Anda di halaman 1dari 25

TERAPI HIPERTENSI EMERGENSI PADA STROKE

MENGGUNAKAN DILTIAZEM
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

RSI GONDANGLEGI 1/1


Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Hipertensi emergensi pada stroke adalah suatu keadaan tekanan darah lebih

PENGERTIAN dari 220/120 mmHg pada stroke penyumbatan dan lebih dari 180/100 pada
stroke perdarahan. Pada kondisi tersebut tekanan darah harus diturunkan
secara agresif dalam hitungan menit sampai jam
1. Menurunkan tekanan darah sampai dengan sasaran.
TUJUAN
2. Menurunkan angka kematian dan kecacatan pada penderita stroke.
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Dosis : 5 -15 mikrogram/kg BB/menit


PROSEDUR
Cara :
100 mg diltiazem dilarutkan dalam 100 cc NS
100 mg diltiazem dilarutkan dalam 50 cc NS
50 mg diltiazem dilarutkan dalam 50 cc NS
Cara pemberian : syringe pump atau mikro drip infus.
Pemberian diawali dari dosis terkecil dan dinaikan tiap 15 menit perlahan-
lahan sesuai dengan respon penderita.
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Staf Medis
TERAPI INTRAVENA IMMUNOGLOBULIN
PADA GUILLEN BARRE SYNDROM
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/2
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01

PENGERTIAN Suatu Plasma Immune globulin IV (human) dengan konsentrasi 5 dan 10%.

TUJUAN
Memberikan pedoman dalam memberikan terapi.
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Dosis : 0.4 g / kgBB / hari


PROSEDUR
Sediaan human immune globulin IV :
- Gammaraas 5% :vial 2.5gram / 50 ml - Gammimune 10% :
Cara pemberian :
30 menit pertama, dosis 0,01-0,02 ml/kgBB/menit.
Kemudian ditingkatkan secara bertahap, maksimal 0,08 ml/kgBB/menit,
kecuali pada pasien dengan disfungsi ginjal dosis maksimal < 0,08
ml/kgBB/menit
Pemberian infus tanpa diencerkan , dengan kecepatan tetesan pelan : (0.02
ml x BB ( kg ) ) ml / mnt.
Bila dalam 30 menit tidak ada reaksi alergi , kecepatan dapat ditingkatkan :
( 0.04ml x BB(kg) ) ml / mnt .
TERAPI INTRAVENA IMMUNOGLOBULIN
PADA GUILLEN BARRE SYNDROM
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/2
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Pemberian diberikan secara bertahap, dapat diberikan seperempat atau

PROSEDUR setengah dosis total , apabila sudah memberikan hasil optimal , dapat distop.

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat Inap
3. Staf medis
TERAPI MANITOL PADA
PENINGKATAN INTRA KRANIAL
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/1
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Golongan osmotik diuretik yang bekerja menarik cairan dari intraseluler ke
PENGERTIAN
ekstraseluler

TUJUAN Menurunkan peningkatan tekanan intrakranial karena edema otak


SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Waktu pemberian > 6-8 jam setelah perdarahan.


Dosis awal 1 gr/KgBB/IV drip cepat, habis dalam 20 menit.
Dilanjutkan dosis 0,25-0,5 gr/KgBB/IV drip, habis dalam 15-20 menit, tiap
4-6 jam/hari
PROSEDUR Penurunan dosis dilakukan perlahan-lahan.
Tidak ada prosedur yang baku tapi biasanya menggunakan 6x/hari selama
dua hari, 5x/hari selama dua hari, 4x/hari selama dua hari.
Atau 6x/hari, 5x/hari, 4x/hari dan seterusnya sampai 6 hari.
Pemberian sebaiknya tidak lebih dari 6 hari.
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Staf Medis
TERAPI MIDAZOLAM PADA
STATUS EPILEPTIKUS REFRAKTER
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/1
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Status epileptikus refrakter adalah seizure yang menetap setelah pemberian
PENGERTIAN
loading dose antikonvulsan standard.
1. Menurunkan angka kematian dan kecacatan pada penderita status
TUJUAN
epileptikus.
2. Menghentkan kejang pada status epileptikus refrakter
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Pemberian obat ini perlu monitor tekanan darah, saturasi oksigen, laju
pernafasan, dan frekuensi nadi.
Tempat pemberian di ICU atau perawatan intensive yang mempunyai bed
side monitor.
PROSEDUR Cara pemberian dengan menggunakan syringe pump
Apabila keadaan terpaksa tempat pemberian bisa menggunakan infus mikro
drip dan di ruangan biasa dengan pemantauan ketat dan dosis kecil.
Dosis: loading dose 0,2 mg/kg dan maintenance dengan infus kontinyu
0,05-2 mg/kg/jam
Cara: 10 ampul miloz 5mg/5ml 1ml= 1mg
BB: 50kg dosis: 2,5 mg/jam
TERAPI MIDAZOLAM PADA
STATUS EPILEPTIKUS REFRAKTER
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/2
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Dalam perhitungan ini skala mg/jam = ml/jam = tetes mikro / mnt. 60 tts

