Pendidikan Anak SD
Pendidikan Anak SD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satuu tugas perkembangan yang harus dicapai pada periode anak
adalah memiliki seperangkat nilai atau sistem etis untuk menadi pedoman dalam
bertingkah laku dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Selama usia anak-anak,
pengusaha moral anak mulai diperhatikan secara berangsur-angsur mereka mulai
menguasai dan meyakini nilai-nilai yang bersifat universal. Nilai-nilai yang dimiliki
sebagai seorang anak membimbing cara berinteraksi dengan orang lain, dan dalam
menghadapi berbagai polemik kehidupan, sehingga memungkinkan anak menjalani
kehidupan secara seimbang dan tentram. Tercapainya perkembangan moral
memberi arti bagi peningkatan sosialisasi sehingga anak benar-benar siap
memasuki kehidupan dewasa atau remajanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tata krama atau kebiasaan. Perilaku moral di
kendalikan oleh konsep moral yakni aturan aturan dalam bertingkah lak, dimana anggota masyarakat
berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku
immoral merupakan perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak
dapat di terima oleh norma norma sosial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan
harapan dari kelompok sosialnya.
B.
“Ajarkan kepada anak mana yg BAIK dan SALAH, jangan pilihkan perilaku yang
akan dilakukan.”
Pendukung Dalam Mempelajari Moral
TINGKAT INTELEGENSI
CARA PENGAJARAN
Jujur Vs Bohong
Disiplin
– Mudah diingat
– Mudah dimengerti
– Mudah diterima
– Mudah dilaksanakan anak.
– Tolong
– Terima kasih
– Maaf
UNGKAPAN
“Bila seseorang membuat anda tidak nyaman, ikuti kata hati. Ajarkan anak
anda untuk mempercayai nurani mereka juga dengan cara mendengarkan
kata hati dan menghargai perasaannya.”
“Cara terbaik dalam menasihati anak-anakmu adalah mencari tahu apa yang
mereka inginkan dan lalu nasehatilah mereka bagaimana melakukannya.”
(Harry S. Truman)
Prinsip-prinsip Belajar
Kesulitan Belajar
Selalu mengubah strategi mengajar baru agar anak tidak cepat bosan
Utamakan ketekunan anak dalam mengerjakan sesuatu daripada kecepatan
menyelesaikan
Selalu menggunakan media untuk menjelaskan materi pembelajaran
Terus mengulang-ulang tema pembelajaran yang sulit
Tempatkan siswa jauh dari jendela, pintu atau hal lain yang menarik
perhatiannya
Kurangi gangguan visual, benda bergerak, dsb.
Selalu melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran.
Obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang oleh individu sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisir, bukan jumlah bagian-bagian.
Hasil pembelajaran tidak dilihat dampaknya dari satu aspek saja, melainkan
harus dari seluruh aspek yaitu fisik, sosial, kognitif, emosi, moral, dan
kepribadian secara utuh.
Aplikasi pendekatan holistik di SD:
Pendekatan Konstruktivisme
Bahasa
– Kemampuan untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis
maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda.
– Anak cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama
orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail.
– Tokoh: William Shakespeare, Martin Luther King, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq
Ismail. Mereka para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, dan orator.
Matematika-logika
– Kemampuan dalam berpikir secara induktif/deduktif, menurut aturan logika,
memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir.
– Anak menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam
menyelesaikan problem matematika. Dan permainan, seperti catur dan bermain
teka-teki.
– Contoh tokoh: Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.
Pemahaman ruang
– Kemampuan memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan
ruang.
– Cenderung menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan
untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi.
– Contoh tokoh: Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.
Kinestetik
– Kemampuan untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh
tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
– Anak akan lebih unggul pada cabang-cabang olahraga.
– Contoh tokoh: Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), Susi Susanti.
Musikal
– Kemampuan untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
– Anak cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah.
– Contoh tokoh: Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.
Interpersonal/sosial
– Kemampuan untuk peka terhadap perasaan orang lain.
– Anak cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain.
– Contoh tokoh: Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan
ini untuk mengubah dunia.
Intrapersonal
– Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu
untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. “Bukan ADA APA DENGANMU, tapi ADA APA DENGANKU”
– Cenderung menyukai kesunyian, kesendirian, dan merenung.
– Contoh: para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
Naturalis
– Kemampuan untuk peka terhadap lingkungan alam.
Ungkapan
“Anak-anak tidak pernah baik dalam mendengarkan orang yang lebih tua.
Namun anak-anak tidak pernah gagal dalam meniru orang yang lebih tua.”
“Anak-anakmu lebih butuh kehadiranmu daripada hadiahmu.”
1. MI
2. Pondok pesantren (Madrasah Diniyah)
Inovasi Pendidikan di SD
1. KTSP, yang guru menentukan indikator sendiri dan Mulok sesuai dengan ciri
khas daerah.
2. Quantum Learning, kekuatan anak disesuaikan dengan masalah di
lingkungannya.
Model Perencanaan Inovasi Pendidikan Proaktif dan Interaktif (MOPOPPI),
meliputi urutan:
1. Merumuskan tujuan
2. Mengidentifikasi masalah
3. Menentukan kebutuhan
4. Mengidentifikasi pendukung dan penghambat
5. Menentukan alternatif kegiatan, pemecahan masalah, pendayagunaan yang
ada
6. Menentukan kriteria pemilihan alternatif
7. Pengambilan keputusan
8. Menentukan kriteria penilaian hasil inovasi.
Konvensi anak
Latar belakang konvensi anak
1. Segala yang melekat pada anak sejak lahir (fisik dan psikologis).
2. Segala sesuatu yang menimbulkan kewajiban terhadap orang lain.
Ungkapan
1. Preambule (Mukaddimah)
2. Bagian Satu (Pasal 1-41 tentang Hak Bagi Semua Anak)
3. Bagian Dua (Pasal 42-45 tentang Pemantauan dan Pelaksanaan KHA)
4. Bagian Tiga (Pasal 46-54 tentang Pemberlakuan Konvensi).
1. Berdasarkan konvensi induk HAM: Hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya.
2. Berdasarkan pihak yang bertanggung jawab: PENUHI, LINDUNGI, dan
HARGAI.
3. Berdasarkan cakupannya: Hak atas kelangsungan hidup, Hak untuk
berkembang, Hak untuk perlindungan, dan Hak untuk berpartisipasi dalam
masyarakat.
4. Berdasarkan perumusan Komite Hak Anak PBB: Langkah-langkah
implementasi umum, Definisi anak, Prinsip-prinsip umum, Hak sipil dan
kemerdekaan, Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan
dan kesejahteraan dasar, Pendidikan, waktu luang, dan kegiatan budaya, dan
Langkah-langkah perlindungan khusus.