SISTEM INDERA
A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN
Tujuan Praktikum
Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna
Dasar teori
Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang mampu menangkap informasi
berupa gelombang elektromagnetik dalam bentuk cahaya. Pada awal perkembangannya seperti
hewan invertebrata, organ ini hanya berupa bintik (spots) pada permukaan tubuh, yang sensitif
terhadap cahaya. Dalam penataan pengembangannya, mata mempunyai lapisan reseptor (retina),
dan sistim lensa untuk memfokuskan cahaya, dan sistim persarafan untuk menghantarkan impuls
dari reseptor ke sistim saraf pusat.
Keberadaan mata dilokasinya dan bentuk dari bola mata, menyebabkan terbatasnya
lapangan penglihatan. Kondisi sistim lensa yang ada, mempengaruhi ketajaman penglihatan
seseorang, begitu juga kemampuan refraksinya. Daerah tempat bersatunya serabut akson saraf
mata (nervus optikus) sebelum meninggalkan mata, menggeser reseptor ke sekelilingnya, sehingga
pada tempat tersebut sama sekali tidak mengandung reseptor penglihatan. Keadaan ini
menyebabkan tempat tersebut tidak dapat menangkap sinyal cahaya, dan menjadi wilayah
kebutaan normal, yang disebut sebagai bintik buta.
Untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, mata dilengkapi dengan pupil yang dapat
melebar dan mengecil melalui kontraksi dan relaksasi otot siliaris. Dan keberadaan reseptor
penglihatan pada retina yang berlainan tugas, dan masing – masing jenis hanya berespon terhadap
cahaya dengan panjang gelombang tertentu, menyebabkan bila terjadi gangguan pada reseptor
tertentu, akan mengakibatkan terjadinya buta warna.
C. Memeriksa pupil
1. O.p. duduk menghadap jendela dan suruhlah untuk melihat ke suatu obyek yang jauh letaknya
dengan pandangan terfiksir ke tempat tersebut.
2. Ambillah senter dan periksalah keadaan pupilnya antara lain :
Warna iris
Ukuran diameter pupil dalam berbagai keadaan yaitu :
- normal, midriasis (melebar), dan miosis (mengecil)
3. Lakukanlah pemeriksaan refleks pupil pada kedua mata meliputi :
Refleks pupil langsung (direk), yaitu mengecilnya pupil saat dilakukan penyinaran
langsung ke mata o.p.
Refleks pupil tidak langsung (indirek), yaitu mengecilnya pupil pada mata sisi lain
(sebelahnya) waktu dilakukan penyinaran ke salah satu mata.
4. Lakukanlah pemeriksaan refleks akomodasi dengan cara :
Suruh o.p. melihat obyek yang jauh dan tetap. Setelah beberapa lama, suruh o.p. melihat
jari saudara yang ditempatkan sekitar ½ m didepan mata o.p.
Perhatikan perubahan diameter dari pupil
Selanjutnya gerakkan perlahan jari pemeriksa mendekati mata o.p. Perhatikan pupil
selama o.p. melakukan akomodasinya. Ulangi pada mata lainnya.
Tujuan Praktikum
Menentukan ketajaman pendengaran, hantaran udara dan hantaran tulang pada proses
pendengaran, serta membedakan tuli.
Dasar teori
Pendengaran merupakan salah satu perlengkapan sensorik khusus, yang tergolong dalam
reseptor mekanik (mechanoreceptive sense), dimana reseptornya mampu merespon getaran
mekanik dari gelombang suara di udara.
Kelengkapan tubuh ini dikembangkan dalam bentuk organ auditif sehingga informasi
dalam bentuk gelombang suara dapat disalurkan ke system saraf pusat, diolah, untuk kemudian
secara sendiri atau bersama dengan informasi lainnya dirangkum untuk diberi arti, sehingga dapat
ditetapkan tindakan atau langkah – langkah lebih lanjut dari individu dalam merespon informasi
yang tiba.
Mekanisme kerja reseptor pada organ auditif hanya berkemampuan untuk melakukan
diskriminasi frekuensi gelombang suara yang tiba, tetapi pengolahan informasi yang diperoleh,
mampu menetapkan keras lemahnya suara, arah dari sumber suara, yang kesemuanya disebut
sebagai kemampuan ketajaman pendengaran.
Untuk menangkap getaran mekanik yang merambat di udara, organ auditif menyediakan
peralatan berbentuk membran berikut rangkaian tulang pendengaran. Getaran pada membrane
(untuk menangkap gataran melalui udara), dihantarkan melalui rangkaiannya menuju ke reseptor
pendengaran di cochlea, sehingga jalur penghantaran ini disebut sebagai penghantaran udara.
Akan tetapi karena reseptor pendengaran terlindung dalam rongga yang terbungkus tulang,
reseptor pendengaran juga memberikan respon pada getaran yang merambat melalui tulang
tengkorak, sehingga jalur penghantaran ini disebut sebagai penghantaran tulang. Karena
pengambangan organ auditif dirangcang untuk menangkap informasi yang dihantarkan melalui
udara, penghantaran udara akan lebih baik dari penghantaran tulang.
Kegagalan dalam menangkap informasi getaran suara oleh organ auditif, disebut sebagai
ketulian pendengaran.
Bahan dan Alat
1. Garpu tala dengan frekuensi 100, 256, dan 512 Hz
2. Arloji tangan yang berdetak (atau stop watch), dan penggaris
3. O.p. dan ruang kedap suara
Tata kerja
A. Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran
1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan di ruang sunyi / kedap suara.
2. Telinga kiri o.p. ditutup dengan sepotong kapas.
3. Tempatkan arloji ditelinga kanan untuk mendengarkan detiknya. Setelah o.p. mengenal bunyi
detiknya, jauhkan arloji dari telinga secara perlahan – lahan sampai tidak terdengar lagi suara
detiknya (beri kode memakai jari saat masih mendengar dan saat sudah tidak terdengar lagi.
Jangan ada yang bersuara). Ukurlah jaraknya.
4. Percobaan diulangi, tetapi arloji ditempatkan pada tempat yang jauh dan kemudian didekatkan
ke telinga sampai dapat didengarkan suara detiknya. Ukurlah jaraknya
5. Ulangi percobaan untuk memeriksa telinga kiri,
6. Bandingkan hasil seluruh percobaan dan beri kesimpulan saudara.
Pertanyaan
1. Berapa macam ketulian yang saudara ketahui ?
2. Apa yang disebut sebagai tuli perseptif dan alat apa yang dipakai untuk memeriksanya
?