Pada tahun 2014, Indonesia melaksanakan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) di bawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS); Banyak sekali keluhan yang datang dari berbagai pihak seperti manajer rumah sakit maupun dokter yang menyampaikan keluhan terkait rendahnya tarif INA CBG yang diterapkan. Rendahnya tarif ini dikhawatirkan dapat menurunkan pendapatan rumah sakit dan para dokter. Kondisi ini diduga dapat mendorong terjadinya fraud dalam era JKN ini. Dalam banyak kasus, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shahriari (2001), fraud dalam layanan kesehatan terjadi karena: (1) tenaga medis bergaji rendah, (2) adanya ketidakseimbangan antara sistem layanan kesehatan dan beban layanan kesehatan, (3) penyedia layanan tidak memberi insentif yang memadai, (4) kekurangan pasokan peralatan medis, (5) inefisiensi dalam sistem, (6) kurangnya transparansi dalam fasilitas kesehatan, dan (7) faktor budaya. Latar Belakang..... Dokter maupun rumah sakit dapat melakukan coping strategy sebagai langkah untuk menutupi kekurangan mereka atau paling tidak memang bertujuan mencari keuntungan meskipun dari sesuatu yang illegal (Lerberghe et al. 2002). Mekanisme coping ini hadir ketika sistem pengawasan lemah dan tidak mampu menutupi peluang oknum untuk melakukan fraud. Oknum tentu akan terus menerus melakukan kecurangan ini sepanjang mereka masih bisa menikmati keuntungan dengan kesempatan yang selalu terbuka untuk melakukan kecurangan (Ferrinho et al. 2004). Rumah Sakit sangat memperhatikan dan menganggap penting masalah keselamatan pasien dan mutu pelayanan yang langsung dirasakan oleh pasien atau consumer. Mutu pelayanan sangat erat kaitannya dengan standar serta indikator. Indikator atau tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman atau arahan untuk menilai apakah pelayanan yang dikerjakan telah mencapai standar sehingga diketahui sejauh mana mutu pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat. Audit klinik/audit medik dilakukan dengan melakukan telaah kritis dan sistematis terhadap mutu pelayanan klinik, yaitu prosedur diagnosis, terapi dan outcome dari pasien tujuan mencegah terjadinya kecurangan (fraud) dalam pelayanan kepada pasien. Pengertian Fraud Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut Kecurangan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Tindakan Kecurangan, antara lain:
1. Penulisan Kode Diagnosis Yang
berlebihan/Upcoding; 2. Penjiplakan Klaim Dari Pasien Lain/Cloning; 3. Klaim Palsu/Phantom Billing; 4. Penggelembungan Tagihan Obat Dan Alkes/Inflated Bills; 5. Pemecahan Episode Pelayanan/Services Unbundling Or Fragmentation; 6. Rujukan Semu/Selfs-referals; 7. Tagihan Berulang/Repeat Billing; 8. Memperpanjang Lama Perawatan/ Prolonged Length Of Stay; Tindakan Kecurangan, antara lain:
9. memanipulasi kelas perawatan/type of room
charge; 10. membatalkan tindakan yang wajib dilakukan/cancelled services; 11. melakukan tindakan yang tidak perlu/no medical value; 12. penyimpangan terhadap standar pelayanan/standard of care; 13. melakukan tindakan pengobatan yang tidak perlu/unnecessary treatment; 14. menambah panjang waktu penggunaan ventilator; 15. tidak melakukan visitasi yang seharusnya/phantom visit; 16. tidak melakukan prosedur yang seharusnya/phantom procedures; Tindakan Kecurangan, antara lain: 17. admisi yang berulang/readmisi; 18. melakukan rujukan pasien yang tidak sesuai dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu; 19. meminta cost sharing tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 20. tindakan Kecurangan JKN lainnya selain huruf a sampai dengan huruf s. Orientasi Pelayanan
Pengembangan pelayanan kesehatan
yang berorientasi kendali mutu dan kendali biaya dilakukan melalui: 1. Penggunaan konsep manajemen yang efektif dan efisien; 2. Penggunaan teknologi informasi berbasis bukti; dan 3. Pembentukan tim pencegahan Kecurangan JKN di FKRTL. Tugas Rumah Sakit 1. Melakukan Deteksi Dini Kecurangan JKN Berdasarkan Data Klaim Pelayanan Kesehatan 2. Mensosialisasikan Kebijakan, Regulasi, Dan Budaya Baru Yang Berorientasi Pada Kendali Mutu Dan Kendali Biaya 3. Melakukan evaluasi pelayanan sebagai bentuk kendali mutu dan kendali biaya pelayanan di rumah sakit
DATA & INFORMASI Upaya deteksi dini Kecurangan JKN di RS
a. analisis data Klaim;
b. investigasi; dan c. pelaporan hasil analisis data Klaim dan investigasi Kecurangan JKN. Analisis Data Klaim Analisis data Klaim dalam upaya deteksi dini Kecurangan JKN dilakukan secara rutin oleh tim pencegahan Kecurangan JKN; Analisis data Klaim dilakukan melalui teknik pendekatan: a. mencari anomali data; b. predictive modeling; dan c. penemuan kasus. Analisis data Klaim di RS dilakukan secara manual dan/atau dengan memanfaatkan aplikasi verifikasi klinis yang terintegrasi dengan aplikasi INA-CBGs Investigasi Investigasi dalam upaya deteksi dini Kecurangan JKN dilakukan untuk memastikan adanya adanya dugaan Kecurangan JKN, penjelasan mengenai kejadiannya, dan latar belakang/alasannya. Investigasi dilakukan oleh tim investigasi yang ditunjuk oleh tim pencegahan Kecurangan JKN dengan melibatkan unsur pakar, asosiasi rumah sakit/asosiasi fasilitas kesehatan, dan organisasi profesi. Pelaporan Hasil Deteksi Dan Investigasi Pelaporan paling sedikit memuat : 1. Ada atau tidaknya kejadian kecurangan JKN yang ditemukan; 2. Rekomendasi pencegahan berulangnya kejadian serupa di kemudian hari; dan 3. Rekomendasi sanksi administratif bagi pelaku kecurangan JKN. Sekian &