TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang paling sering mengenai parenkim paru,
hampir ke semua bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama
dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban,
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis . Penyakit ini dapat juga menyebar ke
bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Somantri, 2009)
2.1.2 Etiologi
kuman berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4/um, dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian
besar kuman berupa lemak/lipid, sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah
dengan banyak oksigen, dan daerah yang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu
apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi predileksi pada penyakit tuberkulosis. (Somantri,
2009)
2.1.3 Patofisiologi
menjadi terinfeksi. Bakteri menyebar melalui jalan napas ke alveoli, dimana pada daerah
tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak. Penyebaran basil ini bisa juga melalui
sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh yang lain (ginjal, tulang, korteks serebri) dan
tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar.
Massa jaringan baru disebut granuloma, yang berisi gumpalan basil yang hidup dan
yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang membentuk dinding. Granuloma berubah
untuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut Ghon
Tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri menjadi nekrotik, membentuk
Penyakit akan berkembang menjadi aktif setelah infeksi awal, karena respons
sistem imun yang tidak adekuat. Penyakit aktif dapat juga tumbul akibat infeksi ulang atau
aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada kasus ini, terjadi ulserasi pada ghon
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan
berhasil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui
kelenjar getah bening. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
(membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis serta jaringan granulasi yang
di kelilingi sel epiteloid dan fibrolast akan menimbulkan respons berbeda dan akhirnya
Secara rinci tanda dan gejala Tuberkulosis Paru ini dapat dibagi atas 2 golongan
a. Demam, merupakan gejala pertama dari tuberkulosis paru, biasanya timbul pada
sore dan malam hari disertai dengan keringat mirip dengan demam influenza
yang segera mereda. Tergantung dari daya tahan tubuh dan virulensi kuman,
serangan demam yang berikut dapat terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan.
Demam seperti influenza ini hilang timbul dan semakin lama makin panjang
masa serangannya, sedangkan masa bebas serangan akan makin pendek. Demam
b. Malaise, karena tuberkulosis bersifat radang menahun, maka dapat terjadi rasa
tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan makin kurus, sakit
kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan
siklus haid.
2. Gejala respiratorik adalah:
a. Batuk, baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkhus. Batuk
peradangan pada bronkhus, batuk akan menjadi produktif. Batuk produktif ini
b. Batuk darah, terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Berat dan ringannya batuk
darah yang timbul, tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
Batuk darah tidak selalu timbul akibat pecahnya aneurisma pada dinding kavitas,
juga dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkhus. Batuk darah inilah
c. Sesak nafas, gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan
paru yang cukup luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah ditemukan.
d. Nyeri dada, gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat di pleura
2.1.4 Penatalaksanaan
a. Katagori I: 2 RHZE/4H3R3
Diberikan untuk:
2. Penderita baru Tuberkulosis Paru, BTA (-), RO (+), dengan kerusakan parenkim
Diberikan untuk:
Penderita baru Tuberkulosis Paru BTA (+) dengan riwayat pengobatan sebelumnya
Diberikan untuk:
2. Penderita ekstra paru ringan, yaitu Tuberkulosis Paru kelenjar limfe, pleuritis
Pembedahan paru pada klien biasanya dilakukan apabila klien mengalami resusitasi
terhadap berbagai racun OAT. Pembedahan dilakukan dengan mengangkut bagian paru
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut (Wahid dan Imam,
2013):
1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan
4. Pneumotorak (adanya udara didalam rongga pleura) spontan, kolaps spontan karena
sebagainya.
2.2.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada Asuhan Keperawatan dengan Tuberkulosis Paru
(Abd. Wahid:2013:174)
1). Nama
3). Umur
5). Alamat
6). Pekerjaan
b. Riwayat kesehatan
b.) Demam
d.) Batuk
e.) Malaise
menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang mampu, masalah yang
berhubungan dengan kondisi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biasanya
yang banyak, maslah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan
putus harapan.
c. Faktor pendukung
semakin mudah dan cepat. Sesuai standart Depkes, tingkat kepadatan rumah
minimal 10 m2 per prang, jarak antar tempat tidur yang satu dengan yang lainnya
90cm.
di lingkungan yang pada akhirnya dapat memicu daya tahan kuman TB di udara
semakin lama.
c. Ventilasi: terkait dengan sirkulasi pergantian udara dalam rumah serta proses
pengurangan tingkat kelembapan. Standart 1999 adalah 10% dari tempat masuk
memusnahkan konsentrasi kuman TB atau kuman lain, yang dapat terbawa keluar
ruangan, yang akhirnya dapat mati oleh sinar ultra violet matahari.
syarat rumah memerlukan cahaya cukup, khususnya sinar matahari dengan ultra
seperti lampu, juga oleh keberadaan ventilasi dan genteng kaca di rumah kita.
2. Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur,
kebersihan diri.
d. Pemeriksaan diagnostik
2. Test tuberculin: mantoux tes reaksi positif (area indurasi 10-15mm terjadi 48-72
jam ).
3. Photo torax: infiltrasi lesi awal pada area paru atas: pada tahap dini gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas: pada kavitas bayangan, berupa
cincin: pada klasifikasi tanpak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
paru.
klien/keluarga dalam bentuk pengetahuan, sikap, perilaku yang menjadi gaya hidup
ini) yang meliputi : jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, frekuensi makan,
porsi makan yang dihabiskan, makanan selingan, makanan yang disukai, alergi
seperti mual, muntah dan kesulitan menelan dibuatkan deskripsi singkat dan jelas.
3. Pola Eliminasi
Diisi dengan eliminasi alvi (buang air besar) dan eliminasi uri (buang air kecil) Pola
eliminasi menggambarkan keadaan eliminasi klien sebelum sakit sampai dengan saat
sakit (saat ini), yang meliputi : frekuensi, konsistensi, warna, bau, adanya darah dan
lain-lain.
Aktivitas rutin yang dilakukan klien sebelum sampai saat sakit mulai dari bangun
tidur sampai tidur kembali, termasuk penggunaan waktu senggang. Mobilitas selama
sakit dilihat dan aktivitas perawatan diri, seperti makan – minum, toiletting,
Kualitas dan kuantitas tidur klien sejak sebelum sakit sampai saat sakit (saat ini),
meliputi jumlah tidur, perasaan klien sewaktu bangun tidur, daan kesulitan atau
masalah tidur : sulit jatuh tidur, sulit tidur lam, tidak bugar saat bangun, terbangung
Diisi pada klien yang sudah dapat mengungkapkan perasaan yang berhubungan
dengan kesadaran akan dirinya meliputi : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran
8. Pola peran-hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat pada umumnya, perawat dan
tim kesehatan yang lain, termasuk juga pola komunikasi yang digunakan klien
Pada anak usia 0-12 tahun diisi sesuai dengan tugas perkembangan psikoseksual.
seksual.
kehidupannya?
Nilai-nilai keyakinan klien terhadap keyakinan klien terhadap sesuatu dan menjadi
sugesti yang amat kuat sehingga memengaruhi gaya hidup klien, dan berdampak
pada kesehatan klien. Termasuk, juga prakik ibadah yang dijalankan klien sebelum
f. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: kaji adanya retraksi dada, permukaan dada, lesi, batuk kering sampai
simetris.
Auskultasi: kaji adakah suara nafas tambahan (ronchi basah, kering atau wheezing),
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
b. Batasan Karakteristik
2) Dispnea
3) Gelisah
4) Kesulitan verbalisasi
6) Ortopnea
8) Sianosis
2) Obstruksi jalan napas meliputi, adanya jalan naps buatan, eksudat dalam alveoli,
hyperplasia pada dinding bronkus, benda asing dalam jalan nafas, sekresi yang
a. Definisi
b. Batasan Karakteristik
1) Bradipnea
2) Dyspnea
5) Takipnea
8) Pernapasan bibir
10) Ortopnea
1) Ansietas
3) Hiperventilasi
4) Disfungsi neuromuscular
5) Nyeri
6) Obesitas
7) Sindrom hipoventilasi
8) keletihan
a. Definisi
alveolar-kapiler.
b. Batasan Karakteristik
1) Diaphoresis
2) Dispnea
3) Gangguan penglihatan
4) Hiperkapnia
5) Hipoksemia
7) konfusi
1) Ketidakeimbangan ventilasi-perfusi
a. Definisi
b. Batasan karakteristik
2) Distress spiritual
5. Resiko Infeksi
a. Definisi
mengganggu kesehatan
b. Batasan Karakteristik
2) Malnutrisi
3) Obesitas
4) Penyakit kronis
5) Prosedur invasive
penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada 1 diagnosa saja, yaitu: Perilaku
a. Definisi
Suatu pola informasi kognitif yang berhubungan dengan topik spesifik atau
b. Batasan Karakteristik
2.2.3 Intervensi
kepada pasien. Adapun rencana tindakan yang biasa diberikan kepada pasien tuberculosis
2.2.4 Implementasi
1. Pengertian Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
1) Keterampilan Kognitif
2) Keterampilan Interpersonal
efektif. Perawata harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, keluarganya, dan
anggota tim perawatan kesehatan lainnya. Perhatian dan rasa saling percaya
ditunjukkan ketika perawat berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Penyuluhan dan
konseling harus dilakukan hingga tingkat pemahaman yang di inginkan dan sesuai
dengan pengharapan klien. Perawat juga harus sensitive pada respons emosional
3) Keterampilan Psikomotor
tindakan.
1) Tahap persiapan
kesehatan
2) Tahap pelaksanaan
d. Kompeten
Tuliskan nomor diagnosis keperawatan/ masalah kolaboratif sesuai dengan masalah yang
2. Tanggal/ Jam
3. Tindakan
c. Tuliskan tin3dakan yang dilakukan beserta hasil/ respons pasien dengan jelas
d. Jangan lupa menuliskan nama/ jenis obat, dosis, cara memberikan, dan isntruksi medis
e. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang dapat menimbulkan
persepsi yang berbada atau masih menimbulkan pertanyaan. Contoh: “ memberi makan
lebih sering dari biasanya”. Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan
penkes terlampir.
g. Bila Penkes dilakukan secara singkat, tulislah tindakan dan respons pasien setelah
4. Paraf
2.2.5 Evaluasi
A. Pengertian Evaluasi
(hasil yang di amati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dbuat pada tahap perencanaan.
B. Tujuan Evaluasi
C. Proses Evaluasi
Tujuan dari aspek kognitif. Pengukuran perubahan kognitif dapat dilakukan dengan
dua cara :
a) Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh perawat untuk
benar. Perawat sering menganggap bahwa ketika klien/ keluarga sudah paham,
padahal belum tentu. Bisa jadi karena klien takut untuk bertanya kembali atau
karena alasan yang lain klien seolah-olah memahami penjelasan perawat. Oleh
karena itu, perawat harus selalu menanyakan kembali segala sesuatu yang telah
langsung. Pertanyaan yang diajukan pada klien/ keluarga berpedoman pada tujuan
b) Komprehentif
c) Aplikasi Fakta
beberapa situais atau kondisi yang mungkin terjadi pada klien dan kien diminta
untuk menentukan alternative pemecahan masalahnya. Contoh : apa yang akan Anda
b. Tulis
Teknik yang kedua digunakan untuk mnegukur pencapaian tujuan kognitif adalah
sebelumnya dan berdasarkan tujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Teknik
evaluasi tertulis ini jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual, umunya
efektif. Untuk mengukur pencapaian tujuan aspek afektif, dapat dilakukan dengan dua cara
a. Observasi
Umpan balik, masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga
1) Psikomotor
Perubahan fungsi tubuh merupakan komponen yang paling sering menjadi kriteria
evaluasi. Darai pengamatan dirumah sakit, pada umumnya dari daftar diagnosis
keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik sehingga kriteria hasil yang ingin
dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh. Mengingat begitu banyaknya
a. Observasi
b. Interview
c. Pemeeriksaan fisik
2. Penentuan keputusan
a. Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan. Kondisi ini dicapai
apabila semua data yang ditentukan dalam kriteria hasil sudah dipenuhi.
b. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi ini dicapai
c. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini dtentukan
apabila hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali dari kriteria hasil yang dapat
dipenuhi. Dapat juga terjadi kondisi klien semakin buruk sehingga timbul masalah
yang baru.
D. Macam Evaluasi
d. Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu
yang ditetapkan.
2. Tanggal/ Jam
c. Tulislah data perkembangan hanya data yang bersesuaian dengan kriteria hasil, jadi
jangan menuliskan data yang tidak perlu atau meniadakan data yang diperlukan
kepearawatan dalam anilisa (A) untuk evaluasi proses. Contoh : nyeri akut/ nyeri akut
e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi untuk
evaluasi hasil
f. Bila ditemukan maslah yang baru, tuliskan masalah dalam bentuk diagnosis
g. Tulislah dalam perencanaan (P) nomor dari rencana tindakan keperawatan untuk
tindakan
Implementasi dan respons klien dituliskan dalam item E/ Evaluasi, kemudian tentukan
4. Paraf
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung
kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Salah
satunya adalah menurut UU No. 10 Tahun 1992 yang mendefinisikan keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Secara umum keluarga terjadi jikalau ada :
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Di antaranya :
1. Secara Tradisional
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi keduanya.
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek – nenek, paman -
bibi).
2. Secara Modern
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi – sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami / istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak suami / istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak – anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu / keduanya dapat
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua – duanya bekerja dirumah,
karier.
d. Dyanic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
e. Single Parent
Satu orang tua akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak –
f. Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Murried
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
i. Three Generation
j. Institutional
Yaitu anak – anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti.
k. Communal
Yaitu suatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan
l. Group Marrieage
Suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing Coiple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur
yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami
dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai refrensi bagi
penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Setiap upaya perlu
memperhatikan keunikan dari setiap keluarganya. Untuk itu kalangan profesionalis dalam
bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleren dan sensitive terhadap
adalah :
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
2. Matrilineal
Adanya keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarag Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normative dari seorang dalam situasi
social tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran keluarga adalah tingkah
laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
1. Ayah
pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai
3. Anak
yaitu :
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai sekolah)
hidup spiritual dan material yang layak. Berdasarkan kemampuan keluarga untuk
2. Keluarga Sejahtera 1
3. Keluarga Sejahtera 2
4. Keluarga Sejahtera 3
Dukungan social adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada
konkrit.
(Setiadi, 2008).