Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai mata rantai pelayanan kesehatan mempunyai fungsi
utama penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Rumah
sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan juga diharapkan
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya
(Depkes RI, 2000). Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari
sistem kesehatan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan masyarakat
seoptimal mungkin. Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan yang baik
dari berbagai unsur pelayanan yang ada di dalam rumah sakit tersebut.
Kesepakatan dilakukannya pasar global tingkat ASEAN tahun 2003, Asia
Pasifik tahun 2010 dan seluruh dunia tahun 2020, serta adanya arus supremasi
hukum dengan diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen
menuntut pengelolaan rumah sakit lebih transparan, berkualitas dan
memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati. Masyarakat
menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep
quality one stop service artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan
pelayanan yang berkaitan langsung harus dapat dilayani oleh rumah sakit
secara cepat, akurat, bermutu dan terjangkau.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan, bahkan sebagai
salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata
masyarakat. Berdasarkan itu maka pelayanan perawatan secara organisatoris,
administrasi dan teknis tidak dapat dipisahkan dari pelayanan di rumah sakit
pada umumnya (Depkes,2000).
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling

1
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keparawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan
fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Keadaan ini
akan bisa dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengelolaan
keperawatan secara professional saat ini dan yang akan datang (Nursalam,
2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus di respons oleh perawat. Respons yang ada
harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan
keperawatan dan langkah-langkah nyata dalam pelaksanaannya. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa penataan system model asuhan keperawatan
profesional. Organisasi pelayanan keperawatan membutuhkan ketelitian sebab
mengemban misi mengatur sumber daya manusia yang terbesar jumlahnya di
rumah sakit. Dalam kegiatan teknis pelayanan keperawatan diperlukan
supervisi para tenaga keperawatan yang lebih senior, lebih lanjut dan terampil,
terhadap tenaga keperawatan yunior, dengan didukung oleh kode etik profesi
keperawatan secara konsekuen. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan dan
diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan perawatan agar pasien dan
keluarganya serta masyarakat memperoleh pelayanan yang aman, cepat dan
tepat, nyaman, ekonomis, estetis dan etis, untuk dapat memberikan pelayanan
yang demikian mutunya, diperlukan penerapan manajemen perawatan secara
profesional dan baik dan terarah (Depkes, 2000).
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses managemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999),

2
sedangkan menurut Gillines (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan
seoptimal mungkin. Dengan memperhatikan hal tersebut maka proses
manajemen yang baik perlu juga diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi
tandar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional (Gillies, 1986). Manajemen keperawatan merupakan pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan
empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan
dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan
konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,
manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002)
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan
merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan derajat

3
kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara
pelayanan asuhan keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada klien maupun keluarganya (Depkes, 1987), dan supaya
tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan suatu cara pengelolaan
pelayanan keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo Yogyakarta sebagai
salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian,
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat. Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka
rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang efektif dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Tahun 1972, keluar SK Menteri Kesehatan RI, tentang Rumah Sakit
Pemerintah. Peraturan ini dibedakan antara Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum tipe C, merupakan RSU yang minimal
empat cabang spesialisasi yaitu penyakit dalam, bedah, kandungan &
kesehatan anak. Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo Yogyakarta
merupakan rumah sakit tipe B non Pendidikan telah memiliki 4 cabang
spesialisasi sesuai SK Menteri Kesehatan RI.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang
dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan ketrampilan manajerial yang
handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di
lahan praktik. Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Respati
Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Ruang Melati RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta dengan
arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing pendidikan.
Dengan adanya praktik tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan

4
ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan ini dilaksanakan di Ruang
Melati RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta berlangsung selama 4 minggu
dari tanggal 18 April 2011 sampai 14 Mei 2011.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) stase
manajemen selama 4 minggu di Ruang Melati RSUD Wates Kulon Progo
Yogyakarta mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan konsep dan
ketrampilan manajemen serta gaya atau model kepemimpinan keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengkaji lingkungan, untuk menemukan data-data baik primer
maupun sekunder mengenai Ruang Melati RSUD Wates.
b. Menganalisa lingkungan, menemukan masalah dan memahami
masalah-masalah yang ada di ruang Melati RSUD wates yang
berhubungan dengan proses atau organisasi asuhan keperawatan.
c. Mengidentifikasi, menganalisis serta menetapkan masalah dan
proritas masalah.
d. Merencanakan alternatif pemecahan masalah serta menyusun
rencana kegiatan atau POA berdasarkan prioritas masalah.
e. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
f. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang
ditetapkan.
g. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan
yang telah disusun.

5
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data di Ruang Melati RSUD Wates
Kulon Progo Yogyakarta dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan
metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,
inventaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien
secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat
pelaksana, pasien, dan keluarga untuk mengumpulkan data tentang proses
pelayanan pasien dan proses dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
prosedur tetap tindakan dan inventaris ruangan dengan melihat status pasien
dan lapoan administrasi.
4. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui
observasi maupun wawancara mendalam kepada karu, PN, AN, paisen
maupun keluarga pasien.

E. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan diberi penilaian
dengan menggunakan presentase lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat
kualitatif yaitu: kriteria baik (76 – 100 %), kriteria cukup (56 – 75%), kriteria
kurang (40 – 55%), dan tidak baik ( kurang dari 40%). (Suharsimi, 2004)

6
F. Peserta Praktik
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan FIK
UNRIYO stase manajemen keperawatan tahun 2011, kelompok yang terdiri
dari:
1. Verayanti Albertina Bata, S. Kep
2. Suhendra, S. Kep
3. Ratna Nursitasari, S. Kep
4. Novi Nurhayati, S. Kep
5. Christine Maya Lahade, S. Kep
6. Elvisu Yanti Malo, S. Kep
7. Kristina Tonda Dura, S. Kep
8. Gardian Indra Kusuma, S. Kep

Anda mungkin juga menyukai