Chapter II PDF
Chapter II PDF
Sejarah Traktor
Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan
pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
sementara itu penelitian untuk membuat motor bakar internal mulai sekitar tahun
1800. Antara 1800-1860 banyak motor bakar internal yang dibuat, tetapi satupun
Selanjutnya pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insyiniur Jerman berhasil
membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus (Daywin,dkk, 1976).
Sekom Pulau Timur dan pada tahun 1951 sampai 1970 pemerintah berusaha
mencetak kader-kader mekanisasi dan pada tahun 1970 berhasil mencetak lulusan
Klasifikasi traktor
didasarkan pada :
a. Traktor Diesel
b. Traktor Kerosine
3. Menurut bentuk dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:
( Yunus, 2004 ).
1. Tipe unit (Integral Maunted Tractor) adalah traktor roda dua yang
transmisi.
(pasak) jadi bekerjanya berdasarkan kekuatan tarik maju kedepan dari traktor.
3. Tipe Kombinasi (Combination Type), traktor yang dapat dipakai secara tipe
gusur dan tipe unit. Tipe kombinasi menggunakan rantai (chain) sebagai
tiller).
Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan
utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun
tanah tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan
perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah
keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik,
menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang
terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah,
dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat
saat kandungan air tanah relatif sedikit (pF 3,5) tahanan tanah meningkat,
lapisan tanah serta memperbesar tenaga untuk menarik alat (Djoyowasito, 2002).
keadaan fisik tanah yang sesuai, untuk pertumbuhan tanaman yaitu memanfaatkan
peralatan yang bekerja secara mekanis dan dengan kapasitas yang besar.
dilonggarkan dan dibalik, alat yang digunakan adalah bajak piring atau bajak
karakteristik peralatan dengan tanah lahan yang akan diolah (Yunus, 2004).
a. Bajak Singkal
dengan traktor pertanian dan berfungsi untuk memotong dan membalikkan tanah,
dimana sudut vertikal bajak menentukan kedalaman pembajakan dan jumlah mata
bajak serta lebar mata bajak menentukan lebar kerja pembajakan (Hendriadi,
2002).
b. Bajak Piring
tanah plastis, berbatu, berakar alang-alang, keras, kasar dan lain-lain sebagainya
(Yunus, 2004).
Bajak piring berbentuk piringan yaitu bulat dan cekung serupa dengan alat
penggorengan dengan garis tengah berkisar antara 60-80 cm. Bajak jenis ini hanya
untuk yang ditarik traktor besar roda empat. Jumlahnya antara dua sampai delapan
c. Bajak Rotari
Bajak rotari ini ditarik kedepan oleh traktor, namun mempunyai pisau
pemotong yang digerakkan oleh mesin pembantu yang dipasang pada rangka
bajak tersebut. Tipe bajak ini dibuat dalam ukuran 4,5,6 inchi dan memerlukan
Dalam pembajakan tanah biasanya ditentukan oleh jenis tanaman dan ketebalan
lapisan tanah atas. Kedalaman lapisan olah tanah untuk tanaman padi lebih kurang
18 cm (IRRI) bahkan ada tanah yang harus dibajak lebih dalam lagi sekitar 20 cm
(AKK, 1990).
traktor tangan dapat dilakukan dengan kedalaman olah kurang dari 20 cm untuk
dapat menekan kebutuhan waktu kerja dari 142 jam/ha menjadi 17 jam/ha dengan
lapang teoritis atau kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah jika
berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100 % dan alat tersebut bekerja dalam lebar
maksimum (100%) serta kapasitas lapang efektif yaitu rata-rata kerja dari alat di
lapangan untuk menyelesaikan suatu bidang tanah dengan luas lahan yang diolah
sawah di Kabupaten Karawang pada tahun 1998 hingga tahun 2000 yaitu di Desa
Bayur Kidul (1998), Desa Cadas Kertajaya (1999), Desa Lemah Mulya (2000)
menggunakan traktor roda dua dan bajak singkal berkisar antara 0,109 ha/jam
hingga 0,13 ha/jam atau 7,70 jam/ha hingga 9,10 jam/ha (Pramuhadi, 2004).
KLT = W . V ...........................................................................................(1)
dimana :
V = kecepatan (m/jam)
L
KLE = ..............................................................................................(2)
T
dimana :
(Yunus, 2004).
Kecepatan kerja
kapasitas kerja alat pertanian yaitu dengan menambah kecepatan maju berarti
meningkatkan kapasitas kerja alat pengolah tanah tanpa harus menambah berat
dan jumlah unit tenaga penggerak yang membebani tanah (Yunus, 2004).
kedalaman olah tanah kecepatan kerjanya semakin rendah. Fenomena ini terjadi
karena selip roda sangat tinggi pada waktu alat bekerja dan juga banyaknya gulma
yang terpotong serta bongkahan tanah yang terolah besar, sehingga waktu untuk
Hasil uji lapang prototipe menunjukkan bahwa pada lahan sayuran dataran
tinggi dengan hasil rata-rata uji lapang pada rata-rata kedalaman olah 10 cm
kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam
KLE
Efisiensi = × 100 % ..........................................................................(3)
KLT
dimana :
(Yunus, 2004).
Pada saat mengolah tanah menggunakan traktor dan alat bajak maka akan
diperoleh tanah terolah dengan luas tertentu dan selesai ditempuh dalam waktu
tertentu, sehingga kemampuan kerja lapang mengolah tanah tersebut, atau yang
dapat dinyatakan dalam satuan luas tanah terolah persatuan waktu. Semakin luas
tanah yang diselesaikan dalam waktu yang semakin singkat maka dikatakan
bahwa pekerjaan mengolah tanah tersebut mempunyai efisiensi tanah yang tinggi
(Yunus, 2004).
mengalami beberapa proses. Tergantung jenis lahan yang mau diolah. Ada dua
jenis lahan yang dapat diolah menggunakan traktor roda dua yaitu lahan
basah/sawah dan lahan kering atau lahan yang biasa ditanami sayur-sayuran. Pada
implemen traktor roda dua hingga lahan siap untuk ditanami. Tahapan itu adalah
tergantung jenis tanah pada lahan kering tersebut dan kebiasaan masyarakat
pertama efisiensi pengolahan tanah tahap pertama sebesar 78,2 % (Yunus, 2004).