Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Personal Hygiene Remaja


1. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
suatu usaha memelihara kebersihan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

2. Indikator Perilaku Personal Hygiene

Perilaku personal hygiene menstruasi adalah perilaku yang


berkaitan dengan tindakan untuk memelihara kesehatan dan upaya menjaga
kebersihan pada daerah kewanitaan saat menstruasi, perilaku tersebut
mencakup; menjaga kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air
bersih, menggunakan celana yang menyerap keringat, mengganti celana
dalam, sering mengganti pembalut, mandi dua kali sehari (Pribakti, 2008).
Indikator perilaku personal hygiene menstruasi menurut Kusmiran
(2012), sebagai berikut:
a. Saat menstruasi wanita lebih berkeringat dibanding dengan hari-hari
biasanya.
b. Membersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin secara
teratur, melakukan cebok yang benar dan mengeringkan vagina setelah
cebok
c. Menggunakan air bersih saat mencuci vagina. Tidak perlu sering
menggunakan sabun khusus pembersih vagina ataupun obat semprot
pewangi vagina (douching). Vagina sendiri sudah mempunyai
mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya yaitu adanya
kuman Doderlin yang hidup di vagina.
c. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari untuk menjaga vagina
dari kelembaban yang berlebihan.
d. Menstruasi merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor.
Pemakaian pembalut tidak boleh lebih dari enam jam dan diganti
sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah. Hal ini dikarenakan
pembalut juga menyimpan bakteri jika lama tidak diganti. Menggunakan
pembalut (sanitary pad) yang siap pakai, bukan pembalut kain, karena
dikhawatirkan pembalut kain tersebut kurang hygiene akibat
perawatannya yang kurang baik
Patricia (2005) menyatakan bahwa indikator perilaku personal
hygiene menstruasi meliputi:

a. Perawatan kulit dan wajah


Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung,
sekresi, ekskresi, pengaturan temperatur, dan peka terhadap rangasangan.
Kulit memiliki tiga lapisan utama yaitu: epidermis, dermis dan subkutan.
Kulit sering kali merefleksikan perubahan pada warna, ketebalan, tekstur,
turgor dan temperatur. Kesehatan dan kecantikan dapat tercemin dari kulit,
terutama kulit wajah. Wajah merupakan bagian yang paling sensitif bagi
seorang remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada remaja terkait
dengan penampilan. Pada saat menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan
meningkat sehingga produksi keringat meningkat. Pada saat menstruasi
sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua sampai tiga kali sehari
guna membantu mencegah timbulnya jerawat. Perawatan wajah pada saat
menstruasi terdiri dari perawatan dalam dan perawatan luar. Perawatan
dalam ini meliputi makan-makanan dengan menu seimbang diperlukan
untuk kesehatan kulit karena semua zat gizi dan vitamin sangat penting bagi
kulit. Perawatan dari luar dapat dilakukan dengan pembersih dan pelembab.

b. Kebersihan rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat
menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat sehingga akan
memudahkan timbulnya ketombe dan mikroorganisme lain. Agar
kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga, usahakan minimal
membersihkan rambut dua hari sekali. Kebersihan rambut bisa membantu
lancarnya sirkulasi darah pada kulit kepala, membantu relaksasi dan
membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh berkembang secara
normal.
Kebersihan rambut genitalia saat menstruasi juga penting untuk
dijaga. Hindari membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara
mencabut karena dapat menimbulkan lubang pada bekas bulu kemaluan
tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur. Selanjutnya
dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan rambut genetalia
disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan dengan gunting atau
dicukur sampai habis setiap 40 hari.
Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin,
yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan
bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam
vagina, menjaga alat kelamin tetap hangat. Sehingga perlu rajin menjaganya
agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.

c. Kebersihan tubuh dan organ genital


Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga
berlaku bagi kesehatan organ-organ genetalia. Udara yang panas cenderung
lembab dan berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama
di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan, yang akan menyebabkan
bakteri mudah berkembang biak, menimbulkan bau yang tidak sedap dan
juga menimbulkan penyakit.
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting
diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sabun mandi biasa,
pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan. Cara
membersihkan daerah kewanitaan yang terbaik ialah membasuhnya dengan
air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah
kewanitaan kita, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan
membasuhnya dari arah depan ke belakang (dari vagina ke arah anus),
bukan sebaliknya. Apabila terbalik arahnya, maka kuman dari daerah anus
akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam vagina.
Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan
dengan cairan pembersih atau cairan antiseptik secara berlebihan karena
akan merusak flora normal yaitu bakteri doderlin, sehingga
memudahkan masuk dan berkembangbiaknya kuman patogenik yang akan
berakibat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Apabila menggunakan
sabun, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan PH 3,5), misalnya
sabun bayi yang biasanya ber-PH netral. Setelah memakai sabun, hendaklah
dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang
tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang tertinggal
malah dapat menimbulkan penyakit.

d. Kebersihan pakaian sehari-hari


Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian
dalam, gunakan pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat (bahan
katun atau kaus) karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah
tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah terkena darah sebaiknya
direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana
yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit
susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi
lembab dan teriritasi.

e. Penggunaan pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah
terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena
kuman mudah masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran
reproduksi. Pilihlah pembalut yang bersih, tidak berwarna, tidak
mengandung parfum, dan daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa
nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih pembalut yang tidak
mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat
menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.
Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali
atau setiap setelah mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Apabila di
permukaan pembalut telah ada gumpalan darah, segera ganti pembalut.
Alasannya karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut
tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan jamur.
Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu
sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah. Untuk pembalut
lainnya sebaiknya direndam memakai sabun di tempat tertutup sebelum
dicuci.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa indikator perilaku
personal hygiene menstruasi adalah mandi, cara membersihkan vagina,
penggunaan sabun pembersih vagina, penggunaan celana dalam,
penggantian pembalut, kebersihan tubuh dan organ genital, kebersihan
rambut, perawatan kulit dan wajah kebersihan, pakaian sehari-hari.
Indikator yang digunakan dalam penyusunan skala perilaku personal
hygiene menstruasi pada remaja putri adalah indikator yang dikemukakan
oleh Kusmiran (2012) mandi, cara membersihkan vagina, penggunaan
sabun pembersih vagina, penggunaan celana dalam, serta penggantian
pembalut. Dikarenakan indikator tersebut telah dijelaskan dengan rinci,
selain itu indikator perilaku personal hygiene dari Kusminar juga mencakup
perilaku-perilaku yang muncul dalam permasalahan atau data yang didapat.

3. SADARI
3.1 PENGERTIAN
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk
mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging).
Diperlukan pelatihan yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI
direkomendasikan dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih
(Manuaba, 2010). SADARI lebih dianjurkan untuk dilakukan karena dapat
dilakukan dengan mudah, pemeriksaan ini juga membuat wanita lebih
nyaman karena pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa memerlukan
bantuan orang lain.

3.2 Manfaat SADARI


Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah awal yang
sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan
pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena
penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk
meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker
payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita
sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah
metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat
mendeteksi secara dini kanker payudara.

3.3 Tujuan SADARI


Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan
dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.
1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan
untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka
kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga
pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita
kanker payudara.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup
lebih lama.

3.4 Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)


Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus
(2006), Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker
payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat
untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika
siklus haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara
sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan
untuk melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang
terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih
dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa
payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari
ke 10 setelah hari pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan
dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada
payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan
cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya
perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau
kerutan dari kulit.
2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara
(simetris atau tidak). Cara melakukan :

2.1 Gambar Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin


Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu,
serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi
kedua lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan
ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.
Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata
payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai
adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan
karena benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol
keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan
terasa sakit.

2.2 Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan


Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau
fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati
perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna,
tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar.
2.3 Gambar Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan
Disamping
Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

2.4 Gambar Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang


Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang /
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah
axilla. Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan
posisi demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang
mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

2.5 Gambar Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI


Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah
kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.
Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan
Circular membentuk sudut 90 derajat.
2.6 Gambar Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah
antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan
kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat
untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah
bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian
bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas
menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas
dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

2.7 Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar


Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan
sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang
datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada
bagian puting susu.
2.8 Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk


melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

2.9 Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke


samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
3.5 Cara Melakukan SADARI
Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah
tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam
semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya
membuat kenya manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap
bulan untuk mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat
mendeteksi dini kanker payudara yaitu sebagai berikut :
1. Semasa Mandi
Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara
mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara.
Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan
tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila
terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.
2. Berdiri di hadapan cermin
Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh
perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan
turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan
menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala
perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula
jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan
perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan
keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi
darah.
3. Berbaring
Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah
bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari
Anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil,
bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari
digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang
sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba rasakan
sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas
tulang selangka.

3.6 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan


Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Menurut Olfah dkk (2013), Setiati (2009), Nisman (2011), dan Kasdu
(2005) menyatakan apabila Anda tidak melakukan Skrining dan deteksi dini
dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi
akan medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi
di payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang
menunjukkan suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat
menandakan adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara
sebagai berikut:

1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya


tanpa rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa
tidak nyaman.
2. Puting susu yang terlipat ke dalam.
3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat
kerutan-kerutan pada kulit payudara.
4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.
5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting
susu (jarang-jarang).
6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda
yang berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit.
7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika
ditekan tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu
payudara.
8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu
9. Timbul rasa nyeri
10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal,
terasa bakar, dan tertarik ke dalam
11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

B. PERILAKU GIZI SEIMBANG PADA REMAJA


1. Masalah gizi pada remaja
Remaja adalah anak yang berusia 10-19 tahun. WHO mendefinisikan
remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Pada masa ini individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua
menuju keadaan yang relatif lebih mandiri
Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikant.
Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat (growth spurt)
dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita
dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan pria. Karena
tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru dapat menyusul
dua tahun kemudian. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan
pesat berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada masa tersebut pertambahan
BB wanita 16 gram dan pria 19 gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan TB
wanita dan pria masing-masing dapat mencapai 15 cm per tahun. Puncak
pertambahan pesat TB terjadi di usia 11 tahun pada wanita dan usia 14 tahun
pada pria
Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi
yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja
sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga.
Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan
reproduksi.
Perubahan psikis menyebabkan remaja sangat mudah terpengaruh oleh
teman sebaya. Mereka sangat memperhatikan penampilan fisik untuk tampil
menarik di depan teman-teman maupun lawan jenis mereka. Hal tersebut
menyebabkan remaja berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sebayanya.
Masalah gizi dan kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang
sangat dini. Gejala sisa infeksi dan mallnutrisi ketika kanak-kanak akan menjadi
beban pada usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan
infeksi kronis saluran nafas terkait dengan mallnutrisi semasa bayi tidak akan
mungkin tumbuh sempurna menjadi remaja yang normal.
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan terhadap masalah
gizi. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan
energi lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan
menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan,
keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan obat-obatan meningkatkan
kebutuhan energi dan zat gizi.

2. Pentingnya gizi pada remaja


Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di sekolah
maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI)
menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda
perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap
hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu:
beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar,
singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja adalah1,5-2,0
gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada masa
pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, Kalsium adalah zat gizi yang penting
untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700
mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang
paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan
cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume
darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan
besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama
disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan
perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan
dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang
meningkatkan, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi
mungkin merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja,
mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa
muda perempuan dan laki-laki.
a. Gangguan Gizi pada Remaja
Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi.8 Selain
kekurangan energi dan protein anemia gizi dan defisiensi berbagai vitamin juga
sering terjadi. Sebaliknya juga masalah gizi lebih (overnutrition) yang ditandai
oleh tingginya jangka obesitas pada remaja terutama di kota-kota besar.
Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja antara lain
adalah:
1. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan
keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada
usia remaja. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai
zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap
kesehatan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Jeong A. Kim di Korea (2001)
menemukan bahwa pola makan pada remaja mempengaruhi status gizi mereka.
Penelitian ini mengelompokkan remaja pada tiga pola makan. Pertama, yang
disebut dengan pola makan tradisional Korea, merupakan pola makan yang
banyak mengkonsumsi Kimchi dan nasi, ikan dan rumput laut. Kedua, yang
disebut pola makan barat, merupakan pola makan yang banyak mengkonsumsi
tepung dan roti, hamburger, pizza, makanan ringan dan sereal, gula dan
makanan manis. Ketiga, yang disebut pola makan modifikasi, merupakan pola
makan yang banyak mengkonsumsi mie, tetapi diselingi dengan kimchi dan nasi.
Ditemukan kejadian obesitas sentral paling tinggi pada pola makan barat
(16,8%) dari pada pola makan tradisional Korea (9,76%) dan pola makan
modifikasi (9,75%)
Lena Hamstrong menemukan bahwa di Eropa sekitar 34% remaja
melewatkan sarapan di pagi hari. Dan kebiasaan sarapan pada remaja dipengaruhi
oleh kebiasaan orang tua mereka. Cara S. DeJong menemukan bahwa faktor
lingkungan dan kebiasaan kognitif berhubungan dengan kebiasaan sarapan pada
remaja. Michael J menemukan bahwa remaja yang memiliki kebiasaan sarapan
memiliki kecendrungan untuk tidak mengalami obesitas
2. Pemahaman gizi yang keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan
makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya
makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong
terjadinya gangguan gizi
Penelitian yang dilakukan oleh Ruka Sakamaki, dkk (2004)
menemukan bahwa pelajar wanita di China memiliki keinginan yang besar
untuk menjadi langsing (62,0%) dibandingkan dengan pelajar lelaki (47,4%).
Demikian pula dengan studi sebelumnya yang dilakukan di Jepang, perubahan
gaya hidup telah menyebabkan sebagian besar pelajar wanita memiliki
keinginan untuk menjadi langsing, meskipun jumlah responden yang
mengalami obesitas sangat sedikit pada studi tersebut. Di tahun 2005, mereka
menemukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki IMT normal,
ternyata menginginkan ukuran tubuh dengan IMT yang tergolong kurus (BMI :
18,4+ 3,4)
3. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja
menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait
dengan “mode” yang tengah marak dikalangan remaja. Ditahun 1960 an
misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan
berupa hot dog dan minuman coca cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke
remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk di Indonesia.
4. Promosi yang berlebihan melalui media massa
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada
hal-hal baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk
mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi
remaja. Padahal, produk makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
5. Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara
bebas mempengaruhi kebiasaan makan para remaja.
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara
barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken dan french fries, berbagai
jenis makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap sebagai lambang
kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast food itu
mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping kadar
garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler
pada usia muda.
Penelitian yang dilakukan oleh Kerry N. Boutelle, dkk (2005)
menemukan bahwa konsumsi fast food berhubungan dengan berat badan orang
dewasa namun tidak pada remaja. Hal tersebut disebabkan karena remaja
membutuhkan banyak kalori untuk aktivitasnya, sehingga fast food tidak
mempengaruhi status gizi mereka untuk menjadi obesitas. Namun, konsumsi
fast food bisa meningkatkan risiko bagi para remaja untuk menjadi obes pada
saat dewasa kelak

b. Beberapa Masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja

1. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan remaja,


obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa
percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius.
Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan
jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja
yang kurang percaya diri. Berdasarkan data dari Riskesdas 2007, prevalensi obesitas
sentral pada usia 15-24 tahun adalah 8,09%
Penelitian yang dilakukan oleh Rollan Cahcera (2000) terhadap remaja pada
beberapa wilayah di Eropa Barat menemukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi
obesitas pada remaja. Rata-rata asupan energi para remaja tersebut terlihat adekuat,
namun konsumsi lemak jenuh menunjukkan peningkatan dan konsumsi serat justru
menurun. Rata-rata asupan mikronutrient menunjukkan angka yang sesuai dengan
standar. Namun pada remaja putri asupan zat besi dan kalsium masih rendah. Selain
itu, ditemukan juga masalah-masalah seperti merokok, mengkonsumsi makanan
dengan kualitas gizi yang rendah dan diet yang salah. Al sendi juga menemukan hal
serupa di Bahrain. Terlihat terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada remaja.
Lazeery di Italia justru menemukan trend yang berbeda. Dimana dari tahun ke tahun,
prevalensi obesitas pada remaja di Tuscany Italia justru mengalami penurunan. Dan
penurunan tersebut berbanding lurus dengan peningkatan kelompok umur pada
remaja19.
2. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan secara
drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis.
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
perlu dikonsumsi oleh para remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.

3. Anemia

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah
dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr % dan eritrosit 4,5
-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 – 16 gr %
dengan eritrosit 3,5 – 4,5 jt/mm3.Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena
:

a. Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan


zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan
tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ± 1,3
mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

Dengan berbagai permasalahan tersebut, maka remaja sangat membutuhkan


panduan gizi. Dalam hal ini, di Indonesia dikenal dengan istilah gizi seimbang.
Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas maupun kuantitas.

c. Gizi Seimbang Pada Remaja


Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya.
Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi
utama zat-zat gizi, yaitu sebagai: (1) sumber energi/tenaga (2) sumber zat
pembangun dan (3) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur,
sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada
kebutuhan zat pembangun.
Sumber karbohidrat diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu,
kentang dan sebagainya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan,
sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu,
kacang-kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep
dasar gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan
urutan-urutan menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh
tubuh. Dasar kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan
pangan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat
pengatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang
secara relatif paling sedikit dimakan tiap harinya

C. PERILAKU MENYIMPANG
1. Pengertian Perilaku Menyimpang
Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat
mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang
cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma,
aturan-aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum.
Menurut Andi Mappiere, perilaku menyimpang disebut juga dengan Tingkah
Laku Bermasalah. Tingkah laku bermasalah masih dianggap wajar jika hal ini terjadi
pada remaja. Maksudnya, tingkah lau ini masih terjadi dalam batas ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan
psikis. Lebih luas lagi, para ahli berusaha mendefinisikan pengertian perilaku
menyimpang. Menurut Ronald A. Hordert, perilaku menyimpang adalah setiap
tindakan yang melanggar keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodai
kepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi. Keinginan bersama
yang dimaksud adalah sistem nilai dan norma yang berlaku. Sedangkan Robert M. Z.
Lawang beranggapan bahwa perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
mereka yang berwenang dalam sistem itn untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
Selain dua tokoh itu, James W. Van Der Zanden juga berusaha mendefinisikan konsep
tersebut. Menurutnya, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah
besar orang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas toleransi.

2. Teori dan Pandangan Terhadap Kehidupan Remaja


1. Teori "Differential Association"
Teori ini dikembangkan oleh E. Suthedand yang didasarkan pada arti penting
proses belajar. Menurut Sutherland perilaku menyimpang yang dilakukan remaja
sesungguhnya merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Asumsi yang melandasinya
adalah “a criminal act occurs when situation apropriate for it, as defined by the person,
is present” (Rose Gialombardo; 1972). Selanjutnya menurut Sutherland perilaku
menyimpang dapat ditinjau melalui sejumlah proposisi guna mencari akar
permasalahan dan memahami dinamika perkembangan perilaku.
Proposisi tersebut antara lain: Pertama, perilaku remaja merupakan perilaku
yang dipelajari secara negatif dan berarti perilaku tersebut tidak diwarisi (genetik). Jika
ada salah satu anggota keluarga yang berposisi sebagai pemakai maka hal tersebut lebih
mungkin disebabkan karena proses belajar dari obyek model dan bukan hasil
genetik. Kedua, perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dipelajari melalui proses
interaksi dengan orang lain dan proses komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan
melalui bahasa isyarat. Ketiga, proses mempelajari perilaku biasanya terjadi pada
kelompok dengan pergaulan yang sangat akrab. Dalam keadaan ini biasanya mereka
cenderung untuk kelompok di mana ia diterima sepenuhnya dalam kelompok tersebut.
Termasuk dalam hal ini mempelajari norma-norma dalam kelompok. Apabila
kelompok tersebut adalah kelompok negatif niscaya ia harus mengikuti norma yang
ada. Keempat, apabila perilaku menyimpang remaja dapat dipelajari maka yang
dipelajari meliputi: teknik melakukannya, motif atau dorangan serta alasan pembenar
termasuk sikap. Kelima, arah dan motif serta dorongan dipelajari melalui definisi dari
peraturan hukum. Dalam suatu masyarakat terkadang seseorang dikelilingi oleh
orang-orang yang secara bersamaan memandang hukum sebagai sesuatu yang perlu
diperhatikan dan dipatuhi. Tetapi kadang sebaliknya, seseorang dikelilingi oleh
orang-orang yang memandang bahwa hukum sebagai sesuatu yang memberikan
paluang dilakukannya perilaku menyimpang. Keenam, seseorang menjadi delinkuen
karena ekses dari pola pikir yang lebih memandang aturan hukum sebagai pemberi
peluang dilakukannya penyimpangan daripada melihat hukum sebagai sesuatu yang
harus diperhatikan dan dipatuhi. Ketujuh, diferential association bervariasi dalam hal
frekuensi, jangka waktu, prioritas dan intensitasnya. Delapan, proses mempelajari
perilaku menyimpang yang dilakukan remaja menyangkut seluruh mekanisme yang
lazim terjadi dalam proses belajar. Terdapat stimulus-stimulus seperti: keluarga yang
kacau, depresi, dianggap berani oleh teman dan sebagainya merupakan sejumlah
eleman yang memperkuat respon. Sembilan, perilaku menyimpang yang dilakukan
remaja merupakan pernyataan akan kebutuhan dan dianggap sebagai nilai yang umum.
2. Teori Anomie
Teori ini dikemukakan oleh Robert. K. Merton dan berorientasi pada kelas.
Konsep anomi sendiri diperkenalkan oleh seorang sosiolog Perancis yaitu Emile
Durkheim (1893), yang mendefinisikan sebagai keadaan tanpa norma (deregulation) di
dalam masyarakat. Keadaan deregulation atau normlessness tersebut kemudian
menimbulkan perilaku deviasi. Oleh Merton konsep ini selanjutnya diformulasikan
untuk menjelaskan keterkaitan antara kelas sosial dengan kecenderungan adaptasi
sikap dan perilaku kelompok. Adanya perbedaan kelas sosial menimbulkan adanya
perbedaan tujuan dan sarana yang dipilih. Kelompok masyarakat kelas bawah (lower
class) misalnya memiliki kesempatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
masyarakat kelas atas. Keadaan tersebut terjadi karena tidak meratanya kesempatan
dan sarana serta perbedaan struktur kesempatan. Akibatnya menimbulkan frustrasi di
kalangan anggota masyarakat. Dengan demikian ketidakpuasan, frustrasi, konflik,
depresi, dan penyimpangan perilaku muncul sebagai akibat kurangnya atau tidak
adanya kesempatan untuk mencapai tujuan.
Berkaitan dengan perilaku menyimpang yang dilakukan remaja, dapat
dikemukakan bahwa teori ini lebih memfokuskan pada kesalahan atau 'penyakit' dalam
struktur sosial sebagai penyebab terjadinya kasus perilaku menyimpang remaja. Teori
ini juga menjelaskan adanya tekanan-tekanan yang terjadi dalam masyarakat sehingga
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang (deviance).

3. Teori Kenakalan Remaja oleh Albert K. Cohen


Fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku
delinkuen (menyimpang) banyak terjadi di kalangan laki-laki kelas bawah yang
kemudian membentuk 'gang'. Perilaku delinkuen merupakan cermin ketidakpuasan
terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang cenderung mendominasi.
Karena kondisi sosial ekonomi yang ada dipandang sebagai kendala dalam upaya
mereka untuk mencapai tujuan sesuai dengan keinginan mereka sehingga
menyebabkan kelompok usia muda kelas bawah ini mengalami 'status frustration'.
Menurut Cohen para remaja umumnya mencari status. Tetapi tidak semua remaja dapat
melakukannya karena adanya perbedaan dalam struktur sosial.
Remaja dari kelas bawah cenderung tidak memiliki materi dan keuntungan
simbolis. Selama mereka berlomba dengan remaja kelas menengah kemudian banyak
yang mengalami kekecewaan. Akibat dari situasi ini anak-anak tersebut banyak yang
membentuk 'gang' dan melakukan perilaku menyimpang yang bersifat 'non
multilitarian, nonmalicious and nonnegativistick'. Cohen melihat bahwa perilaku
delinkuen merupakan bentukan dari subkulktur terpisah dari sistem tata nilai yang
berlaku pada masyarakat luas. Subkultur merupakan sesuatu yang diambil dari norma
budaya yang lebih besar tetapi kemudian dibelokkan secara berbalik dan berlawanan
arah. Perilaku delinkuen selanjutnya dianggap benar oleh sistem tata nilai sub budaya
mereka, sementara perilaku tersebut dianggap keliru oleh norma budaya yang lebih
besar dan berlaku di masyarakat.

4. Teori Perbedaan Kesempatan dari Cloward dan Ohlin


Menurut Cloward dan Ohlin terdapat lebih dari satu cara bagi para remaja untuk
mencapai aspirasinya. Pada masyarakat urban yang merupakan wilayah kelas bawah
terdapat berbagai kesempatan yang sah, yang dapat menimbulkan berbagai
kesempatan. Dengan demikian kedudukkan dalam masyarakat menentukan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam mencapai sukses baik melalui kesempatan
konvensional maupun kesempatan kriminal.
Menunit Cloward dan Ohlin terdapat 3 jenis sub kultur tipe gang kenakalan
remaja. Pertama, criminal subculture, bilamana masyarakat secara penuh berintegrasi,
gang akan berlaku sebagai kelompok para remaja yang belajar dari orang dewasa. Hal
ini berkaitan dengan organisasi kriminal. Kriminal sub kultur lebih menekankan pada
aktivitas yang menghasilkan keuntungan materi dan berusaha menghindari kekerasan.
Kedua, a retreatist subculture. Sub kultur jenis ini lebih banyak melakukan kegiatan
mabuk-mabukan dan aktivitas gang lebih mengutamakan pencarian uang untuk tujuan
mabuk-mabukan termasuk juga melakukan konsumsi terhadap narkoba. Ketiga,
conflict sub culture. Dalam masyarakat yang tidak terintegrasi akan menyebabkan
lemahnya organisasi. Gang tipe ini akan memperlihatkan perilaku yang bebas.
Kekerasan, perampasan, hak milik dan perilaku lain menjadi tanda gang tersebut. Para
remaja akan melakukan kenakalan jika menghadapi keadaan tegang, menghadapi
tekanan-tekanan serta keadaan yang tidak normal.

5. Teori Netralisasi yang dikembangkan oleh Matza dan Sykes


Menurut teori ini orang yang melakukan perilaku menyimpang disebabkan
adanya kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut
persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan perilaku dilakukan dengan
cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan (netralisasi).
Berbagai bentuk netralisasi yang muncul pada orang yang melakukan perilaku
menyimpang. Pertama, the denial of responsibility, mereka menganggap dirinya
sebagai korban dan tekanan-tekanan sosial, misalnya kurangnya kasih sayang,
pergaulan dan lingkungan yang kurang baik dan sebagainya. Kedua, the denial of
injury, mereka berpandangan bahwa perbuatan yang dilakukan tidak mengakibatkan
kerugian besar di masyarakat. Ketiga, the denial of victims, mereka biasanya menyebut
dirinya sebagai pahlawan, dan menganggap dirinya sebagai orang yang baik dan
berada. Keempat,condemnation of the condemnesr, mereka beranggapan bahwa orang
yang mengutuk perbuatan mereka adalah orang yang munafik, hipokrit atau pelaku
kejahatan terselubung. Kelima, appeal to higher loyalitiy, mereka beranggapan bahwa
dirinya terperangkap antara kemauan masyarakat luas dan hukum dengan kepentingan
kelompok kecil atau minoritas darimana mereka berasal atau tergabung misalnya
kelompok gang atau saudara kandung.

6. Teori Kontrol
Teori ini beranggapan bahwa individu dalam masyarakat mempunyai
kecenderungan yang sama kemungkinannya yakni tidak melakukan penyimpangan
perilaku (baik) dan berperilaku menyimpang (tidak baik). Baik tidaknya perilaku
individu sangat bergantung pada kondisi masyarakatnya. Artinya perilaku baik dan
tidak baik diciptakan oleh masyarakat sendiri (Hagan, 1987). Selanjutnya penganut
paham ini berpendapat bahwa ikatan sosial seseorang dengan masyarakat dipandang
sebagai faktor pencegah timbulnya perilaku menyimpang termasuk penyalahgunaan
narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya.
Seseorang yang terlepas ikatan sosial dengan masyarakatnya akan cenderung
berperilaku bebas untuk melakukan penyimpangan. Manakala dalam masyarakat
lembaga kontrol sosial tidak berfungsi secara maksimal maka akan mengakibatkan
melemahnya atau terputusnya ikatan sosial anggota masyarakat dengan masyarakat
secara keseluruhan dan akibatnya anggota masyarakat akan leluasa untuk melakukan
perilaku menyimpang.
Jika unsur-unsur tersebut tidak terbentuk maka penyimpangan perilaku termasuk
penyalahgunaan berbagai jenis narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya berpeluang
besar untuk dilakukan oleh masyarakat luas khususnya anggota masyarakat pada usia
remaja atau dewasa awal.

3. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang


Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri perilaku menyimpang pada remaja.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang bisa diketahui dari
perilaku menyimpang sebagai berikut.
a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai
menyimpang.
b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi
yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.
c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
d. Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk
penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak.

4. Faktor Pendorong Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang dapat terjadi di manapun dan dapat dilakukan oleh
siapapun, termasuk remaja. Sepanjang perilaku menyimpang terjadi, keseimbangan
dalam masyarakat akan terganggu. Banyaknya kejahatan di lingkungan masyarakat
menunjukkan adanya pelanggaran nilai dan norma. Dari hari ke hari modus kejahatan
yang dilakukan remaja semakin kompleks.
Banyak faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya perilaku
menyimpang, baik berasal dari dalam diri individu, maupun dari pengaruh luar diri
individu tersebut. Sebagai contoh, dalam studi Lewin mengungkapkan bahwa 90 %
anak-anak yang bersifat jujur berasal dari keluarga yang keadaannya stabil dan
harmonis, sedagkan 75 % anak-anak pembohong berasal dari keluarga yang tidak
harmonis atau disebut broken home. Adapun factor-faktor yang penyebab terjadinya
perilaku menyimpang dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor dari diri Individu :


a) Potensi kecerdasan yang rendah.
b) Mempunyai masalah yang kompleks dan tidak dapat ditanggulangi diri.
c) Mengalami kesalahan beradaptasi di lingkungan tempat tinggal.
d) Tidak menemukan figure yang tepat untuk dijadikan pedoman dalam berkehidupan
sehari-hari.

2. Faktor dari luar individu :


Lingkungan keluarga :
a) Kekacauan dalam kehidupan keluarga (broken home).
b) Kurangnya pengawasan dari orang tua.
c) Kesalahan cara orang tua dalam mendidik.
d) Tidak mendapat perlakuan yang sesuai dalam keluarga.

Lingkungan sekolah :
a) Longgarnya disiplin sekolah.
b) Kealahan dalam sistem pendidikan sekolah.
c) Perlakuan guru yang tidak adil terhadap siswa.
d) Kecenderungan sekolah memandang kontribusi orang tua.
e) Perlakuan otoriter yang diterapkan guru-guru sekolah.

Lingkungan masyarakat :
a) Kurangya partisipasi masyarakat dalam menanggulangi perilaku menyimpang
remaja dilingkungan masyarakat.
b) Kemajuan teknologi informasi yang pesat menyebabkan kebablasan informasi bagi
remaja.
c) Banyaknya masyarakat yang cenderung mencontohkan perbuatan yang dilarang
dan bahkan kriminal.
d) Kerusakan moral dalam komplek tempat tinggal.

5. Jenis-Jenis atau Wujud Perilaku Menyimpang


Sudarsono, 1991 dalam bukunya Kenakalan remaja mengatakan Juvenille
Delinquency secara estimologis dapat diartikan sebagai kejahatan anak, akan tetapi
pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative atau negative sama
sekali. Atas pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat kepentingan subyek,
maka beberapa ilmuwan memberanikan diri untuk mengartikan Juvenille Delinquency
sebagai kenakalan remaja. Psikolog Drs. Bimo Walgito merumuskan arti selengkapnya
dari kenakalan remaja sebagai berikut : tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut
dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan tersebut merupakan kejahatan, jadi
merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakaukan anak, khususnya anaka
remaja.
Dr Fuad Hasan dalam B. Simanjuntak juga memberikan definisi kenakalan remaja
sebagai perbuatan anti sosial yang dilakukan anak remaja yang bilamana dilakukan
orang dewasa dikualifikasikan sebagai kejahatan. Dari kedua pengertian di atas,
Sudarsana menarik benang merah diantara keduanya yaitu, kenakalan remaja adalah
perbuatan atau kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang
bersifat melawan hukum anti social, anti susila dan menyalahi norma-norma agama.
Ada banyak sekali jenis kenakalan yang telah dilakukan remaja pada saat ini, oleh
karena itu ada pengelompokkan kenakalan remaja di dalam seperti yang diungkapkan
Sudarsono:
1. Kejahatan dengan kekerasan, termasuk didalamnya pembunuhan dan penganiayaan.
2. Kejahatan Pencurian, baik itu pencuriana biasa maupun pencurian dengan pemberatan.
3. Penggelapan.
4. Penipuan.
5. Pemerasan.
6. Gelandangan.
7. Pemerkosaan.
8. Kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika.

6. Dampak Perilaku Menyimpang


Apa yang akan terjadi jika perilaku menyimpang pada remaja semakin merebak?
Jelas situasi ini akan mengganggu keseimbangan dalam berbagai segi kehidupan.
Konformitas tidak tercapai, keamanan dan kenyamanan menjadi terganggu. Oleh
karena itu, berbagai pihak berusaha mengantisipasi meningkatnya perilaku
menyimpang dengan berbagai cara. Dampak yang timbul dari perilaku menyimpang ini
ibarat pedang bermata dua. Artinya, baik pelaku maupun masyarakat sekitar merasakan
dampak dari perilaku menyimpang tersebut.
Setiap orang yang melakukan perilaku menyimpang oleh masyarakat akan
dicap sebagai penyimpang (devian). Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang
bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai
penyimpangan dan, harus ditolak. Individu pelaku penyimpangan tersebut akan
dikucilkan dari masyarakat. Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan
masyarakat supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya. Pengucilan ini
dapat terjadi di segala bidang, baik hukum, adat atau budaya. Pengucilan secara hukum
melalui penjara, kurungan dan sebagainya. Kondisi ini membuat perkembangan jiwa si
pelaku menjadi terganggu. Seseorang yang ditolak dalam masyarakat jiwanya menjadi
tertekan secara psikologis. Timbul rasa malu, bersalah, bahkan penyesalan dalam diri
individu tersebut. Inilah dampak perilaku menyimpang bagi diri si pelaku.
Perilaku menyimpang berdampak pula terhadap kehidupan masyarakat. Pertama,
meningkatnya angka kriminalitas dan pelanggaran terhadap norma-norma dalam
kehidupan. Hal ini dikarenakan setiap tindak penyimpangan merupakan hasil pengaruh
dari individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam
masyarakat. Misalnya seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan
sesama penjahat. Keluarnya dari penjara dia akan membentuk "kelompok penjahat".
Akibatnya akan meningkatkan kriminalitas.
Selain itu perilaku menyimpang dapat pula mengganggu keseimbangan sosial
serta memudarnya nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku
menyimpang yang tidak mendapatkan sanksi tegas dan jelas akan memunculkan sikap
apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Akibatnya nilai dan
norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat.
Pada akhirnya nilai dan norma tidak dipandang sebagai aturan yang mengikat perilaku
masyarakat.

7. Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang Remaja


Usaha yang dilakukan dalam menanggulangi perilaku menyimpang remaja dapat
dikelmpokkan menjadi tindakan pencegahan (preventif), pengentasan (curative),
pembetulan (corrective), dan penjagaan atau pemeliharaan (perseverative).
Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Usaha di lingkungan keluarga
a. Menciptakan keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan. Dengan
keadaan keluarga yang seperti ini, mengakibatkan anak-anak remaja lebih sering
tinggal dirumah daripada keluyuran di luar rumah. Tindakan ini lebih mendekatkan
hubungan orang tua dengan anaknya.
b. Memberikan kemerdekaan kepada anak remaja untuk mengemukakan pendapatnya
dalam batas-batas kewajaran tertentu. Dengan tindakan seperti ini, anak-anak dapat
berani untuk menentukan langkahnya, tanpa ada keraguan dan paksaan dari berbagai
pihak. Sehingga mereka dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang
mereka kerjakan.
c. Orang tua selalu berbagi (sharing) pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-anak
remaja. Sehingga mereka dapat memilih figure dan sikap yang cocok unutk dijadikan
pegangan dalam bertingkah laku.
d. Orang tua sebaiknya memperlihatkan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani oleh
anak-anak mereka.

2. Usaha di lingkungan sekolah


a. Menegakkan disiplin sekolah yang wajar dan dapat diterima siswa dan penhuni
sekolah. Disiplin yang baik dan wajar dapat diterapkan dengan pembentukan
aturan-aturan yang sesuai dan tidak merugikan berbagai pihak.
b. Pelaksanaan peraturan dengan adil dan tidak pandang bulu. Tinadakan dilakukan
dengan cara memberikan sangsi yang sesuai terhadap semua siswa yang melanggar
peraturan tanpa melihat keadaan orang tua siswa tersebut. Seperti siswa yang berasal
dari kaluarga terpandang atau pejabat.
c. Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar
sekolah. Dengan cara ini, masyarakat dapat melaporkan langsung
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa di luar pekarangan sekolah.
Seperti bolos, tawuran, merokok dan minum minuman keras.
3. Usaha di lingkungan masyarakat
a. Menegur remaja-remaja yang sedang melakukan tindakan-tindakan yang telah
melanggar norma.
b. Menjadi teladan yang baik bagi remaja-remaja yang tinggal di lingkungan tempat
tinggal.
c. Mengadakan kegiatan kepemudaan di lingkungan tempat tinggal. Kegiatan ini
dilakukan bersama-sama dangan melibatkan remaja-remaja untuk berpartisipasi aktif.
8. NARKOBA
8.1 Pengertian Narkoba

Narkoba merupkan singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong
makanan jika diminum , dihisap, ditelan, atau disuntikan dapat mennyebabkan
ketergantungan dan berpengaruh terhadap kerja otak,demikian pula fungsi vital organ
tubuh lain

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa


psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat
pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

 Narkotika
Narkotik berasal dari bahasa Inggris, yaitu narcotics yang berarti obat bius.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan,atau ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).
Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :
a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya
adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat
digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni
berupa bubuk.
b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidindan
turunannya, benzetidin, betametadol.
c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.Contoh :
codein dan turunannya (Martono,2006).

 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis,bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk
mengobati gangguan jiwa(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997).
Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :
a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat
untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk
pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi
(menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul),
sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin).
b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk
menyebabkan Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh: ampetamin dan metapetamin.
c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal,
fleenitrazepam.
d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam
(Martono, 2006).

 Zat Adiktif Lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat–zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
a. Rokok
b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan.

8.2 Jenis-Jenis Narkoba

1. Narkotika

Macam-macam narkotik antara lain:

 Opium (opiad). Opiad atau opioid berasal dari kata opium. Jus dan bunga
opium (papaver somniverum) mengandung kurang lebih 20 alkaloid opium
dan termasuk dalam kelompok morfin. Nama opioid juga untuk opiate, yaitu
suatu preparat atau derivate dan opium dari narkotik sintetis yang kerjanya
menyerupai opiate tetapi tidak didapatkan dari opium. Opiate yang sintetis dan
opiate alami adalah heroin, kodein, dan hydro morphone (dilaudid).
Bahan-bahan opiad yang sering disalahgunakan adalah candu, morfin, heroin
(putaw), codein, denero, dan methadone.
 Kokain (shabu-shabu). Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan
dan merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kokain
merupakan alkoloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca
yang berasal dari Amerika Selatan. Saat ini kokain digunakan sebagai
anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidup, dan tenggorokan
karena efek vasokonstriksitnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan
sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif
dan efek merugikannya telah dikenali.
 Ganja (canabis). Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabioid
psikoaktif. Tanaman kanabis biasanya dipotong-potong kecil dan digulung
menjadi rokok disebut joints. Pemakaian ganja akan mengikat pikiran dan
dapat membuat ketagihan pemakainya. Efek penggunaan ganja adalah
kehilangan konsentrasi, meningkatnya denyut nadi, koordinasi tubuh yang
buruk, keseimbangan menurun, timbulnya ketakutan dan rasa panik, depresi,
kebingungan, dan halusinasi. Ganja dikenal juga dengan sebutan mariyuana.

2. Psikotropika

Jenis-jenis psikotropika antara lain:

 Zat penenang. Contoh zat penenang yang termasuk psikotropika adalah valium
yang terdapat pada obat tidur. Penggunaan psikotropika zat penenang bisa
menyebabkan gangguan pada otak dan menyebabkan rasa takut, serta rasa
bimbang diiringi rasa cemas yang berlebihan.
 Zat psikostimulat. Contoh zat psikostimulat yang termasuk psikotropika
adalah amfetamin yang dapat dibuat menjadi ekstasi dan shabu-shabu. Efek
penggunaan zat psikostimulat adalah menimbulkan kerusakan saluran darah,
jantung, dan hati.
 Zat halusinogetik. Contoh zat halusinogetik yang termasuk psikotropika
adalah Lyseric Acid Diethylamide (LSD). Penggunaan zat halusinogetik
menyebabkan gangguan pada otak serta menimbulkan halusinasi dan
ketakutan yang berlebihan.

3. Zat Adiktif

Zat adiktif merupakan bahan lain yang bukan termasuk narkotika dan psikotropika.
Penggunaan zat adiktif dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi bagi
pemakainya. Contoh zat adiktif yang sering digunakan oleh masyarakat antara lain
alkohol, rokok, dan kafein.

 Alkohol. Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan


sistem pencernaan, gangguan usus, kerusakan hati, jantung, ginjal, timbulnya
depresi, dan hilang ingatan. Alkohol juga mempengaruhi kesuburan bagi pria
dan wanita untuk memperoleh keturunan.
 Solvent. Contoh solvent adalah zat perekat dan bensin yang dapat dihirup
baunya. Efek penggunaan solvent adalah gangguan pernafasan, infeksi
tenggorokan, gangguan fungsi kerja otak, dan kerusakan pada fungsi hati dan
ginjal.
 Nikotin. Benda yang mengandung nikotin contohnya rokok. Manusia yang
mengkonsumsi nikotin dalam jumlah banyak bisa menimbulkan gangguan
pernafasan, jantung, dan paru-paru. Nikotin juga berperan mengubah susunan
DNA sel sperma sehingga janin yang dikandung seorang wanita akan beresiko
terlahir dalam kondisi cacat.
 Kafein. Zat kafein ditemukan pada minuman kopi. Kafein juga digunakan
pada komposisi obat-obat penyembuhan penyakit flu dan sakit kepala untuk
mencegah timbulnya rasa kantuk selama peminum obat bekerja.
Ketergantungan pada kafein dapat menimbulkan rasa cemas dan akan
mengakibatkan gangguan pada jantung.

8.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja


Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka
masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika,
narkoba atau zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa
seseorang menjadi pecandu atau pengguna zat terlarang :

1. Ingin Terlihat Gaya


Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani,
keren, percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh
orang lain tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang
memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi
orang yang ingin disebut gaul oleh golongan atau kelompok itu, ia harus memakai zat
setan tersebut.
2. Solidaritas Kelompok / Komunitas / Genk
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar
anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa
anggota kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik,
maka biasanya anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut
menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib sepenanggungan.
3. Menghilangkan Rasa Sakit
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat
menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik
jalan pintas untuk mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan
obat-obatan dan zat terlarang.

4. Coba-Coba
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang
dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi
nikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad,
maka seseorang dapat mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa
disadari dan diinginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan
akan melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
5. Ikut-Ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak
orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama
merasakan penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan
membagi-bagi gratis obat terlarang sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran
setelah korban ketagihan. Orang yang melihat orang lain asyik pakai zat terlarang bisa
jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut termasuk menyalah gunakan
tempat umum.
6. Melarikan diri dari masalah dengan memakai narkoba
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat
terjerumus dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur
nyenyak, mabok, atau jadi gembira ria.
7. Menonjolkan Sisi Berontak
Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain
sebagai sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat
terlarang akan membantu membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan
bersifat memberontak dari tatanan yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap
hebat oleh kawan-kawannya pun dapat terjerembab pada zat terlarang.
8. Menghilangkan rasa bosan
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang
adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran.
Zat terlarang dapat membantu seseorang yang sedang banyak pikiran untuk
melupakan kebosanan yang melanda. Seseorang dapat mengejar kenikmatan dengan
jalan mnggunakan obat terlarang yang menyebabkan halusinasi / khayalan yang
menyenangkan.
9. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi
dalam menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi
yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.
10. Merasa Dewasa
Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh
orang lain agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang.
Dengan menjadi dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri,
merasa sudah matang, bebas orangtua, bebas guru, dan lain-lain.

