yang ingin dicapai oleh masing-
masing fungsi yang akan menjamin tercapainya tujuan.

D. Manfaat Perencanaan
Manfaat perencanaan bagi organisasi kesehatan adalah manajer dan staf organisasi
kesehatan tersebut dapat mengetahui :
a. Tujuan yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya
b. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
c. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
d. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
e. Aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan secara teratur.
f. Menghilangkan aktivitas yang tidak produktif.
g. Mengukur hasil kegiatan.
h. Sebagai dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.

E. Indikator Pengukur Status Kesehatan


Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, tercantum bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu kesehatan
merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi setiap individu dan juga kesehatan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai keadaan suatu negara. Pengukuran derajat
kesehatan bertujuan untuk mengetahui apakah daerah atau instansi termasuk sehat atau
tidak sehat dan untuk memperbaiki pembangunan kesehatannya. Berikut penjelasan dari
masing-masing komponen indikator pengukuran derajat kesehatan:
a. Indikator Potensi Masyarakat Sehat
Indikator Potensi Masyarakat Sehat adalah merupakan gabungan dari cakupan dan
kualitas pelayanan kesehatan dari semua upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas
baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan penunjang (Wicaksono, 2015).
Cakupan Indikator Potensi Masyarakat, yakni:
- Cakupan dan Kualitas Dari Program Pengembangan.
1. Kesehatan Kerja Manusia.
2. Puskesmas Rawat Inap.
3. Puskesmas Bersalin.
4. Dan lain-lain sesuai dengan kondisi masyarakat di Puskesmas.
- Cakupan dan Kualitas Program Pokok
1. Program Promosi Kesehatan (Promkes).
2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M).
3. Program Pengobatan.
4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
5. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB).
6. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat.
7. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan.
8. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas.
9. Program Pencatatan dan Pelaporan.

b. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya
(Arisman, 2015). Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh
manfaat sebagai berikut:
1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit
pelayanan publik secara periodik.
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan.
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil
pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup pemerintah pusat dan daerah.
5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup
pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan.
6. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.

Adapun Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat, adalah meliputi (Wicaksono, 2015):


1. Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat
2. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna.
3. Tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik.

c. Indikator Tatanan Masyarakat Sehat


Indikator Tatanan Masyarakat Sehat adalah indikator yang digunakan untuk melihat
keberhasilan fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan pada tempat
umum di suatu daerah (Wicaksono, 2015).
Tujuan dari Indikator Tatanan Masyarakat Sehat, yaitu (Wicaksono, 2015) :
1. Termotivasinya masyarakat dan pengelola tempat umum untuk menyediakan,
menggunakan dan memelihara sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Terlaksananya pemberian nasehat tentang sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan di tempat umum bagi masyarakat dan pengelola tempat umum.
3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan di tempat umum, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Tempat umum yang menjadi sasaran pengawasan Indikator Tatanan Masyarakat
Sehat, yaitu (Wicaksono, 2015) :
1. Yang berhubungan dengan sasaran pariwisata, seperti: bioskop, gedung
pertunjukkan, penginapan, kolam renang, pemandian umum, taman-taman
rekreasi.
2. Yang berhubungan dengan transportasi, seperti: terminal, stasiun, dan alat
transportasi umum.
3. Yang berhubungan dengan sarana ibadah, seperti: masjid, gereja, pura dan wihara.
4. Yang berhubungan dengan sarana perdagangan, seperti: pasar, pertokoan,
swalayan.
5. Yang berhubungan dengan sarana sosial, seperti: rumah sakit, sekolahan.

d. Indikator Potensi Keluarga Sehat


Keluarga sehat adalah keluarga yang di dambakan oleh semua orang. Keluarga sehat
dapat di definisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan yang sejahtera baik dari segi
fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan sebuah keluarga yang utuh (terdiri dari
individu-individu yang di pimpin oleh seorang kepala keluarga yang tinggal dalam
satu lingkungan) agar dapat hidup normal secara sosial dan ekonomi (Fitri, 2015).
Berikut beberapa indikator yang merupakan gambaran adanya partisipasi masyarakat
untuk keluarga sehat, terdiri dari (Wicaksono, 2015):
- Tersedianya air bersih.
- Tersedianya jamban keluarga.
- Lantai rumah bukan dari tanah.
- Bila ada PUS menjadi peserta KB.
- Bila punya balita mengikuti kegiatan penimbangan.
- Tidak ada anggota keluarga yang merokok.
- Menjadi anggota keluarga dana sehat.

e. Human Development Indeks / Indeks Pembangunan Manusia


Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan atau Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup
untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasi apakah
sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan
juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
(Wicaksono, 2015).
IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yakni (BPS, 2017):
1. Umur panjang dan hidup sehat.
2. Pengetahuan.
3. Standar hidup layak.
Selain dari itu IPM juga mempunyai manfaat. Berikut beberapa manfaat dari IPM
(BPS, 2017):
1. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
2. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
3. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran
kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

F. Aplikasi Perencanaan dalam Pendidikan Kesehatan


Aplikasi perencanaan dalam pendidikan kesehatan yaitu dengan menggunakan model
perencanaan PRECEDE-PROCED. Model PRECEDE-PROCED digunakan untuk
melihat bagaimana sebuah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebuah kegiatan.
PRECEDE digunakan untuk fase diagnosis masalah, penetapan prioritas, masalah dan
tujuan program. Sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria
kebijakan serta implementasi dan evaluasi (Wahyuningrum et al, 2015).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menetapkan di awal berbagai hasil
akhir (end results) yang ingin dicapai organisasi di masa mendatang. Hasil akhir yang ingin
dicapai oleh organisasi dinyatakan dalam bentuk berbagai tujuan (goals) yang hendak dicapai
organisasi dalam suatu kerangka waktu tertentu.

B. Saran
Perlunya penerapan Model PRECEDE-PROCED yang bisa digunakan untuk melihat
bagaimana sebuah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam sebuah kegiatan
perencanaan rencana dan evaluasi pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2.
Jakarta : Rineka Cipta.

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Hasibuan Malayu SP. 2008. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi revisi, cetakan
4. Jakarta : Bumi Aksara.

BPS. 2017. Indeks Pembangunan Manusia. Diambil kembali dari


https://www.bps.go.id/subjek/view/id/26

Wicaksono, R. Y. 2015. Pengukuran Derajat Kesehatan. Diambil kembali dari


http://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/pengukuran_derajat_kesehatan.pptx

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta : Erlangga.

Wahyuningrum, Dina Mei, Husni Abdul Gani, Mury Ririanty.2015.Upaya Promosi Kesehaatan
Pendewasaan Usia Perkawinan Oleh Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R)
Ditinjau dari Teori Precede-Proceed.Jember: e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1)
Januari 2015.Diakses pada tanggal 24 Maret 2019 pukul 22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai