Morfologi Tumbuhan
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Makalah ini bejudul “Tata Letak Daun” yang dibuat untuk
memenuhi tugas kami dalam mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kormus adalah tubuh tumbuhan yang hanya dimiliki oleh
tumbuhan Pteridophyta atau tumbuhan paku dan tumbuhan
Spermatophyta atau tumbuhan biji sehingga para ilmuwan tumbuhan
mengelompokkan kedua golongan tumbuhan tersebut kedalam satu
kelompok yaitu Cormophyta atau tumbuhan kormus. Kormus dibedakan
kedalam tiga bagian pokok yaitu : 1). Akar (radix); 2). Batang (caulis); 3).
Daun (folium), dimana bagian-bagian lain yang kita temukan pada tubuh
tumbuhan dianggap sebagai metamorfosis atau kombinasi dari ketiga
bagian pokok tersebut. Bagian-bagian lain yang ditemukan pada tubuh
tumbuhan tersebut diantaranya : 1). Kuncup (gemma), dianggap sebagai
metamorfosis atau kombinasi batang dan daun; 2). Bunga (flos), dianggap
sebagai metamorfosis atau kombinasi batang dan daun; 3). Duri (spina),
dianggap sebagai metamorfosis atau kombinasi dahan maupun daun; 4).
Alat-alat pembelit (cirrhus), berasal dari daun maupun dari dahan atau
cabang; 5). Umbi (tuber), dianggap sebagai metamorfosis atau kombinasi
batang; 6). Rimpang (rhizoma), dianggap sebagai metamorfosis atau
kombinasi batang beserta daun-daunnya; 7). Umbi lapis (bulbus),
dianggap sebagai metamorfosis atau kombinasi batang dan daun
(Tjitrosoepomo, 2013).
Daun merupakan salah satu alat hara (organum nutrivum) yaitu
semua bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak
langsung bermanfaat untuk menegakkan kehidupan tumbuhan terutama
dalam hal penyerapan, pengeloaan, pengangkutan, serta penimbunan zat-
zat makanan. Daun hanya ditemukan pada batang tumbuhan saja dan
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang mempunyai umur yang terbatas
dan pada akhirnya akan runtuh atau gugur sehingga akan meninggalkan
1
bekas pada batang. Batang tempat melekatnya daun atau tempat duduknya
daun disebut buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo, 2013).
Duduknya daun pada batang berbagai jenis tumbuhan ternyata
berbeda-beda jika dibandingkan terutama perbedaan mengenai aturan
letaknya daun-daun yang satu dengan yang lain pada batang. Aturan
mengenai letaknya daun tersebut dinamakan tata letak daun. Berdasarkan
jumlah daun pada buku-buku batang terdapat tiga kemungkinan tata letak
daun yaitu : 1). Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun atau
dinamakan tersebar (folia sparsa); 2). Pada tiap buku-buku batang terdapat
dua daun atau dinamakan berhadapan bersilang (folia opposita atau folia
decussata); 3). Pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
atau dinamakan berkarang (folia verticillata) (Tjitrosoepomo, 2013).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terdapat pada sumbu II proyeksi daun dan daun ke-3 terdapat pada
sumbu III proyeksi daun kemudian selanjutnya daun ke-4 terdapat
pada sumbu I, daun ke-5 pada sumbu II daun ke-6 pada sumbu III
(Hadisunarso, 2013).
4
rumput teki yaitu 1/3 sehingga tata letak daun (filotaksis) pada
tanaman rumput teki yaitu 1/3 (Hadisunarso, 2013).
Tata letak daun membentuk suatu deret yang disebut sebagai
deret Fibonacci dimana angka-angka dalam deret ini adalah ½, 1/3,
2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya. Suku ke-3 pada deret tersebut
diperoleh dari penjumlahan pembilang suku pertama dengan
pembilang suku kedua serta penjumlahan penyebut suku pertama
dengan penyebut suku kedua demikian juga suku ke-4 diperoleh dari
penjumlahan pembilang suku kedua dengan pembilang suku ketiga
serta penjumlahan penyebut suku kedua dengan penyebut suku ketiga
begitupun seterusnya. Angka pecahan pada deret Fibonacci ketika
dikalikan dengan sudut 3600 maka akan diperoleh sudut yang disebut
dengan sudut divergensi. Sudut divergensi merupakan sudut antara dua
daun berurutan apabila diproyeksikan ke bidang datar dan merupakan
sudut diantara daris ortostik daun-daun yang letaknya berurutan
(Hadisunarso, 2013).
2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun
Tata letak daun dimana setiap buku-buku batang terdapat dua
daun dinamakan : berhadapan bersilang (folia opposita atau folia
decussata). Pada tata letak ini dua daun pada setiap buku-buku
letaknya berhadapan yang terpisah oleh jarak sebesar 1800 dan pada
buku-buku batang selanjutnya biasanya kedua daun letaknya
membentuk suatu silang dengan dua daun sebelumnya seperti Gambar
2.1. Tata letak daun seperti ini terdapat pada tanaman bunga soka
(Ixora paludosa Kurz), mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan lain lain
seperti pada Gambar 2.2.
5
Gambar 2.2 Tata Letak Daun Berhadapan Bersilang
(folia opposita atau folia decussata) (Sumber : Tjitrosoepomo, 2013)
A B
Gambar. 2.3 A. Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.),
B. Daun Soka (Ixora paludosa Kurz) (Sumber : http://belajar-di-
rumah.blogspot.co.id/2015/03/tata-letak-daun-pada-batang.html#)
3. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun dimana setiap buku-buku batang terdapat lebih
dari dua daun dinamakan : berkarang (folia verticillata) seperti pada
Gambar 2.3. Tata letak daun jenis ini tidak dapat ditentukan rumus
daunnya sama seperti tata letak daun berhadapan akan tetapi pada
duduk daunnya terlihat ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-
daun yang tegak lurus satu sama lain. Tata letak daun berkarang
ditemukan pada tumbuhan pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br),
alamanda (Allamanda cathartica L.) seperti pada Gambar 2.4.
6
Gambar 2.4 Tata Letak Daun Berkarang (folia verticillata) (Sumber :
Tjitrosoepomo, 2013)
A B
Gambar 2.5 A. Daun pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br),
B. Alamanda (Allamanda cathartica L.) () (Sumber : http://belajar-di-
rumah.blogspot.co.id/2015/03/tata-letak-daun-pada-batang.html#)
7
A B C
Gambar 2.6 Bagan Tata Letak Daun (Hadisunarso, 2013)
8
Gambar 2.7 Diagram Tata Letak Daun (Hadisunarso, 2013)
9
ortostik II, daun ketiga terletak pada lingkaran ke-3 dari luar yang
merupakan buku ke-3 pada garis ortostik III, dan seterusnya sehingga daun
ke-6 terletak pada lingkaran ke-6 dari luar pada garis ortostik I, sama
dengan garis ortostik daun ke-1 (Hadisunarso, 2013).
A B
Gambar 2.8 Spirostik pada Costus sp. (A) dan Pandanus sp. (B) (Hadisunarso,
2013).
10
parasitik. Garis parasitik dapat juga kita jumpai pada kelapa sawit (Elaeis
guinensis Jack.), nanas, dan sebagainya (Hadisunarso, 2013).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :
1. Tata letak daun pada batang terdapat tiga kemungkinan yaitu 1). Pada
tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun atau disebut tersebar
(folia sparsa), walaupun tersebar tetapi apabila diperhatikan dengan
seksama terdapat keteraturan; 3). Pada tiap buku-buku batang terdapat
dua daun atau disebut berhadapan bersilang (folia opposila atau folia
decussata); 3). Pada tia buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
atau disebut berkarang (folia ferticillata).
2. Bagan (skema) tata tata letak daun dibawah ini menggambarkan
batang tumbuhan berbentuk bulat panjang seperti pipa dengan garis
ortostik yang merupakan garis sumbu proyeksi daun digambarkan
dengan garis membujur berwarna merah, sedangkan spiral genetik
digambarkan dengan garis berwarna biru, garis putus-putus
menggambarkan bahwa garis tersebut terdapat di belakang batang dan
nomor 1, 2, 3, dan seterusnya merupakan nomor daun secara berurutan
dari bawah ke atas. Diagram tata letak daun di bawah ini
memperlihatkan tata letak daun dari atas dimana batang tumbuhan di
gambarkan sebagai kerucut dengan buku-buku tempat melekatnya
daun digambarkan dalam bentuk lingkaran-lingkaran dengan lngkaran
terluar menggambarkan buku pada pangkal batang sedangkan
lingkaran terdalam merupakan bagian buku termuda, garis merah
menunjukkan garis ortostik, garis biru putus-putus menggambarkan
garis spiral genetik
3. Spirositik merupakan garis ortostik yang dapat mengalami perubahan
arah sehingga tidak vertikal, melainkan membentuk spiral. Garis
parasitik merupakan garis spiral dengan dua arah putaran, yaitu ke kiri
dan ke kanan.
12
B. Saran
Pemahaman mengenai tata letak daun pada batang perlu diketahui
dan dipahami mengingat setiap tumbuhan memiliki tata letak daun yang
berbeda-beda. Penelitian dan pengkajian serta publikasi dalam bentuk
jurnal mengenai tata letak daun pada batang masih sangat minim sehingga
hendaknya lebih banyak dilakukan agar mahasiswa ataupun pelajar yang
mencari sumber belajar mengenai materi ini dapat lebih mudah mengakses
materi ini sehingga dapat meminimalisir informasi-informasi yang salah
ataupun yang tidak sesuai dengan informasi yang sebenarnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14