Oleh:
PENDAHULUAN
Remaja saat ini semakin lama makin berkurang tingkat kepercayaan dirinya,
khususnya pada wanita termasuk Penulis, pastinya semua wanita ingin tampil beda
dari yang laiinya, ingin tampil modis dan cantik didepan umum. Suatu hal yang wajar
memang jika kita melihat fisik seseorang yang terkhusus bagian wajah atau muka
yang dipermukaan wajahnya terdapat bintik-bintik hitam atau bahkan jerawat dan
tidak heran jika terkadang orang menganggap jerawat ini timbul dikarenakan adanya
perubahan hormon apalagi bagi wanita yang akan mengalami menstruasi atau datang
bulan tetapi kebanyakan masyarakat merasa sipele jika melihat bahkan mengalami
jerawat ini.
Jerawat adalah penyakit kulit kronis akibat abnormalitas produksi sebum pada
kelenjar sebasea yang muncul pada saat kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif
(Kumar, 2008). Jerawat dapat terjadi pada usia muda atau tua dengan persentase
kejadian pada wanita sebanyak 27% dan 34% pada pria (Klaus, 2005). Walaupun
tidak termasuk penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian, jerawat jika tidak
ditangani dapat menimbulkan depresi dan krisis kepercayaan diri penderitanya (Purvis
dkk., 2006).
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi seluruh
sistem tubuh (Nina, 2008). Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung
maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Wim de
Jong, 2005).
Radiasi sinar matahari cukup kuat di Indonesia yang merupakan negara tropis.
provitamin D menjadi vitamin D3, yang berfungsi untuk metabolisme kalsium, dan
khususnyasinar UV, juga dapat membahayakan tubuh manusia, terutama kulit, jika
terpapar langsung dengan sinar matahari. Adanya efek negatif akibat radiasi sinar UV
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jerawat
2.1.1 Definisi
Acne vulgaris atau jerawat merupakan penyakit kulit akibat peradangan kronik
folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis
berupa komedo, papula, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksinya (Masjoer
dkk., 2000). Acne vulgaris atau jerawat adalah kelainan folikel umum yang mengenai
pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka,
leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), papula,
Pada dasarnya jerawat memiliki gejala yang cukup umum, yaitu benjolan kecil
(papul) yang muncul di atas kulit. Benjolan tersebut biasanya berwarna kemerahan
atau kuning (karena mengandung nanah). Selain itu, ada beberapa tanda lainnya dari
jerawat. Seperti sensasi panas/ terbakar akibat adanya peradangan dan timbulnya rasa
gatal. Selain itu juga ada juga gejala khas jerawat berupa komedo. Komedo
berwarna hitam disebut komedo hitam (blackheads). Sedangkan yang berwarna putih
disebut komedo putih (whiteheads). Komedo putih berada di lokasi yang lebih dalam
2.1.3 Klasifikasi
Selama ini, tidak terdapat standar internasional untuk pengelompokan dan sistem
grading pada acne. Hal ini sering menimbulkan kesulitan dalam pengelompokan acne.
Saat ini, terdapat lebih dari 20 metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan
Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang dan
berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI / RSUPN Dr.
Whitehead (komedo tertutup) merupakan kelainan berupa bintil kecil dengan lubang
kecil atau tanpa lubang karena sebum yang biasanya disertai bakteri menumpuk di
folikel kulit dan tidak bisa keluar. Blackhead (komedo terbuka) merupakan
perkembangan lebih lanjut dari komedo tertutup, terjadi ketika folikel terbuka di
2) Sedang
Meliputi: papule, pustule dan nodule. Papel terjadi ketika dinding folikel rambut
mengalami kerusakan atau pecah sehingga sel darah putih keluar dan terjadi inflamasi
tanpa memiliki kepal. Pustule terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih
keluar ke permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau
kuning di tengahnya yang mengandung sel darah putih.Nodule, Bila folikel pecah di
dasarnya maka terjadi benjolan radang yang besar yang sakit bila disentuh. Nodus
biasanya terjadi akibat rangsang peradangan oleh fragmen rambut yang berlangsung
lama.
3) Berat
Meliputi abses dan sinus (akne kongloblata). Abses kadang beberapa papel atau
kemerahan, nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa campuran darah, nanah
dan sebum. Pada proses penyembuhan kelainan ini meninggalkan jaring parut yang
luas. Jenis jerawat paling berat (acne konglobata). Sering terdapat di lekukan samping
hidung, hidung, rahang dan leher. Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang
bisa mencapai 10 cm dan mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang
waktu berbulan-bulan, bahkan tahun dan dapat kambuh lagi bila mengalami proses
Dalam klasifikasi ini dikatakan sedikit apabila jumlah < 5, beberapa 5- 10 dan
banyak >10 lesi. Sedangkan berdasarkan peradangan jerawat dibagi menjadi Tak
beradang meliputi komedo putih, komedo hitam, papul dan beradang meliputi pustul,
Etiologi Acne Vulgaris belum diketahui secara pasti. Secara garis besar terdapat
kelenjar sebasea dan produksi sebum berada di bawah pengaruh hormon androgen.
Pada penderita acne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal
beredar dalam darah (testoteron) ke bentuk metabolit yang lebih aktif (5>alfa
dehidrotestoteron).
proliferasi sel penghasil sebum. Meningkatnya produksi sebum pada penderita acne
disebabkan oleh respon organ akhir yang berlebihan (end-organ hyperresponse) pada
kelenjar sebasea terhadap kadar normal androgen dalam darah, sehingga terjadi
2. Keratinisasi folikel
korneosit dalam saluran pilosebasea. Hal ini dapat disebabkan oleh bertambahnya
produksi korneosit pada saluran pilosebasea, pelepasan korneosit yang tidak adekuat,
atau dari kombinasi kedua faktor. Bertambahnya produksi korneosit dari sel
keratinosit merupakan salah satu sifat komedo. Terdapat hubungan terbalik antara
sekresi sebum dan konsentrasi asam linoleik dalam sebum. Dinding komedo lebih
linoleik merupakan unsur penting dalam seramaid-1, lemak lain mungkin juga
berpengaruh pada patogenesis acne. Kadar sterol bebas juga menurun pada komedo
hiperkeratosis folikel.
Terdapat tiga macam mikroba yang terlibat pada patogenesis acne adalah
disertai dengan kenaikan jumlah Corynebactirium Acnes, tetapi tidak ada hubungan
antara jumlah bakteri pada permukaan kulit atau dalam saluran pilosebasea dengan
derajat hebatnya acne. Dari ketiga macam bakteri ini bukanlah penyebab primer pada
proses patologis acne. Beberapa lesi mungkin timbul tanpa ada mikroorganisme yang
hidup sedangkan pada lesi yang lain mikroorganisme mungkin memegang peranan
penting. Bakteri mungkin berperan pada lamanya masing–masing lesi. Apakah bakteri
yang berdiam di dalam folikel (resident bacteria) mengadakan eksaserbasi tergantung
pada lingkungan mikro dalam folikel tersebut. Menurut hipotesis Saint-Leger, skualen
yang dihasilkan oleh kelanjar sebasea dioksidasi di dalam folikel dan hasil oksidasi ini
menjadi penyebab terjadinya komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan
yang bila dilepaskan dalam folikel akan menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi
skualen sehingga oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan
peradangan folikel. Hipotesis ini dapat menerangkan bahwa acne hanya dapat terjadi
4. Inflamasi
Faktor yang menimbulkan peradangan pada acne belum diketahui dengan pasti.
Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang dihasilkan oleh
yang berberat molekul rendah (tidak memerlukan komplemen untuk bekerja aktif)
bila keluar dari folikel dapat menarik leukosit nukleus polimorf (PMN) dan limfosit.
Bila masuk ke dalam folikel PMN dapat mencerna Corynebacterium Acnes dan
Bahan keratin yang sukar larut yang terdapat di dalam sel tanduk serta lemak dari
kelenjar sebasea dapat menyebabkan reaksi non spesifik yang disertai oleh mekrofag
dan sel–sel raksasa. Pada fase permulaan peradangan yang ditimbulkan oleh
Corynebacterium Acnes, juga terjadi aktivasi jalur komplemen klasik dan alternatif
1. Faktor genetik.
menderita acne. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa acne terjadi pada 45%
remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila ke
dua orang tuanya tidak menderita acne. (Ayudianti & Indramaya, 2010)
2. Kebersihan wajah.
3. Faktor ras.
Warga Amerika yang berkulit putih lebih banyak menderita acne dibandingkan
dengan ras yang berkulit hitam dan acne yang diderita lebih berat dibandingkan
4. Hormonal
memperparah acne. Rata-rata 60-70% wanita yang mengalami masalah acne menjadi
lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah
menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif rata-rata satu minggu sebelum menstruasi
yang disebabkan oleh hormon progesteron. Hormon estrogen dalam kadar tertentu
kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis dan hormon Gonadotropin
mempunyai efek menurunkan produksi sebum sehingga dapat menghambat
5. Diet.
Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total kalori dan
jenis makanan, karena hal tersebut tidak dapat menimbulkan acne tetapi
6. Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne dan pajanan sinar matahari
7. Lingkungan
Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industri dan
8. Stres.
Mekanisme yang tepat dari proses acne tidak sepenuhnya dipahami, namun lebih
sering disebabkan oleh sebum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan
peradangan. Selain itu androgen, mikroba dan pengaruh pathogenetic juga bekerja
dalam proses terjadinya acne (Thiboutot, 2008). Acne dapat kambuh atau bertambah
1. Pengobatan topikal
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri atas: bahan
iritan yang dapat mengelupas kulit, antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah
mikroba dalam folikel Acne Vulgaris, anti peradangan topikal dan lainnya seperti atil
laktat 10% yang untuk menghambat pertumbuhan jasad renik (Burns dkk.,2005).
2. Pengobatan sistemik
di samping itu juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan
bakteri sistemik, obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara
retinoid oral sebagai antikeratinisasi dan obat lainnya seperti anti inflamasi non
Tretinoin (retinoid, topikal asam vitamin A) adalah agen komedolitik yang dapat
Tretinoin tersedia dalam bentuk solutio 0,05%, gel 0,01% dan 0,025%, serta dalam
Efek samping yang dapat terjadi yaitu iritasi kulit, eritema, pengelupasan, alergi
matahari, angin, dingin, dan penyebab iritasi lainnya. Untuk mengatasi jerawat yang
ringan terapi yang direkomendasikan adalah krim 0,025% pada kulit sensitif dan tidak
berminyak. Untuk jerawat tingkat sedang digunakan gel 0,01% pada kulit yang
mudah teritasi dan berminyak, dan gel 0,025% untuk kulit tidak sensitif dan
berminyak.
2. Siproteron Asetat
Indikasi: Pengobatan hormonal untuk jerawat berat pada wanita yang sukar
disembuhkan dengan terapi antibakteri yang panjang, hirsutisme sedang sampai berat
Dosis: sekali sehari 2 mg selama 21 hari dimulai pada hari pertama siklus
menstruasi dan ulangi setelah interval 7 hari, umumnya untuk beberapa bulan;
hentikan jika jerawat atau hirsutisme telah hilang (pemberian kembali dapat dilakukan
peradangan jerawat ringan sampai sedang tetapi khasiat terbatas dibandingkan dengan
terapi lain. Merupakan sebuah alternatif untuk retinoid topikal untuk terapi
pemeliharaan. Asam azelaic tersedia dalam krim 20% dan gel 15%, dengan
pemakaian dua kali sehari (pagi dan sore) pada kulit kering dan bersih.
4. Adapalene
Cream: 0.1%, Gel: 0.1% Dosis: oleskan pada area kulit yang terkena, satu kali sehari
5. Tazarotene
dan antiinflamasi. Produk tersedia di pasaran dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1%
Dapson topikal memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi. Dapson topikal gel
0,5% direkomendasikan oleh FDA sebagai treatment pada pasien acne diatas 12 tahun
Sediaan : gel 5%. Dosis : setiap 12 jam Agen Sistemik (First-Line therapy-severe
nodulaar/ conglobata)
merupakan pengobatan pilihan pada acne nodulaositik parah, pasien dengan acne
scarring, pasien dengan acne kronik, dan pada pasien acne yang mengalami gangguan
psikologi yang parah. Terdapat beberapa efek samping akibat penggunaan isotretinoin
secara oral tergantung jumlah, frekuensi dan dosis yang digunakan. Dosis isotretinoin
yang dianjurkan yaitu pada rentang 0,5 higga 1 mg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi.
antiinflamasi pada pasien acne. Eritromisin dapat digunakan pada pasien yang
membutuhkan antibiotik sistemik tetapi tidak dapat mentoleransi tetrasiklin, atau pada
pasien dengan bakteri yang resisten terhadap antibiotic tetrasiklin. Dosis lazim yang
acnes. Azitromisin yang merupakan turunan dari eritromisin aman untuk digunakan
dan efektif untuk pengobatan pasien dengan acne inflamasi yang sedang hingga parah.
Dengan waktu paruhnya yang mencapai 68 jam, obat ini dapat digunakan tiga kali
lebih efektif jika digunakan dengan tambahan antibiotik. Antibiotik baik oral ataupun
topikal dapat mengurangi populasi dari acne secara in vivo. Antibiotik yang biasanya
Adalah zat keratolitik yang juga berdaya bakteriostatis terhadap kuman jerawat.
Benzoilperoksida (Benzolac) berupa krim atau gel 5% yang dioleskan pada jerawat 2
kali sehari dalam kondisi kulit bersih. Untuk efek yang lebih baik dapat diganti
dengan krim 10%. Efek samping berupa terjadinya iritasi kulit dengan gejala
kemerahan, kulit berserpih dan gatal. Bila satu atau lebih efek ini muncul, pengobatan
sebaiknya dilanjutkan dengan sediaan yang kadarnya lebih rendah, atau dihentikan
sama sekali dan berkonsultasi pada dokter. Selama pengobatan dengan gel sebaiknya
menghindari sinar matahari. Tidak boleh digunakan pada kulit yang rusak dan wanita
2. Asam salisilat
Asam salisilat berkhasiat sebagai fungistatik, bakteriostatik, dan keratolitik. Asam
salisilat berupa lotion atau krim (10%) yang dioleskan 2 kali sehari. Efek samping
Sulfur atau belerang endap merupakan obat jerawat yang berupa suspensi yang
berguna sebagai obat germisida, fungisida, parasitisida, dan keratolitik. Aturan pakai
sulfur dengan cara dioleskan pada kulit yang berjerawat. Efek samping yang
ditimbulkan berupa iritasi. Hal yang harus diperhatikan adalah hindari kontak dengan
Sebelum jerawat muncul di wajah ada baikknya kita melakukan beberapa treatment
agar wajah kita tetap bersih, mulus serta bebas dari yang namanya jerawat. Berikut
beberapa rekomendasi atau terapi non-farmakolgi yang dapat diberikan agar kita
1. Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut.
iritasi.
2. Jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari karena hal ini seringkali
dapat merusak kulit dengan terjadinya infeksi, yang bisa meradang dan meninggalkan
bekas.
3. Efek baik dari diet seperti makanan berlemak untuk menghindari timbulnya jerawat
dilakukan pasien untuk mengurangi frekuensi dan gejala jerawat adalah perawatan
kulit, pemilihan kosmetik sesuai dengan kondisi kulit, diet makanan, menjaga emosi,
dan disarankan untuk tidak menyentuh jerawat, memijit, dan menggosok jerawat,
karena hal tersebut dapat memperparah kondisi jerawat. Sifat jerawat adalah kumat-
kumatan dan kita tidak dapat menghilangkan jerawat dari tubuh namun kita hanya
oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar
merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh (Jong,
2005).
Luka bakar merupakan trauma yang berdampak paling berat terhadap fisik
dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi (Yefta, 2003). Kegawatan
psikologis tersebut dapat memicu suatu keadaan stress pasca trauma atau post
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya
jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar
kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat – zat pembersih yang
sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang
digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh
lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
mengenai tubuh.
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh
sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe
Luka bakar terbagi dalam 3 fase, dimana pembagian fase ini akan membantu
penanganan luka bakar yang lebih terintegrasi. 3 fase tersebut antara lain :
1. Fase Akut/Syok/Awal
IRD/ Unit luka bakar. Seperti penderita trauma lainnya, penderita luka bakar
segera atau beberapa saat seteah trauma, namun obstruksi jalan nafas akibat juga
dapat terjadi dalam 48-72 jam paska trauma. Cedera inhalasi pada luka bakar
adalah penyebab kematian utama di fase akut. Ganguan keseimbangan sirkulasi
cairan dan elektrolit akibat cedera termal berdampak sitemik hingga syok
2. Fase Subakut/Flow/Hipermetabolik
Fase ini berlangsung setelah syok teratasi. Permasalahan pada fase ini adalah
proses inflamasi atau infeksi pada luka bakar, problem penutupan lukan, dan
3. Fase Lanjut
Pada fase ini penderita dinyatakan sembuh, namun memerlukan kontrol rawat
jalan. Permasalahan pada fase ini adalah timbulnya penyulit seperti jaringan parut
Menurut (Jong, 2005) berat ringannya luka bakar yang terjadi dipengaruhi
sumber, penyebab, dan lamanya kontak dengan permukaan tubuh. Luka bakar
edema, tidak dijumpai bula, dan terasa nyeri akibat ujung saraf sensoris
memerlukan pembalutan.
inflamasi disertai proses eksudasi. Pada derajat ini terdapat bula dan terasa
tampak kemerahan, edema, dan terasa lebih nyeri daripada luka bakar
derajat I. luka sangat sensitif dan akan lebih pucat jika kena tekanan. Masih
namun warna kulit sering tidak sama dengan sebelumnya. Perawatan luka
dengan dasar luka eritema yang basah. Permukaan luka berbecak merah
dan sebagian putih karena variasi vaskularisasi. Luka terasa nyeri, namun
bahan sintetis).
jaringan subkutis, otot, dan tulang. Tidak ada lagi elemen epitel dan tidak
koagulasi protein epidermis dan dermis. Luka tidak nyeri dan hilang
sulit karena tidak ada epitelisasi spontan. Perlu dilakukan eksisi dini untuk
eskar dan tandur kulit untuk luka bakar derajat II dalam dan luka bakar
Berikut adalah gambar derajat kedalaman luka bakar yang disajikan pada
gambar.1
sebagai berikut: kepala dan leher 9%, lengan 18%, badan bagain depan 18%,
badan bagian belakang 18%, tungkai 36%, dan genetalia/ perineum 1%. Luas
telapak tangan penderita adalah 1% dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak-
anak menggunakan modifikasi rule of nine Lund dan Browder yang membedakan
pada anak usia 15 tahun, 5 tahun, dan 1 tahun (Noer dkk., 2006).
Berdasarkan derajat kedalaman luka bakar maka dapat ditentukan tingkat keparahan
Luka bakar pada wajah, telinga, mata, tangan, kaki dan genitalia/perineum
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, dan disertai trauma lain.
2.2.4 Terapi
2.2.4.1 Non Farmakologi
Cairan susu
Susu merupakan cairan yang paling bagus untuk mengompress luka bakar
kecil. Rendam daerah luka dengan susu selama 15 menit atau lebih. Bila
dibasahi susu untuk menutup daerah yang terbakar. Lemak yang terdapat
penyembuhan.
Lidah buaya
Lidah buaya akan mempercepat proses penyembuhan, dua atau tiga hari
setelah terluka. Anda dapat membubuhi daerah luka dengan cairan dari
daun lidah buaya. Kesejukan dari cairan itu akan membantu meredakan
nyeri. Gunakan empat sampai 5 kali sehari tanpa ditutup dengan perban.
Kentang
Kentang juga bisa dipakai untuk pertolongan luka bakar. Irislah kentang
lalu tutup daerah yang terbakar menggunakan irisan tersebut. Zat tepung
pada kentang akan menetralisir luka bakar, rasa nyeri dan mencegah
pembentukan jaringan parut.
Madu
Madu yang digunakan untuk menutup luka akan menyejukan luka,
meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan. Madu juga akan
mencegah infeksi kuman serta melindungi daerah luka.
Minyak lavender
Minyak lavender akan meredakan rasa nyeri dan mempercepat
penyembuhan serta mencegah jaringan parut. Pertama tama, bersihkan
daerah luka dengan air dan sabun. Campur minyak lavender dengan minyak
zaitun dengan perbandingan 1 : 3. Selanjutnya tutuplah daerah luka dengan
campuran tadi.
melindungi kulit dari paparan sinar matahari (UV-A dan UV-B). Sediaan tabir
1982;Pugliese, 2001).
Sinar Ultraviolet terdiri dari 3 pita utama atau komponen, yaitu sinar UVA,
320 hingga 400 nm. Sinar UVA berpenetrasi lebih dalam ke dalam kulit
dibanding UVB, maka mempunyai efek lebih besar pada dermis dibanding
2. Sinar Ultraviolet B (UVB) memiliki panjang gelombang antara 290 dan 320
II, 2000).
dikenal sebagai radiasi germisidal. Hanya sedikit radiasi UVC dari matahari
atmosfir. Kebanyakan UVC yang mengenai kulit diserap oleh lapisan sel
kimiawi, fisik, dan biologis. Beberapa bahan aktif tabir surya mungkin bekerja
dengan lebih dari satu cara dari tiga cara berikut (Caswell, 2000; Oroh&
Ekowati, 2001).
UVR ke epidermis.
dan lain-lain.
Sunscreen fisik, biasa disebut sunblock, antara lain talk, titan oksida (TiO2),
seng oksida (ZnO), feri klorida, clay, starch, kaolin, kalsium karbonat
UV dan sinar tampak pada panjang gelombang dari 290 hingga 777 nm,
Sunscreen fisik lebih aman karena tidak menimbulkan reaksi kimia yang
aktif tabir surya kimiawi atau fisis harus bertahan pada stratum
1. Preparat anhydrous
Minyak-minyak cair suntan menduduki tempat yang paling penting.
Keuntungan yang spesifik dari sediaan berminyak adalah sifat tahan terhadap
air yang timbul saat berkeringat pada saat berjemur atau berenang. Efek
lubrikan (perlindungan mekanik) juga dipertimbangkan sebagai hal yang
sangat menolong. Minyak nabati digunakan sebagai tabir surya karena
mamiliki kemampuan menyerap dalam range UV kritikal. Hal ini
ditunjukkan oleh minyak wijen yang paling luas penggunannya.
2. Emulsi (m/a, a/m)
Berbagai jenis emulsi, non lemak m/a, semi lemak , lemak m/a, telah
digunakan sebagai tabir surya dengan kandungan lemak yang tinggi
menyerupai minyak dan non lemak serupa dengan sediaan berair.
Keuntungan dari produk emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang
menyenangkan saat penggunaannya.
3. Preparat tanpa lemak
Dibandingkan dengan minyak suntan, sediaan ini memiliki
keuntungan yaitu tidak berlemak dan lengket serta nyaman dalam
penggunannya. Kelompok ini dibagi atas komposisi alcohol tinggi atau
rendah. Kerugian utama dari sediaan berair dan rendah alcohol adalah
kelarutannya dalam air yaitu kehilangan aktivitas pada kondisi berkeringat
atau dalam air.
3.2.6 Contoh-Contoh Sunscreen
1. Parasol Cooling Mist Sun Spray SPF 25
Komposisi : Butyl methoxydibenzoylmethane, Octocrylene,
Benzophenone-3, Dimethylmethoxy chromanyl
palmitate, Aloe barbadensis leaf extract
Indikasi : Melindungi dari UVA dan UVB
Kemasan : botol 60 ml
Cara penggunaan : Semprotkan sunscreen secara merata pada bagian
tubuh yang akan dilindungi kurang lebih 30 menit
sebelum beraktifitas di luar. Ulangi pemakaian setiap
3-4 jam selama beraktifitas.
2. Parasol SPF 33
Komposisi : Octyl methoxycinnamate, Oxybenzone,
Microtitanium dioxide, Methyl benzilidene camphor,
Butyl methoxy dibenzoil methane, Cetil alcohol,
Tocopherol acetate, Red ion oxide, Cl No.
77492, Sodium lauryl sulphate, Propyl paraben,
Methyl paraben, Aloe vera, Purified water.
Indikasi : Tabir surya dan pelembab.
Kemasan : 20 Gram / Tube
Cara penggunaan : Sebelum bepergian keluar kena sinar matahari,
oleskan krim tipis-tipis pada bagian kulit yang akan
dilindungi. Pastikanlah bahwa seluruh kulit tersebut
telah tertutupi dan bila mana perlu ulangi pemakaian
untuk memastikan suatu perlindungan yang cukup.
Hilangkan krim pada waktu malam hari dengan
memakai krim/susu pembersih atau dengan sabun dan
air dan pakailah kembali waktu pagi hari.
3. Intersun Lotion SPF 30
Komposisi : Per mililiter lotion Vit E, aloe vera, ethylhexyl
methoxycinnamate, benzophenone-3.
Indikasi : Tabir surya & pelembab.
Kemasan : botol 100 ml
Cara penggunaan : Gunakan pada area kulit yang perlu dilindungi dari
sinar matahari yaitu 30 menit sebelum pemaparan
terhadap sinar matahari.
BAB III
STUDI KASUS