1. PENGERTIAN
Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi dimana kardiak output tidak mencukupi
kebutuhan metabolik (Ni Luh Gede Yasmin, 1993)
Gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrien (Bruner & Suddarth, 2001)
2. ETIOLOGI
Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot mencakup ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit degeneratif
atau inflamasi.
Arterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
meokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Peradangan dan penyakit meo kardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondissi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
Hipertensi sistemik atau pulmunal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
Penyakit jantung lain
Gagal jantung terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung memepengaruhi jantung. Mekanisma biasanya mencakup gangguan aliran
darah yang masuk jantung ( stenosis katup semi luner ), ketidak mampuan jantung
untuk mengisi darah ( tamponadi), perikardium, perikarditif kontriktif, atau stenosis
AV), peningkatan mendadak afterload
Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis).
Hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan jantung untuk memenuhi kebutuhan
oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplay oksigen
kejantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
3. PATHOFISIOLOG1/PATHWAY
Hambatan pengosongan
ventrikel
Kurang
pengetahuan
Gagal jantung kiri Gagal jantung kongestif
Metabolisme sel
Cairan masuk
Timbunan asam dalam alveoli
laktat meningkat Kelebihan volume
cairan
Lemah
Fatique
Gangguan
pertukaran gas
Intoleransi aktivitas
Gangguan perfusi
jaringan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeniksaan radiologis untuk mengetahui adanya kongesti paru dan pembesaran
ventrikel dapat mengindikasikan gagal jantung
Pemeriksaan MR1 (Magnetic Resonance Imaging) atau ultrasonografi dapat
mengindikasikan adanya gagal jantung.
Pemasangan kateter yang dimasukkan ke dalam arteri pulmonalis (mencerminkan
tekanan ventrikel kiri) atau ke dalam vena kava (mencerminkan tekanan ventrikel
kanan) untuk mengukur tekanan diastolik akhir ventrikel dapat mendiagnosis gagal
jantung.
Ekokardiografi dapat memperlihatkan dilatasi abnormal ruang-ruang jantung dan
kelainan kontraktilitas.
6. PENGKAJIAN
Aktivitas/ istirahat
Gejala:
Keletihan/kelelahan terus-menerus sepanjang hari
Insomnia
Nyeri dada dengan aktivitas
Dispneu pada istirahat atau pada pengerahan istirahat
Tanda :
Gelisah, perubahan status mental (letargi)
Tanda-tanda vital berubah pada aktivitas
Sirkulasi
GeJala Riwayat HT, IM baru/akut, episodik GJK, penyakit katup jantung, bedah
jantung, endokarditis, SLE, anemia dan syok septik.
Tanda :
TD mungkin rendah (gagal pemompaan), normal (GJK ingan atau kronis) atau
tinggi (kelebilian beban cairan/ peninglcatan TVS)
Tek. Nadi : mungkin sempit, menunjukkan penurunan vol. Sekuncup
Frekuensi jantung : takikardi (gagal jantung kiri)
Irama Jantung : disritmia, mis. Fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel
prematur/bradikardi, blok jantung
Nadi apikal : PM1 mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri
Bunyi jantung : S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat tedaji, SI dan S2
mungkin melemah.
Mur-mur sistolik dan diatolik menandakan adaInya stenosis katup atau
insufisiensi.
Nadi : Nadi perifer berrkurang, perubahan dalam kekuatan denyutan dapat
terjadi, nadi sentral mungkin kuat, mis. nadi jugularis, karotis, abdominal terlihat.
Warna: kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik.
Punggung kuu : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler larnbat.
Hepar : pembesaran/ dapat teraba, reflek hepatojugularis.
Bunyi napas : Krekels, ronki
Edema : mungkin dependen, umum atau pitting kususnya pada ekstremitas ; JVP
Intregitas Ego
Gejala ;
Ansietas, kuatir, takut.
Stres yang berhubungan dengan penyakit/ keprihatinan finansial
Tanda:
Berbagai manifestasi perilaku mis. ansietas, marah, ketakutan, mudah tersingung.
Eliminasi
Gejala:
Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
Berkemih malam hari (nokturia)
Diare/konstipasi
Makanan/Cairan
Gejala:
Kehilangan nafsu makan
Mual/ muntah
Penambahan berat badan signifikan
Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Pakaian/ sepatu terasa sesak
Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula dan kafein
Penggunaan diuretik
Tanda:
Penambahan BB cepat
Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
Higiene
Gejala:
Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
Neurosensori
GeJala:
Kelemahan, pening, episode pingsan.
Tanda :
Letargi, kusut pikir, disorientasi,
Perubahan prilaku, mdh tersinggung.
Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Nyeri dada, angina akut atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas
Sakit pada Otot
Tanda :
Tidak tenang, gelisah
Fokus menyempit (menarik diri)
Perilaku melindungi diri
Pernapasan
GeJala :
Dispneu saat aktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan beberapa bantal
Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakti paru kronis
Penggunaan bantuan pernapasan mis. oksigen atau medikasi
Tanda:
Pernapasan : takipneu, napas dangkal, pernapaan labored, penggunaan otot
aksesorin pernapasan, nasal flaring
Batuk : Kening/nyaring/nonproduktif atau mungkin batuk
terus-menerusdengan/tanpa pernbentukan sputum
Sputum: Mungkin tidak terdengar, dengan krakles basiler
Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
Warna kulit pucat atau sianosis
Keamanan
Gejala:
Perubahan dalam fungsi mental
Kehilangan kekuatan/tonus otot
Kulit Lecet
Interaksi sosial
GeJala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
Pembelajaran/pengajaran
Gejala : Menggunakan/ lupa menggunakan obat-obatan j antung
Tanda :Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan
7.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Curah jantung menurun
a. Dapat dihubungkan dengan : perubahan kontraktilitas miokardial, perubahan
inotropik, perubahan frekuensi irama, konduksi listrik, perubahan struktural
(mis. kelaianan katup, aneurisma ventrikular)
b. Kemungkinan dibuktikan dengan : peningkatan frekuensi jantung (takikardi),
disritmia, perubahan gambaran pola EKG, perubahan tekanan darah (TD),
bunyi jantung ekstra (S3, S4), penurunan haluaran urine, nadi perifer tidak
teraba, kulit dingin kusam, diaforesis, ortopnea,krakels, JVD, perbesaran hepar,
edema, nyeri dada.
c. Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis. parameter
hemodinamik dalam batas normal, haluaran adekuat)
Melaporkan penurunan episode dispneu, angina
Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
d. Intervensi :
Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
Catat bunyi jantung
Palpasi nadi penifer
Pantau TD
Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Pantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan kepekatan konsentrasi
urine
Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorentasi, cemas
dan depresi
Berikan istrahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi. Kaji dengan
pemeriksaan fisik sesuai indikasi
Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan tenang, menjelaskan
manajemen
medik/keperawatan, membantu pasien menghindari situasi stress,
mendengar/berespon terhadap ekspresi perasaan/takut.
Mandiri
Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. Dorong olahraga
aktif/pasif. Tingkatkan ambulasi/aktivitas sesuai toleransi.
Peniksa nyeri tekan betis, menurunnya nadi pedal, pembengkakan,
kemerahan lokal atau pucat pada ekstremitas.
Kolaburasi
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai dengan
indikasi
Berikan obat sesuai indikasi
1. Diuretik : furosemid (lasix), asam etakrinik (edecrin), bumetamid
(Bumex), Spinolakton (Aldakton)
2. Vasodilator : nitrat (nitodur, isodril), arteriodilator : hidralazin
(apresoline), kombinasi obat: prazosin (minippres)
3. Captopril (Capoten), lisinopril (Prinivil), enalapril (Vasotec)
4. Morfin Sulfat
5. Tranquilizer/sedatif
Pemberian cairan IV, pembatasan jumlah total sesuai indikasi. Hindari
cairan garam
Pantau seri EKG dan perubahan foto dada
Pantau pemeriksaan laboratonium, contoh BUN, kreatinin
2. Kelebihan volume cairan
a. Dapat dihubungkan dengan : menurunnya la'u filtrasi glomerolus (menurunnya
curah jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
b. Kemungkinan dibuktikan dengan : ortopnea, bunyi jantung S3, oliguria,edema,
MJ, refleks hepatojugular positif, peningkatan beratbadan, distress pernapasan,
bunyi jantung abnormal.
c. Hasil yang diharapkan:
Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbanganmasukan
dan pengeluaran, bunyi napas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang
dapat diterima, bb stabil, tak ada edema.
Menyatakan pemahaman tentang/pembatasan cairan individual.
d. Intervensi
Kaji dan pantau adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena juguralis
Auskultasi dada terhadap bunyi nafas dan jantung
Lakukan balance intake dan output cairan
Berikan diuretik dan terapi vasodilator
Pertahankan diet pembatasan natrium
3. Intoleransi aktivitas
a. Dapat dihubungkan dengan : ketidakseimbangan antara suplai
oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring/immobilisasi.
b. Kemungkinan dibuktikan dengan : kelemahan, kelelahan, perubahan tanda vital,
disritmia, dispnea, pucat, berkeringat.
c. Hasil yang dlharapkan :
Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan
perawatan diri sendiri.
Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan
oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tandatanda vital DBN
selama aktivitas.
d. Intervensi :
Kaji dan pantau adanya tanda intoleransi aktivitas
Periksa TTV sebelum dan sesudah aktivitas
Kolaburasi pemeriksaan EKG setelah melakukan aktivitas
Pertahankan pasien tetap tirah baring atau pada kursi istirahat dengan kaki
dinaikkan sesuai indikasi
Indentifikasi faktor yang diketahui meyebabkan lelah batasi aktivitas sesuai
indikasi misal jumlah pengunjung dan lamanya kunjungan
Beri jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu
istirahat sesuai indikasi
Lakukan tindakan yang akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
dengan lelah yang minimal mis. Gunakan pispot di samping tempat tidur
dari pada bedpan
Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai indikasi, kaji aktivitas yang ditoleransi
dan kemajuan aktivitas.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a. Dapat dihubungkan dengan: anoreksia, mual, muntah, meteorisme
b. Kemungkinan dibuktikan dengan: penurunan albumin/transferin serum
c. Hasil yang diharapkan:
Albumin normal
Tidak ada tanda-tanda kurang nutrisi
d. Intervensi :
Kaji/catat pemasukan diet
Berikan makanan sedikit tapi sering
Beeikan pada klien/ orang terdekat untuk daftar makanan/cairan yang
diizinkan dan dorong agar terlibat pada pemilihan menu.
Timbang BB tiap hari
Kolaborasi untuk pemeniksaan laboratorium albumin, serum, transformasi,
natrium, kalium.
DianeD,2000, Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Bruner & Suddarth, EGC, Jakarta
Elizabeth.J. Comum, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
Hudak & Gallo, 1997, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Vol 1, EGC, Jakarta
Ni Luh Gede Yasmin SKp, Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler,
EGC, Jakarta.
Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan &
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.
Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, EGC, Jakarta
Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional "Harapan Kita", Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler, Bid. DikIat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembukuan Darah Nasional "Harapan
Kita", Jakarta
Susan Martin Tucker, 2998, Standar Perawatan Pasien: Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi, Vol I
, EGC, Jakarta