Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.1
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh yaitu meliputi protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Penilaian status gizi pada bayi dan anak, ukuran antropometri ini
merupakan indikator yang paling penting dan paling sering digunakan.2
Antropometri merupakan salah satu parameter untuk menilai
pertumbuhan fisik anak dengan cara mengukur tinggi badan, berat badan,
lingkar kepala dan lingkar lengan atas anak. Konsep kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6
tahun. KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya
hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.3
Akhir-akhir ini masalah tumbuh kembang anak di Indonesia semakin
meningkat dibicarakan khususnya di Kabupaten Malang, dengan hal
demikian kami melakukan observasi menggunakan pengukuran antropometri
dan KPSP untuk mengetahui penilaian pertumbuhan dan perkembangan
dengan sempel anak-anak di TK Sabilillah Malang.
2

1.2.Batasan Masalah
Pengukuran tumbuh kembang anak menggunakan pengukuran
antropometri dan KPSP pada anak TK Sabilillah Malang.
1.3.Rumusan Masalah
1. Apakah pertumbuhan anak-anak di TK Sabilillah Malang termasuk
katagori normal ?
2. Bagaimana perkembangan anak-anak di TK Sabilillah Malang ?
1.4. Tujuan
1. Mengetahui pertumbuhan anak-anak di TK Sabilillah Malang
2. Mengetahui perkembangam anak-anak di TK Sabilillah Malang
1.5. Manfaat
Menambah wawasan pengetahuan tentang tumbuh kembang pada anak.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tumbuh Kembang Anak

2.1.1. Definisi tumbuh kembang anak

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu


secara bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial
maupun spiritual.
Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur
dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan
(maturation), dan pembelajaran (learning). Perkembangan manusia berjalan
secara progresif, sistematis dan berkesinambungan dengan perkembangan di
waktu yang lalu. Perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi
kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional.
Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna
fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukan dengan kemampuan secara
simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung. Perkembangan
emosional dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak
.
2.1.2. Ciri-ciri tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa
itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
lingkungan.berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam
kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat
itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.
4

2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh


kembang yang berlainan organ-organ.Terdapat 3 periode pertumbuhan
cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola
umum, limfoid, neural, dan reproduksi.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi
kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.Langkah pertama sebelum
berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai.

Gambar 2.1. Ciri-ciri tumbuh kembang anak .

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang


berbeda-beda antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan
5

lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Proses tersebut


dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di antaranya :
a. Faktor heriditer/ genetik
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah
dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara
kognitif, psikososial maupun spiritual.
Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada
anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat
menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna
mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti
temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan
dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan,
umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang
berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar
memperoleh hasil yang optimal.
b. Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari
mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau
tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan
genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil,
faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, dan anoksia embrio.
b. Lingkungan postnatal (lingkungan setelah kelahiran) .
Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :
i. Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
ii. Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan
radiasi.
6

iii. Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman


sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang
tua.
iv. Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau
pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah
tangga, kepribadian orang tua.
Tabel 2.1. Perbedaan lingkungan intra dan ekstra uterin.
No Sebelum lahir Sesudah lahir
1 Lingkungan fisik cairan Udara
2 Suhu luar Pada umumnya Berubah-ubah
tetap
3 Stimulasi sensoris Terutama Bermacam-
kinestetik atau macam stimuli
vibrasi
4 Gizi Tergantung pada Tergantung pada
zat-zat gizi yang tersedianya bahan
terdapat dalam makanan dan
darah ibu kemampuan
saluran cerna
5 Penyediaan Berasal dari ibu Berasal dari paru-
oksigen ke janin melalui paru ke pembuluh
plasenta darah paru=paru
6 Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke Dikeluarkan
metabolisme sistem peredaran melalui paru-paru
darah ibu kulit, ginjal, dan
saluran
pencernaan.

c. Faktor Status Sosial ekonomi


Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang
tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan
7

dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang
rendah.
d. Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang,
anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi
maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
e. Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang.
Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh
kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status
kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.

2.1.4. Tahapan tumbuh kembang anak

A. Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai


berikut :
a. Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar
tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang
tuanya. Sedangkan perawat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang bayi yang masih belum diketahui oleh orang tuanya.
b. Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat
pesat. Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek
pada mata, melihat dengan tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa
mengangkat kepala 90°, mulai bisa mencari benda-benda yang ada di depan
mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap
dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi
usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan
dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam
8

memberikan pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar


bayi agar pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.

c. Todler (usia 1-3 tahun)


Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai
membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman
dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga
terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan
perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai
sumber pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui
konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan
keperawatan anak dengan optimal.
d. Pra Sekolah (3-6 tahun)
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,
2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak
pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6
kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm. Kecepatan
pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun sebelumnya.BB
mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat
dari TB saat lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit.
Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata
mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang mulai ada perubahan adalah pada gigi
yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah dapat terjadi.
e. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya.
Perkembangan fisik, psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini
membantu memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby yang
sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak tersebut.
f. Remaja ( 12-18/20 tahun)
Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan
pengendalian koping pada jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.
9

g. Dewasa muda (20-40 tahun)


Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang
mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan
kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
h. Dewasa menengah (40-65 tahun)
Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi
terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada
kekuatan, bukan pada kelemahan.
i. Dewasa tua
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran,
penglihatan, kematian orang tercinta) .

B. Pertumbuhan Bayi dan Balita


Tentu saja untuk memastikannya dengan jelas, konsultasikan kesehatan
bayi Ibu dengan DSA yang terpercaya. Karena setiap sentimeter dan kilogram
pada tubuh bayi sangat berpengaruh pada grafik bayi Ibu, jadi pengukuran
harus dilakukan secara medis dan sangat teliti. Sangatlah sulit untuk
mempercayai angka dan jumlah yang akurat jika Ibu sendiri yang melakukan
pengukurannya. Pengukuran dasarnya dilakukan pada lima hal berikut :

a. Berat Badan
Setelah melepaskan pakaian pada bayi, dokter atau perawat akan
meletakkan bayi pada timbangan khusus untuk diukur beratnya. Pengukuran
biasanya akan tercatat dalam satuan kilogram, dan Ibu dapat segera mengetahui
berat badan yang akurat dari bayi.
b. Tinggi/Panjang Badan
Dalam posisi berbaring, dokter atau perawat akan mengukur bayi Ibu dari
atas kepala hingga tumit. Beberapa rumah sakit menggunakan alat khusus
dengan bagian kepala dan kaki dari ranjang pengukur untuk mendapatkan hasil
yang akurat.
10

c. Lingkar Kepala
Untuk mengukur lingkar kepala bayi Ibu, dokter atau perawat akan
melingkarkan alat pengukur khusus yang fleksibel tepat di atas alis dan telinga.
Pentingnya mengukur lingkar kepala bayi adalah untuk mengetahui apakah
ukuran tengkorak dan otak bayi sudah sesuai dan pertumbuhannya dalam batas
wajar. Melalui pengukuran lingkar kepala, dokter anak dapat langsung
mendeteksi bila ada penyakit atau ketidakwajaran dalam pertumbuhan bayi.
d. Gizi
Hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh
kembang putra putrinya maksimal. Pemenuhan gizi pada setiap balita
merupakan suatu keharusan karena hal ini sangat berpengaruh pada masa
depan si buah hati, terutama pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi
selama 5 tahun pertama tersebut sangat menentukan tahun demi tahun
pertumbuhan dan perkembangannya. Hal inilah yang seharusnya mendasari
setiap orang tua untuk berusaha agar gizi balitanya terpenuhi semaksimal
mungkin.

2.2 Parameter penilaian

2.2.1 Antropometri
2.2.1.1 Pengertian
Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini
dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Perubahan pada dimensi tubuh
mencerminkan keadaan kesehatan dan kesejahteraan secara umum baik
individu maupun populasi. Antropometri digunakan untuk mengukur dan
memperkirakan kesehatan dan kesintasan individu dan merupakan refleksi
status sosial dan ekonomi suatu populasi.

2.2.1.2 Kegunaan
Di dalam klinik antropometri selain di gunakan untuk menentukan
status nutrisi anak, dapat pula digunakan untuk memantau tumbuh
kembang seorang anak. Disamping itu oleh pengambil kebijakan
pemeriksaan antropometri sering dikerjakan untuk menentukan bagaimana
11

status nutrisi disuatu daerah, khususnya untuk mengidentifikasi adanya


gizi buruk untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan intervensi
nutrisi. Pemeriksaan antropometri juga digunakan untuk membuat revisi
grafik pertumbuhan umumnya dilakukan setelah ada data berat badan
(BB), tinggi badan (TB) dan lingkaran kepala (LK) yang baru.
Pemeriksaan antropometri juga dapat digunakan untuk memprediksi risiko
penyakit, misalnya risiko penyakit jantung koroner (PJK) pada individu
obes dapat di prediksi dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT),
makin besar IMT makin besar pula risiko untuk mendapat PJK.

Pengukuran antropometri minimal pada anak umumnya meliputi


pengukuran berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala
(dari lahir sampai umur 3 tahun). Pengukuran ini dilakukan berulang
secara berkala untuk mengkaji pertumbuhan jangka pendek, jangka
panjang, status nutrisi. Untuk anak-anak dengan penyakit kronik,
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lipatan kulit (TLK)
merupakan bagian dari pengkajian untuk menentukan lemak tubuh dan
simpanan protein.

Pelatihan dan praktek dalam teknik pengukuran antropometri sangat di


tekankan. Semua pengukuran variabel pertumbuhan harus di ulang tiga
kali dan diambil nilai reratanya. Kwalitas data akan mempengaruhi hasil
pengkajian dokter untuk menegakkan diagnosis anak yang diukur
pertumbuhannya.

2.2.1.3 Berat Badan


Berat badan merupakan penghitungan rerata dari status nutrisi secara
umum yang memerlukan data lain seperti umur, jenis kelamin, dan PB/TB
untuk menginterpretasikan data tersebut secara optimal. Berat badan
diukur dengan menggunakan timbangan digital atau timbangan dacin.
Sampai anak berumur kurang lebih 24 bulan atau dapat bekerjasama dan
berdiri tanpa dibantu diatas timbangan, penimbangan dilakukan dengan
12

menggunakan timbangan bayi. Berat badan anak sebaiknya diukur dengan


baju minimal atau tanpa baju dan tanpa popok pada bayi. Sebelum
menimbang seharusnya timbangan dikalibrasi dengan mengatur jarum
timbangan ke titik nol. Timbangan harus ditera minimal setahun sekali di
Jawatan Metrologi setempat atau ditera sendiri dengan anak timbangan
yang sudah diketahui beratnya setidaknya sebulan sekali dan setiap
pemindahan timbangan. Berat badan dicatat dengan ketelitian sampai 0,01
kg pada bayi dan 0,1 kg pada anak yang lebih besar.

2.2.1.4 Panjang Badan atau Tinggi Badan


Panjang badan atau tinggi badan mencerminkan status nutrisi jangka
panjang seorang anak. Panjang badan diukur dengan menggunakan papan
pengukur panjang untuk anak dibawah umur 2 tahun atau PB kurang dari
85 cm. pengukuran panjang badan dilakukan oleh dua orang pengukur.
Pengukur pertama memposisikan sang bayi agar lurus di papan
pengukuran sehingga kepala sang bayi menyentuh papan penahan kepala
dalam posisi bidang datar Frankfort (Frankfort horizontal plane). Bidang
datar Frankfort merupakan posisi anatomi saat batas bawah orbita dan
batas atas meatus auditorius berada segaris. Pengukur kedua menahan agar
lutut dan tumit sang bayi secara datar menempel dengan papan penahan
kaki.
13

Untuk anak yang dapat berdiri tanpa bantuan dan kooperatif, tinggi
badan diukur dengan menggunakan stadiometer, yang memiliki penahan
kepala bersudut 900 terhadap stadiometer yang dapat digerakkan. Saat
anak diukur dengan telanjang kaki atau dengan kaos kaki tipis dan dengan
pakaian minimal agar pengukur dapat memeriksa apakah posisi anak
tersebut sudah benar. Saat pengukuran sang anak harus berdiri tegak,
kedua kaki menempel, tumit, bokong, dan belakang kepala menyentuh
stadiometer, dan menatap kedepan dalam bidang datar frankfort.

Pengukuran PB lebih panjang 0,5 sampai 1,5 cm daripada pengukuran


TB. Bila anak diatas umur 2 tahun atau lebih dari 85 cm diukur dalam
posisi berbaring maka hasilnya dikurangi 1 cm sebelum diplot pada grafik
pertumbuhan. Oleh karena itu penting sekali mencatat cara pengukuran
terutama saat peraliha PB menjadi TB. Pengubahan pengukuran dari PB
menjadi TB juga diikuti dengan penggantian grafik PB menjadi grafik
pertumbuhan pediatri (umur 2-18 tahun). Pengukuran TB maupun PB
dilakukan dengan ketelitian sampai 0,1 cm.

Pada anak dengan keterbatasan fisik misalnya kontraktur tidak


memungkinkan pengukuran PB/TB, sehinnga memerlukan cara
pengukuran alternatif. Pengukuran ini dikerjakan dengan menggunakan
14

kaliper geser (sliding caliper) pada bayi dan antropometer besar pada
anak.

2.2.1.5 Lingkar Kepala


Pertumbuhan kepala paling cepat terjadi dalam 3 tahun pertama
kehidupan. Pengukuran rutin LK merupakan komponen penting dari
pengkajian nutrisi pada anak sampai umur 3 tahun dan dikerjakan terutama
pada anak yang mempunyai risiko tinggi gangguan status gizi. Lingkar
kepala bukan indikator baik untuk status nutrisi jangka pendek dibanding
dengan BB karena pertumbuhan otak umumnya dipertahankan oleh tubuh
saat terjadi masalah nutrisi. Lingkar kepala tidak bisa digunakan sebagai
pengukuran status nutrisi pada anak dengan hidrosefalus, mikrosefali dan
makrosefali.

Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel


yang tidak dapat direnggangkan. Panjang lingkar sebaiknya diambil dari
lingkar maksimum dari kepala, yaitu diatas tonjolan supraorbita dan
melingkari oksiput. Saat pengukuran harus diperhatiakan agar pita
pengukur tetap datar pada permukaan kepala dan paralel di kedua sisi.
Pengukuran dicatat dengan ketelitian sampai 0,1 cm.

2.2.1.6 Lingkar Lengan Atas


Lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk mengukur
pertumbuhan, sebuah penanda cadangan energi dan protein, dan dapat
memberikan informasi akan kadar lemak tubuh. Pengukuran dilakukan
dititik tengah lengan atas, di tengah antara ujung lateral akromion dan
olekranon bila tengah dalam fleksi dengan sudut 90o (diukur dan diberi
tanda). Untuk pengukuran LILA, anak harus berdiri tegak lurus dengan
lengan dilemaskan disisi tubuh. Pita ukur yang fleksibel dan tidak dapat
meregang diletakkan tegak lurus dengan aksis panjang dari lengan,
dirapatkan melingkari lengan, dan dicatat dengan ketelitian sampai ke 0,1
15

cm. pengukuran ini sebaiknya dilakukan 3 kali dan nilai akhir diambil dari
rerata ketiga hasil pengukuran tersebut.

2.2.1.7 Tebal Lipatan kulit Trisep (TLK)


Tebal lipat kulit trisep (TLK) adalah sebuah penanda cadangan lemak
sub kutan (energi) dan lemak tubuh total, dan memberi informasi
mengenai pola lemak tubuh. Dalam mengukur, seorang anak harus dalam
posisi tegak dengan lengan disisi tubuh. TLK diukur di pertengahan
lengan atas, tepat ditengah otot trisep di lengan bagian belakang (diukur
dan diberi tanda sebelumnya). Pengukur mencubit lemak dengan ibu jari
dan jari telunjuk, sekitar 1 cm di atas titik tengah yang telah ditandai, dan
meletakkan kaliper tepat diatas titik yang ditandai. Empat detik setelah
lengan kaliper dilepas, hasil pengukuran diambil lalu kaliper dilepaskan.
Pengukuran ini sebaiknya dilakukan 3 kali, diambil reratanya, dan dicatat
dalam pembulatan 0,1 cm.

2.2.1.8 Persentil Menurut Umur dan Jenis Kelamin


Persentase BB ideal, sesuai dengan TB dan BB menurut umur,
seringkali digunakan sebagai penanda wasting (kurus) maupun obesitas.
Persentil TB menurut umur dianggap cukup untuk menilai status gizi
jangka panjang dan digunakan untuk skrining anak sehat dengan
perawatan pendek (stunting). TB menurut umur diinterpretasikan sebagai
berikut ; pendek (<persentil-3), normal (persentil -3 sampai 97) dan tinggi
(>persentil-97).

2.2.1.9 Berat Badan menurut Tinggi Badan


BB secara relatif dengan TB (BB/TB) memberikan berbagai informasi
akan pertumbuhan dan status gizi pada seorang anak, dibandingkan hanya
salah satu dari BB menurut umur maupun TB menurut umur. Beret badan
menurut TB lebih akurat dalam menetapkan dan mengklasifikasikan status
gizi pada seorang anak. Pada anak berusia 0-6 tahun BB/TB paling sering
dinilai dengan menentukan sebuah persentil di grafik pertumbuhan CDC.
16

Berat menurut TB diinterpretasikan sebagai berikut: BB kurang (<


persentil-5), BB normal (persentil-5-95), dan BB lebih (>persentil-95),
disamping dipakai untuk skrining anak sehat. Berat badan menurut TB
juga dipakai untuk skrining malnutrisi energi protein.

2.2.2 Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


2.2.2.1 Pengertian

Konsep kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) adalah suatu


daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan
perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

2.2.2.2 Kegunaan KPSP

KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya


hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

2.2.2.3 Cara Menggunakan KPSP


Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian
memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok
pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu
Data Tumbuh Kembang Anak.

2.2.2.4 Cara Menghitung Usia Anak


Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.

2.2.2.5 Cara Menilai KPSP


a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Menghitung jumlah jawaban Ya.
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang
diperiksa normal (N).
17

d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali


mengenai :
cara menghitung usia anak.
cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan
usia anak.
apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai
dengan yang dimaksudnya.
Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan
jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu
kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau
8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan
ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan
ulang tersebut.
e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak

2.2.2.6 Cara Mencatat Hasil KPSP


Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak
(halaman 4). Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang
disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian
hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti
perkembangan anak baik (kode N) .
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak
perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu
dirujuk (kode TN) .
18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kuantitatif dan kualitatif (observasi)


dengan desain penelitian deskriptif analitik dengan cara pengukuran antropometri
dan KPSP anak.

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada hari Senin, 16 Juni 2014 bertempat di TK


Sabilillah Malang.

3.3. Populasi dan sample penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan siswa-siswi TK Sabilillah


Malang dengan penentuan sampel menggunakan metode Simple random sampling
kepada seluruh siswa-siwi kelas A TK Sabilillah Malang yang hadir pada saat itu,
dengan sampel 14 siswa-siswi TK Sabilillah kelas A.

3.4. Hipotesis

Tumbuh kembang siswa-siswi TK Sabilillah Malang tergolong normal.


19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan

Rekapan Data Status


Jenis Tanggal
No Nama Tumbuh
Kelamin Lahir
TB BB LLA LK Kembang
1. Achmad Kibi L 22-04-2009 105,5 18 17 48 Normal
2. A. Ramadhany L 25-09-2008 108,5 22 19 48 Gemuk
3. Aisyah Aninda K. P 26-07-2009 101,5 15 17 48 Normal
4. Aisyah R.J. P 21-10-2008 105,5 16 16 46 Normal
5. Aldiyoni Arya M. L 13-06-2009 103,5 16 19 54 Normal
6. Bagas Ghaisani A. L 21-11-2008 103 19 22,5 50 Normal
Caesar Ikrima
7. Kafi L 12-12-2008 103 17 22,5 48,5 Normal
Daffa Atha
8. Arkana L 04-04-2008 122 25,5 21,5 51,5 Normal
9. Faiq Laila R. P 04-09-2008 106,5 16 19 48 Normal
10 Keisha S.W. P 28-10-2010 108 23 20 50 Gemuk
11 M. Ibnu Faiq A. L 12-06-2009 105,5 16,5 15 50 Normal
12 M. Irsyad L 22-10-2008 113 18 18,5 48 Normal
13 Nayla Safitri K. P 03-05-2009 104,5 17 16,5 50 Normal
14 Richard D. Yusuf L 22-01-2009 105 22 17,5 49 Gemuk
Rata-rata 106,8 18,6 16,8 49,2
Modus 105,5 16 19 48
Median 105.5 17.5 18.75 48.75
Standar Deviasi 5,2 3,2 2,3 1,9
Tabel. 4.1. Hasil Pengukuran menggunakan antropometri pada anak TK
Sabilillah Malang

Keterangan:
TB = Tinggi Badan (kg)
BB = Berat Badan (cm)
LKA = Lingkar Kepala (cm)
LLA = Lingkar Lengan Atas (cm)
Data di atas adalah hasil dari pengukuran antopometri kelompok kami. Dari
tabel tersebut kami dapatkan rata-rata tinggi badan siswa TK Sabilillah adalah
106,8 ± 5,2, rata-rata berat badan 18,6 ± 3,2, rata-rata lingkar lengan atas 16,8 ±
2,3, dan rata-rata lingkar kepala 49,2 ± 1,9. Data ini merupakan data normal
karena memenuhi ciri-ciri data normal, yaitu: 1) Data dapat diukur dan data yang
20

memiliki nilai ekstrim (terlalu besar atau terlalu kecil) tidak terlalu banyak. 2)
Data yang mendekati nilai rata – rata jumlahnya terbanyak. Setengah data
memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan nilai rata – rata dan setengah lagi
memiliki nilai lebih besar atau sama dengan nilai rata – ratanya (arifin,2008 ). 3)
Data memiliki distribusi normal merupakan distribusi probabilitas yang paling
baik dalam teori maupun aplikasi statistik.

Status Tumbuh Kembang Siswa TK Sabilillah


Gemuk Normal kurus

0%
21%

79%

Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Antropometri

Berdasarkan diagram diatas didapatkan status tumbuh kembang anak yaitu


normal dan gemuk. Dari 14 anak didapatkan 11 siswa yang normal dan 3 siswa
yang gemuk. Dari data tersebut didapatkan presentase normal 79% dan gemuk
21%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan siswa TK Sabilillah sebagian besar
normal.
21

4.2. Perkembangan

No Nama Usia Jawaban Jawaban Status


(Thn) “Ya” “Tidak” perkembangan

1 Achmad Kibi 5 9 1 Baik

2 Ahmad Ramadhany 6 9 1 Baik

3 Aisyah Aninda
5 8 2 Meragukan
Kirani

4 Aisyah Roudhatul J. 6 7 3 Meragukan

5 Aldiyoni Arya M. 5 8 2 Meragukan

6 Bagas Ghaisani
6 10 0 Baik
Ataya

7 Caesar Ikrima Kafi 6 9 1 Baik

8 Daffa Atha Arkana 6 10 0 Baik

9 Faiq Laila
6 10 0 Baik
Rizmadhani

10 Keisha Salsabila W. 6 8 2 Meragukan

11 M. Ibnu Faiq Arkana 5 9 1 Baik

12 Muhammad Irsyad 6 10 0 Baik

13 Nayla Safitri K. 6 9 1 Baik

14 Richard Danadyaksa
6 10 0 Baik
Y.

Tabel 4.2. Hasil KPSP TK. Sabilillah Malang


22

Dari tabel diatas, dapat dilihat tidak semua siswa dapat menjawab semua
pertanyaan pada KPSP. Ada 10 siswa yang bisa menjawab 9-10 pertanyaan dan
ada 4 siswa yang hanya bisa menjawab 7-8 pertanyaan. Siswa yang bisa
menjawab 9-10 pertanyaan, menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki status
perkembangan yang baik . Sedangkan siswa yang bisa menjawab 7-8 pertanyaan,
menunjukan bahwa siswa tersebut memiliki status perkembangan meragukan.
Perkembangan yang dimaksud meliputi gerak halus, sosialisasi dan kemandirian,
bicara dan bahasa, serta gerak kasar.

Status Perkembangan

meragukan
29%

baik
71%

Grafik 4.2. Status Perkembangan KPSP Anak TK. Sabilillah

Diagram diatas menunjukkan presentase status perkembangan siswa TK Sabillah.


Status perkembangan baik 71% dan meragukan 29%.
23

BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah di dapat dari pengukuran kelompok kami bahhwa
rata-rata tinggi badan siswa TK Sabilillah adalah 106,8 ± 5,2, rata-rata berat badan
18,6 ± 3,2, rata-rata lingkar lengan atas 16,8 ± 2,3, dan rata-rata lingkar kepala
49,2 ± 1,9. Berdasarkan tabel diatas didapatkan status tumbuh kembang anak
yaitu normal dan gemuk.

Dari 14 anak didapatkan 11 siswa yang normal dan 3 siswa yang gemuk. Dari
data tersebut didapatkan presentase normal 79% dan gemuk 21%. Hal ini
menunjukkan pertumbuhan siswa TK Sabilillah sebagian besar normal.

Pada penilaian KPSP memiliki perkembangan 12 anak baik 2 anak meragukan


dengan 14,3 % meragukan dan 85,7 % baik.

6.2 Saran

 Saran untuk guru pembimbing agar tetap memperhatikan kesehatan dan


tumbuh kembang siswa – siswi TK Sabililah supaya status tumbuh
kembang dan kesehatan siswa – siswi TK Sabililah tetap dalam range
normal.
 Saran untuk orang tua siswa – siswi TK Sabililah supaya memberikan
asupan nutrisi dengan makanan yang mengandung gizi seimbang supaya
tumbuh kembang anak tik berlebihan ataupun kekurangan. Karena
berdasarkan data di atas masih di dapatkan siswa yang mengalami
obesitas.
24

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih.1995.Tumbuh kembang Anak.Jakarta:EGC.

2. Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

3. Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Malang: Dinkes.

4. Supartini.2000.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

5. Rusmil, Kusnadi. 2006. Pedoman Pelaksanaan, Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Depkes RI. Jakarta.
6. Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat &
Bidan). Jakarta: Salemba Medika
7. Wong and Whaley. 1995 . Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia

8. Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung


Seto;2001
9. Annurad E, Shiwaku K, Nogi A et al (2003) The new BMI criteria for Asians
by the regional office for the western pasific region of WHO are suitable
for screening of overweight to prevent metabolic syndrome in elder
japanese worker. J Occup Health 45: 335-343.

10. Bays HE, Chapman RH,Grandy S .2007. The relationship of body mass index
to diabetes mellitus, hypertension and dyslipidaemia: comparison of data
from two national surveys. International Journal of Clinical Practice
61(5): 737 – 747

11. Abdoerrachman,M.H, dkk.1985.Ilmu Kesehatan Anak 1. edisi 4. Jakarta :


Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
12. Soekirman.2000.Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknes:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai