Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOKIMIA
Nim : 1710211012
Kelompok : 2 ( dua )
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup karena merupakan sumber energi
dan unsur penyusun struktur. Berdasarkan kebiasaan konsumsi, 50%-90% karbohidrat
yang dikonsumsi berasal dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, dan kacang-kacangan.
Walaupun kegunaan utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, hanya sebagian
kecil yang dapat disimpan dalam tubuh. Rata-rata orang dewasa mampu menyimpan
sekitar 370 gram karbohidrat dalam bentuk glikogen dihati dan otot. Oleh karena 1 gram
karbohidrat hanya menyediakan 4 kalori, cadangan karbohidrat dalam tubuh secara total
hanya dapat memberikan 1480 kalori atau setara dengan setengah dari kebutuhan kalori
harian. Jika jumlah kalori yang dikonsumsi melibihi kebutuhan harian, maka keleihannya
akan dikonversi menjadi lemak dan disimpan di jaringan adiposa.
Karbohidrat banyak terdapat pada bahan nabati, baik berupa gula sederhana,
heksosa, pentosa, maupun karbohirat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,
pektin, selulosa, dan lignin. Selulosa dan lignin berperan sebagai penyusun dinding sel
tanaman. Pada umumnya buah-buahan mengandung monosakarida seperti glikosa dan
fruktosa. Disakarida seperti gula tebu (sukrosa atau sakarosa) banyak terkandung dalam
batang tebu; di dalam air susu terdapa laktosa atau gula susu. Beberapa oligosakarida
seperti dekstrin terdapat dalam sirup pati, banyak terdapat dalam serelia dan umbi-
umbian; seluloa dan pektin banyak terdapat dalam buah-buahan. Selama proses
pematangan, kandungan pati dalam buah-buahan beruah menjai gula-gula pereduksi
yang akan menimbulkan rasa manis.
BAB II
METODOLOGI
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Beaker glass
3. Gunting
4. Pengaduk
5. Kelereng
Bahan :
3. Selulosa (tisu)
4. Fruktosa (pisang)
6. Hati ayam.
1. Reaksi Molish
a. menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel)
ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b. menambahkan 2-3 tetes larutan α-naftol (pereaksi Molish) dan kocok.
c. Sedikit memiringkan tabung reaksi (300 - 450 terhadap bidang datar/meja),
secara perlahan-lahan (tetes demi tetes) dan hati-hati dalam menambahkan 3
mL larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi.
d. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi. Cincin ungu antara dua
permukaan larutan sampel dan asam sulfat menandakan adanya karbohidrat.
2. Reaksi Benedict
a. menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel)
ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b. menambahkan 3 mL pereaksi Benedict dan mengkocok.
c. Kemudian, memanaskan larutan dengan api bunsen selama 3 menit.
d. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi Barfoed
a. menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 1 mL pereaksi Barfoed ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. menambahkan 1 mL larutan sampel dan dikocok.
c. Kemudian, memanaskan larutan dengan api bunsen selama 3 menit
d. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi.
Catatan: apabila melakukan pemanasan lebih dari 3 menit dapat menyebabkan
terjadinya hidrolisis disakarida menjadi monosakarida.
4. Reaksi Seliwanoff
a. menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2-3 tetes larutan karbohidrat ke
dalam masing-masing tabung reaksi.
b. menambahkan 5 mL larutan reorcinol pada setiap tabung reaksi.
c. Kemudian, memanaskan larutan dengan api bunsen.
d. Terakhir, mengamati dan mencatat perubahan warna setiap tabung setelah 1
menit dan setelah 4 menit.
5. Reaksi Iodium
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2 mL larutan karbohidrat ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 2-3 tetes larutan Iodium pada setiap tabung reaksi. Dan
mengkocok larutan tersebut sampai homogen.
c. Terakhir, mengamati dan catat setiap perubahan yang terjadi.
Memasukkan 2 ml larutan
karbohidrat (sampel) kedalam
tabung reaksi.
Menambahkan 3 ml larutan
benedict kedalam tabung reaksi
yang berisikan karbohidrat
(sampel).
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Sampel Keterangan
Sampel Tabung A Pada sampel A yang diletakkan pada tabung reaksi A diberi 4 ml hati
ayam, lalu dipanaskan selama 2 menit, kemudian ditambahkan 65
tetes etanol, sehingga mengalami perubahan warna menjadi 2 lapisan,
pada lapisan atas berwarna bening, dan pada lapisan bawah
mengendap menjadi putih keruh.
Sampel Tabung B Pada sampel B, setelah ditetesi 14 tetes iodium mengalami perubahan
warna menjadi 2 lapisan warna, pada lapisan atas berwarna kuning
kunyit dan pada lapisan bawah mengendap berwarna putih,
sebelumnya berwarna coklat pudar.
Sampel Tabung C Pada sampel C, sebelum sampel hati ditetesi dengan iodium berwarna
coklat pudar, setelah ditetesi dengan 15 tetes iodium mengalami
perubahan warana menjadi 2 lapisan warna, pada lapisan atas
berwarna kuning kunyit dan pada lapisan bawah mengendap serta
berwarna putih.
3.2 Dokumentasi
1. Dokumentasi molish
Sebelum dipanaskan
bau tidak menyengat
berwarna biru,
sesudah dipanaskan
tetap tidak terjadi
Kentang
perubahan
Sebelum dipanaskan
tidak berbau,
mengalami
pengendapan,
berwarna biru cerah,
Pisang setelah dipanaskan
warna menjadi biru
kehitaman, dan bau
tetap
Sebelum dipanaskan
tidak berbau,
berwarna biru.
Sesudah dipanaskan
Gula
bau tetap dan warna
biru semakin cerah
Sebelum dipanaskan
berwarna biru dan
berbau tidak terlalu
menyengat. Setelah
dipanaskan warna
2. Reaksi Benedict.
Sebelum dipanaskan
tidak berbau,
mengalami
pengendapan,
berwarna biru cerah,
Pisang setelah dipanaskan
warna menjadi biru
kehitaman, dan bau
tetap
Sebelum dipanaskan
tidak berbau,
berwarna biru.
Sesudah dipanaskan
bau tetap dan warna
Gula
biru semakin cerah.
Sebelum dipanaskan
berwarna biru dan
berbau tidak terlalu
menyengat. Setelah
Susu dipanaskan warna
semakin keruh,
terdapat gumparan
dan menimbulkan
bau manis
4. Reaksi seliwanof
5. Reaksi iodium
Pisang
Tisu
Sebelum
Sesudah
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dengan judul acara “ Uji Kualitatif Karbohidrat ” memiliki
beberapa tujuan kompetensi yang harus dicapai. Tujuan kompetensi tersebut yaitu yang
pertama mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat. Kemudian yang kedua
mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya. Selanjutnya yang ketiga
mampu melakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi khas. Serta yang terakhir untuk
mengetahui adanya karbohidrat dan jenis karbohidrat dalam suatu bahan. Dari tujuan
kompetensi yang harus dicapai tersebut terdapat beberapa pembahasan yang harus dibahas,
yaitu:
Pada praktikum yang telah dilakukan untuk melakukan percobaan uji kualitatif
karbohidrat menggunakan lima reaksi, yaitu: reaksi molish, reaksi benedict, reaksi barfoed,
reaksi seliwanoff, dan reaksi iodium, serta melakukan isolasi glikogen dari hati ayam. Dalam
percobaan ini juga menggunakan 5 sampel yang diuji, yaitu: pisang, gula, susu, tisu, dan
kentang. Dari kelima sampel memiliki jenis karbohidrat yang brebeda-beda, yaitu:
sampel yang pertama yaitu pisang, pisang termasuk fruktosa. Pisang merupakan
tumbuhan monokotil yang termasuk dalam familia Musaceae. Pohonnya memiliki tinggi 2
hingga 9 meter, akar rizoma berada dalam tanah, dan pelepahnya terdiri dari lembaran daun
dan mahkota terminal daun tempat munculnya bakal buah. Pisang merupakan buah klimaterik
yang artinya memiliki fase perkembangan dengan meningkatnya ukuran buah dan
meningkatnya kadar karbohidrat yang terakumulasi dalam bentuk pati. Kandungan
karbohidrat buah pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang yang tersedia
secara bertahap sehingga dapat menyediakan energi dengan waktu tidak terlalu cepat
dibandingkan dengan karbohidrat yang ada pada gula pasir, sirup, karbohidrat dalam buah
pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat, namun lebih cepat daripada nasi, biskuit dan
sebagainya (Prabawati dkk., 2008). Oleh karena itu, karbohidrat pisang merupakan cadangan
energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh (Mulyanti,
2005).
Selanjutnya pada sampel yang kedua yaitu gula, gula termasuk sukrosa, Sukrosa atau
sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99%
terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Selanjutnya pada sampel yang ke tiga yaitu susu, susu termasuk laktosa, Laktosa (gula
susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa.
Laktosa adalah gula yang memiliki rasa paling tidak manis dan sangat susah untuk larut
dibanding sakarida lainnya.. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal
dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orang tua.
Selanjutnya pada sampel yang ke empat yaitu tisu, tisu termasuk selulosa, Selulosa
merupakan komponen penyusun dinding sel tumbuhan dan bakteri. Selulosa dalam sayuran
dikenal dengan istilah serat makanan. Selulosa tersusun atas molekul glukosa yang disatukan
dengan ikatan beta 1,4 glikosidik.
Selanjutnya pada sampel yang kelima yaitu kentang rebus, kentang termasuk
polisakarida. Polisakarida dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting
dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati. Pati merupakan
simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan
umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama
lain, bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain dengan
karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa.
Selanjutnya pada sampel yang ke enam yaitu hati ayam, hati ayam adalah
Kemudian pada percobaan uji kualitatif ini dilakukan dengan melakukan 5 reaksi serta
juga melakukan isolasi glikogen dengan hati ayam, yaitu:
1. Uji molish
Uji Molisch ini adalah tes kimia sensitif untuk kehadiran karbohidrat,
berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol (biasanya-naftol,
meskipun fenol lainnya (misalnyaresorsinol, timol) juga memberikan produk
berwarna), menghasilkan senyawa merah-atau ungu. Uji Molish ini dilakukan untuk
menguji ada/tidaknya kandungan karbohidrat dalam suatu bahan makanan.Suatu
bahan makanan yang diuji dikatakan mengandung/termasuk karbohidrat jika uji
menandakan positif yaitu dengan terlihatnya cincin ungu pada larutan sampel yang
telah ditetesi pereaksi molish. Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
lima sampel diantaranya :
a. Pisang
Pertama, menyiapkan sampel yang digunakan, yaitu buah pisang terlebih dahulu
di kerok kemudian diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades.
Selanjutnya larutan pisang tersebut diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan α-naftol sebagai pereaksi
molishnya dan mengocok larutan tersebut. Tabung reaksi sedikit dimiringkan 30°-45°
terhadap bidang datar meja, setelah itu, menambahkan tetes demi tetes 3 mL larutan
asam sulfat melalui dinding tabung reaksi. Terakhir, mengamati perubahan yang
terjadi. Kemudian hasil yang didapat yaitu Sebelum ditambahkan 3 ml larutan asam
sulfat pekat berbau khas pisang dan berwarna bening kekuningan. Setelah
ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau seperti obat merah, dan berubah
warna menjadi berwarna biru kehitaman.
b. Gula
Pertama, untuk menggunakan sampel gula terlebih dahulu melarutkan gula ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan gula tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan α-
naftol sebagai pereaksi molishnya dan mengocok larutan tersebut. Tabung reaksi
sedikit dimiringkan 30°-45° terhadap bidang datar meja, setelah itu, menambahkan
tetes demi tetes 3 mL larutan asam sulfat melalui dinding tabung reaksi . Terakhir,
mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat sebelum
ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau khas gula dan berwarna putih.
Setelah ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau berubah seperti alkohol,
dan berubah warna menjadi berwarna biru.
c. Susu
Pertama, untuk menggunakan sampel susu terlebih dahulu melarutkan susu ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan susu tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan α-
naftol sebagai pereaksi molishnya dan mengocok larutan tersebut. Tabung reaksi
sedikit dimiringkan 30°-45° terhadap bidang datar meja, setelah itu, menambahkan
tetes demi tetes 3 mL larutan asam sulfat melalui dinding tabung reaksi. Terakhir,
mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat Sebelum
ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau khas susu dan berwarna putih.
Setelah ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau seperti alkohol, dan
berubah warna menjadi berwarna biru serta terdapat endapan.
d. Tisu
Pertama, untuk menggunakan sampel tisu terlebih dahulu melarutkan tisu ke
dalam larutan aquades 100 ml. selanjutnya, mengambil 2 ml larutan tisu dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan α-
naftol sebagai pereaksi molishnya dan mengocok larutan tersebut. Tabung reaksi
sedikit dimiringkan 30°-45° terhadap bidang datar meja, setelah itu, menambahkan
tetes demi tetes 3 mL larutan asam sulfat melalui dinding tabung reaksi. Terakhir,
mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat Sebelum
ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat tidak memiliki bau dan berwarna putih.
Setelah ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat berbau seperti obat merah, dan
berubah warna menjadi berwarna biru.
e. Kentang
Pertama, untuk menggunakan sampel kentang terlebih dahulu mengahluskan
kentang yang telah direbus, kemudian diambil 5 gram, dan dilarutkan ke dalam
aquades 100 ml. selanjutnya memasukkan 2 ml larutan kentang ke dalam tabung
reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan α-naftol sebagai pereaksi molishnya
dan mengocok larutan tersebut. Tabung reaksi sedikit dimiringkan 30°-45° terhadap
bidang datar meja, setelah itu, menambahkan tetes demi tetes 3 mL larutan asam
sulfat melalui dinding tabung reaksi. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi.
Kemudian hasil yang didapat sebelum ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat pekat
berbau khas kentang dan berwarna bening kekuningan. Setelah ditambahkan 3 ml
larutan asam sulfat pekat berbau seperti obat merah, dan berubah warna menjadi
berwarna biru kehijauan.
Berdasarkan literatur Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
a. Sampel A (Susu)
Susu di masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL , kemudian
menambahkan 2-3 tetes larutan α-naftol sebagai pereaksi molishnya dan mengocok
larutan tersebut . tabung reaksi sedikit dimiringkan 30-45terhadap bidang datar meja ,
menambahkan tetes demi tetes 3 mL larutan asam sulfat melalui dinding tabung
reaksi. Perubahan yang terjadi pada sampel A yang berisi susu tersebut , terjadi
perubahan warna yang sebelumnya susu berwarna putih menjadi warna ungu , hal ini
berdasarkan dasar teori bahwa terbentuknya warna ungu / cincin ungu pada uji molish
menandakan bahwa pada uji ini susu dinyatakan positif adanya kandungan
karbohidrat di dalamnya .
b. Sampel B (Gula Tebu)
Pada sampel B di Uji Molish ini menggunakan gula tebu , gula tebu setelah
ditetesi dengan pereaksi molish α-naftol terjadi perubahan sebelumnya gula tebu
berwarna putih bening , seyelah ditetesi dengan larutan α-naftol berubah menjadi
ungu sedikit kecoklatan . berubahnya warna pada gula tebu menjadi ungu itu
menandakan hasil positif pada uji molish bahwa gula tebu mengandung karbohidrat. -
c. Sampel C ( Pisang )
Pada sampel C menggunakan bahan pisang setelah ditetesi larutan α-naftol
berubah warna menjadi ungu kecoklatan dan terdapat endapan hal ini menunjukkan
bahwa pisang mengandung banyak karbohidrat . pisang termasuk fruktosa dimana
fruktosa mengandung paling banyak karbohidrat dan rasanya paling manis . warna
ungu dan endapan yang terjadi pada pisang disebabkan oleh, pereaksi molish dan
asam sulfat pekat yang menghasilkan gumpalan ungu yang pekat serta cairan fruktosa.
d. Sampel D (Tissue)
Pada sampel d dengan menggunakan bahan tissue .tissue setelah ditetesi larutan
α-naftol berubah warna yang awalnya bening menjadi ungu dan terdapat endapan , hal
ini menunjukkan bahwa tissue pada uji ini menghasilkan uji positif dan terdapat
kandungan karbohidrat .
e. Sampel E ( Kentang)
Pada sampel E yang menggunakan bahan kentang setelah ditetesi larutan α-naftol
terjadi perubahan warna menjadi dari bening menjadi warna ungu , hal ini
menunjukkan bahwa kentang merupakan amilum yang menghasilkan uji positif pada
uji ini . warna ungu pada kentang disebabkan oleh adanya dehidrasi asam sulfat pekat
terhadap karbohidrat sehingga menyebabkan terjadinya warna ungu pada amilum
2. Uji benedict
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
larutansampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula
reduksi yangterkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4. 5H2O dalam
suasana alkalismenjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis
diperoleh dari Na2CO3 dan Nasitrat yang terdapat pada reagen Benedict. Pada uji ini
menghasilkan endapan merah batayang menandakan adanya gula pereduksi pada
sampel. Endapan yang terbentuk dapatberwarna hijau, kuning atau merah bata
tergantung pada konsentrasi gula reduksinya.semakin berwarna merah bata maka gula
reduksinya semakin banyak(Kusbandari, 2015). Pada percobaan yang dilakukan
dengan menggunakan lima sampel diantaranya :
a. Pisang
Pertama, menyiapkan sampel yang digunakan, yaitu buah pisang terlebih dahulu
di kerok kemudian diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades.
Selanjutnya larutan pisang tersebut diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya, menambahkan 3 ml pereaksi benedict dan mengkocok
larutan tersebut sampai homogen. Setelah itu, mulai memanaskan larutan dengan
pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi pada
perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat yaitu sebelum dipanaskan
berbau menyengat dan berwarna bening kebiruan. Setelah dipanaskan tetap berbau
menyengat , dan berubah warna menjadi berwarna kuning serta terdapat endapan.
b. Gula
Pertama, untuk menggunakan sampel gula terlebih dahulu melarutkan gula ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan gula tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, menambahkan 3 ml pereaksi
benedict dan mengkocok larutan tersebut sampai homogen. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
yaitu sebelum dipanaskan berbau menyengat dan berwarna biru muda. Setelah
dipanaskan tidak berbau, dan berubah warna menjadi berwarna hijau toscah serta
terdapat endapan.
c. Susu
Pertama, untuk menggunakan sampel susu terlebih dahulu melarutkan susu ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan susu tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, menambahkan 3 ml pereaksi
benedict dan mengkocok larutan tersebut sampai homogen. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
yaitu sebelum dipanaskan tidak berbau dan berwarna putih kebiruan. Setelah
dipanaskan berbau menyengat seperti serbuk kayu, dan berubah warna menjadi
berwarna orens erta terdapat endapan
d. Tisu
Pertama, untuk menggunakan sampel tisu terlebih dahulu melarutkan tisu ke
dalam larutan aquades 100 ml. selanjutnya, mengambil 2 ml larutan tisu dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, menambahkan 3 ml pereaksi
benedict dan mengkocok larutan tersebut sampai homogen. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
yaitu sebelum dipanaskan berbau menyengat dan berwarna biru muda. Setelah
dipanaskan tetap berbau menyengat, dan berubah warna menjadi berwarna bening
serta terdapat endapan berwarna hitam
e. Kentang
Pertama, untuk menggunakan sampel kentang terlebih dahulu mengahluskan
kentangyang telah direbus, kemudian diambil 5 gram, dan dilarutkan ke dalam
aquades 100 ml. kemudian memasukkan laruntan kentang tersebut ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml. Selanjutnya, menambahkan 3 ml pereaksi benedict dan
mengkocok larutan tersebut sampai homogen. Setelah itu, mulai memanaskan larutan
dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi
pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat yaitu sebelum
dipanaskan berbau seperti kentang dan berwarna biru tua. Setelah dipanaskan berbau
menyengat, dan berubah warna menjadi berwarna biru toscah serta terdapat
gelembung/buih dan terdapat endapan dibawah.
Berdasarkan literatur Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
a. Sampel A (Gula Tebu)
Pada sampel A menggunakan gula tebu setelah di tambahkan dengan pereaksi
benedict dan dipanaskan selama 3 menit gula tebu berubah warna menjadi kuning
kecoklatan dan terdapat endapan .perubahan yang terjadi pada gula tebu tersebut
menunjukkan hasil uji positif terhadap uji benedict dimana berdasarkan dasar teori uji
positif benedict menghasilkan warna kuning dan terdapat endapan yang berarti gula
tebu mengandung gula pereduksi .adanya endapan pada larutan tersebut menunjukkan
bahwa sampel mempunyai gugus aldehid dan keton bebas .
b. Sampel B (Pisang)
Pada Sampel B menggunakan pisang . pisang setelah ditambahkan dengan
pereaksi benedict kemudian dipanaskan selama 3 menit , menghasilkan perubahan
warna menjadi kuning kunyit dan ada endapan , perubahan ini menunjukkan hasil
positif pada pisang bahwa pisang merupakan gula pereduksi setelah di uji melalui uji
benedict . hal ini bahwa sampel pisang mempunyai gugus aldehid dan keton bebas . -
c. Sampel C ( Kentang )
Pada kentang ketika ditambahkan dengan pereaksi benedict dan dibiarkan
selama 3 menit menghasilkan perubahan warna menjadi biru terdapat endapan .hal ini
berdasarkan dasar teori bahwa amilum uji positif pada uji benedict menghasilkan
warna biru dan terdapat endapan . berarti kentang termasuk kedalam karbohidrat yang
mengandung gula pereduksi yang mempunyai gugus aldehid dan keton bebas.
d. Sampel D ( Tissue )
Pada sampel D menggunakan tissue yang ditambahkan dengan pereaksi
benedict menghasilkan perubahan warna menjadi biru bening dan terdapat lingkar
cincin warna biru dibagian atas .berdasarkan dasar teori uji positif ditandai dengan
adanya perubahan warna hijau , biru , kuning , jingga dan merah . hal ini berarti tissue
positif terhadap uji benedict dan merupakan gula pereduksi dimana terdapat gugus
aldehid dan keton bebas . -
e. Sampel E ( Susu )
Pada sampel E menggunakan susu yang ditambahkan dengan pereaksi
benedict dan di panaskan selama 3 menit , terjadi perubahan warna menjadi kuning ,
dan terdapat endapan . berdasarkan dasar teori bahwa uji positif menghasilkan warna
kuning , jingga , hingga merah dan terbentuk endapan . berarti susu merupakan
karbohidrat yang mengandung gula pereduksi dan mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas.
3. Uji barfoed
Pada uji Barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida.
Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel.
Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh
gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata. Hal ini lah yang mendasari uji Barfoed. Padauji
Barfoed, yang terdeteksi monosakaridamembentuk endapan merah bata karena
terbentuk hasil Cu2O(Kusbandari, 2015). Pada percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan lima sampel diantaranya :
a. Pisang
Pertama, menyiapkan sampel yang digunakan, yaitu buah pisang terlebih dahulu
di kerok kemudian diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades.
Memasukkan 1 ml pereaksi barfoed kedalam tabung reaksis. Selanjutnya larutan
pisang tersebut diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
telah berisikan pereaksi barfoed. Setelah itu, mulai memanaskan larutan dengan
pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi pada
perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat sebelum dipanaskan berbau
menyengat dan berwarna biru cerah. Setelah dipanaskan tetap berbau menyengat , dan
berubah warna menjadi berwarna biru kehitaman.
b. Gula
Pertama, untuk menggunakan sampel gula terlebih dahulu melarutkan gula ke
dalam 100 ml aquades. Kemudian memasukkan 1 ml pereaksi barfoed kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya, mengambil 1 ml larutan gula tersebut dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisika pereaksi barfoed. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
sebelum dipanaskan tidak memiliki bau yang menyengat dan berwarna biru. Setelah
dipanaskan tetap tidak memiliki bau , dan berubah warna menjadi berwarna biru
cerah.
c. Susu
Pertama, untuk menggunakan sampel susu terlebih dahulu melarutkan susu ke
dalam 100 ml aquades. Kemudian memasukkan 1 ml pereaksi barfoed ke dalam
tabung reaksi. Selanjutnya, mengambil 1 ml larutan susu tersebut dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisikan pereaksi barfoed. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
sebelum dipanaskan berbau tidak terlalu menyengat dan berwarna biru. Setelah
dipanaskan tetap tidak berbau menyengat , dan berubah warna menjadi berwarna biru
keruh serta terdapat gumpalan berbau manis.
d. Tisu
Pertama, untuk menggunakan sampel tisu terlebih dahulu melarutkan tisu ke
dalam larutan aquades 100 ml. kemudian memasukkan 1 ml pereaksi barfoed ke
dalam tabung reaksi. Selanjutnya, mengambil 1 ml larutan tisu dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisikan pereaksi barfoed. Setelah itu, mulai
memanaskan larutan dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati
perubahan yang terjadi pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat
sebelum dipanaskan berbau tidak terlalu menyengat / hambar dan berwarna biru
cerah. Setelah dipanaskan tetap tidak berbau menyengat/ hambar , dan tetap berwarna
menjadi biru cerah .
e. Kentang
Pertama, untuk menggunakan sampel kentang terlebih dahulu mengahluskan
kentang yang telah direbus, kemudian diambil 5 gram, dan dilarutkan ke dalam
aquades 100 ml. kemudian memasukkan 1 ml pereaksi barfoed ke dalam tabung
reaksi. Selanjutnya mengambil 1 ml larutan kentang dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang telah berisikan peraksi barfoed. Setelah itu, mulai memanaskan larutan
dengan pembakar spirtus selama 3 menit. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi
pada perubahan larutan tersebut. Kemudian hasil yang didapat sebelum dipanaskan
berbau tidak terlalu menyengat dan berwarna biru. Setelah dipanaskan tetap tidak
berbau menyengat , dan tetap berwarna biru cerah.
Berdasarkan literatur Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
a. Sampel A ( Susu)
Pada sampel A menggunakan susu yang ditambahkan dengan pereaksi Barfoed
dipanaskan selama 3 menit terjadi perubahan warna yang awalnya biru bening
menjadi biru keputihan , berdasarkan dasar teori hasil positif jika menunjukkan
adanya perubahan warna menjadi biru . berarti susu uji positif pada uji ini dan susu
merupakan disakarida
b. Sampel B (Gula Tebu )
Pada sampel B menggunakan gula tebu yang ditambahkan dengan pereaksi
Barfoed sebanyak 1mL kemudian dipanaskan selama 3 menit warna menjadi biru
bening.berdasarkan dasar teori bahwa uji ini positif jika menghasilkan warna biru .
Gula tebu merupakan disakarida yang uji positif terhadap uji barfoed sehingga
menghasilkan warna biru . -
c. Sampel C ( Pisang )
Pada sampel C menggunakan pisang ditambahkan dengan pereaksi Barfoed
sebanyak 1mL dan dipanaskan selama 3 menit menghasilkan warna biru dan terdapat
endapan berwarna merah .berdasarkan dasar teori uji positif jika larutan menghasilkan
warna biru . pada pisang uji yang terjadi positif dan endapan warna merah yang
timbul setelah dipanaskan tersebut menunjukkan adanya monosakarida . hal ini berarti
pisang termasuk dalam golongan karbohidrat monosakarida
d. Sampel D ( Tissue )
Pada sampel D bahan yang digunakan adalah tissue dengan menambahkan
1mL pereaksi Barfoed dan dipanaskan selama 3 menit .menghasilkanwarna yang biru
bening setelah dipanaskan . hal ini sesuai dengan dasar teori bahwa larutan
menghasilkan uji positif jika menghasilkan warna biru . berarti tissue positif dengan
melakukan uji ini .
e. Sampel E ( Kentang )
Pada Sampel E bahan yang digunakan yaitu kentang dengan menambahkan
1mL pereaksi Barfoed dan dipanaskan selama 3 menit , hasil yang menunjukkan yaitu
positif bahwa terjainya warna biru pada larutan sampel tersebut . hal ini sesuai dengan
dasar teori bahwa telah dijelaskan uji positif bila terbentuknya warna biru pada larutan
sampel
4. Uji seliwanoff
Reaksi Seliwanoff merupakan uji untuk membedakan gula ketosan dari gula
aldosa. Endapan merah tua merupakan indikasi adanya gula ketosa. Uji seliwanoff
atau tes seliwanoff digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat) yang diuji
masuk kategori ketosa atau aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan
ketosa memiliki gugus keton. Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat
terdehidrasi dibandingkan aldosa saat dipanaskan. HCl dalam reagen seliwanoff akan
mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol membentuk
senyawa berwarna merah ceri. Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
lima sampel diantaranya :
Berdasarkan literatur Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
a. Pisang
Pertama, menyiapkan sampel yang digunakan, yaitu buah pisang terlebih dahulu
di kerok kemudian diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades.
Kemudian memasukkan 2-3 tetes sampel tersebut kedalam tabung reaksi. Kemudian
menambahkan 5 ml larutan reorcinol kedalam tabung reaksi yang telah berisikan
larutan sampel. Kemudian memanaskan larutan tersebut, dan mencatat perubahan
warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4 menit. Kemudian hasil yang didapat
sebelum dipanaskan tidak berbau menyengat dan berwarna bening kekuningan.
Setelah dipanaskan selama 1 menit tetap tidak berbau menyengat , dan berwarna
tetap. Kemudian dipanaskan kembali selama 4 menit dan tetap tidak berbau dan
berwarna tetap, serta terdapat gelembung.
b. Gula
Pertama, untuk menggunakan sampel gula terlebih dahulu melarutkan gula ke
dalam 100 ml aquades. Kemudian memasukkan 2-3 tetes sampel tersebut kedalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan 5 ml larutan reorcinol kedalam tabung reaksi
yang telah berisikan larutan sampel. Kemudian memanaskan larutan tersebut, dan
mencatat perubahan warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4 menit.
Kemudian hasil yang didapat sebelum dipanaskan tidak berbau menyengat dan
berwarna bening kekuningan. Setelah dipanaskan selama 1 menit tetap tidak berbau
menyengat , dan berwarna tetap. Kemudian dipanaskan kembali selama 4 menit dan
tetap tidak berbau dan berwarna tetap
c. Susu
Pertama, untuk menggunakan sampel susu terlebih dahulu melarutkan susu ke
dalam 100 ml aquades. Kemudian memasukkan 2-3 tetes sampel tersebut kedalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan 5 ml larutan reorcinol kedalam tabung reaksi
yang telah berisikan larutan sampel. Kemudian memanaskan larutan tersebut, dan
mencatat perubahan warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4 menit.
Kemudian hasil yang didapat Sebelum dipanaskan berbau menyengat dan berwarna
putih. Setelah dipanaskan selama 1 menit tetap berbau menyengat , dan berwarna
putih keruh. Kemudian dipanaskan kembali selama 4 menit dan berbau seperti susu
dan berwarna tetap.
d. Tisu
Pertama, untuk menggunakan sampel tisu terlebih dahulu melarutkan tisu ke
dalam larutan aquades 100 ml. Kemudian memasukkan 2-3 tetes sampel tersebut
kedalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 5 ml larutan reorcinol kedalam
tabung reaksi yang telah berisikan larutan sampel. Kemudian memanaskan larutan
tersebut, dan mencatat perubahan warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4
menit. Kemudian hasil yang didapat sebelum dipanaskan tidak berbau menyengat dan
berwarna bening kekuningan. Setelah dipanaskan selama 1 menit tetap tidak berbau
menyengat , dan berwarna tetap, serta terdapat sedikit gelembung. Kemudian
dipanaskan kembali selama 4 menit dan tetap tidak berbau dan berwarna tetap, serta
terdapat gelembung yang banyak.
e. Kentang
Pertama, untuk menggunakan sampel kentang terlebih dahulu mengahluskan
kentang yang telah direbus, kemudian diambil 5 gram, dan dilarutkan ke dalam
aquades 100 ml. Kemudian memasukkan 2-3 tetes sampel tersebut kedalam tabung
reaksi. Kemudian menambahkan 5 ml larutan reorcinol kedalam tabung reaksi yang
telah berisikan larutan sampel. Kemudian memanaskan larutan tersebut, dan mencatat
perubahan warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4 menit. Kemudian hasil
yang didapat sebelum dipanaskan tidak berbau menyengat dan berwarna bening
kekuningan. Setelah dipanaskan selama 1 menit tetap tidak berbau menyengat , dan
berubah warna menjadi berwarna kuning keruh. Kemudian dipanaskan kembali
selama 4 menit dan tetap tidak berbau dan berubah warna menjadi berwarna putih
kekuningan, sert terdapat gelembung dan berbusa.
Berdasarkan literatur Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
f. Uji iodium
Uji Iodium ini dilakukan untuk mengidentifikasi golongan karbohidrat yang
termasuk polisakarida dan non polisakarida. Hasil pengamatan dikatakan positif jika
hasil uji menunjukkan adanya perubahan warna menjadi warna biru. Molekul iodium
berada dalam kumparan amilosa. Iodium sangat tidak larut dalam air, oleh karena itu
reagen Iodium dibuat dengan melarutkan Iodium dalam air dengan kaliumiodida. Hal
ini membuat triiodida kompleks ion linear dengan larut. Ion-ion triiodida tergelincir
ke dalam kumparan pati yang menyebabkan warna hitam biru intens. Pada percobaan
yang dilakukan dengan menggunakan lima sampel diantaranya :
a. Pisang
Pertama, menyiapkan sampel yang digunakan, yaitu buah pisang terlebih dahulu
di kerok kemudian diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades.
Selanjutnya larutan pisang tersebut diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan iodium, dan mengkocok
larutan sampai homogen. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian
hasil yang didapat yaitu Sebelum larutan (sampel) ditambahkan iodium berbau seperti
pisang dan berbentuk cair, serta berwarna kuning. Setelah larutan ditambahkan
iodium tidak memiliki bau yang menyengat dan berubah warna menjadi bening keruh.
b. Gula
Pertama, untuk menggunakan sampel gula terlebih dahulu melarutkan gula ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan gula tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan
iodium, dan mengkocok larutan sampai homogen. Terakhir, mengamati perubahan
yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat yaitu Sebelum larutan (sampel)
ditambahkan iodium tidak berbau dan berbentuk cair, serta berwarna bening
kekuningan. Setelah larutan ditambahkan iodium tidak memiliki bau yang menyengat
dan terdapat 2 endapan pada endapan atas berwarna kuning kecoklatan, pada endapan
bawah berwarna bening, serta cair.
c. Susu
Pertama, untuk menggunakan sampel susu terlebih dahulu melarutkan susu ke
dalam 100 ml aquades. Selanjutnya, mengambil 2 ml larutan susu tersebut dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan
iodium, dan mengkocok larutan sampai homogen. Terakhir, mengamati perubahan
yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat yaitu Sebelum larutan (sampel)
ditambahkan iodium berbau amis dan berbentuk kental, serta berwarna putih. Setelah
larutan ditambahkan iodium memiliki bau yang sedikit menyengat dan terdapat 3
endapan pada endapan atas berwarna kuning, pada endapan bawah berwarna putih,
terdapat cincicn diatas larutan dan tidak homogen.
d. Tisu
Pertama, untuk menggunakan sampel tisu terlebih dahulu melarutkan tisu ke
dalam larutan aquades 100 ml. selanjutnya, mengambil 2 ml larutan tisu dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan
iodium, dan mengkocok larutan sampai homogen. Terakhir, mengamati perubahan
yang terjadi. Kemudian hasil yang didapat yaitu Sebelum larutan (sampel)
ditambahkan iodium tidak berbau dan berwarna putih. Setelah larutan ditambahkan
iodium memiliki bau yang menyengat dan berwarna kuning, serta cair.
e. Kentang
Pertama, untuk menggunakan sampel kentang terlebih dahulu mengahluskan
kentangyang telah direbus, kemudian diambil 5 gram, dan dilarutkan ke dalam
aquades 100 ml. Kemudian menambahkan 2-3 tetes larutan iodium, dan mengkocok
larutan sampai homogen. Terakhir, mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian
hasil yang didapat yaitu sebelum larutan (sampel) ditambahkan iodium tidak berbau
dan berbentuk cair, serta berwarna bening kekuningan. Setelah larutan ditambahkan
iodium memiliki bau yang menyengat dan terdapat 3 endapan pada endapan atas
berwarna putih bening, pada endapan tengah berwarna ungu, dan pada endapan
bawah berwarna putih, serta kental.
Berdasarkan literatur pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel diantaranya :
a. Sampel A (Gula Tebu )
Pada sampel A dengan menggunakan gula tebu ditetesi dengan Iodium
sebanyak 3 tetes dan tabung reaksi yang berisi larutan ini dicelupkan kedalam air
dingin menghasilkan warna orange .berdasarkan dasar teori bahwa uji ini positif
dengan menunjukkan karbohidrat yang termasuk polisakarida dan non polisakarida
yang hasil positif dengan adanya perubahan warna menjadi biru . sampel ini termasuk
non polisakarida karena menunjukkan hasil negatif dengan terjadinya warna orange.
jadi gula tebu bukan termasuk Polisakarida melainkan Non Polisakarida yaitu
termasuk Disakarida .
b. Sampel B ( Pisang )
Pada sampel B menggunakan bahan pisang yang ditetesi dengan Iodium
sebanyak 3 tetes dan tabung reaksi yang berisi larutan ini dicelupkan kedalam air
dingin menghasilkan warna orange kecoklatan .hasil ini tidak sesuai dengan dasar
teori yang seharusnya uji positif iodium itu menunjukkan perubahan warna menjadi
biru . sehingga sampel pisang ini uji negative terhadap uji iodium ini dikarenakan
pisang merupakan golongan karbohidrat monosakarida dan bukan merupakan
karbohidrat dengan golongan polisakarida . -
c. Sampel C ( Tissue )
Pada sampel C menggunakan bahan tissue yang ditetesi dengan 3 tetes Iodium
dan tabung reaksi yang berisi larutan ini dicelupkan kedalam air dingin menghasilkan
warna orange dan terdapat endapan .hal ini tidak sesuai dengan dasar teori bahwa uji
Iodium menunjukkan hasil positif berwarna biru pada polisakarida . pada sampel ini
tissue merupakan polisakarida yang seharusnya dapat membentuk ikatan kompleks
yang berwarna biru melainkan terbentuk warna orange . sehingga percobaan pada
sampel C dengan menggunakan bahan tissue gagal karena mungkin praktikan kurang
dalam melakukan percobaan.
d. Sampel D ( Susu )
Pada sampel D dengan menggunakan bahan susu yang ditetesi dengan iodium
sebanyak 3 tetes dan tabung reaksi yang berisi larutan ini dicelupkan kedalam air
dingin menghasilkan perubahan warna menjadi 2 lapisan warna , bagian atas warna
orange , bagian bawah berwarna coklat muda keru . hal ini tidak sesuai dengan dasar
teori yang seharusnya uji iodium menghasilkan perubahan warna menjadi warna biru .
hal ini dikarenakan susu termasuk ke dalam golongan karbohidrat disakarida sehingga
susu pada uji ini menghasilkan uji yang negative karena bukan termasuk golongan
karbohidrat yang polisakarida . -
e. Sampel E ( Kentang )
Pada Sampel E bahan yang digunakan yaitu kentang , ditetesi dengan Iodium
sebanyak 3 tetes dan tabung reaksi yang berisi larutan ini dicelupkan kedalam air
dingin menghasilkan perubahan warna menjadi biru kehitaman , hal ini sesuai dengan
dasar teori bahwa uji positif menghasilkan warna biru . warna biru yang terjadi pada
kentang menandakan bahwa setelah kentang ditetesi dengan Iodium menghasilkan
warna biru, kentang termasuk ke dalam golongan karbohidrat yang polisakarida .
Isolasi glikogen dengan hati ayam
Glikogen merupakan karbohidrat cadangan pada hewan, mirip dengan
amilopektin (pati) pada tumbuhan. Glikogen lebih mudah larut dalam air
dibandingkan pati tanaman. Glikogen mudah diendapkan dengan penambahan etanol.
Isolasi glikogen dari hati ayam ini ditujukan untuk menunjukkan adanya kadar
glikogen pada hati ayam. Pada prcobaan yang dilakukan yaitu pertama, hati ayam
terlebih dahulu dipotong-potong dan dilarutkan kedalam aquades. Kemudian
memindahkan campuran tersebut ke dalam tabung reaksi dan memanaskan di atas
pembakar spirtus selama 2 menit untuk mengendapkan protein. Selanjutnya,
menambahkan 10 tetes larutan asam asetat 1% untuk meningkatkan pengendapan
protein. Kemudian membagi filtrat ke dalam tabung reaksi dan beri label A, B, dan C
untuk pengujian lanjutan. Pada sampel A yang diletakkan pada tabung reaksi A
diberi 4 ml hati ayam, lalu dipanaskan selama 2 menit, kemudian ditambahkan 65
tetes etanol, sehingga mengalami perubahan warna menjadi 2 lapisan, pada lapisan
atas berwarna bening, dan pada lapisan bawah mengendap menjadi putih keruh.
Tabung B, uji iodium. Pada sampel B, setelah ditetesi 14 tetes iodium mengalami
perubahan warna menjadi 2 lapisan warna, pada lapisan atas berwarna kuning kunyit
dan pada lapisan bawah mengendap berwarna putih, sebelumnya berwarna coklat
pudar. Tabung C, hidrolisis glikogen oleh enzim katalase hati. menambahkan 100 mL
ekstrak hati dan biarkan 5-10 menit, kemudian ditambahkan beberapa tetes iodium .
Pada sampel C, sebelum sampel hati ditetesi dengan iodium berwarna coklat pudar,
setelah ditetesi dengan 15 tetes iodium mengalami perubahan warana menjadi 2
lapisan warna, pada lapisan atas berwarna kuning kunyit dan pada lapisan bawah
mengendap serta berwarna putih.
Berdasarkan literatur pada percobaan isolasi glikogen dari hati ayam, yaitu: pada
percobaan yang dilakukan,hati ayam yang telah dihaluskan kemudian ditambah air 1
mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dipanaskan diatas api spirtus selama 10
menit, setelah dipanaskan ditambah dengan asam asetat sebanyak 10 tetes kemudian
saring campuran tersebut ambil filtratnya dan dipindah ke 3 tabung reaksi. Tabung
yang pertama dengan pengendapan glikogen yang ditetesi etanol sebanyak 3 tetes
tidak terjadi perubahan warna tetapi terbentuk endapan berwarna kuning telur ,
sehingga pada tabung 1 terdapat glikogen dengan ditandai adanya endapan yang
berwarna kuning telur . pada tabung 2 uji iodium filtrat tadi di tetesi iodium
sebanyak 3 tetes menghasilkan warna kuning dan ada endapan. selanjutnya pada
tabung 3 hidrolisis oleh enzim katalase hati , dengan menambahkan 5 mL ekstrak hati
kedalam tabung 3 diamkan selama 5-10 menit , kemudian ambil 1mmL campuran tadi
dipindahkan ke tabung reaksi yang masih kosong dan ditetesi iodium sebanyak 3
tetes. hasil dari tabung 3 menghasilkan warna coklat susu kemerahan dan tidak ada
endapan , hal ini sesuai dengan dasar teori bahwa uji positif jika terjadi warna merah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan warna ataupun bau pada sampel
yang di uji yaitu pertama karena adanya larutan pereaksi yang berbeda-beda,
kemudian yang kedua karena adanya proses pembakaran yang dilakukan dengan
jangka waktu 1-4 menit. Dan terakhir karena adanya perubahan suhu.
Alasan kenapa sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena Sukrosa termasuk
disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak terdapat dalam
tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari
sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman
, tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan dengan laktosa dan
maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena karbon
anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang
lain.
Pati dan glikogen memiliki perbedaan, yaitu Pati merupakan bentuk polisakarida
yang paling melimpah di dunia, khususnya tersimpan dalam bentuk granula pada sel
tanaman. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, α-amilase dan amilopektin. α-
amilase terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang, dan tidak bercabang,
digabungkan oleh ikatan α(1-4). Rantai ini beragam dalam berat molekulnya, dari
beberapa ribu sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki berat molekul yang tinggi,
tetapi strukturnya bercabang tinggi. Ikatan glikosidik yang menggabungkan residu
glukosa yang berdekatan di dalam rantai amilopektin adalah ikatan α (1-4), tetapi titik
percabangan amilopektin merupakan ikatan α (1-6).Secara struktural, glikogen
merupakan sumber polisakarida utama pada sel hewan, seperti pati pada sel tanaman.
Seperti amilopektin, glikogen merupakan polisakarida bercabang dari D-glukosa
dalam ikatan α (1-4), tetapi pada glikogen, lebih banyak terdapat percabangan dan
strukturnya lebih kompak. Ikatan pada percabangan adalah α (1-6). Glikogen terutama
banyak terdapat di dalam hati, dapat mencapai sampai 7 persen berat basah; glikogen
juga terdapat pada otot kerangka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dengan acara percobaan yaitu “
Uji Kualitatif Karbohidrat ” dapat kami simpulkan bahwa dalam pengujian kualitatif
karbohidrat ini kami menggunakan 5 sampel yang mengandung karbohidrat berbeda-
beda yaitu, pisang termasuk fruktosa, gula termasuk sukrosa, susu termasuk laktosa,
tisu termasuk selulosa, dan kentang termasuk polisakarida. Kemudian kami
melakukan 5 reaksi untuk mengetahui adanya karbohidrat dan jenis karbohidrat dalam
suatu sampel tersebut. Reaksi tersebut yaitu: reaksi molish, reaksi benedict, reaksi
barfoed, reaksi seliwanoff, dan reaksi iodium. Serta kami juga menggunakan hati
ayam untuk melakukan peercobaan isolasi glikogen. Dalam melakukan percobaan uji
kualitatif ini terdapat hasil yang berbeda-beda dari setiap reaksi yang dilakukan. Hal
tersebut terjadi karena beberapa faktor yaitu pertama karena adanya larutan pereaksi
yang berbeda-beda, kemudian yang kedua karena adanya proses pembakaran yang
dilakukan dengan jangka waktu 1-4 menit. Dan terakhir karena adanya perubahan
suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Puspita Fika. 2013. Uji Kualitatif Untuk Karbohidrat. Purwokerto. Universitas Jendral
Soedirman.
https://www.scribd.com/document/367836368/laporan-karbohidrat