Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Alamat : Jl. Letjend. S. Parman No 88 Banjarmasin Kode Pos 70115
Telp : (0511) 3354896-3350332-3350335
Website : rs_islambjm@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pasien beresiko tinggi adalah pasien yang teridentifikasi mempunyai resiko tinggi
berdasarkan kepada umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis. Termasuk
juga pasien yang memerlukan peralatan kompleks, yang diperlukan untuk
pengobatan penyakit yang mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat pengobatan
(penggunaan darah atau produk darah), potensi yang membahayakan pasien atau
efek toksik dari obat berisiko tinggi (misalnya kemoterapi), pasien yang ketakutan
(tahanan), bingung, atau koma dimana pasien tersebut tidak mampu memahami
proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien.
2. Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari apa baik yang dilakukan secara fisik yang
mencerminkan tindakan gresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang. Kekerasan fisik dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
3. Perlindungan Pasien Beresiko adalah suatu upaya rumah sakit untuk melindungi
pasien yang mempunyai resiko tinggi dari berbagai dampak yang mungkin terjadi
akibat pemberian tindakan selama dalam proses pelayanan.
4. Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi dalam kurun waktu satu jam pertama
kelahiran. Bayi Lahir Normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
5. Anak – Anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas
yaitu 13-14 tahun.
10. Pasien dengan penggunaan dan pemberian darah serta komponen darah
(transfusi)
Pasien yang teridentifikasi memerlukan pemberian darah/ produk darah lengkap
atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit
melalui IV
agar dapat mengembalikan homeostasis tubuhnya. Tanpa darah yang cukup,
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian. Oleh karena itu,
tranfusi darah yang diberikan kepada pasien yang membutuhkannya sangat
diperlukan untuk menyelamatkan jiwa.
12. Pasien dengan penyakit menular atau daya tahan tubuh rendah
Pasien dengan daya tahan tubuh rendah adalah pasien yang mengalami penurunan
daya tahan tubuh akibat suatu pengobatan bagi penyakit utamanya yang disebut
imunosupresi, atau diakibatkan karena penyakit tertentu yang dialaminya seperti
HIV/AIDS. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologis
seperti virus, bacteria, atau parasit. Bukan disebabkan oleh factor fisik seperti luka
bakar atau kimia seperti keracunan.
Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua orang
yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan
yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang
berperadaban. Salah satu kelompok rentan tersebut adalah orang-orang lanjut usia
(lansia). Lansia rentan terhadap kekerasan. Kekerasan pada lansia adalah suatu
kondisi ketika seorang lansia mengalami kekerasan oleh orang lain. Dalam banyak
kasus, kekerasan fisik datang dari orang-orang yang mereka percayai. Sepeti : anggota
keluarga atau orang yang berada pada posisi yang merekapercayai, seperti: pasangan
hidup, anak, menantu, saudara, cucu, ataupun perawat. Karenanya, mencegah
kekerasan pada lansia dan meningkatkan kesadaran akan hal ini, menjadi suatu tugas
yang sulit. Kekerasan fisik pada lansia di rumah sakit, bias berupa perkosaan,
pemukulan, dipermalukan/ diancam seperti anak kecil, diabaikan/ diterlantarkan, atau
mendapatkan perawatan yang tidak standar.
3. Orang dengan cacat fisik dan gangguan jiwa
Pasien dengan gangguan jiwa terkadang tidak bisa mengendalikan perilakunya, sehingga
pasien tersebut perlu dilakukan tindakan pembatasan gerak (restraint) atau menempatkan
pasien di kamar isolasi. Tindakan ini bertujuan agar pasien dibatasi pergerakannya
karena dapat mencederai orang lain atau dicederai orang lain, Bila tindakan isolasi tidak
bermanfaat dan perilaku pasien tetap berbahaya, berpotensi melukai diri sendiri atau
orang lain maka alternatif lain adalah dengan melakukan pengekangan/ pengikatan fisik
(restraint). Kekerasan fisik pada pasien jiwa yang dilakukan restrain di rumah sakit, bisa
disebabkan oleh tindakan restrain yang tidak sesuai prosedur, atau menggunakan
pengikat yang tidak standar. Selain itu, pasien jiwa yang dilakukan restrain mudah
menerima kekerasan fisik, baik dari pengunjung lain, sesama pasien jiwa, maupun oleh
tenaga medis. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi pasien yang “ terikat “ sehingga
mudah mendapatkan serangan.
Tujuan perlindungan terhadap kelompok pasien berisiko tinggi dari kekerasan fisik adalah
melindungi pasien tersebut terhadap tindakan/ prosedur apapun yang dapat dilakukan oleh
pengunjung, staf rumah sakit dan pasien lain serta menjamin keselamatan kelompok pasien
berisiko tersebut pada saat mendapat pelayanan di Rumah Sakit.
Cara Rumah Sakit melindungi pasien beresiko & keluarganya dari kekerasan fisik
terutama pada pasien yang tidak mampu melindungi dirinya adalah sebagai berikut :
1. Petugas Rumah Sakit melakukan proses mengidentifikasi pasien berisiko melalui
pengkajian secara terperinci, kemudian memakaikan identitas gelang resiko sesuai
tingkat resiko.
2. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien : Perawat unit bertanggung jawab
untuk mengamankan kondisi dan memanggil dokter medis untuk menilai kebutuhan
fisik dan psikologis dan mengecualikan masalah medis pasien tersebut.
3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota sataf rumah sakit : Perawat unit
bertanggung jawab menegur staf tersebut dan melaporkan insiden ke kepala bidang
terkait untuk diproses lebih lanjut.
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung : Staf bertanggung jawab dan
memiliki wewenang untuk memutuskan diperbolehkan atau tidak pengunjung tersebut
memasuki area Rumah Sakit.
5. Melakukan pengawasan di setiap lobi, koridor rumah sakit, unit rawat inap, rawat jalan
maupun di lokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan kamera CCTV (Closed
Circuit Television) yang terpantau oleh Petugas Keamanan selama 24 (dua puluh
empat) jam terus menerus.
6. memmberlakukan akses door di unit/ ruangan
7. Melakukan pengawasan ketat terhadap ruang perawatan bayi dan anak–anak untuk
mencegah penculikan dan perdagangan bayi dan anak - anak, seperti pada : Ruang
Perinatologi , dan Ruang Rawat Gabung Ibu dan Anak
8. Melakukan penanganan pada bayi / anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya di RS
Islam Banjarmasin dengan merawat bayi tersebut agar sehat untuk selanjutnya
diserahkan ke Dinas Sosial.
9. Membatasi jumlah penunggu pasien yang masuk ke ruang perawatan dengan
menerapkan ketentuan hanya mereka yang menggunakan ID Card yang boleh
memasuki ruang perawatan
10. Setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien meliputi : tamu RS, detailer,
pengantar obat atau barang, dan lain-lain wajib melapor ke petugas informasi dan wajib
memakai kartu pengunjung.
11. Pemberlakuan jam berkunjung pasien : Senin – jumat pagi : jam 10.00 – 11.00 WIB
Sore : jam 16.00 – 17 .00 WIB
12. Semua pengunjung diluar jam kunjungan rumah sakit, baik di luar jam kantor, di luar
jam pelayanan maupun di luar jam besuk didaftarkan dan dicatat oleh Petugas
keamanan
13. Petugas Satpam berwenang menginterogasi/ bertanya kepada pengunjung yang
mencurigakan dan mendampingi pengunjung terebut sampai ke pasien yang dimaksud.
14. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas keamanan apabila menjumpai
pengunjung yang mencurigakan atau pasien yang dirawat membuat keonaran maupun
kekerasan.
15. Petugas keamanan mengunci akses pintu penghubung antar unit pada jam 21.00 WIB.
16. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB lapor dan menulis identitas pengunjung pada
petugas keamanan.
Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran :
A. Pasien Rawat jalan
1. Identifikasi pasien lansia yang masuk berdasarkan hasil pengkajian.
2. Jika pasien tanpa pendamping, maka petugas penerimaan pasien
mengantarkan sampai ke tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu
bila diperlukan.
3. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien saat dilakukan
pemeriksaan sampai selesai.
B. Pasien rawat inap
1. Identifikasi pasien lansia yang masuk berdasarkan hasil pengkajian.
2. Menempatkan pasien lansia pada ruangan sesuai dengan diagnosa pasien dan
pemasangan gelang identitas. Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat
mungkin dengan kantor perawat
3. Ruangan yang ditempati oleh pasien lansia hendaknya yang mudah diakses oleh
pasien/ petugas, penerangan cukup terang, lantai tidak licin, tempat tidur
terpasang side rail dan bed plang.
4. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya.
1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang Nomor
...../Kep...../HPK/2016 tentang Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga Pada Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.
2. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Beresiko Tinggi di Rumah Sakit
3. SPO Perlindungan Terhadap Bayi dan Anak-Anak.
4. SPO Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi
5. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Lansia
6. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Cacat Fisik atau Gangguan Mental
7. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Dengan Penurunan Kesadaran/ Koma
8. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Tahanan Lembaga Pemasyarakatan (LP)
9. SPO Perlindungan Terhadap Pasien Dengan Kasus Emergency
10. SPO Perlindungan Pasien Beresiko Dari Kesalahan Asuhan Medis
11. Form Daftar Pasien Beresiko di Setiap Unit Pelayanan
DIREKTUR
RS ISLAM BANJARMASIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/3
3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota sataf rumah sakit : Perawat
unit bertanggung jawab menegur staf tersebut dan melaporkan insiden ke
kepala bidang terkait untuk diproses lebih lanjut.
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung : Staf bertanggung
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN PASIEN BERESIKO TINGGI
SUBANG DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/3
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN BAYI/ ANAK
SUBANG
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PENCULIKAN BAYI
SUBANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN LANJUT USIA
SUBANG No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/2
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Segala bentuk upaya keselamatan yang dilakukan Rumah Sakit untuk
memberikan perlindungan terhadap pasien lanjut usia selama dalam
proses pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan Memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan kepada
pasien lanjut usia dari segala bentuk kekerasan selama proses
pelayanan di Rumah Sakit.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Nomor 445/Kep.096-HPK/2013 tentang
Hak Pasien dan Keluarga pada RSUD Kabupaten Sumedang.
2. Rumah Sakit memberikan perlindungan selama 24 jam
Prosedur A. Pasien Lanjut Usia di Rawat Jalan
1. Identifikasi pasien lansia yang masuk berdasarkan hasil
pengkajian.
2. Jika pasien tanpa pendamping, maka petugas penerimaan pasien
mengantarkan sampai ke tempat periksa yang dituju dengan
memakai alat bantu bila diperlukan.
3. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi
pasien saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
C. Pasien rawat inap
1. Identifikasi pasien lansia yang masuk berdasarkan hasil
pengkajian.
2. Menempatkan pasien lansia pada ruangan sesuai dengan
diagnosa pasien dan pemasangan gelang identitas. Penempatan
pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dgn kantor perawat.
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN LANJUT USIA
SUBANG
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN CACAT FISIK
SUBANG DAN GANGGUAN MENTAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/2
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Segala bentuk upaya keselamatan yang dilakukan Rumah Sakit untuk
memberikan perlindungan terhadap pasien dengan keterbatasan fisik
dan gangguan mental selama dalam proses pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan Memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan kepada
pasien dengan keterbatasan fisik dan gangguan mental dari segala
bentuk kekerasan selama proses pelayanan di Rumah Sakit.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur No: 445/Kep. -HPK/2013 tentang
Perlindungan Pasien Beresiko Tinggi pada RSUD Kabupaten
Sumedang.
2. Rumah Sakit memberikan perlindungan selama 24 jam
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN CACAT FISIK
SUBANG DAN GANGGUAN MENTAL
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Segala bentuk upaya keselamatan yang dilakukan Rumah Sakit untuk
memberikan perlindungan terhadap pasien dengan kasus emergency/
kegawat daruratan selama dalam proses pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan Memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan kepada
pasien dengan kasus emergency/ kegawat daruratan dari segala bentuk
kekerasan selama proses pelayanan di Rumah Sakit.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur No: 445/Kep. -HPK/2013 tentang
Perlindungan Pasien Beresiko Tinggi pada RSUD Kabupaten
Sumedang.
2. Rumah Sakit memberikan perlindungan selama 24 jam
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN BERESIKO
SUBANG DARI KESALAHAN ASUHAN MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Segala bentuk upaya keselamatan yang dilakukan Rumah Sakit untuk
memberikan perlindungan terhadap pasien beresiko dari kesalahan
asuhan medis terutama pasien dengan dialysis, penurunan daya tahan
tubuh, pemberian produk darah selama dalam proses pelayanan di
Rumah Sakit.
Tujuan Memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan kepada
pasien beresiko tinggi dari kesalahan asuhan medis terutama pasien
dengan dialysis, penurunan daya tahan tubuh, pemberian produk darah
selama proses pelayanan di Rumah Sakit.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur No: 445/Kep. -HPK/2013 tentang
Perlindungan Pasien Beresiko Tinggi pada RSUD Kabupaten
Sumedang.
2. Rumah Sakit memberikan perlindungan selama 24 jam
RSUD KELAS B
KABUPATEN PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN TAHANAN
SUBANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/2
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Segala bentuk upaya keselamatan yang dilakukan Rumah Sakit untuk
memberikan perlindungan terhadap pasien tahanan Lembaga
Pemasyarakatan selama dalam proses pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan Memberikan keamanan dan kenyamanan serta keselamatan kepada
pasien tahanan Lembaga Pemasyarakatan dari kekerasan fisik selama
proses pelayanan di Rumah Sakit.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur No: 445/Kep. -HPK/2013 tentang
Perlindungan Pasien Beresiko Tinggi pada RSUD Kabupaten
Sumedang.
2. Rumah Sakit memberikan perlindungan selama 24 jam