Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id1

Artikel Penelitian

Gambaran Tekanan Darah Peridialisis pada Penderita


Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisis di RSUP
Dr M. Djamil Padang pada Bulan Mei 2016
Sari Ramadhani1 , Desywar2 , Hudila Rifa Karmia3

Abstrak
Insiden PGK terus meningkat dan hemodialisis merupakan terapi terbanyak yang dipilih di Indonesia.
Perubahan tekanan darah dapat terjadi selama hemodialisis, hipertensi dan hipotensi peridialisis dapat menimbulkan
komplikasi terhadap sistem kardiovaskular yang mengancam nyawa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
populasi semua penderita PGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil pada bulan Mei 2016 dan sampel
penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 25 orang responden yang memenuhi kriteria,
dengan umur rerata 52.44 ± 10,87 tahun. Hipertensi predialisis terjadi pada 69.33% responden, sedangkan hipotensi
predialisis tidak pernah terjadi. Komplikasi intradialisis yaitu hipertensi 50.67% dan hipotensi 24%. Setelah
hemodialisis hanya 17.33% yang tekanan darahnya kembali normal, 49.34% mengalami hipertensi postdialisis dan
10.66% mengalami hipotensi postdialisis. Penelitian ini menunjukkan bahwa hipertensi peridialisis lebih sering terjadi
dibanding hipotensi.
Kata kunci: hemodialisis, peridialisis, predialisis, intradialisis, postdialisis, hipertensi, hipotensi

Abstract
Incidence of CKD increase continuously and hemodialysis is the most therapy was choosen in Indonesia. The
alteration of blood pressure can occur during hemodialysis, perydialysis hypertension and hypotension can caused
complication of cardiovascular system which threaten people life. This research is descriptive study with population is
all CKD patients who undergo hemodialysis in Dr. M. Djamil Padang hospital at May 2016 and research sample is
population that fulfill inclusive and exclusive criteria. There are 25 subject who fulfill criteria with average of age 52,44
± 10,87 years. Predialysis hypertension occur to 69,33% subject, while hypotension predialisis never occur.
Intradialysis complication that are hypertension 50,67% and hypotension 24%. After hemodilaysis, only 17,33%
subject whom blood pressure that back to normal value, 49,34% suffered hypertension postdialysis and 10,66%
suffered hypotension postdialysis. This research shows that perydialysis hypertension more often occur than
hypotension.
Keywords: hemodialysis, perydialysis, predialysis, intradialysis, postdialysis, hypertension, hypotension

Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran terus meningkat akibat semakin banyaknya penderita
Universitas Andalas); 2. Bagian Patologi KLinik FK UNAND; 3 Bagian
hipertensi, diabetes melitus dan infeksi saluran kemih
Obstetri dan Ginekologi FK UNAND
Korespondensi: Sari Ramadhani,, email: serta pola hidup yang tidak sehat.1
Pada PGK stadium terminal dibutuhkan terapi
sari.ramadhani95@yahoo.co.id Telp: 085274212128
pengganti ginjal, salah satunya hemodialisis.2
Hemodialisis bukanlah terapi definitif, tetapi hanya
PENDAHULUAN
untuk memperpanjang harapan hidup penderita PGK.
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah
Tujuan utama hemodialisis adalah mengendalikan
satu masalah kesehatan dunia hingga saat ini, karena
uremia, kelebihan cairan, dan ketidakseimbangan
jumlah penderita terus meningkat serta menimbulkan
elektrolit pada penderita penyakit ginjal kronis.3
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Insiden PGK

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id2

Selama proses hemodialisis, dapat terjadi Pengukuran tekanan darah dilakukan


komplikasi yang membahayakan kondisi pasien yang sebanyak 3 kali yaitu sebelum, 1 jam pertengahan dan
dikenal dengan komplikasi intradialisis. Secara teoritis, sesudah hemodialisis. Semua pasien yang diteliti,
komplikasi intradialisis yang paling sering adalah dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak tiga
hipotensi (20-30%), karena penarikan cairan selama kali periode hemodialisis.
hemodialisis, sehingga curah jantung menurun yang Gambaran tekanan darah peridialisis dilihat
4,5
menyebabkan hipotensi. Namun, berdasarkan berdasarkan jenis kelamin, umur, etiologi PGK, dan
beberapa penelitian didapatkan hipertensi intradialisis lama menjalani hemodialisis. Gambaran tekanan
5
lebih sering terjadi dibanding hipotensi. Armiyati darah dianalisis dari keseluruhan prosedur
(2010) mendapatkan 54% pasien hemodialisis salah hemodialisis yang diikuti. Kejadian hipotensi dan
satu RS di Yogyakarta mengalami hipertensi hipertensi juga dilihat berdasarkan frekuensinya, yaitu
intradialisis, dan bahkan Kidney Disease Outcome kadang-kadang, sering dan selalu. Kadang-kadang
Quality Initiative (2006) menyebutkan bahwa 60-90% apabila hipotensi atau hipertensi terjadi 1 kali dari 3
pasien yang menjalani hemodialisis mengalami kali periode hemodialisis. Sering apabila terjadi 2 kali
5,6
hipertensi.
dari 3 kali periode hemodialisis. Selalu apabila terjadi
Abnormalitas tekanan darah tidak hanya
3 kali dari 3 kali periode hemodialisis yang diikuti pada
terjadi saat intradialisis, tetapi juga dapat terjadi saat
masing-masing responden.
predialisis dan postdialisis. Pasien yang tidak
membatasi asupan cairan selama masa interdialisis, HASIL
akan berdampak pada peningkatan berat badan dan Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
tekanan darah predialisis yang akan menjadi faktor dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 orang. Hasil
risiko munculnya komplikasi intradialisis.7 Tekanan penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak
darah postdialisis yang abnormal berkaitan dengan dari perempuan dengan perbandingan 3:2. Umur
pencapaian berat badan kering inadekuat selama rerata responden adalah 52.44 ± 10.87 tahun, dengan
8
hemodialisis. umur termuda 18 tahun dan tertua 67 tahun. Etiologi
Abnormalitas tekanan darah peridialisis
PGK yang terbanyak dalam penelitian ini adalah
(predialisis, intradialisis dan postdialisis) yang
diabetes melitus dan diikuti oleh hipertensi. Sebagian
signifikan pada pasien hemodialisis menetap dapat
besar responden (60%) telah menjalani hemodialisis
menyebabkan gangguan kardiovaskular yang dapat
selama 1-5 tahun, hanya sedikit yang telah menjalani
mengancam nyawa pasien. Berdasarkan laporan
hemodialisis > 5 tahun.
Indonesian Renal Registry, 49% penyebab kematian Distribusi dan frekuensi tekanan darah

pasien hemodialisis adalah gangguan kardiovaskular.


1 peridialisis dianalisis dari keseluruhan prosedur
Berdasarkan uraian diatas, terdapat hemodialisis yang diikuti, yaitu sebanyak 75 prosedur.
perbedaan signifikan antara teoritis dengan beberapa
Tekanan Darah Predialisis
hasil penelitian tentang kejadian komplikasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
intradialisis, dan bervariasinya tekanan darah 69.33% penderita PGK yang menjalani hemodialisis
peridialisis. Oleh karena itu penulis termotivasi mengalami hipertensi sedangkan sisanya normotensi
melakukan penelitian tentang gambaran tekanan dan prehipertensi.
darah peridialisis pada penderita penyakit ginjal kronis Perempuan (80%) lebih sering mengalami

yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr M. Djamil hipertensi predialisis dibanding laki-laki (62.22%).

Padang pada bulan Mei 2016. Kejadian hipertensi predialisis cenderung meningkat
pada responden yang berumur lebih muda dan
METODE dengan PGK yang disebabkan oleh hipertensi.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
yang dilakukan di unit hemodialisis RSUP Dr M. Djamil
Padang pada bulan Mei 2016, pada pukul 08.00-19.00
WIB. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive
total sampling.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id3

Tekanan Darah Intradialisis Tabel 2. Distribusi frekuensi terjadinya hipertensi


Sebanyak 50.67% responden mengalami
hipertensi intradialisis, 24% mengalami hipotensi peridialisis
intradialisis dan sisanya tekanan darah masih dalam Frekuensi hipertensi
Waktu Tidak Kadang- Jumlah
batas normal. Sering Selalu
pengukuran pernah kadang total
Perempuan (56.67%) lebih sering mengalami n % n % n % n % n %
Predialisis 3 12 5 20 4 16 13 52 25 100
hipertensi intradialisis dibanding laki-laki (46.67%), Intradialisis 5 20 7 28 8 32 5 20 25 100
Postdialisis 6 24 7 28 6 24 6 24 25 100
dan cenderung lebih banyak pada responden yang
berumur lebih muda dengan PGK yang disebabkan Tabel 2 menunjukkan bahwa 88% responden
oleh batu ginjal yang baru menjalani hemodialisis <1 mengalami hipertensi predialisis dimana 52%
tahun. diantaranya selalu mengalaminya. Sebanyak 20%
Hipotensi intradialisis banyak pada laki-laki
responden selalu mengalami hipertensi intradialisis,
(28.89%) dibanding perempuan (16.67%), dan
dan 24% responden selalu mengalami hipertensi
cenderung lebih banyak pada responden yang lebih
postdialisis.
tua dengan PGK yang disebabkan oleh kista ginjal dan
ISK yang telah menjalani hemodialisis 1-5 tahun. PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini berasal dari
Tekanan Darah Postdialisis kelompok umur yang berbeda. Umur rerata responden
Setelah hemodialisis, hanya 17.33%
adalah 52.44 ± 10.87 tahun. Sebagian besar
responden yang mencapai tekanan darah normal.
responden (52%) berasal dari kelompok umur 51–60
Sedangkan 49.34% mengalami hipertensi postdialisis,
tahun, dengan umur terendah 18 tahun dan umur
10.67% mengalami hipotensi postdialisis, dan sisanya
tertua 67 tahun.
mengalami prehipertensi. Etiologi PGK tebanyak dalam penelitian ini
Abnormalitas tekanan darah postdialisis, baik
adalah diabetes melitus dan hipertensi. Berdasarkan
hipertensi maupun hipotensi lebih banyak pada
data Indonesian Renal Registry 2014, penyebab
perempuan dibanding laki-laki dengan umur yang lebih
utama PGK di Sumatera Barat adalah hipertensi dan
muda dan PGK yang disebabkan oleh ISK. Hipertensi
diikuti dengan diabetes melitus. Hal ini berbeda
postdialisis lebih banyak pada responden yang telah
dengan etiologi PGK pada dekade sebelumnya, yaitu
menjalani hemodialisis < 1 tahun sedangkan hipotensi
menurut PERNEFRI tahun 2000, penyebab utama
postdialisis lebih banyak terjadi pada responden yang
penderita PGK yang menjalani hemodialisis adalah
telah menjalani hemodialisis > 5 tahun.
glomerulonefritis, karena pada saat itu infeksi masih
Distribusi Hipotensi dan Hipertensi Peridialisis sangat banyak di Indonesia. Seiring dengan
Tabel 1. Distribusi frekuensi terjadinya hipotensi berjalannya waktu dan perkembangan zaman, terjadi
peridialisis perubahan pola hidup masyarakat di Indonesia
Frekuensi hipotensi sehingga penyakit metabolik (terutama diabetes
Kadang
Waktu Tidak Jumlah melitus) dan hipertensi semakin banyak terjadi dan
– Sering Selalu
pengukuran pernah total
kadang menimbulkan komplikasi terhadap ginjal.1
n % n % n % n % n %
Predialisis 25 100 0 0 0 0 0 0 25 100
Intradialisis 9 36 14 56 2 8 0 0 25 100
Tekanan Darah Predialisis
Postdialisis 17 68 8 32 0 0 0 0 25 100
Rerata tekanan darah predialisis adalah
144.80/86.20 ± 21.4/10.93 mmHg, angka ini lebih
Tabel 1 menunjukkan bahwa semua
rendah dibandingkan rerata tekanan darah predialisis
responden tidak pernah mengalami hipotensi
dari hasil penelitian Leypoldt et al (2002) yaitu
predialisis. Sebanyak 56% responden kadang-kadang
153.1/81.7 ± 24.7/14.8 mmHg.9
mengalami hipotensi intradialisis, dan 8% sering
Hipertensi predialisis sangat sering terjadi,
mengalami hipotensi intradialisis, serta 32%
yaitu sebanyak 69.33%, sedangkan hipotensi
responden kadang-kadang mengalami hipotensi
predialisis tidak pernah terjadi. Pada 16% kasus,
postdialisis.
tekanan darah predialisis masih dalam batas normal.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Hudson

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id4

(2008) yang menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab hipertensi intradialisis adalah aktivasi sistem
pasien yang akan melakukan hemodialisis mengalami RAA oleh hipovolemia yang disebabkan oleh
hipertensi sebanyak 50-60%. ultrafiltrasi yang berlebihan saat hemodialisis dan
Secara umum tekanan darah penderita PGK variasi dari kadar elektrolit terutama kalsium dan
cenderung meningkat karena ginjal tidak dapat kalium.11
mengekskresikan kelebihan cairan dan natrium Dari penelitian ini didapatkan hipertensi
dengan baik, sehingga terjadi penumpukan cairan intradialisis lebih banyak terjadi pada perempuan dari
didalam tubuh dan menyebabkan overload cairan pada laki-laki. Namun, menurut Cianci R et al (2009)
yang menimbulkan hipertensi. Hal inilah yang faktor gender mempengaruhi terjadinya hipertensi
menyebabkan tekanan darah sebelum hemodialisis intradialisis, dimana laki-laki lebih berisiko mengalami
cenderung tinggi, dan semakin parah apabila pasien hipertensi intradialisis.12
tidak mengontrol asupan cairan dan makanan selama Persentase hipotensi intradialisis dalam
masa interdialisis. Sedangkan pada pasien yang penelitian ini adalah 24%, angka ini sejalan dari
membatasi diet dan minum obat anti hipertensi rujukan teori yang ditulis Daugirdas et al (2001) serta
dengan teratur maka tekanan darahnya dapat penelitian Palmer dan Henrich (2008) yang
8
terkontrol. menyebutkan hipotensi intradialisis terjadi 20-30% dari
seluruh hemodialisis. Hipotensi intradialisis terjadi
Tekanan Darah Intradialisis
akibat penarikan cairan dalam jumlah yang signifikan
Rerata tekanan darah intradialisis adalah
selama hemodialisis.13
137.33/82.6 ± 19.87/9.02. Frekuensi komplikasi
Dalam penelitian ini hipotensi intradialisis
intradialisis dalam penelitian ini adalah sebanyak
terjadi pada semua kelompok umur kecuali umur 31-
74.67% dari keseluruhan periode hemodialisis yang
40 tahun. Menurut Chao CT et al (2015), umur ≥ 65
diikuti, yaitu hipertensi intradialisis sebagai komplikasi
tahun adalah salah satu faktor risiko untuk terjadinya
yang tersering (50.67%) dan hipotensi intradialisis
hipotensi intradialisis, karena pada usia tua
hanya 24%.
kompensasi vaskular terhadap berkurangnya volume
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan
plasma cenderung menurun.14 Namun dalam
penelitian yang pernah dilakukan pada salah satu RS
penelitian ini kejadian hipotensi intradialisis tersering
di Yogyakarta oleh Armiarti Y (2010) yang
adalah pada kelompok umur 51–60 tahun (17.33%).
mendapatkan hipertensi intradialisis sebagai
Hipotensi intradialisis paling banyak terjadi
komplikasi yang sering terjadi yaitu sebanyak 54% dan
pada responden dengan PGK yang disebabkan oleh
hipotensi intradialisis sebanyak 12%. Tingginya
diabetes melitus dan yang telah menjalani
hipertensi intradialisis dalam penelitian ini bertolak
hemodialisis selama 1-5 tahun. Sebagaimana yang
belakang dengan beberapa referensi dan penelitian
disebutkan oleh Chao CT et al (2015) bahwa penderita
lain yang menyebutkan bahwa hipertensi intradialisis
nefropati diabetik adalah salah satu orang yang
tidak banyak terjadi. Seperti pernyataan Seabra dan
berisiko untuk mengalami hipotensi intradialisis. Hal ini
Jaber (2010) yang menyebutkan bahwa hipotensi
karena pada orang diabetes melitus terjadi penurunan
sebagai komplikasi intradialisis yang paling sering
respon terhadap berkurangnya volume cairan di dalam
terjadi. Begitu juga dengan penelitian Ahmad Khan et
pembuluh darah saat darah dikeluarkan selama
al (2002) menunjukkan bahwa hipertensi intradialisis
proses hemodialisis.14
6,10
hanya dialami oleh 7% pasien.
Rendahnya kejadian hipotensi intradialisis
Menurut Chazot dan Jean (2010) ada
dalam penelitian ini, bukan berarti boleh diabaikan
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
begitu saja, tetapi tetap harus diperhatikan dengan
hipertensi intradialisis yaitu hipervolemia, aktivasi
serius. Hipotensi intradialisis akan menyebabkan
sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA),
hipoperfusi jaringan termasuk organ–organ vital yang
peningkatan aktivitas simpatis, disfungsi sel endotelial,
dapat memperburuk keadaan pasien dan
meningkatnya endotelin-1, dan lain-lain. Diantara
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
faktor tersebut yang paling umum diketahui sebagai

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id5

Gambaran Tekanan Darah Postdialisis Dari penelitian ini diketahui bahwa hipotensi
Setelah hemodialisis selesai dilakukan, predialisis tidak pernah terjadi pada semua responden,
diharapkan tekanan darah yang tinggi saat predialisis namun hipotensi terjadi pada saat intradialisis dan
menjadi normal, karena telah banyak kelebihan cairan postdialisis. Sebanyak 64% responden mengalami
dan natrium yang dikeluarkan melalui hemodialisis. hipotensi intradialisis, dimana 8% diantaranya sering
Tekanan darah postdialisis yang direkomendasikan mengalaminya dan 56% kadang-kadang mengalami
5
oleh NKF-KDOQI adalah < 130/80 mmHg. Rerata hipotensi postdialisis. Hipotensi postdialisis dialami
tekanan darah postdialisis dalam penelitian ini masih oleh 32% responden yang hanya kadang-kadang
melebihi angka yang direkomendasikan oleh NKF- dialaminya.
Selama hemodialisis hipertensi lebih sering
KDOQI yaitu 136.67/82.00 ± 22.32/10.78 mmHg.
terjadi dibanding hipotensi. Hipertensi predialisis
Hasil penelitian ini menunjukkan hanya
terjadi pada 88% responden dan bahkan 52%
17.33% yang tekanan darahnya kembali normal
diantaranya selalu mengalami hipertensi predialisis.
setelah hemodialisis. Sedangkan hampir separuh
Hanya 12% responden yang tidak pernah mengalami
responden mengalami hipertensi postdialisis (49.34%)
hipertensi predialisis.
dan 10.66% mengalami hipotensi postdialisis.
Hipertensi intradialisis terjadi pada 20 orang
Hipertensi postdialisis menggambarkan
responden (80%) dengan 20% diantaranya selalu
bahwa pencapaian berat badan kering dari
mengalami hipertensi intradialisis, 32% sering dan
hemodialisis inadekuat, dengan kata lain masih
28% kadang- kadang. Terdapat 5 orang responden
terdapat kelebihan cairan walaupun hemodialsis telah
(20%) yang tidak pernah mengalami hipertensi
selesai dilakukan. Kelebihan cairan postdialisis ini
intradialisis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
biasanya subklinis, tidak menimbulkan gejala edema
yang dilakukan Armiarti Y, yaitu 80% pasien
tetapi cukup untuk menimbulkan hipertensi.5
mengalami hipertensi intradialisis dimana 30%
Hipertensi postdialisis sering terjadi pada 6
diantaranya selalu mengalaminya.
responden yang berumur 51-60 tahun (29.33%) serta
Hipertensi postdialisis terjadi pada 76%
responden yang telah menjalani hemodialisis selama
responden dan sisanya tidak pernah mengalami
1–5 tahun (28%).
hipertensi postdialisis. Responden yang selalu dan
Walaupun beberapa penelitian telah
sering mengalami hipertensi postdialisis masing-
membuktikan bahwa dampak buruk dari hipertensi
masing sebanyak 6 orang (24%), dan yang kadang –
intradialisis berupa peningkatan risiko kematian dalam
kadang mengalami hipotensi postdialisis sebanyak 7
2 tahun, tetapi hubungan antara hipertensi postdialisis
orang (28%).
dengan kardiovaskular belum diketahui pasti, namun
diperkirakan juga memberikan efek buruk terhadap KESIMPULAN
sistem kardiovaskular. 1. Sebagian besar responden yang akan menjalani
Kejadian hipotensi postdialisis pada hemodialisis (predialisis) mengalami hipertensi,
perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda dan hanya hanya sedikit responden yang tekanan darahnya
terjadi pada kelompok umur tertentu saja. Hipotensi dalam batas normal saat hemodialisis akan
postdialisis biasanya berkaitan dengan hipotensi dilakukan dan hipotensi predialisis tidak pernah
intradialisis. Hipotensi postdialisis merupakan salah terjadi.
satu fakror risiko yang menyebabkan kematian pada 2. Komplikasi intradialisis dialami oleh sebagian
penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani besar responden baik hipertensi maupun
hemodialisis. hipotensi intradialisis. Hipertensi intradialisis
Frekuensi Hipotensi dan Hipertensi Peridialisis adalah komplikasi yang paling sering tejadi
Setiap responden dilakukan pemeriksaan dibandingkan hipotensi intradialisis, dan hanya
tekanan darah sebanyak tiga kali periode, sehingga beberapa responden yang tekanan darahnya
pada periode tertentu dapat terjadi hipotensi dan pada dalam batas normal selama intradialisis.
periode lainnya terjadi hipertensi.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id6

3. Lebih dari separuh responden, tekanan darahnya 11. Chazot C, Jean G. Intradialytic hypertension: It is
tetap tinggi setelah hemodialisis dan sebagian time to act. 2010; 88-182.
12. Cianci R, Lai S, Fuiano L, Gigante A, Martina P,
kecil responden mengalami hipotensi postdialisis
Barbano B, et al. Hypertension in hemodialysis : An
UCAPAN TERIMA KASIH overview on physiopathology and therapeutic
Ucapan terima kasih kepada dr.desywar, approach in adults and children. The Open Urology
Sp.PK dan dr. Hudila Rifa Karmia Sp.OG atas and Nephrology Journal. 2009; 2: 11-19.
bimbingan, bantuan, dan motivasi dalam penelitian ini 13. Palmer BF, Henrich WL. Recent advances in the
serta semua pihak lainnya yang telah memberikan prevention and management of intradialytic
kontribusi dalam pelaksanaan penelitian ini. hypotension. J Am Soc Nephrol. 2008; 19: 8-11.
14. Chao CT, Huang JW, Yen CJ. Review article:
DAFTAR PUSTAKA Intradialytic hypotension and cardiac remodelling: A
1. Indonesian Renal Registry. 7th report of vicious cycle. Biomed Research International.
Indonesian renal registry. Perkumpulan Nefrologi 2015; 1-5.
Indonesia. 2014; 8-18.
2. Bargman JM, Skorecki K. Chronic kidney disease.
Dalam: Jameson JL, Loscalzo J, editor. Harrison’s
nephrology and acid-base disorders. China:
McGraw-Hill; 2010. hlm.113-128.
3. Kallenbach JZ, Gutch CF, Martha SH, Corca AL.
Review of hemodialysis for nurses and dialysis
personal. Edisi ke 7. St Louis: Elsevier Mosby;
2005.
4. Bregman H, Daugirdas JT, Ing T. Complications
during hemodialysis. Dalam: Daugirdas JT, Blake
PG, Ing T S, editor. Handbook of hemodialysis.
Edisi ke 3. Philadelphia: Lippincott; 2001. hlm.148-
166.
5. National Kidney Foundation – Kidney Disease
Outcomes Quality Initiative. Clinical practice
guidelines and recommendations. 2006; 42-46.
6. Armiyati Y. Hipotensi dan hipertensi intradialisis
pada hemodialisis di Yogyakarta. Conference
Paper. 2010; 1-8.
7. Leypoldt JK, Cheung AK, Delmiez KC, Gassman
JJ, Levin NW, Lewis B. Relationship between
volume status and blood pressure during chronic
dialysis. Kidney International. 2002; (6): 266-275.
8. Kidney Dialysis Foundation. Blood pressure and
dialysis: The cause of high blood pressure of
dialysis patients is often related to state of
excessive salt and water. 2010.
9. Leypoldt JK, Cheung AK, Delmiez KC, Gassman
JJ, Levin NW, Lewis B. Relationship between
volume status and blood pressure during chronic
dialysis. Kidney International. 2002; 6: 266-275.
10. Seabra VF, Jaber BI. Acute complication during
hemodialysis. Dalam: Floege J, Johnson RJ,
Feehally J, editor. Comprehensive clinical
nephrology. Edisi ke 4. United State of America:
Elsevier. 2010; 1069-1079.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 1(1)

Anda mungkin juga menyukai