Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita terus menerus menerima asupan karbohidrat dari
makanan yang kita makan. Yang merupakan polisakarida merupakan
makanan sumber karbohidrat, dalam hal ini adalah kelompok amilum.
Amilum, atau bahasa sehari-harinya adalah pati terdapat pada umbi, daun,
batang dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%)
dan amilopektin. Pada saat kita mengunyah nasi (amilum), maka dalam mulut
terjadi suatu reaksi kimia, yaitu pemecahan ikatan-ikatan pada amilum
dengan bantuan enzim, dalam hal ini adalah enzim amilase yang terdapat
dalam saliva (air liur).
Enzim Amilase adalah suatu komponen yang sangat penting saat proses
pencernaan makanan. Tanpa adanya enzim ini karbohidrat yang kita
konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi gula yang nanti pada akhirnya
diubah menjadi ATP yang sangat penting dalam metabolisme makhluk hidup.
Selain berperan dalam proses pencernaan amilase juga memiliki banyak
peranan penting lainnya baik yang bisa dimanfaatkan dalam bidang industri,
kesehatan maupun untuk pembuatan makanan Enzim terkadang
membutuhkan kofaktor untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik.
Kofaktor dapat berupa senyawa organik dengan berat molekul cukup tinggi
atau ion logam (besi, magnesium, zinc, atau kalsium). Senyawa organik ini
terkait pada bagian protein enzim. Oleh karena itu kami akan melakukan
beberapa pengujian yaitu pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, pengaruh
pH terhadap aktivitas enzim, pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas
enzim dan pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.
1.2 Tujuan Percobaaan
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
2. Membuktikan bahwa derajat kesamaan (pH) mempengaruhi enzim.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan substrat.
4. Mengetahui konsentrasi substrat terhadap aktifitas enzim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam


ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu
protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah
ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang
enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang
tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa
logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang
mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu
kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan
gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian
vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang
akan dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar
aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk
mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva,
sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa
polisakarid akan terurai menjadi monosakarida.Suatu enzim bekerja secara khas
terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat
berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai
macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat
efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga
katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada
pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik)
(Poedjadi, 2006).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor
enzim(Hafiz, 2000).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon.
Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung,
jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat,
maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi
enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati,
sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen
sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir,
amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat ( Pujiyanti, 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim
(Wirahadikusumah, 1989).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan Bahan yang digunakan
Tabung reaksi Lautan amilum 2%
Penjepit tabung reaksi Enzim amilase (saliva)
Rak tabung reaksi Larutan iodium
Pipet ukur Pereaksi benedict
Gelas kimia Larutan HCl 0,4 %, pH=1
Alat pemanas
3.2 Cara Kerja
A. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
1. Menyediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing
diisi dengan 2 ml larutan amilum.
2. Menambahkan 1 ml enzim amilase pada setiap tabung.
3. Pertama-tama menyiapkankan 5 tabung dimana
Tabung 1 memasukkan kedalam gelas piala yang berisi es.
Tabung 2 disimpan pada suhu kamar.
Tabung 3 dimasukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40oC.
Tabung 4 dimasukkan kedalam penangas air suhu 75-80oC.
Tabung 5 dimasukkan kedalam penagas air mendidih.
4. Membiarkan masing-masing pada tempatnya selama 15 menit.
5. Selanjutnya uji dengan larutan iodium.
6. Menguji pula dengan pereaksi bebedict.
7. Mencatat dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
B. Pengaruh Ph Terhadap Aktivitas Enzim
1. Menyediakan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian mengisi tabung 1
dengan 2 ml larutan HCl 0,4%, tabung ke 2 dengan 2 ml aquadest,
tabung ke 3 dengan 2 ml Na2CO3 1%.
2. Kedalam tiap tabung ditambahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml
enzim.
3. Mencampurkan sampai homogen, kemudian biarkan selama 15 menit.
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan peraksi benedick.
5. Mengamati dan cacat perubahan warna yang terjadi.
C. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim
1. Menyiapkan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian pada tabung 1,2
dan 3 berturut-turut diisi dengan enzim amilase 0,5 ml, 1,0 ml, dan 1,5
ml.
2. Kedalam tiap-tiap tabung ditambahkan larutan amilum 2 ml.
3. Mencampurkan dengan baik, kemudian biarkan selama 15 menit.
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict.
5. Mengamati dan cacat perubahan warna yang terjadi.
D. Pengaruh Konsentrasi Subrat Terhadap Aktivitas Enzim
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah berturut
turut dengan larutan amilum 1 ml, 2 ml,4 ml dan 6 ml.
2. Kedalalm tiap-tiap tabung tambahkan enzim amilase 1 ml.
3. Mencampurkan dengan baik, kemudian biarkan selama 15 menit.
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict.
5. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
No Suhu Perubahan warna
Tabung (o C) Uji iodium Uji benedict
1 0 Perubahan warna terjadi Terbentuknya lapisan hijau
yaitu pada warna yang muda pada lapisan atas.
awalnya beningnya
kental menjadi kuning
pekat mencair.
2 25-30 Perubahan yang terjadi Terbentuk lapisan hijau muda
yaitu pada warna yang pada lapisan atas.
awalnya beninng +
kental menjadi kuning
pekat mencair.
3 37- 40 Perubahan yang terjadi Tidak ada perubahan warna.
yaitu pada warna yang
awalnya bening +
kental menjadi kuning
pekat + mencair.
4 75-80 Perubahan yang terjadi Terbentuk lapisan hijau muda
pada warna yang pada lapisan atas.
awalnya bening kental
menjadi kuning pekat +
mencair.
5 100 Perubahan yang terjadi Tidak ada terjadi perubahan.
yaitu pada warna yang
awalnya bening kental
menjadi kuning pekat +
mencair.
B. Pengaruh Ph Terhadap Aktifitas Enzim
No pH Perubahan warna
Tabung Uji iodium Uji benedict
1. 1 Warna larut uji Tidak terjadi perubahan warna
HCl berubah menjadi pada larutan uji (tetap biru)
kuning dan terbentuk
endapan warna hitam.
2. 7 Larutan uji berubah Terbentuk 2 lapisan pada
Aquades warna menjadi jingga larutan uji, lapisan atas
(orange) berwarna kuning kehijauan dan
lapisan berwarna biru.
3. 9 Larutan uji berubah Terbentuk 2 lapisan pada
Na2CO3 warna menjadi biru urutan uji , lapisan atas
kehitaman berwarna biru kehijauan dan
lapisan bawaan berwarna biru.

C. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim

No Konsentrasi Konsentrasi Perubahan warna


Tabung subtrat enzim
Uji iodium Uji benedict
1 Amilum Amilase 0,5 Kuning Endapan →merah
2 ml ml kecoklatan bata

2 Amilum Amilase 1,0 Kuning Endapan →biru


2 ml ml kecoklatan kehijauan

3 Amilum Amilase 1,5 Kuning Endapan →biru


2 ml ml kecoklatan kehijauan
D. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktifitas Enzim
No Konsentrasi Konsentrasi Perubahan warna
Tabung substrat enzim Uji iodium Uji benedict
1 Amilum Amilase Tidak terjadi Warna dari putih
1 ml 1 ml perubahan menjadi biru,
warna putih dan terdapat sedikit
terdapat sedikit endapan
lapisan.
2 Amilum Amilase Tidak terjadi Terjadi 2 lapisan
2 ml 1 ml perubahan warna paling atas
warna putih dan warna biru muda
terdapat sedikit dan bawah warna
lapisan. biru pekat dan
terdapat endapan
3 Amilum Amilase Tidak terjadi Terbentuk 2
4 ml 1 ml perubahan warna yaitu biru
warna putih dan muda dan biru
terdapat banyak pekat dan terdapat
endapan. endapan
4 Amilum Amilase Menjadi ungu Terbentuk 2
6 ml 1 ml terbentuk dua warna yaitu biru
warna yaitu muda dan biru
ungu dan putih, pekat dan terdapat
terdapat banyak endapan.
endapan.
BAB V
PEMBAHASAN

Enzim Amilase adalah suatu komponen yang sangat penting saat proses
pencernaan makanan dan kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Adapun tujuan dari dari
pratikum kali ini yaitu mempengaruhi suhu dari terhadap aktivitas enzim,
membuktikan bahwa derajat keasaman (pH) mempengaruhi aktivitas enzim,
mengetahui pengaruh jonsentrasi enzim terhadap perombakan substrat dan
mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.

Pada percobaan pertama kami melakukan uji pengaruh suhu


terhadap aktivitas enzim yaitu dilakukan dengan cara memasukkan 2 ml larutan
amilum kedalam tabung reaksi dan menambahkan enzim amilase, pada setiap
tabung eaksi di simpan pada suhu yang berbeda-beda yaitu pada tabung 1 dalam
gelas piala yang di beri es, tabung 2 disimpan pada suhu kamar, tabung ke 3
dimasukkan kedalam penangas air yang bersuhu 37-40oC, tabung ke 4
dimasukkan kedalam penangas air bersuhu 75-80oC dan tabung ke 5 di masukkan
kedalam penangas air mendidih sehingga dihasilkan pada tabung 1 dengan suhu
0oC, 25-30oC, 37-40oC, 75-80oC dan 100oC pada uji iodium warna yang
terbentuk adalah ungu lavende dan tedapat endapan putih, dan pada uji benedict
terbentuk warna biru dan terdapat endapan putih.
Pada percobaan yang ke dua yaitu uji pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim yang dilakukan dengan cara menyediakan 3 tabung eaksi dan tabung 1 diisi
dengan 2 ml larutan HCL 0,4%, tabung ke 2 dengan 2 ml aquadest, dan tabung ke
3 diisi dengan 2 ml Na2CO3 1%, dan tiap tabung reaksi ditambahkan 2 ml
amilum dan 1 ml enzim lalu campurkan dan biarkan sampai 15 menit selanjutnya
di uji dengan lautan iodium dan peeaksi benedict kemudian mengamati perubahan
warna yang terjadi. Dan hasilnya adalah pada tabung 1 uji iodium berwarna ungu
dan amilum mengendap dan ber pH 1 sedangkan pada uji benedict berwarna biru
dan terdapat gumpalan pH 9 yang berarti basa. Pada tabung ke 2 uji amilum tidak
terjadi perubahan warna, amilumnya mengendap dan ber pH 8 yaitu asam lemah,
dan uji benedictberwarna biru, terdapat gumpalan dan banyaknya endapan pHnya
10. Dan tabung ke 3 uji iodium berwarna putuh susu dan amilumnya mengendap,
ber pH 8, pada uji benedict berwarna biru terdapat gumpalan banyak dan banyak
endapan ber pH 10.
Pada percobaan yang ke tiga yaitu uji pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim dilakukan dengan cara 3 tabung reaksi di masing-masing
di isi dengan enzim amilase 0,5 ml, 1,0 ml, dan 1,5 ml kemidan ditambah dengan
larutan amilum 2 ml lalu di campurkan selanjutnya uji dengan lautan iodium dan
larutan benedict tedapatlah hasil sebagai berikut pada tabung 1, 2 ml amilum dan
enzim amilase 0,5 ml pada uji iodium berwarna pekat dan uji benedict berwarna
biru tua lebih pekat. Tabung ke 2, 2 ml amilum ditambah denan enzim amilase 1,0
ml pad auji iodium warna lebih pekat dan uji benedict berwarna biru tua pekat.
Dan pada tabung ke 3, 2 ml amilum di tambah dengan 1,5 ml enzim amilase yaitu
uji iodium berwarna ungu dan uji benedict berwarna biru tua.
Pada percobaan yang ke tiga yaitu uji konsentrasi substrat tehadap
aktivitas enzim yaitu di lakukan dengan cara 4 tabung reaksi masing-masing diisi
dengan 1 ml, 2 ml, 4 ml dan 6 ml lautan amilum kemudian ditambahkan enzim
amilase 1 ml dan campurkan dengan baik dan biarkan selama 15 menit
selanjutnya uji dengan iodium dan benedict sehingga hasilnya adalah tabung 1
dan 2 uji iodiumnya adalah tidak terjadi perubahan warna putih terdapat sedikit
lapisan, tabung 3 uj iodium tidak terjadi perubahan warna dan terdapat banyak
endapan, dan tabung ke 4 uji iodium warna menjadi ungu dan terbentuk 2 warna
yaitu ungu dan putih dan terdapat endapan. Pada uji benedict tabung 1, warna dari
putih menjadi biru dan terdapan endapan sedikit, pada tabung 2 terjadi 2 lapisan
warna paling atas warna biru muda dan paling bawah warna biru pekat dan
terdapat endapan, pada tabung 3 terbentuk 2 warna yaitu warna biru muda dan
biru pekat dan terdapat endapan, tabung 4 terbentuk 2 warna yaitu warna biru
muda dan biru pekat dan terdapat banyak endapan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada uji pengaruh suhu
terhadap aktivitas enzim yaitu suhu sangat berpengaruh pada kerja enzim baik
pada uji iodium maupun uji benedict. Sedangkan pada uji pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim yaitu tabung 1 uji iodium pH 1 dan uji benedict pH 9, tabung 2 uji
iodium pH 8 dan uji benedict pH 10, tabung 3 uji iodium pH 8 dan uji benedictpH
10. Pada uji pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim yatu tabung 1
uji iodium berwarna ungu pekat dan uji benedict berwarna biru tua lebuh pekat,
tabung 2 uji iodium berwarna ungu lebuh pekat dan uji benedict berwarna biru tua
pekat, dan tabung 3 uji iodium berwarna ungu dan uji benedict berwarna biru tua.
Sedangkan pada uji pengaruh konsentrasi substrat tehadap aktivitas nzim yatu uji
iodium tabung 1 dan 2 tidak terjadi perubahan warna putih dan terdapat sedikit
lapisan, tabung 3 tidak terjadi prubahan warna dan tedapat banyak endapan dan
tabung 4 terbentuk 2 warna yaitu ungu dan putih terdapat endapan, pada uji
benedict tabung 1 warna dari putih menjadi bi tedapat endapan sedikit, tabung 2
terjadi 2 lapisan yaitu warna atas biru muda dan warna bawah biru pekat terdapat
endadan, tabung 3 terbentuk 2 warna yaitu biru muda dan biru pekat terdapat
endapan, tabung 4 terbentuk 2 warna yaitu biru muda dan biru pekat dan terdapat
banyak endapan.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali yaitu sebagai berikut :
1. Aktifitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu dimana pada suhu reaksi
kimia menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di
samping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga
konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
2. Terbukti bahwa pH sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim, dimana
pada setiap pH yang berbeda mulai dari 1 sampai 9 hasil uji iodium dan uji
Benedictnya berbeda-beda. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi
denaturasi protein.
3. Dapat diketahui bahwa pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan
substrat dapat dilihat seperti pada katalis, kecepatan suatu reaksi yang
menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada
suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim.
4. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktifitas enzim dapat dilihat dari
hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
6.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung para praktikan sudah berada di
dalam ruang laboratorium untuk melakukan pratikum dan praktikum bisa berjalan
dengan kondusip dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,a.g, 1994, teknologi penanganan pasca panen, Jakarta : rineka

cipta.

Poedjiadi, a., 2006, dasar-dasar biokimia, Jakarta : universitas indonesia press.

Pujiyanti, sri, 2007, menjelajah dunia biologi , Jakarta : platinum.

Soewoto, hafiz, dkk. 2000. Biokimiaeksperimenlaboratorium.Jakarta: widya

medika.

Wirahadikusumah, m. 1989, biokimia protein, enzim, dan asam nukleat,

Bandung : Institut Teknologi Bandung.


JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan kegunaan uji iodium dan benedict dalam percobaan ini
Jawaban :
Uji Iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida, dalam hal ini
adalah amilum. Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan kompleks
adsorpsi berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium.
Reaksi amilum dengan Iodium menghasilkan berwarna biru kehitaman.
Uji Benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi (monosakarida
maupun oligosakarida). Pengujian ini berdasarkan gula yang mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas mereduksi ion Cu2+ dalam suasana
alakalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi hijau
kekuningan, dan setelah dilakukan pemanasan terbentuk endapan berwarna
merah bata, kepekatan warna sebanding dengan kandungan gula pereduksi
yang ada. Hasil dari uji Iodium dan benedict dijadikan sebuah indikator
dalam menunjukkan apakah terjadi aktivitas enzim amilase yang
menghidrolisis amilum (polisakarida) menjadi monosakarida maupun
oligosakarida pada rentang suhu tertentu.

2. Apakah suhu dan pH mempengaruhi aktivitas enzim? Mengapa?


Jawaban :
Iya, suhu mempengaruhi aktivitas kerja enzim karena tiap kenaikan suhu
10º C, kecepatan reaksi enzimatis menjadi 1,1 s.d. 3,0 kali lipat lebih cepat
(Yazid, 2006). pH sangat mempengaruhi aktivitas kerja enzim. Setiap
enzim masing-masing memiliki rentang pH optimum yang berbeda-beda,
sesuai dengan pH lingkungan tempat enzim bekerja. Jika dilakukan
pengukuran aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan,
sebagian besar enzim di dalam tubuh akan menunjukkan aktivitas
maksimum antara pH 5,0 sampai 9,0.

3. Pada suhu berapa diperoleh aktivitas enzim amilase paling optimal?


Mengapa?
Jawaban :
Rentang suhu optimum enzim amilase belum bisa ditentukan. Rentang
suhu optimal suatu enzim tidak dapat dilakukan hanya dengan perlakuan
pada satu rentang suhu non-ekstrim saja, melainkan pada berbagai rentang
suhu. Namun, pada suhu kamar (25-30oC) terjadi aktivitas enzimatis yang
cukup optimal.

4. Pada pH berapa diperoleh aktivitas enzim amilase paling optimal?


Mengapa?
Jawaban :
Berdasarkan referensi yang didapat diketahui bahwa rentang pH optimum
enzim amilase (ptialin) menyesuaikan dengan pH rongga mulut yaitu
antara 7,5 s.d. 8,0 (Josua, 2010).

5. Pada konsentrasi enzim berapa diperoleh aktivitas enzim amilase paling


optimal? Mengapa?
Jawaban :
Aktivitas enzim amilase optimal pada konsentrasi enzim1,0 ml. Karena
pada konsentrasi ini, setelah di uji dengan iodium menghasilkan warna
ungu pekat. Akan tetapi pada uji benedictnya enzim tidak dapat bekerja
secara optimal karena amilum tidak terhidrolisis oleh enzim.

6. Pada konsentrasi substrat berapa diperoleh aktivitas enzim amilase paling


optimal? Mengapa?
Jawaban :
Seharusnya aktifitas enzim amilase optimal pada konsentrasi substrat 2 ml.
Karena pada konsentrasi ini, setelah diuji dengan iodium menghasilkan
warna bening dan setelah di uji dengan benedict menghasilkan warna biru
kehijauan. Sedangkan pada percobaan hasil semua konsentrasi substrat
dengan penambahan iodium maupun benedict sama.
7. Tulis 3 enzim lain yang dapat menghidrolisi karbohidrat, masing-masing
dengan sumbernya.
Jawaban :
1. Enzim seperti amilase dan protease memecah Amilase mempunyai
kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen.
Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan
dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida
2. Enzim karbohidratase berupa amilase pankreas yang berfungsi untuk
memecah karbohidrat. sumbernya berada di kelenjar pankreas.
3. Produk-produk yang dihasilkan dari pemecahan gula akan
dipengaruhi oleh jenis organisme. Enzim yang ada di sel
mikroorganisme akan memecah komponen karbohidrat kompleks
menjadi lebih sederhana, yaitu:
Sukrosa −─ invertase→glukosa + fruktosa
Maltosa −─ maltase → glukosa + glukosa
Laktosa −─ β-galaktosidase → glukosa + galaktosa

Anda mungkin juga menyukai