Di Sini PDF
Di Sini PDF
A. PENDAHULUAN
Di pihak lain, siswa belajar matematika dimulai dari hal-hal umum. Siswa menyimpulkan sesuatu
yang khusus berdasarkan pada hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan tersebut dikatakan
menggunakan penalaran deduktif. Penalaran matematika sesungguhnya adalah penalaran deduktif.
Namun matematika lebih mudah dipahami secara induktif.
B. PENALARAN INDUKTIF
Penyimpulan secara induktif dapat dimulai dari: mengenal pola, menduga-duga, dilanjutkan dengan
membentuk generalisasi
U(1) = 2
U(2) = 4
U(3) = 6
U(4) = 8
U(100) = ….
Bagaimana aturan penentuan U(n)?
C. PENALARAN DEDUKTIF
Berdasarkan pengertian pangkal, pengertian yang didefinisikan, dan aksioma dapat disusun dalil
(teorema) yang kebenarannya harus dapat dibuktikan secara deduktif.
D. SISTEM MATEMATIKA
Sistem matematika adalah himpunan yang tidak kosong bersama dengan sebuah relasi, dan sebuah
operasi.
Contoh himpunan:
(a) Himpunan bilangan asli
(b) Himpunan bilangan cacah
(c) Himpunan bilangan bulat
(d) Himpunan bilangan real
(e) Koleksi himpunan
(f ) Himpunan vektor dalam ruang
Berkaitan dengan relasi, pada bilangan asli terdapat relasi “kurang dari’, “lebih dari”, dan “sama
dengan”. Setiap dua bilangan asli selalu dapat dikaitkan dengan salah satu dari ketiga relasi tersebut.
Pada himpunan terdapat relasi “saling lepas”, “berpotongan” dan “ekivalen”.
Berkaitan dengan operasi, Pada himpunan bilangan asli terdapat operasi penjumlahan dan perkalian.
Pada himpunan bilangan asli tidak terdapat operasi pengurangan dan pembagian. Pada himpunan
terdapat operasi gabung, irisan, pengurangan, dan lain-lain. Pada vektor terdapat operasi cross dan
dot.
Ada operasi baku dan ada operasi tidak baku. Operasi baku (standar) berlaku secara umum di mana-
mana (mis. “+”, “”, “”, dan “”), sedngkan operasi tidak baku didefinisikan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Contoh:
(1) x y = 3y – 2x.
(2) a ¤ b = 6a + b.
JIka a ¤ b = 6a + b maka
4 ¤ 5 = 6.4 + 5
= 24 + 5
= 29
5 ¤ 4 = 6.5 + 4
= 30 + 4
= 34
Sistem matematika terdiri dari sebuah himpunan tidak kosong, sebuah relasi, dan sebuah operasi.
Contoh: Dimisalkan ada himpunan A : {1,2,3,4,…}, relasi “<”, dan operasi “+”.
{A, <, +} disebut sistem matematika.
Setiap ada dua anggota A yang berbeda, anggaplah a,bA, maka selalu berlaku a< b atau b<a.
Apakah jumlah setiap dua anggota A selalu menjadi anggota A? Jawab: Ya.
Perhatikan bahwa {A, >, } bukan sistem matematika sebab ada a,bA dan (a – b) bukan anggota A.
E. LOGIKA
Matematika umumnya disajikan secara aksiomatik dengan logika deduktif. (Logika berperan dalam
matematika). Pernyataan (proposisi) merupakan pengertian pangkal. Suatu pernyataan (proposisi)
bernilai salah satu dari “BENAR” atau “SALAH”. (bernilai “benar” saja atau “salah” saja, tidak
keduanya).
1. Negasi
2. Konjungsi
3. Disjungsi
4. Kondisional (Implikasi)
5. Bikondisional (Biimplikasi)
F. KUANTIFIKASI
Kuantor meliputi dua hal, yaitu:Kuantor umum dan kuantor khusus. Kuantor umum (kuantor
universal/universum quantifier) : “semua”, “setiap”. Kuantor khusus (kuantor eksistensial):
“beberapa”, “terdapat”, “ada”.
Untuk menyusun negasi dari pernyataan berkuantor dapat dipedomani sebagai beikut: