Anda di halaman 1dari 3

Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.


Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran mulai dari merencana, melaksanakan
sampai dengan mengevaluasi. Peningkatan kompetensi
pedagogik dapat dilakukan dengan meningkatkan minat baca
untuk menyusun rencana pembelajaran. Penyusunan rencana
pembelajaran dapat dilakukan juga ketika terdapat pelatihan
dari diknas maupun mengikuti MGMP. Selain meningkatkan
minat baca seorang guru juga harus kreatif dan inofatif dalam
pengembangan pembelajaran terutama mengenai pembelajaran
berbasis TIK agar sesuai dengan karakteristik anak zaman
sekarang. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap stabil, dewasa, arif dan
berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan beraklak
mulia. Kompetensi ini ditingkatkan dengan melakukan
transformasi kultur. Dengan berkembang pesatnya tekhnologi
dan ilmu pengetahuan terjadi perubahan sehingga ada
anggapan ada yang lama dan dirubah menjadi baru. ketika
transformasi digunakan untuk menjelaskan konsep transformasi
budaya, maka mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai,
sikap, dan praksis dalam aktivitas kebudayaan. Setidaknya
terdapat proses penyesuaian dari nilai, sikap, dan praksis
budaya lama menuju budaya baru. Ketika ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menggunakan konstruksi budaya berbasis pada
nilai budaya Barat, maka mau tidak mau nilai budaya lama
masyarakat pengadopsinya harus melakukan penyesuaian-
penyesuaian. Salah satu nilai yang imperatif dituntut oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah apresiasi tinggi terhadap
logika kausalitas, akurasi, presisi, detail, dan terukur. Di
samping itu tentu saja penghargaan terhadap prinsip kejujuran,
disiplin, dan kerja keras yang merupakan etos masyarakat Barat
dan negara maju lainnya di kawasan Asia. Kompetensi sosial
berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan
orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini dapat
ditingkatkan dengan cara mengubah cara berpikir guru yang
tadinya sebagai pusat pembelajaran diganti menjadi siswa yang
menjadi pusat pembelajaran. Ini berarti guru perlu
memposisikan diri sebagai mitra belajar bagi siswa, sehingga
guru bukan serba tahu karena sumber belajar dalam era digital
sudah banyak dan tersebar, serta mudah diakses oleh siswa
melalui jaringan internet yang terkoneksi pada gawai. Ini
memang tidak mudah, karena berkait dengan transformasi
kultural baik yang masih berkembang dalam guru maupun siswa
itu sendiri, dan bahkan masyarakat. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
mencangkup penguasaan substansi isi materi pembelajaran dan
subtansi menaungi materti dalam kurikulum. Guru dapat
meningkatkan kompetensi profesional dengan cara
mengembangkan minat baca mengenai ilmu pengetahuan alam.
Bisa juga dengan memulai menulis buku-buku yang berkaitan
dengan IPA agar buku tersebut sesuai dengan karakteristik
siswa di daerah tersebut. Selain bisa membuat buku guru juga
bisa membuat animasi-animasi sederhana unutuk
menvisualisasikan fenomena yang terjadi di alam.
IPA merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan fenomena yang ada di lingkungan sekitar. Jadi
dapat melakukan penggabungan antara animasi yang ada dengan praktikum langsung. Animasi yang
dipilih juga harus sesuai dengan kebutuhan yang terdapat di praktikum. Dengan memilih animasi yang
banyak mengadung variabel maka daya kreatifitas siswa dapat ditingkatkan dengan mencoba-coba
variabel tersebut. Kemudian untuk membuktikan animasi yang telah disusun sesuai dengan variabel
merekan siswa dapat melakukan kerja praktikum maupun kerja proyek secara nyata. Jika terdapat
perbedaan antara animasi yang telah disesuaikan dengan dikehidupan nyata bisa menjadi bahan diskusi
dan memancing tingkat berpikir siswa tersebut

Perencangan penbelajaran dilakukan dengan melihat kopetensi dasar serta tujuannya terlebih dahulu.
Agar sesuai dengan karakteristik siswa maka perlu adanya pengetahuan tentang siswa seperti
perbedaan individu setiap peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi,
minat, gaya belajar, kebiutuhan khusus, kecepatan belajar dan latar belakang budaya serta sosial siswa.
Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran perlu dilakukan kajian mengenai fasilitas yang ada seperti
peralatan praktikum, ketersediaan peralatan IT yang mendukung (komputer, internet maupun LCD)
serta keadaan lingkungan di sekitar sekolah. Jika semua faktor tersebut sudah dirasa cukup maka
selanjutnya perlu menentukan model dan metode pembelajaran yang sesuai agar ketika proses evaluasi
pembelajaran di lakukan sesuai dengan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai