Anda di halaman 1dari 105

KARAKTERISTIK IBU PENDERITA KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU (KET) DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN


TAHUN 2010-2015

SKRIPSI

OLEH:
HOTMIAN SARA ZEVO TAMBA
NIM. 131000275

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


KARAKTERISTIK IBU PENDERITA KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET) DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2010-2015

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:
HOTMIAN SARA ZEVO TAMBA
NIM. 131000275

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul


“KARAKTERISTIK IBU PENDERITA KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET) DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN
2010-2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Agustus 2017


Yang membuat pernyataan

Hotmian Sara Zevo Tamba

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) adalah salah satu penyebab abortus,


dimana abortus adalah salah satu dari lima penyebab kematian terbesar pada ibu.
Dari seluruh kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan dalam kehamilan,
16% diantaranya disebabkan oleh kehamian ektopik.
Penelitian ini bersifat deskriptif, desain case series, dan dianalisa dengan
Exact Fisher, Mann Whitney, dan Kruskal Wallis. Penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik ibu penderita KET di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2010-
2015. Populasi sebanyak 110 orang dan menjadi sample penelitian (total
sampling).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbanyak pada kelompok
umur 20-39 tahun 66,4%, suku jawa 37,3%, pekerjaan ibu rumah tangga 72,7%,
pendidikan SLTA 53,6%. Proporsi usia kehamilan terbanyak pada usia kehamilan
4-8 minggu 74,5%, paritas multipara 46,4%, lokasi pada tuba 78,2%, keluhan
utama nyeri perut 56,4%, anemia 86,4%, Laparatomi+Salpingektomi 98,2%, asal
rujukan datang sendiri 60,0%, pulang sembuh/pulang berobat jalan90,9%, lama
rawatan rata-rata 6,3. Proporsi tindakan medis berdasarkan lokasi kehamilan pada
ovarial, servikal, abdominal dan intraligamenter Laparatomi+Salpingektomi100%.
Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna
antara tindakan medis berdasarkan usia kehamilan p=0,1, terdapat perbedaan yang
signifikan lama rawatan rata-rata berdasarkan tindakan medis p=0,044, dan tidak
ada perbedaan yang signifikan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang p= 0,336.
Disarankan kepada ibu pada kehamilan muda dengan keluhan nyeri perut,
agar memeriksakan kehamilannya sedini mungkin ke Rumah Sakit. Pihak Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan disarankan agar melengkapi berkas
rekam medis ibu penderita kehamilan ektopik terganggu khususnya variabel
riwayat penyakit terdahulu dan riwayat kehamilan terdahulu.

Kata Kunci:Kehamilan Ektopik Terganggu, Karakteristik penderita

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Ectopic Pregnancy is one of the abortion cause, that impact of maternal


death. Of all maternal mortalities caused by bleeding during pregnancy, 16% are
caused by ectopic pregnancy.
This is a descriptive study with case series design, data analyzed by using
the Exact Fisher, Mann Whitney and Kruskal Wallis. The aims to identify
characteristics of mothers who are suffering from Ectopic Pregnancy at the H
Adam Malik General Hospital, Medan in the 2010-2015 period. The population
consisted of 110 persons and being the total sampling.
The result show that 66,4% was in the age group of 20-39 years, 37.3%
was of the Javanese tribe, 72.7% housewives 53.6% Senior High School by
education. Most sample with age of pregnancy 4-8 weeks, multiparity 46,4%,
location tuba 78,2, most complaints of pain in stomach 56,4%, anemia 86.4%,
Laparotomy + Salphyngectomy procedures 98,2%, referral origin, direct / no
60,0%,%, leaving hospital healed/ leaving hospital as outpatient 90.9%,average
length of stay 6.3 days. Highest proportion medicine procedures based on
location is ovarial, cervical, abdominal, and intraligamenter. There was no
significant proportion between medicine procedures and age of pregnancy p =
(0.1); There was significant between average length of stay and medicine
procedures p=0,04; There was no significant between average length of stay and
condition at leaving hospital p = 0.336.
It was recomended Pregnant mothers with complaint of stomach pain to
have their pregnancy examined as early as possible. For Hospital H.Adam Malik
General Hospital, Medan to complete medical record files, especially previous
disease history and bad pregnancy history.

Key Words:Ectopic Pregnancy, Patient Characteristics

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada program studi strata 1 di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera Utara

2. dr. Fazidah A. Siregar, M.Kes, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I dan Sri

Novita Lubis, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH dosen Penguji I dan Drh. Rasmaliah,

M.Kes dosen penguji II yang telah banyak memberikan bimbingan dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik,

yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi selama studi di FKM

USU.

Universitas Sumatera Utara


Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memerikan ijin kepada

penulis untuk melakukan penelitian serta Kepala Rekam Medis beserta

pegawai rekam medis yang turut membantu dalam pengumpulan data.

5. Saya juga berterimakasih kepada kedua orangtua saya, Krisno Tamba dan

Hany Rauli Sirait, saudariku Nomsi Suryani, saudaraku Daud, yang

memberikan dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Pada kesempatan ini penulis juga berkesempatan mengucapkan terimakasih

kepada kakek dan nenek beserta opung gendut saya yang banyak

memberikan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada tante Christina Sirait,

tante Diana Sirait, tante Irma Sirait, Tulang Hengky Sirait, Tulang Budi Sirait

dan juga adik-adik saya tercinta Gladies, Pattas, Debora, Deon beserta

keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

8. Sahabat-sahabat yang saya kasihi, terkhusus Cyntia Sitorus, Anthonius

Simangunsong, Kino Sirait, Glenda Sitorus. Terimakasih juga untuk wonder

woman, lappet squad, MMPS yang sangat banyak membantu dan memotivasi

serta teman-teman Peminatan Epidemiologi FKM USU 2013, teman-teman

Mahasiswa FKM USU yang telah banyak memberikan dukungan dan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Terimakasih juga saya ucapkan kepada adik saya Natalia Sinambela, teman

saya Nurul Sitorus, Fitriani Sitepu, Eka Samosir, Jonathan Doloksaribu, Bima

Universitas Sumatera Utara


Gultom, bang Hery Siahaan, Reynal Marpaung, bang Julifer Sitorus, bang

Richy Sinaga, Juniarta Helmi, Pebrina Sinaga, Agustina Marpaung, yang

banyak memberi motivasi dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat menbangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak

yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2017

Penulis

Hotmian Sara Zevo Tamba

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
ABSRACT .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
1.3.1 Tujuan Umum............................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Kehamilan Ektopik .................................................. 6
2.2 Klasifikasi Kehamilan Ektopik .............................................. 7
2.3 Patofisiologi Kehamilan Ektopik ........................................... 9
2.4 Epidemiologi Kehamilan Ektopik ......................................... 11
2.4.1 Distribusi dan Frekuensi Kehamilan Ektopik .............. 11
2.4.2 Determinan Kehamilan Ektopik ................................... 12
2.5 Gejala dan Gambaran Klinis Kehamilan Ektopik .................. 14
2.6 Pencegahan Kehamilan Ektopik ........................................... 16
2.6.1 Pencegahan Primer ....................................................... 16
2.6.2 Pencegahan Sekunder ................................................... 17
2.6.3 Pencegahan Tersier ....................................................... 20
2.7 Kerangka Konsep ................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 22
3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................... 22
3.2.2 Waktu Penelitian ......................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 22
3.3.1 Populasi ........................................................................ 22
3.3.2 Sampel ......................................................................... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................... 23
3.5 Definisi Operasional .............................................................. 23

Universitas Sumatera Utara


3.6 Teknik Analisa Data ............................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 27
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................... 27
4.1.2 Pelayanan Medis dan Pelayanan Umum ...................... 28
4.2 Angka Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu ................... 29
4.3 Sosiodemografi Penderita Kehamilan Ektopik ..................... 31
4.4 Medikal Obstetri .................................................................... 32
4.4.1 Usia Kehamilan ............................................................ 32
4.4.2 Paritas ........................................................................... 33
4.4.3 Lokasi Kehamilan Ektopik ........................................... 33
4.4.4 Keluhan Utama............................................................. 34
4.4.5 Kadar Hb ...................................................................... 35
4.4.6 Tindakan Medis ............................................................ 35
4.4.7 Asal Rujukan ................................................................ 36
4.4.8 Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 37
4.4.9 Lama Rawatan Rata-rata .............................................. 38
4.5 Analisis Statistik ................................................................... 39
4.5.1 Tindakan Medis Berdasarkan
Lokasi Kehamilan Ektopik .......................................... 39
4.5.2 Tindakan Medis Berdasarkan
Usia Kehamilan Ektopik .............................................. 40
4.5.3 Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan
Tindakan Medis ............................................................ 41
4.5.4 Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 42

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Angka Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ........... 43
5.2 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) Berdasarkan Sosiodemografi di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010-2015 ................................................................... 44
5.2.1 Distribusi Proporsi Berdasarkan Usia .......................... 44
5.2.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Ras/Suku .................. 46
5.2.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Pekerjaan .................. 47
5.2.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Pendidikan ............... 49
5.3 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) Berdasarkan Medikal Obstetri di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010-2015 ................................................................... 50
5.3.1 Distribusi Proporsi Berdasarkan Usia Kehamilan........ 50
5.3.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Paritas....................... 51
5.3.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Lokasi Kehamilan .... 52

Universitas Sumatera Utara


5.3.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Keluhan Utama ........ 53
5.3.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Kadar Hb .................. 54
5.3.6 Distribusi Proporsi Berdasarkan Tindakan Medis ....... 56
5.3.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Asal Rujukan............ 57
5.3.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ............................................ 58
5.3.9 Lama Rawatan Rata-rata .............................................. 59

5.4 Analisa Statistik .................................................................... 60


5.4.1 Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan
Lokasi Kehamilan Ektopik Terganggu ........................ 60
5.4.2 Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan
Usia Kehamilan ............................................................ 61
5.4.3 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Tindakan Medis ............................................................ 62
5.4.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ........................................................................... 65
6.2 Saran....................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 . 31

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 . 32

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............. 33

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Lokasi Kehamilan Ektopik Di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010 - 2015 .............................................................. 33

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015 34

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015 ........... 35

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015 35

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Asal Rujukan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015 36

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010 - 2015 .............................................................. 37
Tabel 4.10 Lama Rawatan Rata-rata Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015 ............................. 38

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Lokasi
Kehamilan Ektopik pada Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015 .................................................... 39

Tabel 4.12 Perbedaan Distribusi Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan


Usia Kehamilan Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji ......... Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015 ......................................... 40

Tabel 4.13 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Tindakan Medis Ibu


Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 .... 41

Tabel 4.14 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu


Pulang Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2010-2015 .............................................................................. 42

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Lokasi Kehamilan Ektopik .................................... 6

Gambar 4.1 Diagram Garis Trend Angka Kejadian Kehamilan Ektopik


Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010-2015 ................................................................ 29

Gambar 5.1 Diagram Batang Angka Kejadian Kehamilan Ektopik


Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010-2015 ................................................................ 43

Gambar 5.2 Diagram pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Umur di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015 .................................................... 44

Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Suku di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015 .................................................... 46

Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Pekerjaan di RSUP Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015.......................................... 47

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Pendidikan di RSUP Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015.......................................... 49

Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Usia Kehamilan Diagram Pie
Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Usia Kehamilan di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015 .................................................... 50

Gambar 5.7 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan


Ektopik Terganggu Berdasarkan Paritas di RSUP Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............................... 51

Gambar 5.8 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan


Ektopik Terganggu Berdasarkan Lokasi Kehamilan di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............ 52

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.9 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan
Ektopik Terganggu Berdasarkan Keluhan Utama di RSUP
Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ....................... 53

Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Kadar Hb di RSUP Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015.......................................... 54
Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu Berdasarkan Tindakan Medis di RSUP Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............................... 56

Gambar 5.12 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............................... 57

Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 ............ 58

Gambar 5.14 Diagram Batang Proporsi Tindakan Medis berdasarkan


Lokasi Kehamilan Ektopik Pada Ibu Penderita Kehamilan
Ektopik Terganggu KET di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2010-2015 ...................................................... 60

Gambar 5.15 Diagram Batang Perbedaan Proporsi Tindakan Medis


Berdasarkan Usia Kehamilan Pada Ibu Penderita
Kehamilan Ektopik Terganggu KET di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2010-2015 ........................................... 61

Gambar 5.16 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Pada Ibu


Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan
Tindakan Medis di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun
2010-2015 ........................................................................... 62

Gambar 5.17 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Pada Ibu


Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015 .................................................... 63

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Hotmian Sara Zevo Tamba dilahirkan pada tanggal 21

November 1994 di Lumban Natio. Beragama Kristen Protestan, anak pertama dari

tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Krisno Tamba dan Ibunda Hany Rauli

Sirait. Alamat penulis Jl. Pematang Siantar Km 45 Porsea,Toba Samosir.

Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan SD Negeri 174559

Siraituruk (2001-2007), SMP Negeri 21 Batam (2007-2010), SMA Negeri 1

Siantar Narumonda (2010-2013), dan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2013-2017).

Universitas Sumatera Utara


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi

status kesehatan anggotanya. Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat

yaitu memenuhi kebutuhan gizi dan merawat serta melindungi kesehatan para

anggotanya. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan,

perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya, oleh karena keadaan

kondisi kesehatan salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota

keluarga lainnya. Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu

mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan

anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya

secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya

kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2014)

Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya

komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO 2014) angka kematian ibu (AKI) di

dunia mencapai angka 289.000 jiwa, Di mana terbagi atas beberapa Negara,

misalnya Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan

Asia Tenggara 16.000 jiwa. Sementara AKI di negara-negara Asia Tenggara

seperti Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per

100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44

Universitas Sumatera Utara


per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan

Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, pada tahun

1991-2012 AKI berfluktuasi, dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2002 menjadi 207 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Tetapi

mengalami peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2012. Kemudian menurun kembali menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2015 (Kemenkes RI, 2015). Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus

menurun, tetapi penurunan AKI di Indonesia cenderung lambat. Apabila

penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target S’DGS

(Sustainable Development Goals) pada tahun 2030 yang merupakan pengganti

MDG’s dengan target 70/100.000 kelahiran hidup tersebut di masa mendatang

sulit tercapai (Kemenkes RI, 2015)

Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus (Kemenkes RI, 2013).

Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetrik terbanyak pada tahun 2010-

2013 adalah disebabkan perdarahan dengan proporsi 30,3%, hipertensi dengan

proporsi 27,1%, infeksi dengan proporsi 7,3%, abortus dengan proporsi 4 %

(Kemenkes RI, 2015). Kehamilan ektopik merupakan salah satu kehamilan yang

berakhir abortus, dan sekitar 16 % kematian oleh sebab perdarahan pada

kehamilan dilaporkan disebabkan oleh kehamilan ektopik yang pecah (Chalik,

1998).

Universitas Sumatera Utara


Kehamilan ektopik terganggu menyebabkan keadaan gawat pada

reproduksi yang sangat berbahaya. Berdasarkan data Centers for Disease Control

and Prevention, insiden rate kehamilan ektopik di Amerika Serikat pada tahun

2005 terdapat 0.35 per 1000 kehamilan (Farquhar, 2005) dan pada tahun 2006-

2008 meningkat menjadi 11 per 1000 kehamilan (O’Herlihy, 2011). Di Logos,

Nigeria, 8,6% kematian ibu disebabkan oleh kehamilan ektopik dengan Case

Fatality Rate (CFR) 3,7 % (Pisarska, 1999). Di California, insiden rate kehamilan

ektopik terdapat 15 per 1000 kasus pada tahun 1991 dan mengalami penurunan

menjadi 9,3 per 1000 kehamilan pada tahun 2000 (Calderon dkk, 2000). Di

California utara Insiden rate kehamilan ektopik terdapat 20,7 per 1000

kehamilan pada rentang tahun 1997-2000 (Van Den dkk, 2005).

Di Indonesia frekuensi kehamilan ektopik bervariasi antara 1 dalam 28

persalinan sampai 1 dalam 329 persalinan (Arnolu, 2005). Di RSUD Arifin

Achmad Pekan Baru Periode 1 januari 2003-31 Desember 2005 terdapat 133

kasus kehamilan ektopik terganggu diantara 7.498 kasus kebidanan (1,77 %) (Sri,

2008). Pada periode tahun 1997-2000 frekuensi kehamilan ektopik berkisar 1

dalam 41 kehamilan di Rs. Pringadi Medan (Zuliani, 2001). Pada periode 1999-

2006 terdapat 103 kasus kehamilan ektopik terganggu di RSU St.Elisabeth Medan

(Marpaung, 2007). Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan tercatat

bahwa jumlah penderita kehamilan ektopik terganggu tahun 2003-2008 terdapat

63 kasus (Bangun, 2009).

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan tercatat bahwa jumlah penderita kehamilan ektopik terganggu tahun

2010-2015 sebanyak 110 orang.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa masih banyaknya jumlah

penderita kehamilan ektopik yang memerlukan penanganan yang adekuat, oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu diRSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010-2015.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik ibu penderita kehamilan ektopik terganggu

di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2010-2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik ibu penderita kehamilan ektopik terganggu

di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2010-2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui angka kejadian kehamilan ektopik terganggu.

b) Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu berdasarkan sosiodemografi (usia, ras/suku, pekerjaan, dan

pendidikan) di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015.

c) Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu berdasarkan status medikal obstetri (usia kehamilan, Paritas,

lokasi kehamilan ektopik, keluhan utama, kadar Hb, tindakan medis, asal

rujukan, keadaan sewaktu pulang , dan lama rawatan rata-rata).

Universitas Sumatera Utara


d) Untuk mengetahui distribusi proporsi tindakan medis berdasarkan lokasi

kehamilan ektopik.

e) Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi tindakan medis

berdasarkan usia kehamilan.

f) Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan tindakan medis.

g) Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu

pulang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

2010-2015 dalam memberikan pelayanan perawatan yang lebih intensif

terhadap ibu penderita kehamilan ektopik.

1.4.2 Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian

ilmiah dan merupakan kesempatan penulis dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh selama masa perkuliahan di FKM USU.

1.4.3 Sebagai bahan masukan atau referensi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi

berimplantasi, tumbuh dan berkembang diluar endometrium kavum uteri. Bila

kehamilan tersebut mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut dengan

kehamilan ektopik terganggu (KET) (Chrisdiono, 2004). Kehamilan ektopik

merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak

memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm (Wiknjosastro,

1999).

Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan

ekstrauterin karena istilah ini mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba,

kehamilan kornu, (gestasi pada kornu uteri yang rudimenter), dan kehamilan

servikalis (gestasi dalam kanalis servikalis) dan juga kehamilan abdominal,

kehamilan ovarial, dan kehamilan tuba (Taber, 1994).

Taber (1994) menyatakan sebagian besar kehamilan ektopik terganggu

berlokasi di tuba (95%) terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di

ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Faktor-faktor resiko yang

memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah operasi tuba sebelumnya,

kehamilan ektopik sebelumnya, pengobatan fertilitas (GIFT,IVF), adhesi perituba

(endometriosis, PRP, apendisitis), kelainan kongenital (misal: divertikel),

pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), pil yang

Universitas Sumatera Utara


hanya berisi progesterone, pil kontrasepsi darurat, defek fase luteal, usia (Datta

dkk, 2010).

2.2 Klasifikasi Kehamilan Ektopik

Gambar 2.1 Gambar Lokasi Kehamilan Ektopik

Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat terjadinya implantasi

dari kehamilan ektopik, dapat dibedakan menurut : (Manuaba, 2001).

2.2.1 Kehamilan tuba adalah kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba

fallopi. Merupakan jenis gestasi ekstrauterin yang paling sering,sekitar

95% dari kehamilan ektopik (Taber, 1994).

Konseptus dapat berimplantasi pada ampulla (55%), isthmus (25%),

fimbrial (17%), atau pun padainterstisial (2%) dari tuba. Tuba fallopi

mempunyai kemampuan untuk berkembang yang terbatas, sehingga

sebagian besar akan pecah (ruptura) pada umur kehamilan 35-40

hari(Pritchard dkk, 1991).

2.2.2 Kehamilan ovarial merupakan bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik

pada mana blastokis berimplantasi pada permukaan ovarium (Taber,

1994). Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap kehamilan lebih besar

Universitas Sumatera Utara


daripada daya akomodasituba, kehamilan ovarium umumnya mengalami

ruptur pada tahap awal (Lindarnakis, 1998).

2.2.3 Kehamilan servikal adalah bentuk yang jarang sekali terjadi dari kehamilan

ektopik dimana ovum berimplantasi dalam serviks atau dibawah ostium

internum. Endo serviks dikikis oleh trofoblas, dan kehamilan menginvasi

dinding serviks yang fibrosa (Taber, 1994). Jika kehamilan berlangsung

terus, serviks membesar dengan ostium uteri eksternum terbuka sebagian.

Kehamilan servikal jarang melampaui 12 minggu dan biasanya diakhiri

secara operatif oleh karena pendarahan (Rukiyah dkk, 2010)

2.2.4 Kehamilan Abdominal adalah gestasi yang terjadi dalam kavum

peritoneum. Hampir seluruh kasus adalah sekunder dari ruptur dini atau

abortus kehamilan tuba kedalam kavum peritoneum. Insidensinya sekitar 1

per 3000 kelahiran. Insidensi kehilangan perinatal berkisar dari 75 sampai

95 persen, dengan insidensi malformasi kongenital yang tinggi (Taber,

1994). Manuaba (1999) kehamilan ini terjadi satu dalam 15.000

kehamilan, atau kurang dari 0,1% dari seluruh kehamilan ektopik. Rukiyah

dkk (2010) kehamilan Abdominal ada 2 macam :

a. Primer , dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga

perut.

b. Sekunder, yaitu pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya

di dalam saluran telur atau ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam

rongga abdomen oleh karena terlepas dari tempat asalnya. Hampir semua

kasus kehamilan abdominal merupakan kehamilan ektopik sekunder akibat

Universitas Sumatera Utara


ruptur atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium ke dalam rongga abdomen

walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai umur cukup bulan,

hal inijarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum tercapai

maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang

sempurna.

2.2.5 Kehamilan intraligamenter adalah pertumbuhan janin dan plasenta diantara

lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya kehamilan tuba melalui dasar

dari tuba fallopi (Taber,1994). Kehamilan intraligamenter berasal dari

kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah. Konseptus yang terjatuh ke

dalam ruangan ekstra peritoneal ini apabila lapisan korionnya melekat

dengan baik dan memperoleh vaskularisasi di situ fetusnya dapat hidup

dan berkembang dan tumbuh membesar. Dengan demikian proses

kehamilan ini serupa dengan kehamilan abdominal sekunder karena

keduanya berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah (Pisarska,

1999).

2.3 Patofisiologi Kehamilan Ektopik

Pisarska(1999) beberapa hal dibawah ini ada hubungannya dengan

terjadinya kehamilan ektopik:

2.3.1 Pengaruh faktor mekanik

Faktor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain:

riwayat operasi tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat operasi non-

ginekologis seperti apendektomi, pajanan terhadap diethylstilbestrol,

salpingitis isthmica nodosum(penonjolan-penonjolan kecil ke dalam lumen

Universitas Sumatera Utara


tuba yang menyerupai divertikula),dan alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR). Hal-hal tersebut secara umum menyebabkan perlengketan intra-

maupun ekstraluminal pada tuba, sehingga menghambat perjalanan zigot

menuju kavum uteri. Faktor mekanik lain adalah pernah menderita

kehamilan ektopik, pernah mengalami operasi pada saluran telur seperti

rekanalisasi atau tubektomi parsial, induksi abortus berulang, tumor yang

mengganggu keutuhan saluran telur.

2.3.2 Pengaruh faktor fungsional

Faktor fungsional yaitu perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan

faktor hormonal. Dalam hal ini gerakan peristalsis tuba menjadi lamban,

sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri.

Gangguan motilitas tuba dapat disebabkan oleh perubahan keseimbangan

kadar estrogen dan progesteron serum. Dalam hal ini terjadi perubahan

jumlah dan afinitas reseptor adrenergik yang terdapat dalam uterus dan otot

polos dari saluran telur. Ini berlaku untuk kehamilan ektopik yang terjadi

pada akseptor kontrasepsi oral yang mengandung hanya progesteron saja,

setelah memakai estrogen dosis tinggi pasca ovulasi untuk mencegah

kehamilan. Merokok pada waktu terjadi konsepsi dilaporkan meningkatkan

insiden kehamilan ektopik yang diperkirakan sebagai akibat perubahan

jumlah dan afinitas reseptor adrenergik dalam tuba.

2.3.3 Peningkatan afinitas mukosa tuba

Dalam hal ini terdapat elemen endometrium ektopik yang berdaya

meningkatkan implantasi pada tuba.

Universitas Sumatera Utara


2.3.4 Pengaruh proses bayi tabung

Beberapa kejadian kehamilan ektopik dilaporkan terjadi pada proses

kehamilan yang terjadi dengan bantuan teknik-teknik reproduksi (assisted

reproduction). Kehamilan tuba dilaporkan terjadi pada GIFT (gamete

intrafallopian transfer),IVF (in vitro fertilization), ovum transfer, dan

induksi ovulasi. Induksi ovulasi dengan human pituitary hormone dan hCG

dapat menyebabkan kehamilan ektopik bila pada waktu ovulasi terjadi

peningkatan pengeluaran estrogen urin melebihi 200 mg sehari.

2.4 Epidemiologi Kehamilan Ektopik

2.4.1 Distribusi frekuensi Kehamilan Ektopik

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara

20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik

terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi rendah dan tinggal

didaerah dengan prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi.

Pemakaian antibiotik pada penyakit radang panggul dapat meningkatkan kejadian

kehamilan ektopik terganggu. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik terganggu,

yang banyak terjadi ialah pada daerah tuba (90%) (Rukiyah dkk, 2010).

Kehamilan ektopik lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari

pada wanita kulit putih. Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 200 kehamilan

pada wanita kulit putih dan satu dari 120 kehamilan pada wanita bukan kulit

hitam. Rekurensi terjadi dalam 7-20% kasus (Morgan, 2009). Perbedaan ini

diperkirakan karena peradangan pelvis lebih banyakditemukan pada golongan

wanita kulit hitam (Arnolu, 2005). Kehamilan ektopik banyak terdapat bersama

Universitas Sumatera Utara


dengan keadaan gizi buruk dan keadaan kesehatan yang rendah, maka insidennya

lebih tinggi di Negara sedang berkembang dan pada masyarakat yang berstatus

sosio-ekonomi rendah daripada di negara maju dan pada masyarakat yang

berstatus sosio-ekonomi tinggi (Pisarska, 1999).

2.4.2 Determinan Kehamilan Ektopik

a) Usia

Usia merupakan faktor resiko yang penting terhadap terjadinya kehamilan

ektopik.Sebagian besar wanita mengalami kehamilan ektopik berusia 20-40

tahun dengan usia rata-rata 30 tahun (Rukiyah dkk, 2010). Menurut

Linardakis (1998) 40% dari kehamilan ektopik terjadi antara umur 20-29

tahun. Berdasarkan beberapa penelitian menyatakan bahwa semakin

bertambahnya usia maka semakin tinggi angka kejadian KET yaitu 4 kali

lebih besar diatas usia35 tahun (Kriswedhani dkk, 2016).

b) Paritas

Insiden kehamilan ektopik meningkat seiring dengan pertambahan paritas.

Kejadian ini lebih banyak terjadi pada multipara (Kriswedhani dkk, 2016).

Ada laporan yang menyebutkan kejadiannya satu dalam 2600 kehamilan

(Pisarska, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Sri (2008) di RSUD Arifin

Achmad di Pekanbaru selama periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005

melaporkan bahwa kehamilan ektopik terganggu terbanyak terjadi pada

penderita paritas 1 (35,34 %)

Universitas Sumatera Utara


c) Ras/Suku

Kehamilan ektopik lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari

padawanita kulit putih. Perbedaan ini diperkirakan karena peradangan pelvis

lebih banyak ditemukan pada golongan wanita kulit hitam (Arnolu, 2005).

Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 200 kehamilan pada wanita kulit

putih, sedangkan pada kulit hitam terjadi pada 1 dari 120 kehamilan

(Morgan dkk, 2009).

f) Sosio ekonomi

Derajat sosio ekonomi masyarakat akan menunjukkan tingkat kesejahteraan

dan kesempatannya dalam menggunakan dan menerima pelayanan

kesehatan (Kriswedhani dkk, 2016). Lebih dari 60% kehamilan ektopik

terjadi pada wanita usia 20-30 tahun dengan sosio ekonomi rendah (Rukiyah

dkk, 2010).

g) Riwayat Penyakit Terdahulu

Riwayat penyakit yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik

adalah infeksi, tumor yang mengganggu keutuhan saluran telur, dan keadaan

infertil (Pisarska, 1999).

h) Riwayat Kehamilan ektopik sebelumnya

Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik

adalah kehamilan ektopik, induksi abortus berulang dan mola (Pisarska,

1999). Pasien yang pernah mengalami kehamilan ektopik mempunyai

kemungkinan 10 sampai 25% untuk mengalami kehamilan ektopik kembali

(Taber, 1994).

Universitas Sumatera Utara


i) Riwayat kontrasepsi

Riwayat kontrasepsi membantu dalam penilaian kemungkinan kehamilan

ektopik. Pada kasus-kasus kegagalan kontrasepsi pada wanita yang

menggunakan kontrasepsi oral atau dengan alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR), rasio kehamilan ektopik dibandingkan dengan kehamilan

intrauterin adalah lebih besar daripada wanita-wanita yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi (Taber, 1994). Kejadian kehamilan

ektopik pada akseptor AKDR dilaporkan 12 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan pemakai kondom. Diperkirakan terjadi 2 kehamilan ektopik per

1000 akseptor AKDR setiap tahun (Pisarska, 1999).

Akseptor pil yang berisi hanya progestagen dilaporkan mempunyai insiden

yang tinggi terhadap kehamilan ektopik apabila terjadi kehamilan selagi

menjadi akseptor yaitu 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan insidennya

yang biasa. Pada pemakaipil mini 4-6% dari kehamilannya dilaporkan

adalah ektopik, akan tetapi dilaporkan tidak terjadi perubahan insiden pada

akseptor pil kombinasi (Pisarska, 1999).

k) Riwayat operasi tuba

Adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik prosedur sterilisasi yang

gagal maupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba semakin umum

sebagai faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik (Taber, 1994).

2.5 Gejala dan Gambaran Klinis Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik belum terganggu sulit diketahui, karena biasanya

penderita tidak menyampaikan keluhan yang khas. Pada umumnya penderita

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan gejala-gejala seperti pada kehamilan muda yakni mual, pembesaran

disertai rasa agak sakit pada payudara yang didahului keterlambatan haid.

Disamping gangguan haid, keluhan yang paling sering ialah nyeri di perut bawah

yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum mengalami ruptur. Kadang-

kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan

(Wiknjosastro, 1999).

Gejala lain yang muncul seperti amenorea atau terlambat haid. Perdarahan

atau spotting per vaginam yang terjadi pada sebagian besar kasus, yakni 2-3

minggu setelah terlambat haid. Nyeri perut yang biasanya unilateral dan ini

biasanya khas untuk kehamilan tuba,tetapi bias juga bilateral, di perut

bawah,perut atas atau bahkan seluruh bagian perut. Sebagian kasus menunjukkan

pula adanya nyeri bahu,yakni apabila perdarahan yang terjadi sudah mulai

mengiritasi diafragma (Chrisdiono, 2004).

Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari

perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala

yang tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda

bergantung padalamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba,

tuanya kehmilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita

sebelum hamil (Arnolu, 2005).

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu

(KET). Pada ruptur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan

intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan,

tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat serta perdarahan yang lebih

Universitas Sumatera Utara


banyak dapat menimbulkan syok, ujung ekstremitas pucat, basah dan dingin.

(Kriswedhani dkk, 2016).

Pada pemeriksaan dalam ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks

uteri menimbulkan rasa nyeri dan kavum Doglas teraba menonjol, berkisar dari

diameter 5 sampai 15 cm, dengan konsistensi lunak dan elastis (Pritchard dkk,

1991).

2.6 Pencegahan Kehamilan Ektopik

2.6.1 Pencegahan Primer

Hakimi (1999) pencegahan primer adalah usaha-usaha yang dilakukan

sebelum sakit (prepatogenesis), antara lain :

a. Perbaikan dan peningkatan status gizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap penyakit infeksi seperti infeksi akibat gonorea, radang panggul.

Keadan gizi burukdan keadaan kesehatan yang rendah menyebabkan

kerentanan terhadap penyakit infeksi pada alat genitalia sehingga berisiko

tinggi untuk menderita kehamilan ektopik (Pisarska, 1999).

b. Menghindari setiap perilaku yang memperbesar risiko kehamilan ektopik

seperti tidak merokok terutama pada waktu terjadi konsepsi (Bangun, 2009),

menghindari hubungan seksual multi partner (seks bebas) atau tidak

berhubungan selain dengan pasangannya (Manuaba, 1999).

c. Memberikan dan menggalakkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

seperti penyuluhan mengenai kehamilan ektopik, pendidikan tentang seks yang

bertanggungjawab dan nasehat perkawinan melalui berbagai media, sekolah-

sekolah, kelompok pengajian dan kerohanian.

Universitas Sumatera Utara


d. Penggunaan kontrasepsi yang efektif. Dewasa ini masih terus dilakukan

kegiatan untuk menemukan suatu cara kontrasepsi hormonal yang mempunyai

efektivitas tinggi dan efek sampingan yang sekecil mungkin. Pil kombinasi

merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif

(Pisarska, 1999).

2.6.2 Pencegahan Sekunder

Taber (1994) pencegahan sekunder merupakan upaya menghentikan

proses penyakit lebih lanjut, mencegah terjadinya komplikasi dengan sasaran bagi

mereka yang menderita atau

terancam menderita kehamilan ektopik, meliputi :

a. Program penyaringan

Usaha pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui program penyaringan

(screening) bagi wanita yang beresiko terhadap kejadian PMS sehingga

diagnosis dapat ditegakkan sedini mungkin dan dapat segera memperoleh

pengobatan secara radikal pada penderita untuk mencegah terjadinya radang

panggul yang beresiko menimbulkan kehamilan ektopik.

b. Diagnosa dini

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang obstetrik memberikan

kemungkinan kehamilan ektopik dapat ditegakkan diagnosisnya secara dini

yaitu sebelum gejala-gejala klinik muncul, artinya sebelum kehamilan ektopik

pecah. Dalam hal ini pemeriksaan prenatal dini dalam trimester pertama sangat

penting bagi pasien-pasien yang beresiko tinggi terhadap kejadian kehamilan

ektopik. Mereka yang dianggap beresiko tinggi terhadap kehamilan ektopik

Universitas Sumatera Utara


antara lain adalah wanita yang pernah menjalani bedah mikro saluran telur,

pernah menderita peradangan dalam rongga panggul, menderita penyakit pada

tuba, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya, akseptor AKDR atau

pil bila terjadi kehamilan tidak sengaja,dan pada kehamilan yang terjadi

dengan teknik-teknik reproduksi (Taber, 1994).

b.1 Anamnesa

Terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai

beberapabulan atau hanya haid yang tidak teratur. Kadang-kadang dijumpai

keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya. Nyeri perut bagian bawah, nyeri

bahu, tenesmusdan perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian

bawah(Arnolu,2005).

b.2 Pemeriksaan umum

Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga

perut dapat ditemukan tanda-tanda syok (Arnolu,2005).

b.3 Pemeriksaan ginekologi

Tanda-tanda kehmilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks

menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba maka akan terasa sedikit

membesar dan kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas

yang sukar ditentukan. Cavum douglasi yang menonjol dan nyeri raba

menunjukkan adanya hematocele retrouterina. Suhu kadang-kadang bisa naik

sehingga menyukarkan perbedaan dengan infeksi pelvik (Arnolu,2005).

Universitas Sumatera Utara


c. Terapi medikamentosa dan penatalaksanaan bedah

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Dalam

tindakan demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan kondisi

penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi

kehamilan ektopik, kondisi anatomic rongga pelvis, kemampuan teknik bedah

mikro, dokter operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi invirto setempat

(Rukiyah dkk, 2010).

Satrawinata (1984) dewasa ini penanganan kehamilan ektopik yang belum

terganggu dapat dilakukan secara medis ataupun bedah. Secara medis dengan

melakukan injeksi lokal methotrexate (MTX), kalium klorida, glukosa

hiperosmosis, prostaglandin, aktimiosin D dan secara bedah dilaksanakan melalui

c.1 Pembedahan konservatif

Dimana integritas tuba dipertahankan. Pembedahan konservatif mencakup

2 teknik yang kita kenal sebagai salpingostomi dan salpingotomi.

Salpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang

berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii.

Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di

atas hasil konsepsi, di perbatasan antimesenterik. Setelah insisi hasil konsepsi

segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan hati-hati. Perdarahan yang

terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan elektrokauter. Insisi

kemudian dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per

sekundam. Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun

Universitas Sumatera Utara


laparoskopi.Pada dasarnya prosedur salpingotomi sama dengan salpingostomi,

kecuali bahwa pada salpingotomi insisi dijahit kembali. Beberapa literatur

menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis,

patensi dan perlekatan tuba pasca operatif antara salpingostomi dan

salpingotomi.

c.2 Pembedahan radikal

Salpingektomi dilakukan apabila ibu penderita kehamilan ektopik pada

keadaan berikut ini: 1) kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu), 2)

pasien tidak menginginkan fertilitas pasca operatif, 3) terjadi kegagalan

sterilisasi, 4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya, 5)

pasien meminta dilakukan sterilisasi, 6) perdarahan berlanjut pasca

salpingotomi, 7) kehamilan tuba berulang, 8) kehamilan heterotopik, dan 9)

massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm. Metode ini lebih dipilih daripada

salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan

penyempitan lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit.

2.6.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier meliputi program rehabilitasi (pemulihan kesehatan)

yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari kehamilan ektopik

meliputi rehabilitasi mental dan social yakni dengan memberikan dukungan moral

bagi penderita terutama penderita yang infertile akibat kehamilan ektopik agar

tidak berkecil hati,mempunyai semangat untuk terus bertahan hidup dan tidak

putus asa sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna

(Hakimi, 1999).

Universitas Sumatera Utara


2.7 Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan


Ektopik Terganggu
1. Angka kejadian kehamilan ektopik
2. Sosiodemografi
a. Usia
b. Ras/suku
c. Pekerjaan
d. Pendidikan
3. Medikal Obstetri
a. Usia Kehamilan
b. Lokasi Kehamilan Ektopik
c. Keluhan Utama
d. Kadar Hb
e. Tindakan Medis
f. Asal Rujukan
g. Keadaan Sewaktu Pulang
h. Lama Rawatan Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case

series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan dengan pertimbangan tersedianya data penderita kehamilan ektopik dan

belum pernah dilakukan peneletian mengenai kehamilan ektopik terganggu dalam

kurun waktu 7 tahun terakhir. .

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Maret 2017 sampai Agustus 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun 2010-2015 yaitu 110 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu (total sampling) di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun

2010-2015 yaitu 110 Orang.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu dari kartu status ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun 2010-2015. Semua kartu

status ibu penderita kehamilan ektopik dikumpulkan kemudian dilakukan

pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

3.5 Defenisi Operasional

3.5.1 Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu adalah pasien yang dinyatakan

menderita kehamilan ektopik berdasarkan hasil diagnosa dokter sesuai yang

tercatat dalam kartu status.

3.5.2 Usia adalah usia ibu penderita saat menderita kehamilan ektopik terganggu

datang untuk dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan sesuai yang tercatat

dalam kartu status, dibedakan atas:

1. 20 - 35 tahun (resiko rendah)


2. < 20 - >35 tahun (resiko tinggi)

3.5.3 Ras adalah ras atau etnik yang melekat pada diri ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yang

dibedakan atas :

1. Batak
2. Jawa
3. Melayu
4. Aceh
5. Dan lain-lain

3.5.4 Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu setiap harinya sesuai yang tercatat dalam kartu status,

yang dibedakan atas :

Universitas Sumatera Utara


1. Pegawai Negeri (PNS/TNI/Polri)
2. Wiraswasta
3. Pegawai Swasta
4. Ibu Rumah Tangga
5. Petani
6. Dan Lain-lain

3.5.5 Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu dan berhasil diselesaikan sesuai

dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas :

1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. D3/Sarjana
5. Tidak Sekolah

3.5.6 Usia kehamilan adalah usia kehamilan ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu yang dihitung dari hari pertama menstruasi yang terakhir sampai

saat dirawat di rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status.

1. < 4 minggu
2. 4-8 minggu
3. > 8 minggu

3.5.7 Paritas adalah frekuensi proses persalinan yang telah dilakukan ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu sesuai dengan yang tercatat dalam

kartu status, dikelompokkan menjadi:

1. Nullipara
2. Primipara
3. Multipara
4. Grandemultipara

3.5.8 Lokasi kehamilan ektopik terganggu adalah tempat implantasi hasil

konsepsi yang diketahui setelah dilakukan tindakan operasi,

dikelompokkan menjadi:

Universitas Sumatera Utara


1. Tuba
2. Ovarial
3. Servikal
4. Abdominal
5. Intraligamenter

3.5.9 Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh ibu penderita sehingga

dibawa berobat ke rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang

dibedakan atas :

1. Nyeri perut + Perdarahan Vaginal


2. Nyeri perut + Amenorea
3. Nyeri perut + Perdarahan Vaginal + Amenorea

3.5.10 Kadar Hb adalah konsentrasi Hb dalam darah ibu penderita menjelang

terminasi kehamilan yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium

sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas dua bagian

menurut WHO :

1. Normal (kadar Hb ≥11gr %)


2. Anemia (Hb <11 gr %)

3.5.11 Tindakan medis adalah segala sesuatu usaha medis yang dilakukan

terhadap ibu penderita kehamilan ektopik terganggu untuk menyelamatkan

jiwa ibu penderita tersebut sesuai yang tercatat dalam kartu status yang

dibedakan atas:

1. Laparotami + Salpingektomi
2. Laparatomi + Salpingostomi/salpingotomi

3.5.12 Asal rujukan adalah orang yang merujuk Ibu Penderita Kehamilan Ektopik

Terganggu ke RSUP Haji Adam Malik Medan baik secara tertulis atau

yang diketahui dari anamnesa penderita sesuai yang tercatat dalam kartu

status, yang dibedakan atas :

Universitas Sumatera Utara


1. Datang Sendiri
2. Dokter Ahli
3. Dokter umum
4. Bidan
3.5.13 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan ibu penderita sewaktu keluar dari

rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas :

1. Pulang sembuh/berobat jalan


2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
3. Meninggal

3.5.14 Lama rawatan rata-rata adalah lama perawatan rata-rata yang dijalani ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu dihitung dari hari pertama masuk

sampai hari terakhir perawatan sesuai yang tercatat dalam kartu status.

3.6 Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program

komputer. Data univariate dianalisa secara deskriptif dan data bivariat dianalisa

dengan exact fisher, mann whitney, dan kruskal wallis pada taraf nyata 0,05 lalu

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, pie dan bar.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi

di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan

Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik Medan berdiri pada 21 Juli 1993.Rumah

sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe A sesuai dengan SK Menkes No.

355/Menkes/SK/VII/1990.2014 RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki

fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten.

Berdasarkan surat keputusan HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17

Oktboer 2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional,

RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan

untuk daerah pembangunan A yang meliputi propinsi Sumatera Utara, Aceh,

Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien-pasien dengan latar

belakang yang bervariasi. Visi RSUP Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi

Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu

di Indonesia pada Tahun 2019”. Visi tersebut diwujudkan melalui Misi RSUP

Haji Adam Malik Medanyaitu :

1. Melaksanakan Pelayanan Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan dibidang

Kesehatan yang Paripurna, Bermutu dan Terjangkau

2. Melaksanakan Pengembangan Kompetensi SDM secara

Berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara


3. Mengampu RS Jejaring dan RS di Wilayah Sumatera.

Motto RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu Mengutamakan Keselamatan

Pasien dengan Pelayanan “PATEN” yang merupakan singkatan dari :Pelayanan

Cepat, Akurat, Terjangkau,Efisien, Nyaman. Adapunnilai-nilai yang dianut oleh

RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu:

1. Pasien merupakan anggota masyarakat yang memerlukaan pelayanan

kesehatan maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan

tanpa membedakan golongan, agama, suku, dan kemampuan sesuai

dengan azas keadilan sosial.

2. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan

norma-norma religius.

3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan

dan ketentuan yang berlaku melalui suatu musyawarah serta dapat

dipertanggungjawabkan.

4. Pelayanan yang diberikan secara utuh, terpadu dan paripurna.

4.1.2 Pelayanan Medis dan Pelayanan Umum

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dilengkapi berbagai

prasarana-prasaran yang terdiri dari Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Rawat

Jalan, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Rawat

Intensif, Pelayanan Kardiovaskuler, Pelayanan Bedah, Pelayanan Khusus,

Pelayanan Haemodialisis, Pelayanan Klinik, Pelayanan Patologi Anatomi,

Pelayanan Mikrobiologi, Pelayanan Radiologi, Unit Radiotherapi, Diagnostik

Terpadu, Pelayanan Bank Darah, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan

Universitas Sumatera Utara


Diklat, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Gizi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan

Laundry, Pelayanan Gigi-Mulut, Pelayanan Kebidanan, Pelayanan Perinatologi,

Pelayanan Kesehatan Jiwa, Pelayanan Rujukan.

4.2 Angka Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu

Angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji

Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Tabel 4.1 Angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di Rumah


Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

35
8,0%

30

6,0

25
Jumlah
Value

7,2%

20

15

3,5%
10 2,3%

5
1,1%
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Gambar 4.1 Diagram Garis Tren Angka Kejadian Kehamilan


Ektopik Terganggu Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-
2015

Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kejadian kehamilan ektopik

terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tahun 2010-2015

Universitas Sumatera Utara


berfluktuatif. Pada tahun 2010 sebesar 7,2% (22 orang dari 307 persalinan), pada

tahun 2011 sebesar 2,3% (11 orang dari 447 persalinan), pada tahun 2012 sebesar

8,0% (33 orang dari 413 persalinan), pada tahun 2013 sebesar 6,0% (28 orang dari

468 persalinan), pada tahun 2014 sebesar 1,1% (5 orang dari 457 persalinan), dan

tahun 2015 sebesar 3,5% (11 orang dari 314 persalinan).

Frekuensi ibu penderita kehamilan ektopik mengalami penurunan

sebanyak 22 - 11 = 11 kasus dan simple ratio penurunan adalah 22/11 = 2 kali,

dengan persentase penurunan sebesar x 100% = 50% dari tahun 2010 –

2015.

Kecenderungan penderita kehamilan ektopik terganggu di RSUP Haji

Adam Malik Medan tahun 2010-2015 dengan metode least square berada pada Y

= 18,3 + 1,1X (dapat dilihat pada lampiran 1).

Universitas Sumatera Utara


4.3 Sosiodemografi
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan sosiodemografis

(usia, ras/suku, pekerjaan,pendidikan) kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Sosiodemografi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015
No Karakteristik f Proporsi (%)
A. Usia
1. < 20 Tahun 0 0
2. 20-39 Tahun 73 66,4
3. ≥ 40 Tahun 37 33,6
Total 110 100
B. Ras/Suku
1. Batak 27 24,5
2. Jawa 41 37,3
3. Melayu 19 17,3
4. Aceh 9 8,2
5. Dan Lain-Lain 14 12,7
Total 110 100
C. Pekerjaan
1. Pegawai Negri (PNS/TNI/Polri) 14 12,7
2. Wiraswasta 1 0,9
3. Pegawai Swasta 7 6,4
4. Ibu Rumah Tangga 80 72,7
5. Petani 7 6,4
6. Dan Lain-lain 1 0,9
Total 110 100
D. Pendidikan
1. SD 14 12,7
2. SLTP 20 18,2
3. SLTA 59 53,6
4. D3/Sarjana 16 14,5
5. Tidak Sekolah 1 9
Total 110 100

Dari tabel 4.2 proporsi ibu penderita KET yang terbanyak berdasarkan

usia terdapat pada kelompok usia 20-39 tahun sebanyak 73 orang

(66,4%)danterendah adalah kelompok usia <20 tahun sebanyak 0 orang (0%).

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan suku, proporsi ibu penderita KET yang terbanyak adalah suku Jawa

sebanyak 41 orang (37,3%)dan yang terendah adalah suku Aceh sebanyak 9 orang

(8,2%).

Berdasarkan pendidikan, proporsi ibu penderita KET yang terbanyak

adalah yang berpendidikan SLTA 59 orang (53,6%)dan terendah adalah yang

tidak sekolah sebanyak 1 orang (0,9%). Berdasarkan pekerjaan, proporsi ibu

penderita KET yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 80 orang

(72,7%) dan proporsi terendah berdasarkan pekerjaan adalahdan lain-lain

(pendeta)sebanyak 1 orang (0,9%).

4.4 Medikal Obstetri

4.4.1 Usia Kehamilan

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015berdasarkan usia kehamilan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015
No Usia Kehamilan f Proporsi (%)
1. <4 Minggu 14 12,7
2. 4-8 Minggu 94 74,6
3. > 8 Minggu 18 12,7
Total 110 100%

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

terbanyak berdasarkan usia kehamilan adalah pada usia kehamilan 4-8 minggu

sebanyak 94 orang (74,5%), usia kehamilan >8 minggu sebanyak 18 orang

(12,7%), dan usia kehamilan <4 minggu sebanyak 14 orang (11,1%).

Universitas Sumatera Utara


4.4.2 Paritas

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan paritas dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Perbedaan Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Paritas Di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

No Paritas f Proporsi (%)


1. Nullipara 17 15,5
2. Primipara 41 37,2
3. Multipara 51 46,4
4. Grandemultipara 1 0,9
Total 110 100

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

terbanyak berdasarkan paritas adalah multipara sebanyak 51 orang (46,4%),

nullipara sebanyak 17 orang ( 15,5%), primipara sebanyak 41 orang (37,2),dan

grandemultipara sebanyak 1 orang (0,9%).

4.4.3 Lokasi Kehamilan Ektopik


Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan lokasi kehamilan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Lokasi Kehamilan Ektopik di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010–2015
No Lokasi Kehamilan Ektopik f Proporsi (%)
1. Tuba 86 78,2
2. Ovarial 10 9,1
3. Servikal 6 5,5
4. Abdominal 6 5,5
5. Intraligamenter 2 1,8
Total 110 100

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET terbanyak

berdasarkan lokasi kehamilan ektopik yaitu lokasi terbanyak terdapat pada tuba

sebanyak 86 kehamilan (78,2), pada ovarial sebanyak 10 kehamilan (9,1%), pada

servikal sebanyak 6 kehamilan (5,5%), pada abdominal sebanyak 6 kehamilan

(5,5%), dan intraligamenter sebanyak 2 orang (1,8%).

4.4.4 Keluhan Utama


Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan keluhan utama

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 – 2015

No Keluhan Utama f Proporsi (%)


1. Nyeri perut + perdarahan vaginal 62 56,4
2. Nyeri perut + Amenorea 13 11,8
3. Nyeri perut + perdarahan vaginal + 35 31,8
Amenorea
Total 110 100

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

berdasarkan keluhan utama dengan keluhan terbanyak yaitu Nyeri perut +

perdarahan vaginal sebanyak 62 orang (56,4%), Nyeri perut + perdarahan vaginal

+ Amenorea sebanyak 35 orang (31,8%), dan Nyeri perut + Amenorea sebanyak

13 orang (11,8%).

Universitas Sumatera Utara


4.4.5 Kadar Hb
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan kadar Hb dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010 –2015

No Kadar Hb f Proporsi (%)


1. Normal (Kadar Hb ≥ 11 Gr %) 15 13,6
2. Anemia (Kadar Hb <11 Gr %) 95 86,4
Total 110 100

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

berdasarkan kadar Hb yang terbanyak adalah yang mengalami anemia (kadar Hb

<11 gr%) menjelang terminasi kehamilan yaitu sebanyak 95 orang (86,4%), dan

kadar Hb normal (kadar Hb ≥11 gr%)menjelang terminasi kehamilan sebanyak 15

orang (13,6%).

4.4.6 Tindakan Medis


Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan tindakan medis

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 – 2015
No Tindakan Medis f Proporsi (%)

1. Laparotami + salpingektomi 108 98,2


2. Laparatomi + 2 1,8
Salpingostomi/salpingotomi
Total 110 100

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

berdasarkan tindakan medis paling banyak ditangani dengan tindakan laparatomi

Universitas Sumatera Utara


+ salpingektomi sebanyak 108 orang (98,2%),dan tindakan laparatomi +

salpingostomi/salpingotomi sebanyak 2 orang (1,8%).

4.4.7 Asal Rujukan


Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan asal rujukan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Asal Rujukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010 – 2015

No Asal Rujukan f Proporsi (%)

1. Datang Sendiri 66 60,0


2. Dokter spesialis 8 7,2
3. Dokter umum 30 27,3
4. Bidan 6 5,5
Total 110 100

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET yang

terbanyak berdasarkan asal rujukan adalah datang sendiri sebanyak 66 orang

(60%), rujukan dari dokter umum sebanyak 30 orang (27,3%), rujukan dari

dokter spesialis sebanyak 8 orang (7,3%) dan rujukan dari bidan sebanyak 6 orang

(5,5%).

Universitas Sumatera Utara


4.4.8 Keadan Sewaktu Pulang
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan keadaan sewaktu

pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 – 2015
No Keadaan Sewaktu Pulang f Proporsi (%)

1. Pulang Sembuh/Berobat Jalan 100 90,9


2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 8 7,3
3. Meninggal 2 1,8
Total 110 100

Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET

yang terbanyak adalah yang pulang sembuh/pulang berobat jalan sebanyak 100

orang (90,9%), yang pulang atas permintaan sendiri sebanyak 8 orang (7,3% ),

dan yang meninggal sebanyak 2 orang (1,8%).

Universitas Sumatera Utara


4.4.9 Lama Rawatan Rata-rata
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan keadaan sewaktu

pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Lama Rawatan Rata-rata Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010 – 2015
No Lama Rawaran Rata-Rata (Hari)
1 Mean ( ) 6,31
2 SD 2,964
3 95 % Confidence Interval 5,75 - 6,87
4 Coefficient of Variation(COV) 47,05%
5 Minimum 1
6 Maksimum 21
7 N 110

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah 6,31 hari (6 hari), standar

deviasi (SD) 2,964 dan nilai COV 47,05% yang berarti lama rawatan rata-rata ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu (KET) bervariasi, dimana lama rawatan

maksimum adalah 21 hari, dan lama rawatan minimum adalah 1 hari.Berdasarkan

95 % Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata selama 5,75 –

6,87 hari.

Universitas Sumatera Utara


4.5 Analisa Statistik

4.5.1 Tindakan Medis Berdasarkan Lokasi Kehamilan Ektopik

Proporsi Tindakan Medis berdasarkan lokasi kehamilanpada ibu

penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Malik

Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Lokasi


Kehamilan Ektopik pada Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015
Tindakan Medis Total
Laparatomi+
Lokasi Laparotami+
Salpingostomi/Salpingoto
Kehamilan Salpingektomi f %
mi
f % f %
Tuba 84 97,7 2 2,3 86 100
Ovarial 10 100 0 0 10 100
Servikal 6 100 0 0 6 100
Abdominal 6 100 0 0 6 100
Intraligamenter 2 100 0 0 2 100

Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 86 orang dengan lokasi

kehamilan di tuba sebanyak 84 orang (97,7%) tindakan medis yang diberikan

laparotami+ salpingektomi dan sebanyak 2 orang (2,3%) tindakan medis dengan

laparatomi+ salpingostomi/salpingotomi, dari 10 orang dengan lokasi kehamilan

ovarial sebanyak 10 orang (100%) tindakan medis yang diberikan laparotami+

salpingektomi, dari 6 orang dengan lokasi kehamilan servikal sebanyak 6 orang

(100%) tindakan medis yang diberikan laparotami+ salpingektomi, dari 6 orang

dengan lokasi kehamilan abdominal sebanyak 6 orang (100%) tindakan medis

yang diberikan laparotami+ salpingektomi, dan dari 2 orang dengan lokasi

Universitas Sumatera Utara


kehamilan Intraligamenter sebanyak 2 orang (100%) tindakan medis yang

diberikan laparotami+ salpingektomi.

4.5.2 Tindakan Medis Berdasarkan Usia Kehamilan Ektopik

Perbedaan Proporsi Tindakan Medis berdasarkan usia kehamilan pada

ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik

Malik Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13 Perbedaan Distribusi Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Usia


Kehamilan Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2010-2015

Tindakan Medis Total


Laparatomi+
Usia Laparotami+
Salpingostomi/Salpingoto
Kehamilan Salpingektomi f %
mi
f % f %
<4 Minggu 14 100 0 0 14 100
4-8 Minggu 80 97,6 2 2,4 82 100
>8 Minggu 14 100 0 0 14 100
*exact fisher p = 1,000

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 14 orang dengan usia kehamilan

<4 minggu sebanyak 14 orang (100%) diberikan tindakan medis laparotami+

salpingektomi, dari 82 orang dengan usia kehamilan 4-8 minggu sebanyak 80

orang (97,6%) diberikan tindakan medis laparotami+ salpingektomi dan sebanyak

2 orang (2,4%) diberikan tindakan medis dengan laparatomi+

salpingostomi/salpingotomi, dan dari 14 orang dengan usia kehamilan >8 minggu

sebanyak 14 orang (100%) diberikan tindakan medis laparotami+ salpingektomi.

Analisa statistik dengan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena

terdapat 3 sel (50 %) expected count yang besarnya kurang dari 5, sehingga

menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=1,000 (p > 0,05). Hal ini berarti

Universitas Sumatera Utara


secara statistik tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan

medis berdasarkan keadaan usia kehamilan.

4.5.3 Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Tindakan Medis

Lama ratawan rata-rata berdasarkan tindakan medispada ibu penderita

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Malik Medan

Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.14 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Tindakan Medis Ibu


Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Lama Rawatan
Tindakan Medis
f Mean SD
Laparotami + Salpingektomi
108 6,35 2,97
Laparatomi +
2 4,0 0,00
Salpingostomi/Salpingotomi

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa lama rata-rata penderita kehamilan

ektopik yang ditangani dengan laparotami+ salpingektomi adalah 6 hari, SD=2,97,

dan lama rawatan rata-rata penderita kehamilan ektopik terganggu yang ditangani

dengan laparatomi + salpingostomi/salpingotomi adalah 4 hari, SD=0,00.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney nilai p=

0,044 (p < 0,05). Hal ini secara statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan

antara lama rawatan rata-rata penderita KET berdasarkan tindakan medis.

Universitas Sumatera Utara


4.5.4 Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada ibu

penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Malik

Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang


Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Lama Rawatan
Keadaan Sewaktu Pulang
f Mean SD
Pulang Sembuh/Berobat Jalan
100 5,681 2,614
Pulang Atas Permintaan Sendiri
8 4,475 5,922
(PAPS)
2 3,3 3,536
Meninggal

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa penderita kehamilan ektopik

yang Pulang sembuh/berobat jalan sebanyak 100 orang dengan lama rawatan rata-

rata 5,6 (6 hari), SD=2,614, yang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) sebanyak

8 orang dengan lama rawatan 4,5 (5 hari), SD=5,922, dan yang meninggal

sebanyak 2 orang dengan lama rawatan rata-rata 3,3 (3 hari)

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal wallis diperoleh

niali 0,336 (p> 0,05), hal ini secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan

secara signifikan antara lama-rawatan rata-rata penderita KET berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Angka Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu

Angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji

Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada pada gambar 5.1

5.1.1 Angka kejadian kehamilan ektopik terganggu di Rumah Sakit Umum


Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

35 8,0%

30 6,0%
Frekuensi (orang)

25 7,2%
20
Frekuensi
15
2,3% 3,5% Linear (Frekuensi)
10
1,1%
5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
Gambar 5.1 Diagram Batang Angka Kejadian Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.1 diatas dapat dilihat bahwa angka kejadian kehamilan

ektopik terganggu bervariasi dari tahun ke tahun. Frekuensi kehamilan ektopik

terganggu pada rentang tahun 2010-2015 frekuensi terbanyak ditemukan pada

tahun 2012 sebanyak 8,0% (33 orang dari 413 persalinan) dan paling sedikit

ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 1,1% (5 orang dari 457 persalinan ). Jumlah

penderita kehamilan ektopik terganggu yang berobat di RSUP Haji Adam Malik

Medan mengalami penurunan kemungkinan karena peraturan yang saat ini

diterapkan oleh pemerintah dimana pasien rujukan harus terlebih dahulu berobat

Universitas Sumatera Utara


di Rumah Sakit tipe C dan B kemudian ke Rumah Sakit tipe A apabila Rumah

Sakit tipe C dan tipe B tidak dapat menangani pasien.

Kecenderungan ibu penderita kehamilan ektopik terganggu membentuk

garis lurus bergerak dari dari kiri atas ke ke kanan bawah, artinya ada tendensi

penurunan menurut garis persamaan Y = 18,3 + 1,1X .

Penurunan kasus ini tidak dapat disimpulkan secara langsung bahwa

terjadi penurunan kejadian kehamilan ektopik terganggu di masyarakat, tetapi

hanya menunjukkan adanya penurunan jumlah penderita yang datang berobat ke

RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2010-2015.

Universitas Sumatera Utara


5.2 Sosiodemografi
Proporsi ibu penderitaKehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji

Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan sosiodemografi

(usia,ras/suku, pekerjaan,pendidikan) dapat dilihat pada pada gambar 5.2

5.2.1 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010- 2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan usia dapat dilihat

pada pada gambar 5.2

<20 - >35 Tahun (Resiko


45,5% Tinggi)
54.5%
20-35 Tahun (Resiko
Rendah)

Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi Ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah pada kelompok usia 20-35

tahun (resiko rendah) yaitu sebesar 45,5% diikuti pada kelompok umur <20 - >35

tahun (resiko tinggi) yaitu sebesar 54,5%.

Kehamilan ektopik lebih sering terjadi pada kelompok umur dengan resiko

kehamilan tinggi yaitu pada usia <20 - >35. Sebagian besar wanita mengalami

kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan rata-rata umur 30 tahun.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia tersebut sering terjadi

endometriosis, infeksi panggul yang menyebabkan perubahan pada endosalping

sehingga menghambat zygote menuju endometrium (Chalik, 1998). Hal ini

sejalan dengan penelitian Bangun (2008) di RSUP Haji Adam Malik Medan yang

menemukan bahwa proporsi ibu penderita kehamilan ektopik terganggu terbanyak

adalah pada kelompok umur 20-39 tahun yaitu sebesar 92,1% dengan rata-rata

umur 30 tahun (Bangun, 2008).

5.2.2 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Ras/Suku di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan ras/suku dapat dilihat

pada pada gambar 5.3

8,2%
Jawa
12,7%
37,3% Batak
Melayu
17,3% Dan Lain-lain
Aceh
24,5%

Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Ras/Suku di RSUP Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu yang terbanyak berdasarkan suku adalah suku Jawa yaitu

sebesar 37,3% dan proporsi yang paling kecil adalah suku Aceh sebesar 8,2%. Hal

Universitas Sumatera Utara


ini bukan berarti kehamilan ektopik terganggu memiliki keterkaitan dengan suku,

namun hanya menunjukkan jumlah kunjungan ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu yang mayoritas suku Jawa. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik terletak di Provinsi Sumatera Utara (Dinkes, 2007) penduduk Sumatera

Utara mayoritas suku Jawa (33,40%). Hal ini memungkinkan jumlah kunjungan

ibu penderita kehamilan ektopik tergangguyang terbesar adalah suku Jawa. Hal ini

sejalan dengan penelitian Bangun (2008) bahwa proporsi penderita kehamilan

ektopik terganggu terbanyak dijumpai pada suku Jawa yaitu sebesar 39,7%

(Bangun,2008).

5.2.3 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010 - 2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan pekerjaan dapat

dilihat pada pada gambar 5.4

80 73
70
60
Proporsi

50
40
30 13
20 6 6
10 1 1
0

Pekerjaan

Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu

Universitas Sumatera Utara


sebesar 72,7% dan yang paling sedikit adalah pegawai swasta yaitu sebesar 6,4%.

Hal ini bukan merupakan indikasi kehamilan ektopik terganggu dengan

pekerjaan, namun hanya menunjukkan jumlah kunjungan ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu yang mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah

tangga adalah ibu yang tidak memiliki aktifitas lain di luar rumah sehingga

kecenderungan kehamilan lebih banyak pada ibu rumah tangga (Bangun, 2008).

Hal ini memungkinkan frekuensi kehamilan ektopik terganggu lebih besar pada

ibu rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian Bangun (2008) dimana

proporsi ibu penderita kehamilan ektopik tergangguyang terbanyak adalah ibu

rumah tangga (66,7 %).

Penelitian Marpaung (2007) di RS St.Elisabeth Medan dimana proporsi

ibu penderita kehamilan ektopik tergangguyang terbanyak adalah ibu rumah

tangga (49,5%). Hasil Penelitian Bulan (2004) di RSU Dr.Pirngadi Medan juga

menemukan bahwa proporsi ibu penderita kehamilan ektopik terganggu yang

terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 69,2%.

Universitas Sumatera Utara


5.2.4 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan pendidikan dapat

dilihat pada pada gambar 5.5

9%

12,7% SLTA
SLTP
53,6% D3/Sarjana
14,5%
SD
Tidak Sekolah

18,2%

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Pendidikan di RSUP Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah yang berpendidikan SLTA

yaitu 53,6% dan yang paling sedikit adalah yang tidak sekolah yaitu sebesar 1%.

Hal ini sejalan dengan penelitian Zuliani (2001) menemukan bahwa proporsi ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu terbesar adalah SLTA sebanyak 30,33%.

Penelitian Bulan (2004) juga menemukan bahwa proporsi ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu terbesar adalah SLTA sebanyak 48,12%. Penderita kehamilan

ektopik terganggu terbanyak dengan pendidikan SLTA hal ini dimungkinkan

karena pendidikan gratis hingga tingkat SLTA sehingga jumlah orang dengan

lulusan SLTA pun semakin banyak termasuk tingkat pendidikan penderita

Universitas Sumatera Utara


kehamilan ektopik terganggu. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting

dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Semakin tinggi

pendidikan formal seorang ibu maka semakin meningkat pengetahuan dan

kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitandalam kehamilan dan persalinannya

(Christina,1996)

5.3 Medikal Obstetri


5.3.1 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan usia

kehamilandapat dilihat pada pada gambar 5.6

12,7%

12,7% 4-8 Minggu


<4 Minggu
>8 Minggu

74,5%

Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 - 2015

Dari gambar 5.6 dapat dilihat bahwa usia kehamilan penderita kehamilan

ektopik terganggu terbanyak pada usia kehamilan 4-8 minggu yaitu sebesar 74,5%

dan terendah pada usia kehamilan <4 minggu dan >8 minggu sebesar 12,7%.

Kehamilan ektopik sering terganggu dalam usia 6-8 minggu dimana mulai

Universitas Sumatera Utara


terbentuk anggota tubuh bayi sehingga lokasi implantasi tidak mampu untuk

menampung pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini menyebabkan

kehamilan yang terjadi terancam pecah dan terjadi perdarahan yang cukup banyak

sehingga janin tidak mencapaiaterm (Chalik, 1998). Hal ini sejalan dengan

penelitian Bulan (2004) yang menemukan bahwa usia kehamilan ektopik terbesar

berada pada rentang usia kehamilan 4-8 minggu di RSU Dr. Pringadi Medan.

5.3.2 Perbedaan Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan paritas dapat

dilihat pada pada gambar 5.7

50 46.3
45
40 37.3
35
30
Proporsi

25
20 15.5
15
10
5 0.9
0
Nullipara Primipara Multipara Grandemultipara
Paritas

Gambar 5.7 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Paritas di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah ibu dengan paritas multipara

sebanyak 51 orang 46,4% dan terendah dengan paritas grandemultipara sebanyak

1 orang 0,9%. Insiden kehamilan ektopik semakin meningkat seiring

Universitas Sumatera Utara


bertambahnya paritas dan kejadian terbanyak terjadi pada ibu dengan paritas

multipara (Suryawan dkk, 2007).

5.3.3 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Lokasi Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan lokasi kehamilan

dapat dilihat pada pada gambar 5.8

90
78.2
80
70
60
Proporsi (%)

50
40
30
20
9.1
10 5.5 5.5
1.8
0
Tuba Ovarial Servikal Abdominal Intraligamenter
Lokasi Kehamilan

Gambar 5.8 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Lokasi Kehamilan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi lokasi kehamilan

ektopik pada ibu penderita kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak

berlokasi di Tuba yaitu sebesar 78,2% dan lokasi kehamilan ektopik yang

terendah berlokasi di intraligamenter yaitu sebesar 1,8%. Diantara kehamilan-

kehamilan ektopik terganggu, yang banyak terjadi ialah pada daerah tuba (90%)

(Wibowo, 2002). Hal ini sejalan dengan penelitian Sri (2008) di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru yang menemukan lokasi kehamilan ektopik terbanyak

Universitas Sumatera Utara


berlokasi di Tuba sebesar 73,68%. Kehamilan ektopik merupakan jenis gestasi

ekstrauterin yang paling sering, sekitar 95% dari kehamilan ektopik (Taber,

1994).

5.3.4 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan keluhan utama

dapat dilihat pada pada gambar 5.9

60 56.4

50

40
Proporsi (%)

31.8
30

20
11.8
10

0
Nyeri perut + perdarahan Nyeri perut + Amenorea Nyeri perut + perdarahan
vaginal vaginal + Amenorea
Keluhan Utama

Gambar 5.9 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.9 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah dengan keluhan nyeri perut +

perdarahan vaginal sebesar 56,4% dan terendah adalah penderita dengan keluhan

nyeri perut + amenorea sebesar 11,8%. Nyeri merupakan keluhan utama pada

kehamilan ektopik terganggu. Pada berbagai pengamatan dari sejumlah kehamilan

ektopik terganggu dilaporkan semuanya mengalami keluhan nyeri perut. Nyeri ini

Universitas Sumatera Utara


berasal dari darah pada kehamilan ektopik yang pecah yang menekan daerah

retroperitoneum dimana terdapat jaringan peritoneum. Perdarahan pervaginam

merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan

pervaginam ditemukan terjadi pada 40% - 70% kasus (Mochta,1998).

Hal ini sesuai dengan penelitian Bangun (2008) di RSUP Haji Adam

Malik Medan menemukan bahwa proporsi terbanyak ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu adalah yang mengalami keluhan nyeri perut yaitu sebesar

100%. Penelitian Marpaung (2007) di RS St.Elisabeth Medan menemukan bahwa

proporsi terbanyak ibu penderita kehamilan ektopik terganggu adalah yang

mengalami keluhan nyeri perut yaitu sebesar 100%.

Universitas Sumatera Utara


5.3.5 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan kadar Hb dapat

dilihat pada pada gambar 5.10

13,6%

Anemia (Kadar Hb ≥ 11 gr %)
Normal (Kadar Hb < 11 gr %

86,4%

Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.10 dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu yang terbanyak adalah yang mengalami anemia (kadar Hb<11

gr%) menjelang terminasi kehamilan sebesar 86,4%. Perdarahan pervaginam

merupakan gejala penting pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan

biasanya sedikit, namun dapat terjadi terus menerus sehingga sebagian besar ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu mengalami Anemia. Perdarahan ini terjadi

terus menerus karena adanya hormon HcG pada ibu yang menghambat kerja

fibrin untuk menghentikan perdarahan. Sebagian besar ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu yang datang ke Rumah Sakit dalam keadaan anemia. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


kemungkinan terlambatnya ibu penderita kehamilan ektopik terganggu terdeteksi

untuk dirujuk ke Rumah Sakit. Anemia yang dialami ibu penderita kehamilan

ektopik terganggu disebabkan oleh perdarahan vaginal yang telah lama dialami

oleh ibu penderita kehamilan ektopik terganggu.

Hal ini sejalan dengan penelitian Bangun (2004) di RSUP Haji Adam

Malik Medan yang menemukan bahwa proporsi ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu terbanyak adalah yang mengalami anemia menjelang terminasi

kehamilan yaitu sebesar 90,5%. Penelitian Zuliani (2001) di RSU Dr.Pirngadi

Medan juga menemukan bahwa proporsi ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu terbanyak adalah yang mengalami anemia menjelang terminasi

kehamilan yaitu sebesar 78,7%.

Universitas Sumatera Utara


5.3.6 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2010-2015
Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan tindakan medis

dapat dilihat pada pada gambar 5.11

1,8%

Laparotami + salpingektomi

Laparatomi +
Salpingostomi/salpingotomi

98,2%

Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010- 2015

Dari gambar 5.11 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu paling banyak ditangani dengan tindakan medis

laparatomi + Salpingektomi sebesar 98,2%. Hal ini disebabkan kondisi kehamilan

ibu yang di bawa ke RSUP Haji Adam Malik Medan dalam keadaan ruptur,

sehingga tindakan laparatomi harus segera dilakukan untuk menghentikan

perdarahan dan salpingektomi untuk mengangkat janin yang telah abortus.Hal ini

sejalan dengan penelitian Bangun (2008) dimana penanganan ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu seluruhnya dengan tindakan medis laparatomi +

salpingektomi.

Universitas Sumatera Utara


5.3.7 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Asal Rujukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2015

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan usia kehamilan

dapat dilihat pada pada gambar 5.12

70
60%
60

50
Proporsi (%)

40

30 27,3%

20

10 7,3% 5,5%

0
Datang Sendiri Dokter spesialis Dokter umum Bidan
Asal Rujukan

Gambar 5.12 Diagram Batang Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Asal Rujukan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.12 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak adalah yang datang sendiri ke

Rumah Sakit RSUP Haji Adam Malik Medan sebesar 60% dan yang paling

sedikit adalah rujukan dari bidan sebesar 5,5%. Hal ini sejalan dengan penelitian

Bulan (2004) di RSU Dr. Pringadi Medan yang menemukan bahwa penderita

kehamilan ektopik terganggu berdasarkan asal rujukan terbanyak adalah datang

sendiri sebesar 63,2%. Hal ini kemungkinan karena penderita kehamilan ektopik

terganggu sudah dalam keadaan parah sehingga langsung dibawa ke Unit Gawat

Universitas Sumatera Utara


Darurat di RSUP Haji Adam Malik Medan tanpa berobat terlebih dahulu di unit

pelayanan kesehatan yang lebih kecil.

5.3.8 Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Proporsi ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP

Haji Adam Malik Malik Medan Tahun 2010-2015 berdasarkan usia

kehamilandapat dilihat pada pada gambar 5.13

1,8%

7,3%

Pulang Sembuh/Berobat
Jalan
Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS)
Meninggal

90,9%

Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010-2015

Dari gambar 5.13 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu terbanyak adalah yang pulang sembuh/pulang

berobat jalan yaitu sebesar 90,9% dan yang terkecil adalah yang meninggal

sebesar 1,8%. Banyaknya proporsi ibu penderita kehamilan ektopik terganggu

yang pulang sembuh/pulang berobat jalan menunjukkan adanya perpaduan

tindakan yang tepat dan sistematik dalam menghadapi penderita kehamilan

ektopik yang terganggu.

Universitas Sumatera Utara


Terdapat 2 orang ibu penderita kehamilan ektopik terganggu yang

meninggal pada tahun 2010-2015 dengan karakteristik pendidikan SD,sehingga

kemungkinan tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya

kemungkinan kehamilan ektopik. Paritas ibu penderita kehamilan ektopik

terganggu yang meninggal adalah multipara. Kadar Hb ibu saat masuk ke Rumah

Sakit anemia (Hb <11 gr %) yaitu 4 gr%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu saat dibawa ke RSUP Haji Adam Malik

Medan dalam keadaan anemia berat sehingga sulit untuk tertolong. Hal ini sejalan

dengan penelitian Marpaung (2007) di RS St.Elisabeth Medan menemukan bahwa

proporsi terbanyak ibu penderita kehamilan ektopik terganggu adalah yang pulang

sembuh/berobat jalan yaitu sebesar 94,2%.

5.3.9 Lama Rawatan Rata-rata

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah 6,31 hari(6 hari), standar

deviasi (SD) 2,964 dan nilai COV 47,05% yang berarti lama rawatan rata-rata ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu (KET) bervariasi, dimana lama rawatan

maksimum adalah 21 hari, dan lama rawatan minimum adalah 1 hari.Berdasarkan

95 % Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata selama 5,75 –

6,87 hari.

5.4 Analisa Statistik


5.4.1 Perbedaan Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Lokasi Kehamilan
Ektopik Terganggu

Universitas Sumatera Utara


Perbedaan proporsi tindakan medis berdasarkan lokasi kehamilan ektopik

pada ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam

Malik Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada pada gambar 5.14

120
97,7% 100% 100% 100% 100%
100
Proporsi (%)

80
60
Laparotami+ Salpingektomi
40
20 Laparatomi+
2,3% 0% 0% 0% 0%
0 Salpingostomi/Salpingotomi

Lokasi
Gambar 5.14 Diagram Batang Perbedaan Proporsi Tindakan Medis
berdasarkan Lokasi Kehamilan Ektopik Pada Ibu Penderita
Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010-2015

Dari gambar 5.14 diatas dapat dilihat bahwa pada tuba dilakukan tindakan

medis laparotomi+salpingektomi sebesar 97,7%, dan laparotomi

+salpingostomi/salpingotomi sebesar 2,3%. Sedangkan 4 lokasi kehamilan

ektopik lainnya semua ditangani dengan tindakan medis laparotomi

+salpingektomi. Hal ini sejalan dengan penelitian Bulan (2004) di RSU Dr.

Pringadi Medan yang menemukan bahwa tindakan medis terbanyak adalah

laparotomi+salpingektomi sebesar 61,7%.

5.4.2 Perbedaan Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Usia Kehamilan


Ektopik Terganggu
Proporsi tindakan medis berdasarkan usia kehamilan ektopik pada ibu

penderitaKehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Malik

Medan Tahun 2010-2015dapat dilihat pada pada gambar 5.15

Universitas Sumatera Utara


120
100% 97,6% 100%
100

80
Laparotami+ Salpingektomi
60

40 Laparatomi+
Salpingostomi/Salpingotomi
20
2,4%
0
<4 Minggu 4-8 Minggu >8 Minggu

Gambar 5.15 Diagram Batang Proporsi Tindakan Medis Berdasarkan Usia


Kehamilan Pada Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2010-2015

Dari gambar 5.15 dapat dilihat bahwa pada tindakan medis

laparotomi+salpingektomi yang tertinggi pada usia kehamilan <4 minggu dan >8

minggu masing-masing 100% dan yang terendah pada usia kehamilan 4-8

minggu. Sedangkan tindakan medis laparotomi+salpingostomi/salpingotomi

hanya terdapat pada usia kehamilan 4-8 minggu 2,4%. Berdasarkan gambar dapat

dilihat bahwa tindakan medis laparotomi+salpingostomi/salpingotomi hanya

terdapat pada usia kehamilan 4-8 minggu, hal ini karena pada usia kehamilan ini

hasil konsepsi rata-rata berdiameter kurang dari 2 cm,dimana pada ukuran ini

tindakan laparotomi+salpingostomi/salpingotomi dapat dilakukan. Hal ini sejalan

dengan penelitian Bangun (2008) RSUP Haji Adam Malik Medan yang

menemukan bahwa ibu penderita kehamilan ektopik terganggu terbesar ditangani

dengan laparotomi+salpingektomi sebesar 100%.

5.4.3 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tindakan Medis

Universitas Sumatera Utara


Lama rawatan rata-rata berdasarkan tindakan medis pada ibu penderita

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun

2010-2015dapat dilihat pada pada gambar 5.16

Laparatomi + Salpingostomi/Salpingotomi 4
Tindakan Medis

Laparotami + Salpingektomi 6

0 1 2 3 4 5 6 7
Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Gambar 5.16 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan


Tindakan Medis Pada Ibu Penderita Kehamilan Ektopik
Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2010-2015

Dari gambar 5.16 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita

kehamilan ektopik terganggu yang mendapat tindakan medis laparotomi +

salpingektomi adalah 6 hari dan lama rawatan rata-rata penderita kehamilan

ektopik terganggu yang mendapat tindakan medis Laparotomi +

salpingostomi/salpingotomi adalah 3 hari. Lama rawatan rata-rata penderita

kehamilan ektopik terganggu dengan laparotomi + salpingektomi lebih lama

dibandingkan dengan yang ditangani dengan Laparotomi +

salpingostomi/salpingotomi hal ini karena pada salpingektomi lokasi kehamilan

dipotong secara keseluruhan sehingga penyembuhan lebih lama sedangkan pada

Universitas Sumatera Utara


salpingostomi/salpingotomi hanya konsepsi yang diangkat dari lokasi kehamilan

ektopik dan dibiarkan tanpa dilakukan pemotongan.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney nilai p=

0,044 (p < 0,05). Hal ini secara statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan

secara signifikan antara lama rawatan rata-rata penderita kehamilan ektopik

terganggu berdasarkan tindakan medis.

Universitas Sumatera Utara


5.4.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada ibu

penderita Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUP Haji Adam Malik Malik

Medan Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada pada gambar 5.17


Keadaan Sewaktu Pulang

Meninggal 3
Pulang Atas
5
Permintaan…
Pulang
6
Sembuh/Berobat…
0 2 4 6 8

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Gambar 5.17 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang Pada Ibu Penderita Kehamilan
Ektopik Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2010-2015

Dari gambar 5.17 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari ibu

penderita kehamilan ektopik terganggu yang pulang sembuh/berobat jalan adalah

6 hari. Lama rawatan rata-rata dari ibu penderita kehamilan ektopik terganggu

yang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) adalah 5 hari. Lama rawatan rata-rata

dari ibu penderita kehamilan ektopik terganggu yang meninggal adalah 4 hari.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai

p=0,336 (p> 0,05), hal ini secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan

secara signifikan antara lama-rawatan rata-rata penderita kehamilan ektopik

terganggu berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Angka kejadian kehamilan ektopik pada rentang tahun 2010-2015

terbanyak ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 33 orang.

6.1.2 Distribusi ibu penderita kehamilan ektopik terganggu berdasarkan

sosiodemografi terbanyak pada kelompok umur 20-39 tahun, suku Jawa

37,3%; pendidikan SLTA 53,6%; ibu rumah tangga 66,7% .

6.1.3 Distribusi ibu penderita kehamilan ektopik terganggu berdasarkan medikal

obstetrik terbanyak pada usia kehamilan 5 minggu; paritas multipara;

lokasi kehamilan tuba; keluhan utama nyeri perut 56,4%; kadar Hb

anemi;; tindakanme dislaparatomi+salpingektomi 98,2%; asal rujukan dari

datang sendiri 60,0%; dan pulang sembuh/pulang berobat jalan 90,9%.

6.1.4 Rata-rata lama rawatan ibu penderita kehamilan ektopik terganggu

6,31hari.

6.1.5 Proporsi tindakan medis berdasarkan lokasi kehamilan ektopik terbanyak

ditangani dengan laparotomi+salpingotomi.

6.1.6 Tidak ada perbedaan signifikan antara Tindakan medis rawatan

berdasarkan usia kehamilan (p = 0,1).

6.1.7 Terdapat perbedaan signifikan lama rawatan rata-rata berdasarkan

tindakan medis (p = 0,044).

6.1.8 Tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata lama rawatan berdasarkan

Keadaan sewaktupulang (p = 0,336).

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

6.2.1 Dari hasil didapat bahwa nyeri perutmerupakan keluhan utama pada ibu

penderita kehamilan ektopik sebesar 56,4%, disarankan kepada semua ibu

hamil muda yang mengalami keluhan nyeri perut bagian bawah untuk

segera memeriksakan kehamilannya ke Rumah Sakit.

6.2.2 Ibu penderita KET paling banyak dating sendiri kerumah sakit karena

sudah dalam keadaan anemia berat sehingga perlu dilakukan tindakan

diagnosis oleh dokter dan pihak Rumah Sakit sedini mungkin.

6.2.3 Dari hasil didapat angka CFR masih cukup tinggi dengan karakteristik

pendidikan SD, paritas multipara, dan anemia. Hal ini perlu diperhatikan

oleh para ibu agar mengenali gejala kehamilan ektopik terganggu

khususnya pada ibu dengan paritas multipara sehingga angka CFR dapat

diturunkan.

6.2.4 Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan disarankan agar

membuat format anamneses pada berkas rekam medis ibu penderita

kehamilan ektopik terganggu khususnya variable riwayat penyakit

terdahulu dan riwayat kehamilan terdahulu.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arnolu, RI., 2005. Risk Factors for Ectopic Pregnancy in Logos, Nigeria, 1999.
Jurnal Obtetricia et Gynecologica Scandinavica, Vol 84, No 2, hal
184-188.

Bangun, R., 2009.Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


di RSUP Haji Adam Malik Medan 2003-2008. Skripsi FKM-USU.

Bulan, 2004. Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik di RSU


Dr.Pirngadi Medan tahun 1999-2003. Skripsi FKM-USU

Calderon JL, Shaheen M, Pan D, Teklehaimenot s, Robinson PL, Baker RS. 2005.
Multi- cultural surveillance for ectopic pregnancy: California 1991-
2000. Ethn Dis. Autumn : 15-20

Chalik, T.M.A., 1998. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Bagian


Obstetri dan Ginekologi FK-Universitas Syah Kuala, Cetakan Pertama,
Widya Medika, Jakarta.
Christina, I., 1996. Perawatan Kebidanan (Sejarah Kebidanan dan Perawatan
Kebidanan Sebelum Melahirkan). Jilid I, Penerbit Bratara, Jakarta.
Chrisdiono.2004. Obstetri dan Ginekologi. Penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta.

Datta M, dkk. 2010. Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2007. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara tahun 2006, Medan.

Farquhar CM. Ectopic pregnancy. Lancet. 2005;366(9485):583–591. doi:


10.1016/S0140-6736(05)67103-6. [PubMed] [Cross Ref]

Hakimi, M. 1999. Keadaan Darurat Ginekologi Umum. Yayasan Essentia


Medika, Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2013, Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2014, Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2015, Jakarta.

Kriswedhani GAP., Carolia N., 2016. Kehamilan Ektopik. J Medula volume 5


nomor 1 : 3-5

Universitas Sumatera Utara


Lindarnakis, NM., 1998. Obstetrics & Gynecology. Digging up the Bones,
Singapore.

Manuaba, IBG., 1999. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Dokter Umum. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Marpaung, C., 2007.Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik


Terganggu di RS St. Elisabeth Medan tahun 1999-2006. Skripsi
FKM-USU.

Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid 1, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

Morgan G., Hamilton C. 2009. Obstetri Dan Ginekologi. Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

O'Herlihy C,. Ectopic Pregnancy. Obstet Gynecol.2011Feb;117(2Pt1):273-9.

Pisarska, 1999. Insidence and Risk Factors for Ectopic Pregnancy. Clinical
Obstetrics and Gynecology-Abstrac Vol 42, No 1.

Pritchard, Donald, Gant., 1991. Obstetri Williams. Edisi Ketujuh Belas,


Airlangga University Press, Surabaya.

Rukiyah A. Y., Yulianti I. Asuhan Kebidanan IV. 2010. Trans Info Media,
Jakarta.

Satrawinata, S., 1984. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri & Ginekologi FK


Universitas Padjajaran, Bandung.

Sri, Y., 2008. Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD


Arifin Achmad Pekan Baru, provinsi Riau, Periode 1 Januari 2003 -
Desember 2005. www. Kehamilan_Ektopik_Terganggu//

Suryawan A, Gunanegara RF, Hartanto H,Sastrawinata US. