Anda di halaman 1dari 6

KHOTBAH TOPIKAL

MENGUASAI DIRI
PENDAHULUAN

Menguasai diri atau penguasaan diri merupakan salah satu dari buah roh (Gal. 5:23).
Menguasai diri sebagai sebuah seni karena di dalamnya ada sebuah keahlian yang dilakukan
yaitu memanajemen diri atau mengontrol diri. Arti penguasaan diri adalah: dapat
mengendalikan diri; mampu mengontrol diri; suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk
menjauhkan diri dari dosa dan tidak menuruti keinginan daging. Begitu pentingkah penguasaan
diri bagi orang percaya? Ya, sangat penting. Lalu dalam hal apa saja kita harus dapat
menguasai diri?

ISI KHOTBAH

Hari ini kita akan belajar kebenaran Firman Tuhan tentang 3 hal apa saja kita harus dapat
menguasai diri.

Pertama, Pikiran

2 Korintus 10: 5b berkata “, "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada
Kristus," (2 Korintus 10:5b). Jika kita tidak dapat menguasai pikiran kita akan berakibat pada
tindakan-tindakan yang tidak dapat dikuasai pula. Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita,
pikiran kita pun akan dipenuhi oleh hal-hal yang negatif, yang pastinya akan berdampak pada
perbuatan negatif pula. Bagaimana kita dapat menguasai pikiran kita?

Dengan memiliki pikiran Kristus. Artinya pikiran yang dipenuhi oleh firman Tuhan. Jika pikiran
kita terus diisi oleh firman Tuhan, segala tindakan dan perbuatan kita akan terarah dan
terkontrol. Daud berkata, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
(Mazmur 119:105). Memiliki pikiran Kristus berarti juga mencari dan memikirkan "...perkara
yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah." (Kolose 3:1).

Kedua, Lidah/ucapan

Dalam Amsal 21:23 dikatakan, "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari
pada kesukaran." Maka dari itu kita harus dapat menguasai lidah atau ucapan kita. Yakobus
mengibaratkan lidah kita itu seperti api, "...betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan
yang besar." (Yakobus 3:5b). "dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan
diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan," 2 Petrus 1:6
Setiap orang percaya dituntut untuk bisa menguasai lidah atau ucapannya, karena banyak sekali
pelanggaran dan kesalahan dibuat lidah atau ucapan kita. Bisa dikatakan bahwa salah satu
pergumulan terbesar dalam kehidupan orang percaya adalah bagaimana mengekang lidah. Ini
menunjukkan bahwa menguasai lidah bukanlah pekerjaan gampang.

Seseorang yang dapat menguasai lidahnya bisa diumpamakan seperti kekang pada mulut kuda,
dan kemudi pada kapal yang berlayar di tengah angin keras. Seringkali kita tidak dapat
menguasai lidah kita saat kita sedang marah atau tersinggung oleh perkataan orang lain, atau
seringkali perkataan yang keluar dari mulut kita adalah perkataan kotor, kasar dan melukai
orang lain. Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari
ketidakmampuan kita menguasai lidah atau ucapan yang keluar dari mulut kita.

Ketiga, Emosi.

Amsal 29:22 berkata “Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar,
banyak pelanggarannya” Jika emosi seseorang tidak terkendali akan menimbulkan
pertengkaran. Banyak sekali pertengkaran, permasalahan yang terjadi hanya karena kita tidak
dapat menguasai emosi kita. Padahal kalau kiota bisa menguasai emosi kita, maka ada banyak
hal yang dapat kita tasi, ada banyak persoalan yng akan dapat kita selesaikan karena kita
mampu menguasai emosi kita.

PENUTUP.

Dalam 3 hal inilah, kita sebagai anak2 Tuhan harus dapat menguasai diri, yaitu dalam hal
pikiran, ucapan dan emosi. Kiranya firman Tuhan ini memberkati kita, dan membuat kita untuk
semkain belajar untuk menguasai diri. Amin
KHOTBAH TEKSTUAL
Tema : SABAR & MENGUASAI DIRI
Judul : Kebenaran Tentang Orang Yang Menguasai diri

Ayat : Amsal 16:32

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang
yang merebut kota."

PENDAHULUAN

Di jaman sekarang ini, kita sering melihat banyak orang yang tidak sabar dan tidak dapat
menguasai dirinya. Banyak pertengkaran dan permasalahan yang terjadi, hanya karena orang-
orang tidak dapat menguasai diri. Oleh karena itu, hari ini kita ingin belajar 3 Kebenaran
Tentang Orang Yang Sabar & Menguasai diri

ISI

Ada 3 kebenaran yang dapat kita pelajari dari Amasal 16:32 ini.

Pertama, Sabar

Apakah definisi sabar? Dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, sabar
diterjemahkan “tidak cepat marah/lambat untuk marah”. Dari pengertian ini, kita dapat
mengerti bahwa sabar itu bukan berarti tidak pernah marah, bukan berarti tidak boleh marah.

Selama ini banyak orang yang berpikir bahwa orang yang sabar itu adalah orang yang tidak
pernah marah, yang selalu ceria, selalu tabah dalam setiap waktu, namun dari ayat ini kita
belajar bahwa orang yang sabar adalah orang yang mampu menahan dirinya untuk tidak
langsung marah ketika menghadapi sesuatu yang mungkin tidak sesuai harapan atau sesuatu
yang tidak menyenangkan. Orang yang sabar adalah orang yang tahu kapan waktu yang tepat
untuk marah dan kapan waktunya menahan kemarahan.

Kedua, Menguasai diri

Dalam Alkitab Terjemahan Indonesia Literature Translation, kata Menguasai diri diterjemahkan
”Menguasai rohnya” Apakah yang dimaksud dengan menguasai rohnya? Matthew Hendry
dalam tafsirannya tentang ayat ini mengatakan bahwa yang dimaksud roh disini adalah jiwa,
segala hasrat, perasaan, kecenderungan hati dan hawa nafsu. Dengan kata lain, menguasai diri
artinya adalah kita dapat mengatur, mengendalikan dan menundukkan setiap perasaan, pikiran,
keingina hati dan hawa nafsu kita di bahwa pimpinan Tuhan.
Ketiga, Melebihi orang yang merebut kota

Kalau kita melihat definisi dari “Menguasai diri” yang telah kita pelajari di poin 2 sebelumnya,
maka sangat wajar apabila dikatakan bahwa menguasai diri melebihi merebut kota. Mengapa?

Apakah maksud dari merebut? Supaya kita dapat mengerti maksud pernyataan di atas, kita
perlu terlebih dulu mengetahui latar belakang kehidupan masyarakat Israel pada masa itu.
Menurut catatan sejarah dan didasari penelitian antropologis para ahli mengetahui bahwa
kota-kota pada zaman dahulu dikelilingi dengan benteng yang kokoh. Benteng itu dimaksudkan
sebagai tameng untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.

Oleh karena ada benteng yang kuat melingkari kota, maka musuh hendak merebut kota
memerlukan prajurit yang memiliki stamina tinggi, strategi perang yang jitu, senjata yang
canggih dan kesabaran menanti penghuni kota lengah. Semua itu diperlukan agar pasukan
penyerbu dapat mengepung, menyusup, dan menyerangnya. Jika mereka berhasil, niscaya
panglima perangnya akan disambut sebagai pahlawan.

Setelah mengetahui latar belakang kehidupan pada masa penulisan ayat tersebut, maka kita
dapat mengerti bahwa begitu susahnya untuk merebut suatu kota pada jaman dahulu. Namun
itu tidak seberapa dibandingkan dengan menguasai diri. Mengapa? Karena begitulah susahnya
untuk manusia dapat menguasai dirinya, sampai-sampai bagi salomo, lebih mudah untuk
merebut suatu kota dibandingkan menguasai diri sendiri.

Namun disinilah kita belajar untuk mengandalkan Tuhan. Kita perlu Tuhan, perlu Roh Kudus
untuk menolong kita menguasai diri kita.

PENUTUP

Itulah 3 kebenaran yang dapat kita pelajari tentang Orang yang sabar dan menguasai diri.
Kiranya kita bisa terus belajar dan berusaha untuk dapat menjadi orang yang sabar dan dapat
menguasai diri.
KHOTBAH EKSPOSITORI
Hidup Dibaharui

Nats : Mazmur 126:1-6

Thema : Hidup Yang di Baharui oleh pengharapan kepada Tuhan

Judul : Bagaimana kehidupan yang di baharui dalam pengharapan kepada Tuhan itu ?

Pendahuluan

Shalom….. Bapak Ibu,Sauadara/I Yang Terkasih Dalam Nama Tuhan Kita Yesus Kristus.

Saudara/I yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus,ada beberapa bagina penting
yang harus kita ketahui dalam kitab ini yaitu yang pertama jika kita melihat keseluruhan kitab
ini kita menemukan ada beberapa nyanian yang di sampaikan oleh Raja Daud,dan menurut para
Penafsir dari nyanian inilah awala mula terbentukan nyanian kidung jemaat yang di pakai oleh
gereja gereja yang sekarang ini.di sisi lain kita juga melihat ada keluhan keluhan yang di
sampaikan baik keluhan umat maupun keluhan Raja Daud secara pribadi serat hikmat hikmat
yang berasal dari Allah.

Saudara/I jika konteks ini di perhadapkan kepada kita pada zaman yang sekarang ini,maukah
kita seperti Raja Daud yang Rendah Hati di hadapan Allah? Atau kah sebaliknya kita tidak
peduli akan semua kebenaran itu? Ya mungkin ini dapat di jawab dalam hati bapak/ibu
saudara/I semua.

Saudara/I yang terkasih dalam nama Yesus Kristus jika kita sudah memahami maksud dari pada
kitab ini yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah bagaimana kita dapat memahaminya
atau mengaplikasikannya dalam kehidupan kita maka yang Pertama adalah:

ISI

1. Jika hidup kita di perbaharui oleh pengharapan kepada Tuhan maka Mazmur ini katakan
keadaan kita seperti orang orang yang bermimpi ( ayat 1-2 )

Kata kunci dalam ayat ini adalah seprti orang orang yang bermimpi artinya : damai sejatera ada
bagi orang itu,kita dapat melihat mungkin ada kawan atau siapa gitu yang tidur,kalau kita
perhatikan tidak ada kegelisahan bagi orang itu,sampe sampe di gigit nyamuk pun tidak terasa
gitu kan? Nah seperti itulah orang yang selau bepengharapan di dalam Tuhan,meskipun ada
goncangan hidup atau pergumulan yang begitu sulit untuk di lalui percayalah jika kita berharap
kepada Tuhan kita akan di baharui dari apa yang kita harapkan itu sebab berharap kepada
Tuhan pasti akan terkabulkan ada amen saudara/i.

2. Mampu menuntaskan Perkara Yang Besar ( Ayat 3-5 )

Menuntaskan perkara yang besar tidaklah mudah saudara/I,banyak orang membuat masalah
bias tapi menyelesaikannya tidak bisa inilah bedanya kita dengan orang yang berpengharapan
dengan yang tidak berpengharapan.dalam ayat ini di katakan “ Tuhan akan memulihkan
kedadaan kita seperti batang kayu di tanah Negeb. Jika kita berbicara Tanah Negeb Bapak ibu
ini adalah Tanah yang paling Gersang,tandus sehingga tak ada satu pun tumbuhan yang hidup
di tanah ini,namun oleh Tuhan,kegersangan Tanah ini di pulihkan dengan suber air di jalankan
lewat kayu dan pohon pohion yang tumbuh sehingga tanah ini tidaa gersang lagi.demikianalh
jika kita berharap kepada Tuhan segerang,sepahit apa pun hidup yang kita alami percayalah
bahwa kegersagan, kepahitan yang kita alami Tuhan ubahkan menjadi satu kebaikan jika kita
selalu berharap kepadanya.

3. Menuai Hasil Dengan Sorak Sorai ( ayat 6 )

jika kita pernah bertani atau jika kita melihat petani,kita melihat bahwa ketika di menanam ada
waktu beberapa bulan untuk penen,dan dengan panen lah petani menentukan apakah ada
untung atau rugi.jika untung maka petani itu akan tertawa dan bahagia,tetapi jika petani itu
rugi maka ada kesedihan kepadanya.bapak/ibu saudara/I penuaian kita yang berharap kepada
Tuhan tidak sama seperti seorang petani yang menanam.jika petani menunggu hasil panennya
baru ia akan menentukan untung rugi hasil panennya kita orang yang berpengharapan akan
mendapakan hasil di mana kita berharap kepada Tuhan.jika hari ini kita butuhkan mungkin uang
500 untuk keperluan kuliah maka hari ini juga kita akan ada jalan untuk menemukannya jika kita
berharap kepada Tuhan mungkin yang menjadi masalah kenapa kita seringkali merasa harapan
kita itu tidak ada hasilnya saudara/I jangan takut itu pasti akan di berikan oleh Tuhan kita,yang
perlu kita tau bahwa Tuhan juga mengerti apa yang benar benar kita butuhkan,bukan apa yang
kita inginkan.untuk itu jika mungkin ada harapan kita tidak terwuwjud percayalah saudara
mungkin belum waktu untuk anda membutuhkannya,jika harapan kita terhadap apa yang kita
butuhkan maka pasti itu akan kita tuai dengan sorak sorai. Amen saudara/i.

Penutup.

Saudara/I biarlah memalui Firman ini kita selalu hidup oleh pengharapan kita kepada
Tuhan kita,sehingga goncangan atau masalah apaun yang kita hadapi dalam kehidupan ini kita
tidak akan goyah atau jatuh oleh goncangan atau masalah itu,tetapi biarlah dengan
pengharapan kita,kita di baharui untuk tetap tegar dan semangat untuk beraktifitas dalam
Dunia ini,sehingga kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan bukan kehendak Dunia ini.amen.

Anda mungkin juga menyukai