Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia.Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya.Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-
pindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi
yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai
bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya atau menimbulkan
bahan sisa / sampah.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Penumpukan sampah /limbah
di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem,yang tidak dikelolah dengan
baik. Informasi pengelolaan sampah ini merupakan upaya membagi sera
mempraktekan pengelolaan sampah yang baik dan aman sesuai dengan teknologi
yang ramah lingkunangan dand sesuai dengan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Limbah Domestik ?
2. Bagaimana Karakteristik Limbah Domestik ?
3. Bagaimana cara Penanganan Limbah Domestik ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, karakteristik, komposisi dan cara penanganan Limbah
Domestik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Limbah Domestik


Pengertian limbah domestik dapat diartikan sebagai suatu limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga.Seperti diketahui bahwa berdasarkan asalnya, limbah memang
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu limbah pertanian, limbah industri, dan limbah
domestik.Limbah domestik sendiri menjadi masalah yang paling serius karena
umumnya tidak dikelola dengan tepat.Terlebih di daerah perkotaan, limbah domestik
menjadi limbah dengan persentase terbesar dalam menyumbang kerusakan
lingkungan hidup.

Perlu digarisbawahi bahwa limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga. Dari pengertian ini, kita dapat mengambil beberapa contoh limbah
domestik yang biasa kita hasilkan sehari-hari.Akan tetapi, berdasarkan wujudnya
limbah ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu limbah cair domestik dan limbah
padat domestik.

2. Karakteristik dan Komposisi Limbah Domestik


Limbah domestik menurut bentuk fisiknya dapatnya dibagi menjadi, (1) limbah cair
yaitu buangan dari toilet, air cucian, air kamar mandi, (2) limbah padat atau sampah
seperti sampah sisa makanan, bungkus atau kemasan, kantong plastik, botol bekas,
dan (3) limbah gas seperti asap dari kompor minyak, asap dari tungku, asap dari
pembakaran sampah, dan bau dari kakus. Limbah domestik mengandung sampah
padat dan cair yang berasal dari limbah rumah tangga dengan beberapa sifat utama
yaitu, (1) mengandung bakteri, (2) mengandung bahan organik dan padatan
tersuspensi sehingga BOD (biological oxygen demand) biasanya tinggi, (3) padatan
organik dan anorganik yang mengendap di dasar perairan menyebabkab oksigen
terlarut (DO) rendah, (4) mengandung bahan terapung dalam bentuk suspensi
sehingga mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis (Suhartono,
2009).
Secara garis besar limbah domestik dibagi dalam dua kelompok yaitu limbah

3
organik dan limbah anorganik. Limbah organik bersumber dari kotoran (tinja), sisa
sayuran dan makanan, sedangkan limbah anorganik dapat berupa plastik, kertas,
bahan-bahan kimia yang diakibatkan oleh penggunaan deterjen, sampo, sabun dan
penggunaan bahan kimia lainnya. Sasongko ( Limbah organik umumnya dapat
didegradasi oleh mikroba dalam lingkungan. Sebaliknya, limbah anorganik lebih sulit
didegradasi sehingga sering menimbulkan pencemaran di lingkungan. Pada daerah
yang tidak mempunyai unit pengelolaan limbah domestik, umumnya limbah dibuang
langsung ke lingkungan khususnya perairan (sungai, danau) yang kemudian terangkut
dan terendapkan di sepanjang badan perairan.
Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa
karakteristik sesuai dengan sumbernya, dimana karakteristik limbah cair dapat
digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi yang diuraikan sebagai
berikut (Metcalf and Eddy, 2008).
a. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisika air limbah yang perlu diketahui adalah total solid, bau,
temperatur, densitas, warna, konduktivitas, dan turbidity.
1) Total Solid (TS)
Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses
evaporasipada suhu 103-105°C. Karakteristik yang bersumber dari
saluran airdomestik, industri, erosi tanah, dan infiltrasi ini dapat
menyebabkanbangunan pengolahan penug dengan sludge dan kondisi
anaerob dapattercipta sehingga mengganggu proses pengolahan.
2) Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi
materi atau penambahan substansi pada limbah.
3) Temperatur
Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di dalam
air.Air yang baik mempunyai temperatur normal 8°C dari suhu kamar
27°C.Semakin tinggi temperatur air (>27°C) maka kandungan oksigen
dalam airberkurang atau sebaliknya.
4) Density
Density adalah perbandingan anatara massa dengan volume yang
dinyatakan sebagai slug/ft3 (kg/m3).
5) Warna.

