BAB II

FUNGSI DAN LIMITNYA

2.1 Fungsi dan Grafiknya

Misal A = {a1,a2, a3, a4, a5}, B = {b1, b2, b3, b4, b5} adalah dua
himpunan yang anggotanya berhingga, maka dapat dibuat hubungan
(relasi) antara himpunan A dan B, seperti gambar berikut.

A
B

Andaikan A dan B anggotanya tidak berhingga, maka dapat dibuat

garis real dalam bentuk sumbu koordinat X dan Y. Semua titik pada
sumbu X disebut domain (daerah asal alamiah) sedang semua titik
pada sumbu Y yang mempunyai pra peta di A disebut renge.

X
Definisi:
Fungsi adalah suatu aturan korespondensi satu-satu yang
menghubungkan setiap objek x dalam suatu himpunan, yang disebut
daerah asal (domain) dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan yang kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara
demikian disebut daerah hasil (range).
Untuk memberi nama suatu fungsi digunakan simbol berupa f atau F.
Maka f(x) dibaca “fungsi f pada x”. Hal ini menunjukkan nilai yang
diberikan oleh fungsi f terhadap nilai x.
Jadi secara umum jika f : A -> B adalah fungsi f dari disebut Range.
Untuk menentukan daerah asal dan daerah hasil statu fungsi secara
lengkap kita harus menyatakan, disamping aturan yang bersesuian
daerah asal fungsi. Misalnya jika f adalah fungsi dengan aturan f(x) =
x + 1 maka daerah asal alamiah (domain) f(x) adalah semua bilangan
real dan daerah hasil (range) adalah semua bilangan real. f(x) = x + 1
daerah asal alamiahnya semua bilangan real karena untuk setiap x
bilangan real f(x) mempunyai nilai.
Contoh
Tentukan daerah asal alamiah dan Range dari:
1. f(x) = 1 x

Jawab
Daerah asal alamiah (D) = {x|x < 1} = (- ,1)
Daerah hasil (R) = {y|x  0 } = [0,  )
1
2. f(x) =
1 x2
Jawab
Daerah asal alamiah (D) = R – {-1,1}
Daerah hasil (R) = R – {0}
3. f(x) = x2 1

Jawab
Daerah asal alamiah (D) = [-1,1]
 Daerah hasil (R) = [0,1]
1
4. f(x) 
x 1
Jawab
Daerah asal alamiah (D) = (1,  )
Daerah hasil (R) = (0,1)
Catatan
Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang terdefinisi pada interval tertentu
dalam R,
1. Jika f(x) = f(-x) maka f(x) disebut fungsi genap
Contoh
a. f(x) = x 2  x 4 adalah fungsi ganjil karena f(-x) = (-x) 2 -(-x) 2 = x 2  x 4
1
b. f(x) = adalah fungsi genap
1 x2

c. f(x) = 6 adalah fungsi genap

2. Jika –f(x) = f(-x) maka f(x) disebut fungsi ganjil

Contoh
a. f(x) = x 3  x adalah fungsi ganjil
2
b. f(x) = adalah fungsi ganjil
2  x3

3. jika f(x) = f(-x) = -f(x) maka f(x) disebut fungsi genap dan ganjil
Contoh
a. f(x) = 0 fungsi genap dan ganjil karena f(x) = 0, -f(x) = -0 = 0 dan
f(-x) = 0 sehingga f(x) = f(-x) = -f(x)

4. jika f(x)  f ( x)   f ( x) maka f(x) disebut fungsi tidak genap tidak

ganjil.
Contoh
a. f(x) = 1 – x adalah fungsi bukan genap dan bukan ganjil
b. f(x) = x - x 2 adalah fungsi bukan genap bukan ganjil
 1
c. f(x) = adalah bukan fungsi genap bukan fungsi ganjil.
1 x

2.2 Operasi Pada Fungsi

Sepertihalnya dengan bilangan, fungsi dapat dioperasikan

dengan tanda operasi pada bilangan. Operasi tersebut adalah +

(jumlah), - (selisih), : (pembagian), dan . (perkalian).

Misal f(x) dan g(x) dua fungsi yang terdefinisi pada suatu selang,

maka operasinya adalah:

1. f(x) + g(x) = (f+g)(x)

2. f(x) – g(x) = (f-g)(x)

3. f(x) x g(x) = (fxg)(x)

f ( x)  f 
4.  ( x) asalkan g ( x )  0
g ( x)  g 

f ( x ). f ( x). f ( x). f ( x).... f ( x) ( f . f . f . f ... f )( x )

5.              =        = f n (x)
n faktor n faktor

Selain operasi di atas, dua fungsi atau lebih dapat

dikomposisikan. Jika fungsi f mempunyai daerah hasil f(x) dan fungsi

g mempunyai daerah definisi g(f(x)). Maka dapat dikatakan kita telah

mengkomposisikan g(x) dengan f(x). Fungsi yang dihasilkan disebut

komposisi fungsi g dengan fungsi f dan dinotasikan dengan gof,

sehingga

(gof)(x) = g(f(x)).
 Dengan cara yang sama kita juga dapat melakukan komposisi

f(x) dengan g(x). Fungsi yang dihasilkan disebut komposisi fungsi f

dengan fungsi g dan dinotasikan dengan fog, sehingga

(fog)(x) = f(g(x)).

Contoh

1
1. f(x) = x2  4 , g(x) = 2 +
1 x

1
a. f(x) + g(x) = x2  4 + (2 + )
1 x

1
b. f(x) - g(x) = x2  4 - (2 + )
1 x

1
c. f(x). g(x) = ( x 2  4 )(2 + )
1 x

1
d. f(x) : g(x) = ( x 2  4 ):(2 + )
1 x

2. f(x) = 1- x , g(x) = 1 - x

a. (fog)(x) = f(g(x))

=1–(1- x )

= x

b. (gof)(x) = g(f(x))

= 1- 1 x

Berdasarkan a dan b (fog)(x)  (gof)(x)

1
3. f(x) = , g(x) = 1 x2
2 x
 a. (fog)(x) = f(g(x))

1
=
2  1 x2

b. (gof)(x) = g(f(x))

= 1  
1 

2x

 1 
= 1  2 
 4  4 x  x 

3  4x  x 2
=
4  4x  x 2

Berdasarkan a dan b (fog)(x)  ( gof )( x)

Soal-soal
1. Tentukan daerah definisi dan daerah hasil dari fungsi berikut:
a) f(x) = 1- 1 x ,

1
b) g(x) =
2x

c) f(x) = 1 x2 ,

d) g(x) = 1- x 2

1
e) f(x) = ,
2 x

f) (x) = x 3 1

g) f(x) = x2 + 4,

2
e. g(x) =
x3
  f 
2. Tentukan daerah definisi (f+g)(x), (f-g)(x), (f.g)(x), dan  ( x ) jika:
g
1
a. f(x) = 1- 1 x , g(x) =
2x

b. f(x) = 1 x2 , g(x) = 1- x 2

1
c. f(x) = , g(x) = x 3 1
2 x

2
d. f(x) = x2 + 4, g(x) =
x3

e. f(x) = x 2 3, g(x) = x 1

3. Tentukan (fog)(x) dan (gof)(x) jika

1
a. f(x) = 1- 1 x , g(x) =
2x

b. f(x) = 1 x2 , g(x) = 1- x 2

1
c. f(x) = , g(x) = x 3 1
2 x

2
d. f(x) = x2 + 4, g(x) =
x3

e. f(x) = x 2 3, g(x) = x 1

2.3 Fungsi Trigonometri

r y

A  B
 x

Pada gambar di atas,  ABC adalah sebarang segitiga yang salah

satu sudutnya  dan siku-siku pada  CBA. Dengan memisalkan AB
= x, BC = y dan AC = r. maka berdasarkan segitiga tersebut terdapat
6 perbandingan sisi-sisi segitiga (goniometri) yaitu:

AB BC BC AC AC AB
, , , , ,
AC AC AB AB BC BC
Karena  A =  maka perbandingan tersebut dinyatakan dengan:
BC y
1. sin   =
AC r
AB x
2. cos   =
AC r
BC y
3. tan   = y
AB x
x 1 1
AB  
4. cot   = y y tan 
BC
x
r 1 1
5. sec  
AC  
AB x x cos 
r

AC  
r 1 1
6. csc   
BC y y sin 
r
Karena  ABC salah satu sudutnya siku-siku, maka menurut teorema
Pitágoras berlaku:
AB 2  BC 2  AC 2

 x2  y2  r 2

Selanjutnya secara berurutan membagi persamaan x2  y2  r 2

dengan r2, x2 dan y2 diperoleh persamaan baru

x2 y2 r2
1.   2
r2 r2 r
 2 2
 x  y
       12
r r
  cos     sin  
2 2
1
 cos   sin   1  (1)
2 2

x2 y2 r2
2. 2  2  2
x x x
2 2
 y r
 12      
x  x
 1   tan    (sec  ) 2
2

 1  tan 2   sec 2   ( 2)

x2 y2 r2
3.  
y2 y2 y2
2 2
x r
    12   
 y  y
  cot    1  (csc  ) 2
2

 cot 2   1  csc 2   (3)

Persamaan (1), (2), dan (3) di atas dinamakan rumus identitas.

Selanjutnya berdasarkans perbandingan tersebut dapat dibuat
beberapa humus tentang fungsi trigonometri.
Perhatikan gambar berikut ini.

k
U
 l

S T


O  m
P Q

Pada gambar di atas terdapat 4 segitiga siku-siku, yaitu

QOT , TSU , OTU , dan OPU dan diketahui  QOT   ,  TOU   .
QOT  TSU sehingga  SUT  
Berdasarkan OPU diperoleh perbandingan panjang sisi
UP
Sin POU  dengan UP = PS + SU
OU
Karena QOT  TSU maka SU = UT cos 
Karena PS = QT dan karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT
cos  dan QT = OT sin 
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos  dan UT = OU
sin 
Karena POU    
UP
Sin POU 
OU
UP
 sin (    ) =
OU
PS  SU
=
OU
QT  SU
=
OU
OT sin   UT cos 
=
OU
OU cos  sin   OU sin  cos 
= .
OU
Sehingga diperoleh rumus sin (  + ) = sin  cos   sin  cos 

............ (4)

Dengan cara yang sama diperoleh:

OP
cos POU  , OP = OQ – PQ
OU
Karena QOT  TSU maka SU = UT cos 
Karena PQ = ST dan karena UST siku-siku di TSU maka ST = SU
sin 
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos  dan UT = OU
sin 
Karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos  dan QT = OT
sin 
Karena POU    
UP
cos POU 
OU
OP
 cos (    ) =
OU
OQ  PQ
=
OU
OQ  ST
=
OU
OT cos   UT sin 
=
OU
OU cos  cos   OU sin  sin 
=
OU
Sehinggda diperoleh rumus cos (  +  ) = cos  cos   sin  sin 
............ (5)
Berdasarkan (4) dan (5) dapat ditentukan rumus lain
Sin (    ) = sin (   (   ))
= sin  cos (  )  cos  sin (  )
= sin  cos   cos  ( sin  )
= sin  cos   cos  sin  ...........(6)
Cos (    ) = cos (   (   ))
= cos  cos (  )  sin  sin (  )
= cos  cos   sin  (  sin  )
= cos  cos   sin  sin  ...........(7)
sin (   )
tan (   ) 
cos(   )
sin  cos   cos  sin 
= cos  cos   sin  sin 

Persamaan di atas dibagi dengan cos  cos  , diperoleh:

sin  cos  cos  sin 

cos  cos  cos  cos 
= cos  cos  sin  sin 

cos  cos  cos  cos 
 sin  sin 

cos  cos 
= sin  cos 
1
cos  cos 
tan   tan 
= 1  tan  tan 

tan   tan 
Sehingga tan (   ) = 1  tan  tan  .................... (8)

sin (   )
tan (   ) 
cos(   )
sin  cos   cos  sin 
= cos  cos   sin  sin 

Persamaan di atas dibagi dengan cos  cos  , diperoleh:

sin  cos  cos  sin 

cos  cos  cos  cos 
= cos  cos  sin  sin 

cos  cos  cos  cos 

sin  sin 

cos  cos 
= sin  cos 
1
cos  cos 
tan   tan 
= 1  tan  tan 

tan   tan 
Sehingga tan (   ) = 1  tan  tan  .................... (9)

Beberapa rumus fungsi trigonometri yang lain adalah:

1. sin(  )   sin 
2. cos( )  cos 
3. tan( )   tan 
       
4. sin   sin   2 sin   cos  
 2   2 

       
5. cos   cos   2 cos   cos  
 2   2 
6. sin 2  2 sin  cos 
7. cos 2  cos 2   sin 2   2 cos 2   1  1  2 sin 2 
 1
8. sin  sin    [cos(   )  cos(   )]
2
1
9. cos  cos   [cos(   )  cos(   )]
2
1
10. sin  cos   [sin(   )  sin(   )]
2

 x 1  cos 
11. sin    
2 2

 x 1  cos 
12. cos    
2 2

Bukti rumus di atas ditinggalkan oleh penulis untuk menjadi latihan

bagi pembaca.

Soal-soal
1. Selidiki fungsi berikut genap, ganjil, bukan genap ataupun ganjil
a. f(x) = cos x + sin x
b. f(x) = sec x
c. f(x) = cos (sin t)
d. f(x) = sin 2 x
e. f(x) = x 2  sin x
f. f(x) = sin 4 x

2. Buktikan kesamaan berikut.

1
a. (1+ sinx)(1- sinx) =
sec 2 x
b. (sec x-1)(sec x +1) = tan 2 x
c. sec x – sin x cos x = cos x
sec 2 x  1
d. 2
 sin 2 x
sec x
1
e. sin 2 x  1
sec 2 x
f. cos 3y = 4 cos 3 y  3 cos y
g. sin 4s = 8 sin s cos 3 s  4 sin s cos s
h. (1+ cos x)(1- cos x) = sin 2 x
 sin p cos p
i.  1
cos p sec p

j. (1 - cos 2 x)(1  cot 2 x)  1

k. sin t(csc t – sin t) = cos 2 t
1  csc 2 y 1
l. 2

csc y sec 2 t

2.4 Limit Fungsi

1 Teorema

1. xlim
a
f(x)  g(x)  xlim
a
f(x)  lim g(x)
x a 4.
lim  f(x).g(x)  lim f(x). lim g(x)
x a x a xa
lim f(x)
2. xlim  f(x)  g(x)  xlim f(x)  lim g(x) 5. lim  g(x)  
f (x) x a
a a x a x  a
  lim g(x)
x a

dengan xlim
a
g(x)  0

3. xlim
a
c .f(x)  c. lim f(x) , c = konstanta
x a 6.
n
lim  f(x)   lim f(x)
n
x a x  a 

2 Bentuk Tak Tentu

Bentuk di dalam matematika ada 3 macam, yaitu :

1. Bentuk terdefinisi (tertentu) : yaitu bentuk yang nilainya
ada dan tertentu, misalnya : 63 , 40 .
2. Bentuk tak terdefinisi : yaitu bentuk yang tidak mempunyai
nilai, misalnya : 50
3. Bentuk tak tentu : yaitu bentuk yang nilainya sembarang,
misalnya : 00 ,  ,    ,1
Penting : Persoalan limit adalah mengubah bentuk tak tentuk
menjadi bentuk tertentu.

3 Limit Fungsi Aljabar

Jika diketahui fungsi f(x) dan nilai f(a) terdefinisi, maka
lim f (x )  f (a )
x a

Contoh : 1. lim( x 2  2x )  (32  2(3))  9  6  15

x 3

lim 5x x  7x   70  0
2
02  0
2. 5( 0 )  7
x 0
Berikut ini akan dibahas limit Limit Fungsi Aljabar Bentuk Tak
 
Tentu yaitu : 00 ,  ,    dan 1 . 
3.1 Bentuk  00 
Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan
pembilang dan penyebutnya, kemudian “mencoret” faktor
yang sama, lalu substitusikan nilai x = a.

Catatan :
1. Karena xa, maka (xa)  0 sehingga pembilang dan
penyebut boleh dibagi dengan (x  a)
2. Nilai limitnya ada dengan syarat : Q(a)  0
3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar,
maka sebelum difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk
sekawannya.
Contoh :
lim x x25x9 6  lim ((xx 33)()( xx  23))  lim xx  23  
2
3 2 1
1. 3 3 6
x 3 x 3 x 3
2
x ( x  x  5)
lim xx3 4xx 252xx   lim xx2 4xx52  
3 2 2
0 2  0 5 5
2. 2
x (x  4x 2) 2
0  4 ( 0) 2 2
x 0 x 0

3.
lim
x 1
x 2  3  5x  1
x2 x
 lim
x 1
x 2  3  5x  1
x 2 1  x 2  3  5x  1
2
x  3  5x  1   lim ( x 2  3)  ( 5x  1)
x 1 ( x 2  1)  x 2  3  5x  1

( x  1)( x  4 ) (x 4)
lim x 2  5x  4
 lim  lim
x  1 ( x  1)  x 2  3  5x  1
 2
x  1 ( x  1)( x  1)  x 2  3  5x  1 x  1 ( x  1)  x2  3 5
1 4
 3
 3
  83
(1 1)  4 4  2 (2 2) 8

3.2 Limit Bentuk  



 Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan
penyebut dengan variabel pangkat tertinggi, kemuadian
digunakan rumus : xlim
a
 0.
 x
Contoh :
1.
6x3 2 5x 5
3 2  2x3  6  2x 
6x  2x  5x x3 x x3 x2 600 6 1
lim lim  lim   
x   12x3  7x2  8x x   12x3  7x2  8x x   12  7  8 12  0  0 12 2
3 3 x x2
x x x3
2.
6x3 2 3x 6 3
3 2  7x4   7 
6x  7x  3x x4 x x4 x x2 x3 000 0
lim 4 3 2
 lim  lim   0
x   2x  x  4x x   2x 4 x3 4x2 x 2  1 4 200 2
  x x2
x4 x4 x4
3.
5x 4 2
4 2  3x4  2 5 3
 2
5x  3x  2 x4 x x4 x2 x4 500 5
lim  lim  lim   
x   2x3  4x2  7 x   2x3 4x2 7 x  2  4  7 000 0
  x x2 x 4
x4 x4 x4
Kesimpulan:
Jika f ( x )  a0 x n  a1 x n 1  .....  an
g ( x )  b0 x m  b1 x m1  .....  bm
a0
maka: 1. lim
f (x)
g(x)  b0 untuk n = m
x 

2. lim
f (x)
g(x)  0 untuk n < m
x 

3. lim
f (x)
g(x)   atau - untuk n > m
x 

lim 62xx5 2xx 378xx 2  

5 4 3
2 1
4. 6 3 (kesimpulan (1))
x 

5. lim
x 10  2 x 8  3 x 7
12 5 2 0 (kesimpulan (2))
x   x  12 x  x

6. lim
3x7 6 x 4 2
6 4 3  (kesimpulan (3))
x  x  7 x  x
2

3.3 Limit Bentuk    

Limit ini umumnya memuat bentuk akar:

Cara Penyelesaian :
1. Kalikan dengan bentuk sekawannya !
  f ( x)  g(x)  f (x)  g(x)
lim f(x)  g(x)    lim
x  f ( x)  g(x)  x f (x )  g(x)

2. Bentuknya berubah menjadi   



3. Selesaikan seperti pada (2.4.2)

Contoh:
1. lim x 2  6x  2  x 2  4x  1 
x

 x2  6x  2  x2  4x  1 
lim x2  6x  2  x2  4x  1   
x  x2  6x  2  x2  4x  1

 
(x2  6 x 2)(x2  4x 1) pangkat tertinggi pembilang 1,
10x 1
lim  lim 
pangkat tertinggi penyebut 1,
x  x2  6 x  2  x2  4x 1 x  x2  6 x 2  2x2  4x 1
sebab x x

10x 1 10 10
 lim   2
5
x 2x  x  x2  4x 1
2 1 1

2.
 2x2  x  x2  3x 
lim 2x2  x  x2  3x  lim 2x2  x  x2  3x2   
x x   2x2  x  x2  3x

 
(2x2  x)(x2 3x) x2pangkat
 4x
lim  lim   pembilang 2,
tertinggi
x  2x2  x  x2 3x x  2  x2 3tertinggi
2x  xpangkat x penyebut 1.

Secara umum:
lim ax 2  bx  c  px 2  qx  r 
x 
b q
1) 2 a jika a = p
2)  jika a > p
3) - jika a < p

3  (5)
3. lim 4x2  3x  1  4x2  5x  2   2
4
 1
2
x 2 4

4. lim 4x 2  7x  1  3x 2  x  8  
x 

5. lim 4x 2  2x  3  5x 2  4x  7  
x

3.4 Limit Bentuk 1 



Definisi :
lim 1 
n 
 1 n
n
  e  2,718281.....

n bilangan asli
Dari definisi dapat dibuktikan teorema berikut :
 1. xlim

1  1 x
x
  lim 1 
x 
 1 x
x
  lim 1 
x 
 1 x
x
 e
x bilangan
1 1
2. lim 1  x   lim 1  x 
x x e real
x 0 x 0

Contoh :

        
4
 4 
x

lim1  
x 4
4 x 1 x
1. x  lim 1  x  lim  1  1x   lim 1  1x 4 4
x  x  x  x 
4
 4  4

1 1
    
 
1
2. lim 1  1 x
2x
 lim  1  1 2x  2
2x    lim 1  1 2
2x
  e2
x x  
x  
3 3
1  1   1 
3. lim 1  3x  x  lim 1  3x  3x    lim 1  3x  3x   e 3
x 0 x 0   x 0 

4 Limit Fungsi Trigonometri

Teorema :
1. lim x  lim sin x  1
sin x x
x 0 x 0

2. lim x  lim tan x  1

tan x x
x 0 x 0

Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan

menjadi:
lim sin ax  lim ax
 lim tan ax
 lim ax
 lim tan ax
 lim sin ax
 lim tan ax
 a
x 0 bx x 0 sin bx x 0 bx x 0 tan bx x 0 tan bx x 0 tan bx x 0 sin bx b

Seperti pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri juga

berlaku bahwa jika f(a) terdefinisi, maka: lim f (x )  f (a )
x a
Contoh :
1. lim sin 2 x  cos x  sin 0  cos 0  0  1  1
x 0
sin 1   cos 1 
sin x  cos x 2 2 1 0 1
2. lim 2 sin x 3 cos x
  
x 1  2 sin 1  3 cos 1  2 0 2
2 2 2

Berikut ini akan dibahas limit Fungsi Trigonometri bentuk tak

tentu yaitu :  00 ,    ,0.  .
4.1 Limit Bentuk   0
0
sin 3x 3
1. xlim
0 tan 4x
 4

2 x)
1(12 sin 2 sin2 x
2. lim 13xcos 2x
. sin x
 lim 3x. sin x  lim  lim 2 sin sin x
. sin x  2
.(1)  2
x 0 x 0 x 0 3x sin x x 0 3x 3 3

2 cos 1 (x  a). sin 1 (x  a) sin 1 (x  a)

3. lim sin x  sin a
x a
lim 2
x a
2
 lim 2 cos 1
2
(x  a). 2
(x  a)
x a x a x a
 
 2 cos 12 (a  a). 12  cos a

4.2 Limit Bentuk   

Limit bentuk     dapat diselesaikan dengan mengubahnya
ke bentuk  .
0
0

Contoh :
sin  . sin x
1 sin x 1 sin x 2
lim (sec x  tan x)  lim ( cos x
 cos x
)  lim cos x
 lim  )
x  x  x  x  sin(
2x
2 2 2 2

2 cos 1 (   x) sin 1 (   x) sin 1 (   x)

 lim

2 2
  x)
2 2  lim 2 cos 1
2
 
2

 x. 2 2
sin(   x)
x sin(
2 x  2
2 2

 2 cos 12  2  2 .[12 ]  cos 12   0

4.3 Limit Bentuk  0.
Limit bentuk  0. dapat diselesaikan dengan mengubahnya
ke bentuk  .
0
0
Contoh :
(1)(sin 1  (x  1) sin 1 x  
lim (x  1). tan 1
x 1 2
x  lim
x  1 cos 1 x
2  lim 2
x  1 sin( 1   1 x)
 lim 
(x  1)
x  1 sin (1  x) 
1 2

 sin 1 x  
2 2 2  2 
 


1
1

 sin

1
2

   1
1
  2

 2  2

5 Limit Deret Konvergen

Definisi : Deret Geometri Konvergen adalah deret geometri

dengan rasio (pembanding) : 1 < r < 1.
a
Teorema : S 
1r
S : jumlah tak hingga suku deret geometri konvergen
a : U1 : suku pertama
U2
r : rasio, yaitu r U1
Contoh :
1. Hitung jumlah tak hingga deret geometri berikut :
a) 2  1  21  41  ..... b) 3  1  13  91  .....

Jawab : a) S  1a r  12 1  21  4 b) S  1a r  1 (3 1 )  34  94

2 2 3 3

2. Hitung limit berikut :

 a) nlim

1  1
4
 1
16
... 1
4n
 b) lim
n
 2.3 i
n i 1

Jawab : a)
n

lim 1  41  161  ...  1
4n  a
1 r  11 1 
4
4
3

n 2 2
2 
b) lim  2.3 i  lim
n   i 1
 
i 1  3
2
9
.... 2
3n


a
1r
 3
1 2
 3
1
2
3 3

3. Ubahlah menjadi pecahan biasa !

a) 0,6666 ..... b) 0,242424 .....
Jawab : a) 0,6666 ..... = 0,6 + 0,06 + 0,006 + .....
a 0,6 0,6 6 2
 1r
 10,1
 0,9
 9
 3

b) 0,242424 ..... = 0,24 + 0,0024 + 0,000024 +

a 0,24 0,24 24 8
1r
 10,01
 0,99
 99
 33

4. Jumlah semua suku deret geometri tak hingga adalah 12,

jumlah suku-suku bernomor genap adalah 4. Tentukan rasio
dan suku pertama deret itu !
Jawab : S  12  1a r  12 ...... (1)
U2 + U4 + U6 + ... = 4
ar + ar3 + ar5 + ... = 4
ar
1 r 2
 4   1a r  1r r   4 ...... (2)

Dari (1) dan (2) : 12 1 r r  4    12r 

1r
4  12r  4  4r
8r  4  r  12

Persamaan (1) :
a
1 r  12  1a 1  12  a  6
2
1
Rasio = 2 dan suku pertama = 6

5. Diketahui sebuah bujursangkar dengan sisi 10 cm. Titik

tengah keempat sisinya dihubungkan sehingga terbentuk
bujursangkar kedua. Titik tengah keempat sisibujursangkar
kedua dihubungkan lagi sehingga terbentuk bujursangkar
ketiga, demikian seterusnya. Hitunglah jumlah luas semua
bujursangkar itu !

Jawab :
D R C

Luas bujursangkar I = AB x AD = 10 x 10 =
S Q
100 cm2.
Luas bujursangkar II = PQ x PS = 52 x
52 = 50 cm2.
5 5
2 2
50
Rasio luas = 100  21
A 5 P 5 B
6 Kontinuitas dan Diskontinuitas Fungsi

Definisi : Fungsi f(x) dikatakan kontinu (sinambung) di x = a

jika dan hanya jika lim f ( x )  f (a ) .
xa
Dari definisi terlihat ada tiga syarat fungsi f(x) kontinu di x = a,
yaitu :
1. f(a) terdefinisi (ada)
2. lim
x a
f ( x ) terdefinisi ada

3. lim f ( x )  f (a )
xa
Apabila satu di antara ketiga syarat itu tidak dipenuhi, maka
fungsi f(x) diskontinu (tak sinambung) di x =a.

Perhatikan gambar berikut :

1. y
f(x) kontinu di x = a,
sebab

f(a)
f(x)

x
a

y
2. f(x) diskontinu di x = a,
sebab tidak ada
f(x)

f(a)
x
a

3. y
f(x) diskontinu di x = a,
sebab  f(a)

f(x)
f(a)

x
a

Contoh :
1. Tunjukkan bahwa fungsi f ( x)  x 2  x  3 kontinu di x = 1
Jawab : 1) f (1)  12  1  3  1  f(1) terdefinisi
 2) xlim
1 x 1
 
f(x)  lim x 2  x  3  12  1  3  1  lim f ( x ) terdefinisi
x 1

3) lim f ( x )  f (1) Jadi fungsi f ( x )  x 2  x  3 kontinu di x =1.

x 1

x2  9
2. Selidiki apakah fungsi f (x)  x3
kontinu di x = 3
32  9
Jawab : 1) f ( 3)  3 3
 00 (tidak terdefinisi)
Karena f(3) tak terdefinisi, maka f(x) diskontinu di x =
3

3. Selidiki apakah fungsi

 xx 24 , untuk x  2
2

f ( x)   kontinu di x = 2
 4, untuk x  2
Jawab : 1) f(1) = 4 (terdefinisi)
2)
lim f(x)  lim
x 1
x3  1
x 1 x  1
 lim
x 1
(x  1)(x2  x  1)
x 1 x 1
 
 lim x2  x  1  12  1  1  3

(terdefinisi)
3) lim f ( x)  f (1) , berarti f(x) disko
x 1

2.5 Teorema Limit

2.6 Limit di Tak Hingga dan Limit Tak Hingga

2.7 Kekontinuan Fungsi

2.8 Soal-soal