8.4 Dampak Dari Penyalahgunaan Narkoba

 Dampak Fisik

Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu
yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong
dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga
sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa
berfungsi normal.

Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol
mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga
meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir
zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga
keseimbangan baru ini.

Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan
dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan
kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk
mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat
dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada
masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.

Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan


cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna
berhenti menggunakan narkoba seperti heroin. Contoh: Saat menggunakan seseorang
akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.

GPO ini juga merupakan suatu yang mengkhawatirkan bagi para pengguna
narkoba. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan
saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk
berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau
meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot,
insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba
kedalam tubuh dihentikan.

Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti


liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan
jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup
jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum
lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus (Hepatitis C dan HIV/AIDS) yang
sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.

 Dampak Terhadap Mental

Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.


Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik.
Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah
itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah
‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang
sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah lain
untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental, berupa
munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan
hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.

Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam


kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti
seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu
sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian
lain dalam dirinya yang mencegahnya. Suara-suara ini seringkali begitu kencang
sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi
dengan narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang
seringkali menyebabkan pecandu relaps (kambuh). Sugesti ini tidak bisa hilang dan
tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan
orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat
menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan
tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali.
Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi
atau merespon terhadap sugesti itu.

Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta
tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan
penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia
akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk
mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak
dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, karena perilakunya
selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.

Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu


mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah
keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa
mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan
berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan
akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia memang
tidak bisa mengendalikan penggunaannya. Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam
tahap kecanduan.

 Dampak Emosional

Narkoba adalah zat-zat yang mengubah suasana hati. Saat menggunakan


narkoba, susana hati, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek
yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan emosional. Narkoba dapat
mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis
narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam
kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang
berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan perilaku
atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang
yang emosional dan bertemperamen panas.

Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam


keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi
oleh narkoba dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan
tindakan kekerasan terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk
menggunakan narkoba. Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah
kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba
semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk,
melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal
ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu.
Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka
sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba,
maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.

Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul
dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu. Kepribadian yang baru ini tidak peduli
terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar
ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan
emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya
selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu
yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri.

Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap


emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan
emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan
perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan
emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan
bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya
berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan,


karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah
pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan
perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang
begitu saja, melainkan terpendam di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti
menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini terpemda, dalam dirinya
kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu program
pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit
itu.

Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk
narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan
emosional. Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali
menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba.
Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia mental dan
emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia menggunakan
narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi
seperti layaknya orang-orang lain seusianya.

8.5 Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia

Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika
digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan
membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut dampak positif narkotika:

1. Opioid

Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit
dan untuk mencegah batuk dan diare.

2. Kokain

Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan


efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi
rasa lelah.

3. Ganja (ganja/cimeng)

Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung


karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan
pembuat minyak.

8.6 Cara Menjauhkan Diri dari Narkoba

 Tingkatkan iman dan taqwa.


Semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Salah satu diantaranya adalah
dengan menjauhkan diri dari barang haram yaitu narkoba, obat-obatan terlarang
dan minuman keras. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang bersumber dari diri
pribadi, kita akan mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba.

 Siapkan diri dan mental untuk menolak apabila ditawari narkoba.


Kemampuan diri dan mental dalam menghindari penyalahgunaan narkoba
sejak dini bisa terbentuk mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dari lingkungan yang baik akan timbul pribadi yang baik pula pada
setiap individunya.

 Hati-hati dalam memilih teman bergaul.


Dalam pergaulan kita juga harus selektif dalam memilih teman. Kita pilih
teman atau kelompok yang dapat meningkatkan pengetahuan kita dan yang
menambah nilai positif bagi diri kita. Apalagi saat ini, pergaulan sudah dibilang
"bebas", dalam arti tanpa ada batasan-batasannya. Padahal, pergaulan itu ada
tata caranya. Pergaulan yang baik akan membentuk kita menjadi pribadi yang
baik dan mampu menangkal penyalahgunaan narkoba.
 Belajar berkata "Tidak" apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau
tidak mampu segera tinggalkan tempat itu.
Apabila ada orang yang berusaha menawari kita barang haram (narkoba) dalam
bentuk apapun, kita harus mengatakan "tidak" dengan alasan yang tepat. Jangan
sampai menyinggung perasaan. Orang yang memakai narkoba biasanya akan
berperangai beringas. Kalau tidak mampu segera tinggalkan saja tempat itu.
Dan jangan sekali-kali untuk bertemu orang tersebut.Lebih baik menghindar.

 Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih


mulia. Sebagai generasi muda, lebih baik meningkatkan prestasi untuk
mengejar cita-cita dan keinginan mulia daripada menghabiskan waktu untuk hal
yang sia-sia. Narkoba membuat hidup kita sia-sia. Sesal dikemudian hari yang
akan kita dapat. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba, itu yang
lebih utama.

 Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif. Banyak dari kita
yang kebingungan dalam mengisi waktu luang. Terkadang kita berakhir pada
pilihan yang salah yaitu pergaulan bebas. Padahal banyak kegiatan positif yang
dapat kita lakukan. Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus ketrampilan
ataupun kegiatan berkebun.
 Jangan Mencoba
Kesalahan terbesar semua remaja pengguna narkoba adalah mereka pernah
mencoba. Sekali anda mencoba, anda telah menjadi pengguna dan akan kecanduan.
Anda tidak akan pernah menjadi pecandu narkoba jika anda tidak pernah mencoba.
Oleh karena itu jangan pernah mencoba menggunakan narkoba.

D. PERAN REMAJA DI LINGKUNGAN SEKITAR

Masa remaja adalah masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa umur
10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Pada
perkembangan ini pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol pemikiran
semakin logis, abstrak dan idealistis dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar
keluarga, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kehidupan remaja indonesia
sekarang. Karena itu kita sering mendengarkan berita-berita kriminal tentang
obat-obat terlarang dan pemerkosaan. Manusia dengan alam sudah menyatu dimana
saling bergantung antara satu sama lain, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban
manusia untuk selalu mengelola alam dengan baik dan tetap memberdayakan sumber
daya alam dengan tetap menjaga kelestariannya dan melakukan berbagai upaya
pembaharuan dan penghijauan. Lingkungan yang sehat akan menentukan kehidupan
yang baik kemudian sebaliknya lingkungan yang buruk akan menimbulkan kehidupan
yang buruk pula.
Disamping itu para remaja tidak sedikit juga yang ikut terlibat dalam
kerusakan penebangan hutan secara ilegal atau mungkin juga karena dibayar oleh
tukang kayu yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mementingkan dirinya
sendiri. Lihatlah bagaimana hutan-hutan ditebang pohon-pohonya untuk sekedar
mendapatkan kayu yang indah yang kuat untuk memenuhi selera pembangunan tanpa
menghiraukan akibat yang akan menimpa lingkungan. Juga ada pembakaran hutan
sebagai cara murah untuk membuka lahan tanpa memperdulikan kehidupan orang lain
yang terganggu asap yang tebal baik kesehatan masyarakat, kegiatan perekenomian
dan kepentingan umum lainnya. Menurut saya, munculnya tindakan-tindakan tersebut
disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan para remaja dalam
menjaga kelestarian lingkungan tersebut.
Kita bisa lihat dalam lingkungan sekitar kita sebagai contoh saja di ibu kota
atau kota-kota besar, dimana banyak polusi udara yang disebabkan oleh asap knalpot,
limbah pabrik, bahkan letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu serta zat-zat
lainnyayang mengurangi kadar oksigen dan mengganggu pernafasan manusia. Selain
itu ada pula Pencemaran air yang dapat diketahaui dari perubahan warna,bau, serta
adanya kematian dari biota air, baik sebagian maupun seluruhnya. Pencemaran air
disebabkan oleh limbah-limbah pabrik, sisa-sisa detergen serta sisa bahan organic
yang berupa organisme-organisme yang mengalami pembusukan. Peran remaja dalam
menanggulangi dalam pencemaran air tersebut yaitu remaja harus bisa terjun langsung
dalam pembersihan got-got disekitar lingkungannya dan pembersihan sampah pada
sungai-sungai tertentu agar tidak ada penyumbatan dalam aliran air tersebut, dengan
cara demikian sudah mencegah adanya banjir dan lingkungan kumuh akibat air tidak
bisa mengalir dengan semestinya. Nah, peran remaja apalagi mahasisawa sangat
penting dalam hal-hal seperti ini, karena remaja adalah generasi penerus bangsa yang
mempunyai potensial tinggi untuk menjaga lingkungan, maka dari itu remaja disini
dapat melakukan suatu pencegahan melalui banyak hal dan kegiatan, Salah satu
langkah yang bisa ditempuh untuk meningkatkan pengetahuan remaja dalam menjaga
kelestarian lingkungan,remaja bisa melakukan dengan mengikuti kegiatan
penghijauan alam yang ada disekitarnya. Melalui kegiatan tersebut, dapat
meningkatkan dan menambah wawasan para remaja kita terutama dalam
memanfaatkan pemahaman manfaat flora dan fauna bagi kehidupan manusia dan
secara tidak langsung akan terbentuk karakter dan pemikiran melestarikan hutan.
Remaja dapat juga ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dengan
cara-cara kreatif yang muncul dari ide-ide mereka, seperti mendaur ulang barang
bekas menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis, contohnya plastic detergen bisa
dijadikan tas-tas unik sederhana dan terjangkau. Kemudian sisa-sisa bahan organik
dapat mereka olah menjadi pupuk organic sehingga dapat menyuburkan tanaman.
Disinilah peran remaja dalam membangun budaya,mencintai dan melestarikan
lingkungan. Hal-hal seperti ini selain memberikan keuntungan bagi kelangsungan
hidup alam dan manusia juga akan peralahan membangun karakter jiwa-jiwa muda
yang kreatif dan inovatif. Sehingga generasi muda kita dapat menjadi generasi muda
yang cinta alam dan tumbuh menjadi seseorang yang berwawasan mengenai
lingkungan.
Jika kita mendapatkan wawasan lebih mengenai pelestarian tentang
lingkungan tentunya kita akan selalu melihat pinggiran-pinggiran jalan yang penuh
dengan tanaman dan lingkungan sekitar rumah menjadi lebih hijau dan bersih. Remaja
yang sadar akan lingkungan biasanya kesadarannya tersebut mengalir dilingkungan
keluarganya masing-masing dan lingkungan masyarakat sekitar. Bentuk partisipasi
remaja dalam lingkungan hidup diantaranya adalah bisa melalui kegiatan reboisasi,
mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, mengajak
masyarakat untuk menanam pohon disekitar pekarangan rumah, mengajak masyarakat
untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan serta mengajak masyarakat terutama
yang berada disekitar hutan untuk bersama-sama mengawasi dan menjaga hutan agar
tidak menjadi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti kita ketahui
bersama bahwa hutan indonesia merupakan paru-paru dunia. Itu artinya bahwa
seandainya hutan indonesia mengalami kerusakan maka akan membawa bencana
tidak hanya diindonesia saja, tetapi seluruh dunia.

contoh lain mengenai peran remaja dalam melestarikan lingkungan sekitar yaitu
melakukan tanam pohon di kampus dua tepatnya dalam rangka penghijauan. Secara
tidak langsung mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut adalah remaja yang
ingin melestarikan penghijauan di lingkungan dimana dia melakukan aktivitas
perkuliahan, agar dalam proses perkuliahan tersebut mereka merasa nyaman terhadap
kebersihan lingkungannya. Selanjutnya diikuti dengan kegiatan sehari-hari dimana
pada waktu senggang seorang mahasiswa duduk-duduk disekitar taman kampus
mereka membuang sampah makanan yang mereka bawa pada tempatnya demi
kenyamanan dirinya dan orang lain. Coba juga anda perhatikan mengenai konidisi
bumi kita saat ini terjadi pemanasan global (global warming) yaitu hampir setiap
tahun terjadi peningkatan jumlah karbon diseluruh dunia. Apabila generasi muda atau
kaum remaja tidak cepat mengambil langkah yang tepat dalam mengurangi gas
karbon, seperti melalui kegiatan penghijauan dan mengurangi menggunakan
kendaraan yang bisa mengeluarkan gas karbon serta mengajak masyarakat untuk
mengurangi penggunaan ac maka diperkirakan lapisan ozon kita akan semakin
menipis. Hal ini bisa berakibat terhadap pemanasan global dipermukaan bumi ini.
Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya es didaerah kutub utara
dan selatan.
Kesadaran para remaja dibangsa kita sangat sekali diperlukan karena mulai
sejak dini kita satu dengan alam, nah alangkah baiknya lagi dalam masa remaja kita
harus mampu menjadikan lingkungan sekitar menjadi lingkungan yang enak
dipandang dan sejuk dirasakan, karena apabila para remaja sekarang tidak mempunyai
kesdaran penuh maka bisa jadi apa yang kita miliki akan terkikis dan punah.
Setidaknya mulai dari tangan kita memperdulikan lingkungan sekitar agar kita semua
sebagai manusia bisa saling menguntungkan khususnya remaja, dan tidak dapat
dipungkiri memang bencana alam yang terjadi bukanlah sepenuhya faktor ulah negatif
manusia terhadap lingkungan semata,melainkan memang ada faktor lain dari proses
alamiah alam yang terkadang terjadi diluar dugaan. Namun sebagai sesama makhluk
Tuhan sebaiknya kita saling menjaga kelestarian lingkungan yang ada disekitar kita,
kita juga perlu saling mengingatkan dalam hal kebersihan dan kelestarian lingkungan
agar sama-sama saling menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-narkotika-yang-sering-disalahgunaka
n-dipakai-ganja-opium-kokain-morfin-heroin-dkk.html 26 April 2015 09.25
http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-penyebab-alasan-seseorang-memakai-meng
gunakan-narkoba-narkotika-zat-adiktif.html 26 April 2015 09.35
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan
-tidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba# 26 April 2015 9.45
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/03/24/jenis-jenis-narkoba-dan-damp
aknya-642994.html 26 April 2015 10.05
http://www.terindikasi.com/2012/03/pengertian-narkotika.html 26 April 2015 10.20
http://www.iwf.or.id/detail_content/130
pendidikan
kewarganegaraan30.blogspot.com/2012/09/remaja-dan-pelestarian-lingkunga
n.html
https://www.google.com/search?q=gambar+mengenai+pelestarian+lingkungan&clien
t=firefox-a&hs=LHk&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=np&source=l
nms&tbm=isch&sa=X&ei=25UQU9z-M8GCrge-hICQAg&ved=0CAkQ_A
UoAQ#imgdii=_

Anda mungkin juga menyukai