4
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu
dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang
abu–abumenjadi kehitaman.
6) Kekeruhan
Kekeruhan diukur dengan perbandingan antara intensitas cahaya
yangdipendarkan oleh sampel air limbah dengan cahaya yang
dipendarkan olehsuspensi standar pada konsentrasi yang sama (Eddy,
2008).
b. Karateristik Kimia
Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi
yaitu bahan organik, anorganik, dan gas.
1) Bahan organik
Pada air limbah bahan organik bersumber dari hewan, tumbuhan, dan
aktivitas manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari C, H, O, N
yang menjadi karakteristik kimia adalah protein, karbohidrat, lemak
dan minyak,surfaktan, pestisida dan fenol, dimana sumbernya adalah
limbah domestik,komersil, industri kecuali pestisida yang bersumber
dari pertanian.
2) Bahan anorganik
Jumlah bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh asal
air limbah. Pada umumnya berupa senyawa-senyawa yang
mengandung logamberat (Fe, Cu, Pb, dan Mn), asam kuat dan basa
kuat, senyawa fosfatsenyawa-senyawa nitrogen (amoniak, nitrit, dan
nitrat), dan juga senyawasenyawa belerang (sulfat dan hidrogen
sulfida).
3) Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam limbah cair yang tidak diolah
adalah nitrogen (N2), oksigen (O2), metana (CH4), hidrogen sulfida
(H2S), amoniak (NH3), dan karbondioksida (Eddy, 2008).
c. Karakteristik Biologi
Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol
timbulnya penyakit yang dikarenakan organisme pathogen. Karakteristik
biologi tersebut seperti bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat
dalamdekomposisi dan stabilitas senyawa organik (Eddy, 2008).

5
3. Penanganan Limbah Domestik

Metode atau cara pengolahan limbah telah banyak diperkenalkan oleh para
ahli, namun proses-proses yang berlainan itu pada prinsipnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yaitu pengolahan secara fisik, pengolahan secara kimia dan
pengolahan secara biologi.
a. Pengolahan Secara Fisik
Pengolahan limbah yang dilakukan secara fisik digunakan untuk mengolah limbah
yang mengandung benda padat seperti serat, ampas, lumpur, bulu serta kotoran
padat lainnya. Menurut Mahida (1986) cara ini disebut dengan cara pengolahan
limbah secara mekanis yang terdiri dari penyaringan, pengambilan buihnya,
pengambangan dan sedimentasi.
b. Pengolahan secara kimiawi
Pengolahan secara kimiawi banyak dilakukan dengan cara penambahan pereaksi
kimia tertentu yang sesuai dengan karakteristik bahan limbah seperti netralisasi,
presipitasi dan pemisahan (Djuangsih, 1981; Mutiara, 1999). Menurut Mahida
(1993), pengolahan secara kimiawi dapat berupa pengentalan, penghilangan bau
dan sterilisasi akan mematikan hama.
c. Pengolahan Secara Biologi
Pada umumnya pengolahan secara biologi dipergunakan untuk mereduksi atau
menurunkan kadar pencemaran organik dalam air limbah dengan menggunakan
dan memanfaatkan keaktifan mikroorganisme (Mahida, 1993), misalnya dengan
lumpur aktif (activated sludge), saringan menetes (trickling filter), kolam
stabilisasi dan sebagainya. Mara (1976) mengemukakan untuk kemungkinan
perlakuan limbah dan tidak semua tahap ini harus dikerjakan, tergantung dari
kualitas dan kebutuhan limbah. Keempat tahap perlakuan limbah tersebut meliputi
perlakuan pendahuluan, primer, sekunder dan tersier, diuraikan sebagai berikut.

 Limbah Cair Domestik


Terdapat 2 pendekatan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
pencemaran air yaitu pendekatan nonteknis dan pendekatan teknis. Pendekatan
nonteknis dilakukan dengan penerbitan aturan sebagai landasan hukum bagi
pengelola badan air dan penghasil limbah, sosialisasi peraturan dan

6
penyuluhan pada masyarakat. Sedangkan pendekatan teknis dilakukan dengan
penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana penanganan limbah,
mentoring, dan evaluasi.

Sistem Penanganan Limbah Cair Domestik


Cubluk

Berupa lubang yang diberi dinding tidak kedap air dan diberi tutup pada
bagian atasnya. Limbah dari jamban langsung dialirkan ke dalam cubluk.

Tangki Septik Konvensional


Berupa bak kedap air yang dilengkapi dengan pipa ventilasi dan lubang
kontrol. Biasanya terdapat di setiap rumah.

Tangki Septik Biofilter


Terdiri atas bak pengendap, ruangan yang berisi media filter (batu pecah,
batu apung, ijuk, dan kerikil).

7
Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik

Biasanya dibangun untuk perkantoran, restoran, hotel, dan rumah sakit.


Pengolahannya melalui tahapan penyaringan, pengendapan, proses biologis,
dan pemekatan lumpur.

 Limbah Padat Domestik


Dalam pengelolaan sampah berbentuk padat terdapat beberapa cara yaitu :
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan
emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang
baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian
dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah
3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

8
Daur ulang
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:

1) Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain
sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama
dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan
jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan
30% material kaca daur ulang.
2) Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang
telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu
mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan
kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru,
atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
3) Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam.
Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai
produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material
tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di
kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya
adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu,
dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low
Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga
mempermudah proses daur ulang.
4) Bahan bangunan Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan
dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan
aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi
pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk
membuat bahan bangunan baru semacam bata.
5) Logam Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur
ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat
dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses
logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat
tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium,
yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada

9
umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas
logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang
dengan tidak terbatas.

Pengomposan
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-
daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan
sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat
dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur
mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa
didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan
kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah
atau sampah organic.

Penimbunan terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada
metode penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar
dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

Sanitary landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan
ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Insenerasi

10
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume
sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses
insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik atau untuk pemanas ruangan.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Pengertian limbah domestik dapat diartikan sebagai suatu limbah yang


dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
 Berdasarkan wujudnya limbah ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu
limbah cair domestik dan limbah padat domestik.
 Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi yaitu
bahan organik, anorganik, dan gas.
 Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol
timbulnya penyakit yang dikarenakan organisme pathogen. Karakteristik
biologi tersebut seperti bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat
dalamdekomposisi dan stabilitas senyawa organik
 Metode atau cara pengolahan limbah telah banyak diperkenalkan oleh para
ahli, namun proses-proses yang berlainan itu pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu pengolahan secara fisik, pengolahan
secara kimia dan pengolahan secara biologi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2017. Pengertian Limbah Domestik. http://www.ebiologi.net/2017/01/pengertian-


limbah-domestik.html. Tanggal akses 28 September 2018.

Suhartono,E. 2009. Identifikasi Kualitas Perairan Pantai Akibat Limbah Domestik Pada
Monsum Timur Dengan Metode Indeks Pencemaran ( Studi Kasus Di Jakarta, Semarang Dan
Jepara ).

Anonym. 2013. Pengelolaan Limbah Padat Domestik.


https://sarawet.blogspot.com/2013/04/pengelolaan-limbah-padat-domestik.html. Tanggal
akses 1 Oktober 2018.

Anonym. 2014. Penanganan Limbah Cair.


http://bondanpradipta.blogspot.com/2014/07/penanganan-limbah-cair.html. Tanggal akses 1
Oktober 2018

13

Anda mungkin juga menyukai