PROSEDUR mikro = 20 tts makro = 1 ml.

Jadi kecepatan titrasi : 2,5 ml/jam ( syring pump )


1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Staf Medis
PEDOMAN TATA LAKSANA
TERAPI PENYTOIN
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/2
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Phenytoin merupakan obat primer antiepilepsi untuk semua tipe bangkitan
parsial dan bangkitan tonik klonik.
PENGERTIAN Pada kasus status epileptikus diperlukan loading dose phenytoin untuk
menghentikan bangkitan.
Mengontrol bangkitan tonik klonik umum dan psikomotor, mencegah dan
TUJUAN
mengobati bangkitan yang terjadi selama atau setelah pembedahan otak atau
system saraf.
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Dosis : loading dose : 15 – 18 mg/kgBB


Contoh kasus:
PROSEDUR Pasien dengan BB 50 kg, dengan Status epilepticus
Dilakukan Loading Phenytoin dengan dosis 15-18 mg /kgBB:
: 15-18 mg / kg BB x 50 kg = 750 – 900 mg (setara dengan 7 – 9 ampul)
dengan kecepatan 50 mg/menit atau diberikan selama 15 – 18 menit.
Peringatan/perhatian:
Hati-hati pemberian IV pada hipotensi, heart failure atau myokard infark.
IV harus diberikan perlahan (terlalu cepat dapat menyebabkan hypotensi,
CNS depression, cardiac arrhythmias dan gangguan konduksi jantung).
Pemberian extravasasi dan intra-arterial harus dihindari.
PEDOMAN TATA LAKSANA
TERAPI PENYTOIN
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/2
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Jangan menghentikan mendadak (dapat meningkatkan frekuensi seizure),

PROSEDUR dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin,


hyperglycaemia.
Cairan injeksi dapat menyebabkan iritasi local atau phlebitis. Penggunaan
jangka panjang dapat menyebabkan efek ringan pada fungsi mental dan
kognisi, terutama pada anak-anak.
Potensial fatal: Toxic epidermal necrolysis, Stevens-Johnson syndrome
FDA untuk kehamilan: class D
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Staf Medis
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Kriptokokosis adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan oleh
Cryptococcus neoformans, sering timbul pada ODHA dengan CD4<100
sel/µL. Infeksi terjadi dengan cara inhalasi spora ke dalam saluran
pernafasan, selanjutnya terjadi fungemia dan diseminasi ke berbagai organ
tubuh. Pada ODHA, 80-90% kriptokokosis bermanifestasi sebagai
meningitis kriptokokokus (MK). Tanpa terapi spesifik penyakit ini berakibat
fatal.

PENGERTIAN Gejala :
Kriptokokosis pada pasien dengan imunokompromais biasanya
menunjukkan reaksi yang minimal, namun konsentrasi jamur dalam
berbagai jaringan tubuh sangat tinggi. Pada AIDS gejala klinis Meningitis
Kriptokokus sering kali tidak jelas atau samar-samar. Biasanya dijumpai
gejala prodormal selama 2-4 minggu. Gejala yang muncul antara lain
demam, sakit kepala dan malaise (65-80%). Mual dan Muntah (50%). Kaku
kuduk (30%). Gangguan kesadaran dan perilaku (10-30%). Gejala neurologi
fokal (10%). Peningkatan TIK didapatkan pada 75% kasus MK pada
ODHA, walaupun tanda papil edema yang didapatkan hanya pada 26%
kasus.
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Diagnosis :
A. Ananmnesa
B. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan laboratorium lengkap : DL, UL, LFT, RFT, Gula Acak,
Elektrolit, CXR, Rapid Test, CD4.
D. MRI atau CT Scan biasanya tidak khas, bahkan sering ditemukan
PENGERTIAN gambaran yang normal. Dapat ditemukan gambaran hidrosefalus, edema
difus, atrofi, penyengatan meningen dan pleksus koroideus.
E. Diagnosa definitif dengan isolasi jamur, pemeriksaan histopatologi dan
serologi antigen C. Neoformans. Spesimen diambil dari darah, cairan
serebrospinal, urin, cairan pleura, sputum, bilasan bronkus, lesi kulit dan
biopsi jaringan.

Mengurangi angka kematian dan kecacatan penderita meningitis


TUJUAN
kriptokokus.
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Perawatan penderita di ruangan khusus infeksi atau ruang khusus perawatan


infeksi terpadu.
PROSEDUR
Perawatan meningitis kriptokokus dilakukan kolaborasi antara tenaga
Dokter spesialis saraf, spesialis penyakit dalam, Perawat dan Pembantu
Pekarya.
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

3/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Pilihan pertama Induksi : amfoterisin B IV 0,7-1 mg/kgBB/hr
dan 5-fluorositosin oral 100mg/kgBB/hr selama
2 minggu
Konsolidasi : flukonazol oral 400mg/hr selama 8
minggu atau hingga cairan serebrospinal steril
Pilihan kedua Induksi : amfoterisin B IV 0,7-1mg/kgBB/hr
selama 2 minggu
Konsolidasi : flukonazol oral 400mg/hr selama

PROSEDUR 10 minggu atau hingga cairan serebrospinal


steril
Pilihan ketiga Flukonazol oral 400-800mg/hr dan fluorositosin
oral 100mg/kgBB/hr selama 6-10 minggu

Peningkatan TIK pada MK dapat diatasi dengan pungsi lumbal berulang


dengan mengeluarkan cairan serebrospinal sebnyak 20-30 ml per hari
hingga mencapai tekanan yang diinginkan.
Pada kasus yang tdak berespon dengan pungsi lumbal berulang atau dengan
tekanan yang sangat tinggi dapat dilakukan tindakan pemasangan drain
lumbal atau VP shunt.
Penggunaan kortikosteroid, manitol dan asetazolamid tidak memperlihatkan
manfaat yang nyata dalam tatalaksana peningkatan tekanan intrakranial
pada MK.

MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

4/4

RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
1. Unit Gawat Darurat

UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap


3. Komite Medis
MYASTENIA GARVIS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/3
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Myastenia Gravis merupakan penyakit dengan manifestasi kelemahan otot

PENGERTIAN saat aktifitas yang membaik dengan istirahat, bersifat kronik rekuren
akibat dari penurunan jumlah asetilkolin di neuromuscular junction.
Terdapat berbagai tipe ,antara lain : Tipe okuler, bulbar, general.
Mengatasi Myastenia Gravis untuk meminimalkan frekwensi
TUJUAN
eksaserabasi
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

- Dirawat di Unit Rawat Jalan Neurologi


- Dirawat di Ruang Intensive Care yang mempunyai fasilitas respirator,
apabila terdapat ancaman gagal nafas.
I. Menegakkan diagnosa
A. Gejala klinis
- Tipe Oculer : - Ptosis - Parese otot Okuler
PROSEDUR - Tipe Bulbar : - Dysfagia - Dysfoni - Parese otot Pharing dan Laring
- Tipe General : - Paraparese atau Tetraparese tipe LMN
Pada kasus berat:
Tetraplegia
Bulbar Paralyse
Optalmoplegia, afonia, gagal nafas tipe perifer, sesak nafas, gelisah
MYASTENIA GARVIS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/3
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Tanda khusus :
- Keluhan membaik apabila istirahat.
- Sensoris dan Otonom Normal

PROSEDUR - Kesadaran tetap baik


- Adakalanya ditemukan thymoma
- Tes Prostigmin ( + )
B. Menentukan grade :
Grade 0: remisi, tidak ditemukan keluhan
Grade 1: keluhan dan gejala okuler saja
Grade 2: mild generalized, keluhan teratasi dengan obat oral
(Mestinon) saja
Grade 3: moderate generalized, memerlukan terapi imunosupresi
Grade 4: severe generalized, krisis, perlu ventilator dan bantuan
nutrisi secara mekanik
II. Pemeriksaan Penunjang:
- Prostigmin tes : injeksi prostigmin 25 - 50 mg subkutan
Mengamati kemungkinan efek samping : kolik abdomen, diare, muntah.
Bila terjadi efek samping : injeksi atropin 0,5 mg
- Lab : CPK , LDH
- X- Foto Thorax
- Immunologi
- EMNG

MYASTENIA GARVIS
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

3/3

RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
II Terapi:
A. Anti Asetil cholin esterase
- Prostigmin = Neostigmin, dosis : 4 - 6 kali 15 mg (maksimal 180
g/hr)
- Pyridostigmin = Mestinon, dosis 4 -6 kali 60 mg (maksimal 1800
mg/hr)
- Bila Prostigmin atau Pyridostigmin belum optimal,
PROSEDUR
Ditambah Ephedrin tab 3 kali 25 mg
Ditambah Steroid = Methyl Prednisolon 16-32 mg,
alternate,maksimal 100 mg
Ditambah KCl tab 3 kali 0,5 mg
B. Operasi timektomi dipertimbangkan , apabila :
General MG yang tidak memberi respon terapi dalam 6 - 12 bulan, usia
< 50 th.
C. Immunosupressive
D. Lain lain : Gamma Globulin, Plasma pheresis/plasma exchange.

1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
UNIT TERAKIT
4. Laboratorium
5. Radiologi
6. Kamar Operasi

PENATALAKSANAAN STROKE AKUT


No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/4

RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
STROKE
adalah defisit neurologis fokal dengan onset mendadak .
Defisit neurologis bisa berupa salah satu atau gabungan dari gejala-gejala
dibawah ini :
- Hemiparese
- Hemihipestesia dan/ atau hemiparestesi
- Heminanopsia
PENGERTIAN
- Dysartria , afasia
- Parese n.VII dan XII Sentral
- Vertigo , Ataxia , Diplopia
- Parese n.Cranial Alternan , Dysphagia , Tinnitus
- Kesadaran menurun
Bisa ditemukan Faktor resiko Stroke : Hb > 14 , PCV >40, DM ,
Hiperlipidemia, Hipercholesterol emia, Pil KB , Merokok , Obesitas.
Jenis Stroke : Perdarahan dan Infark.
1. Mengurangi kematian 48 jam pertama akibat stroke
TUJUAN
2. Mengurangi resiko cacad akibat stroke
3. Memaksimalkan kualitas hidup pasien
4. Mencegah stroke berulang
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi
PENATALAKSANAAN STROKE AKUT
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
 Stroke dengan kondisi khusus dirawat di Intermediate
unit perawatan khusu stroke
Kondisi khusus :
- Stroke dengan penurunan kesadaran
- Stroke dengan tanda herniasi
- Stroke dengan kejang
- Stroke dengan febris atau penyakit lain yang memerlukan
perawatan bersama khususnya dengan Bag. Penyakit Dalam,
PROSEDUR Jantung atau Paru
 Stroke tanpa kondisi khusus dirawat di ruang perawatan
biasa/ Non intensif
- Perawatan Stroke Akut dilakukan secara kolaborasi antara tenaga Dokter
Ahli saraf, dokter umum, perawat terlatih, dieticien, fisioterapi dan yang
terkait lainya.
1. Membaringkan penderita dengan posisi kepala dan badan bagian atas
30 , posisi lateral decubitus bila disertai muntah ( posisi Sim )
2. Melakukan prosedur resusitasi ABC ( airway, breathing, circulation)
Bila diperlukan infus dapat digunakan larutan NaCl 0,9 %
Membebaskan jalan nafas, mengusahakan ventilasi adekuat. Bila
diperlukan Oksigen diberikan 1-2 L/ menit sampai ada hasil
pemeriksaan gas darah.
3. Melakukan anamnese, pemeriksaan status interne, status neurologi
untuk menegakkan diagnosa
PENATALAKSANAAN STROKE AKUT
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

3/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
4. Pemeriksaan neuro-vital-sign : Tensi Darah, Pernafasan ( frekwensi,
tipe pernafasan), Jantung ( heart rate, kelainan jantung), Temperatur,
Pupil
5.monitor , mengenali tanda-tanda dini Tekanan Intra Kranial
meningkat dan mengatasi nya (lihat SOP Penatalaksanaan Peningkatan
T.I.K atau edema serebri)
6.Menetukan jenis stroke secara klinis, dikonfirmasi dengan Junaidi.
Skor, Algoritma Gajahmada atau Siriraj Skor.
7.Memberi penjelasan kepada penderita dan/atau keluarga terdekat

PROSEDUR tentang penyakit stroke yang diderita, sambil meminta ijin melakukan
pemeriksaan penunjang dan rencana pengobatan
8.Menurunkan Tensi darah apabila : Tensi Sistolik  220 mmHg untuk
stroke infark,  180 untuk stroke perdarahan,  160 untuk stroke SAH.
stroke disertai Infark Miokard Akut/ gagal jantung atau gagal ginjal
akut/ diseksi aorta torakalis tekanan darah diturunkan sampai MABP
 130 mmHg . Cara penurunan lihat SOP Penatalaksanaan
Hipertensi Pada Stroke Akut.
9.Pemeriksaan cito : CT Scan kepala tanpa kontras, Complete blood
count, Gula darah sesaat, Hb, PCV, Darah rutin, EKG.
10.Pemeriksaan terencana ( bukan cito) : Trigliserid, Cholesterol ( total,
HDL, LDL), ureum ,creatinin, uris acid, VDRL, TPHA, foto thorax.
11.Mengatasi Hiperglikemi ( > 250 mg%) sampai batas Gula Darah
Sesaat sekitar 150 mg%. Cara penurunan dengan Insulin intravena
secara drips kontinyu selama 2-3 hari pertama. ( Lihat SOP
Penatalaksanaan Hiperglikemi pada Stroke Akut)
PENATALAKSANAAN STROKE AKUT
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

4/4
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
12 .Mengatasi Hipoglikemi dengan memberikan Dextrose 40% intravena
sampai normal . Dilanjutkan dengan mengatasi penyebab hipoglikemi
13. Bila Jenis Stroke telah diditentukan, penatalaksanaan khusus
tergantung pada Jenis Stroke ( SOP Penatalaksanaan Stroke ICH dan
SOP Penatalaksanaan Stroke Infark).
14. Melakukan monitoring secara berkala pada fase akut stroke :
neurovital sign . Mewaspadai tanda- tanda herniasi. Mengawasi tanda
PROSEDUR
-tanda komplikasi Stroke Akut dan mengatasi nya (SOP
Penatalaksanaan Komplikasi Stroke Akut)
15. Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi
menelan baik. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran
menurun dipasang pipa nasogastrik sampai fungsi menelan baik atau
penderita sadar .
16. Melakukan mobilisasi dan rehabilitasi sedini mungkin apabila tidak
ada kontraindikasi.

1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
UNIT TERAKIT
4. Laboratorium
5. Radiologi
6. Kamar Operasi
SEREBRITIS DAN ABSES OTAK
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

1/5
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Ditetapkan
Direktur RSI Gondanglegi,
PROSEDUR Tanggal ditetapkan :
TETAP

dr. Husnul Muttaqin


00 00 01
Penumpukan material piogenik yang terlokalisir di dalam a tau

PENGERTIAN diantara parenkim otak.


Etiologi :
Bakteri (yang sering) : Staphylococcus aureus, streptococcus,
anaerob, S.beta hemolitikus, S.alfa hemolitikus, E.coli, Bacteroides.
Jamur : N. asteroids, spesies candida, aspergilus.
Parasit (jarang) : E. Histolitika, cystecircosis, schistosomiasis.
Menurunkan angka kematian dan kecacatan penderita serebritis atau abses
TUJUAN
otak
SK Direktur Nomor DG.SKDIR / 13.11.10 tentang Kebijakan Komite
KEBIJAKAN
Medis RSI Gondanglegi

Patogenesis
PROSEDUR
Mikroorganisme (MO mencapai parenkim otak melalui:
- Hematogen : dari suatu tempat infeksi yang jauh
- Pertuasan di sekitar otak : sinusitis f rontali s, otitis media.
- Trauma tembus kepala/operasi otak.
- Komptikasi dari kardioputmoner, meningitis piogenik.
- 20% kasus tak di ketahui sumber i nfeksi nya.
SEREBRITIS DAN ABSES OTAK
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

2/5
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
Lokasi :
Hematogen paling sering pada substansia alba dan grisea.
Perkonti nutatum : daerah yang dekat dengan permukaan otak.
Sifat :
Dapat soliter atau multiple. Yang multiple sering pada jantung bawaan
sianotik karena ada shunt kanan ke kin.
Tahap-tahap :
PROSEDUR
- Awal : Reaksi radang yang difus pada jaringan otak
(infiltrat leukosit, edema, perlunakan dan kongesti) kadang disertai bintik-
bintik perdarahan.
- Beberapa hari-minggu : Nekrosis dan pencairan pada
pusat lesi sehingga membentuk rongga abses.
Astroglia, fibroblas, makrofag mengeli li ngi jaringan
yang nekrotik sehingga terbentuk abses yang tidak berbatas tegas.
-Tahap lanjut: fibrosis yang progresif sehingga terbentuk
kapsul dengan di ndi ng yang konsentris.
Stadium:
- Serebritis dini (hari I - III)
- Serebritis lanjut (hari IV - IX)
(hari IV - IX)
- Serebritis kapsut dini (hari X – XIII)
(hari X - XIII)
- Serebritis kapsut lanjut (> XIV hari)
SEREBRITIS DAN ABSES OTAK
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

3/5
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
KRITERIA DIAGNOSIS
 Gambaran kliniknya tidak khas, kriteria terdapat tanda infeksi + TI K
Khas bila terdapat trias: gejata infeksi + TI K + tanda neurotogik
PROSEDUR
fokal.
 Darah rutin : 50 - 60 % didapati leukositosis 10.000-20.000 / cm2 70 -
95 % LED meningkat.
 LP : bila tak ada kontraindikasi untuk kultur dan tes sensitifitas.
 Radiologi :
 Foto polos kepala biasanya normal.
 CT-Scan kepala tanpa kontras dan pakai kontras bila
abses berdiameter > 10 mm.
 Angiografi

Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin (teukosit, LED)
 LP : bila tak ada kontraindikasi untuk kultur dan tes sensitifitas.
 Rontgen : Foto polos kepala, CT-Scan kepala tanpa kontras dan pakai
kontras, atau angiografi .

DIAGNOSIS BANDING
 Space occupying lesion lainnya (metastase tumor, glioblastoma)
 Meningitis
SEREBRITIS DAN ABSES OTAK
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

4/5
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
TATALAKSANA
Prinsipnya menghilangkan fokus infeksi dan efek massa.
Kausal:
PROSEDUR
 Ampisillin 2 gr/6 jam iv (200-400 mg/kgBB/hari selama 2
minggu).
 Kloramfenikol 1 gr/6jam iv selama 2 minggu.
 Metronidazole 500 mg/8 jam iv selama 2 minggu.
 Antiedema : dexamethason/ manitol.
 Operasi bila tindakan konservatif gagat atau abses berdiameter 2 cm.
PENYULIT
 Herniasi
 Hidrosefatus obstruktif
 Koma
KONSULTASI
Bedah Saraf
TEMPAT PELAYANAN
Perawatan di RS A atau B
TENAGA STANDAR
Perawat, dokter umum, dokter spesialis saraf
LAMA PERAWATAN
Minimal 6 minggu
PROGNOSIS
Sembuh, sembuh + cacat, atau meninggat
Prognosis: tergantung dari : umur penderita, [okasi abses, dan sifat
absesnya.

SEREBRITIS DAN ABSES OTAK


No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

5/5
RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi - Malang
1. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat Inap
3. Dokter Spesialis Syaraf

Anda mungkin juga menyukai