Anda di halaman 1dari 5

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

Atau

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

1. Definisi
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) adalah kondisi dimana aliran
udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini
seringkali merupakan kombinasi dari dua atau tiga kondisi berikut
dengan satu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari
penyakit primer tersebut (Petty, 1990).
Asma adalah obstruksi jalan napas yang intermiten, dapat pulih
kembali dan menyebar dikarakteristikan oleh produksi mucus yang
berlebihan, spasme bronkus, pembengkakan membrane bronchial.
Pencetusnya mungkin ekstrinsik (allergen spesifik) atau intrinsic
(etiologi tidak diketahui).
Emfisema adalah penyakit paru yang tidak dapat pulih kembali yang
terjadi sebagai sequel dari beonkiektasis atau bronchitis kronis. Ini
dikarakteristikan oleh hiperinflasi alveoli, peningkatan tahanan
napas, dan kerusakan pertukaran gas. Penyakit alveoli dapat ruptur
dan kolaps.
Bronchitis dikarakteristikan oleh inflamasi lapisan mukosa jalan
napas trakeobronkial dan produksi mucus yang berlebihan. Hal ini
dapat akut atau kronis. Bronkiektasis (dilatasi permanen abnormal
dari satu atau lebih cabang-cabang bronkus yang esar) atau
emfisema adalah komplikasi utama yang berhubungan dengan
bronchitis kronis.perawatan di rumah sakit tidak diperlukan untuk
diagnosis dan tindakan PPOK kecuali terdapat aksaserbasi gejala.
RLP terhadap klasifikasi PPOK adalah 5,9 hari (Lorenz, 1991).
Komplikasi utama dihubungkan dengan tahap terakhir PPOK adalah
kor pulmonal dan gagal pernapasan akut. Kor pulmonal, juga disebut
gagal jantung kanan, disebabkan oleh peningkatan tahanan vaskuler
pulmonal yang terjaid akibat hipoksemia kronis dan asidosis
respiratori.

2. Etiologi
PPOK disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup, yang
sebagian besar bisa dicegah. Merokok diperkirakan menjadi
penyebab timbulnya 80-90 % kasusu PPOM. Faktor resiko lainnya
termasuk keadaan sosial-ekonomi dan status pekerjaan yang
rendah,kondisi lingkungan yang buruk karena dekat dengan lokasi
pertasmbangan, perokok pasif (terkena asap rokok padahal tidak
merokok), atau terkena polusi udara dan konsumsi alcohol yang
berlebihan. Laki-laki dengan usia antara 30 hingga 40 tahun paling
banyak menderita PPOM.

3. Pathofisiologi
Pathofisiologi PPOM adalah sangat komplek dan komprehensif
sehingga mempengaruhi semua sistem tubuh artinya sam juga
dengan mempengaruhi gaya hidup manusia. Dalam prosesnya,
penyakit ini bisa menimbulkan kerusaknan pada alveolar sehingga
bisa mengubah fisiologi pernapasan, kemudian mempengaruhi
oksigenasi tubuh secara keseluruhan. Abnormalitas pertukaran udara
pada paru-paru terutama berhubungan dengan tiga mekanisme
berikut ini :
1. Ketidaksimbangan ventilasi-perfusi
Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya
oksigenasi dalam darah. Keseimbangan normal antara ventilasi
alveolar dan perfusi a;iran darah kapiler pulmo menjadi
terganggu. Hubungan ventilasi dengan perfusi didefinisikan
dalam rasio ventilasi perfusi (V/Q). peningkatan rasio V/Q
terjadi ketika penyakit yang semakin berat sehingga
menyebabkan kerusakan pada alveoli dan kehilangan bed
kapiler. Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi
tetap sama.
Rasio (V/Q) yang menurun bisa dilihat pada pasien PPOM,
dimana saluran pernapasannya terhalang oleh mucus kental atau
bronchospasma. Disini penurunan ventilasi akan terjadi,akan
tetapi perfusi akan tetap sama, atau berkurang sedikit. Banyak
diantara pasien PPOM yang baik empisema maupun bronchitis
kronis sehingga ini mnerangkan sebabnya mengapa mereka
bagian bagian, dimana terjadi rasio (V/Q) yang mengikat dan ada
yang menurun.
2. Mengalirnya darah kapiler pulmo
Darah yang tak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel
kanan ke paru-paru, beberapa diantaranya melewati bed kapiler
pulmo tanpa mengambil oksigen. Hal ini juga disebabkan oleh
meningkatnya secret pulmo yang menghambat alveoli.
3. Difusi gas yang terhalang
Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi akibat dari satu
atau dua sebab berikut ini yaitu berkurangnya permukaan alveoli
bagi pertukaran udara sebagai akibat dari penyakit empisema
atau meningkatnya sekresi, sehingga menyebabkan difusi
menjadi semakin sulit.
Pathway PPOK

4. Komplikasi
Ada tiga komplikasi pernafasan utama yang biasa terjadi pada PPOK
yaitu gagal nafas akut (Acute Respiratory Failure), pneumotorak dan
giant bullae serta ada satu komplikasi kardiak yaitu penyakit cor-
pulmonale.
a. Acute Respiratory Failure (ARF)
ARF terjadi ketika ventilasi dan oksigenasi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh saat istirahat. Arterial blood gas
analysis (analisa gas darah arteri) bagi pasien PPOK
menunjukkan tekanan oksigen arterial (Pao2) sebesar 55 mmHg
atau kurang dan tekanan karbondioksida arterial (Paco2) sebesar
50 mmHg atau lebih besar. Jika pasien atau keluarganya
membutuhkan alat-alat bantu kehidupan maka pasien tersebut
dilakukan intubasi dan diberi sebuah respirator untuk ventilasi
secara mekanik.
b. Cor Pulmonale
Cor Pulmonale atau dekompensasi ventrikel kanan merupakan
pembesaran ventrikel kanan yang disebabkan oleh overloading
akibat dari penyakit pulmo. Komplikasi jantung ini terjadi
sebagai mekanisme kompensasi sekunder bagi paru-paru yang
rusak pada penderita PPOK. Cor Pulmonari merupaka contoh
yang tepat dari sistem kerja tubuh secara menyeluruh. Apabila
terjadi malfungsi pada satu sistem organ, maka hal ini akan
merembet ke sistem oragn lainnya. Dalam PPOK, hipoksemia
kronis menyebabkan vasokontriksi kapiler paru-paru yang
kemudian akan meningkatkan resistensi vaskuler pulmonary.
Efek ‘domino’ dari perubahan fisiologis ini adalah terjadi
peningkatan tekanan dalam paru-paru mengakibatkan ventrikel
kanan lebih kuat dalam memompa sehingga lama-kelamaan oto
ventrikel kanan menjadi hipertropi (ukurannya membesar)
c. Pneumothoraks
Pneumothoraks merupakan komplikasi PPOK serius lainnya.
Pneumo berarti udara sehingga pneumothoraks diartikan sebagai
akumulasi udara dalam rongga pleural. Rongga pleural
sesungguhknay merupakan rongga yang khusus, yakni berupa
lapisan cairan tipis antara lapisan visceral dan parietal paru-paru.
Fungsi cairan pleura adalah untuk membantu gerakan paru-paru
menjadi lancar dan mulus selama pernapasan berlangsung.
Ketika udara terakumulasi dalam rongga pleural, maka kapasitas
paru-paru untuk pertukaran udara secara normal menjadi
melemah dan hal ini menyebabkan menurunnya kapasitas vital
dan hhipoksemia.
d. Giant Bullae
Pneumothoraks seringkali dikaitkan dengan komplikasi PPOK
lainnya yaitu pembentukan giant bullae. Jika pneumothoraks
adalah udara yang terakumulasi di rongga pleura. Tetapi bullae
adalah timbul karena udara terperangkap di parenchyma paru-
paru. Sehingga alveoli yang menjadi tempat menangkapnya
udara untuk pertukaran gas menjadi ‘benar-benar tidak efektif’.
Bullae dapat menyebabkan perubahan fungsi pernapasan dengan
cara 2 hal yaitu dengan menekan jaringan paru-paru,
mengganggu berlagsungnya pertukaran udara. Jika udara yang
terperangkap dalam alveoli semakin meluas maka semakin
banyak pula kerusakan yang terjadi di dinding alveolar.

Anda mungkin juga menyukai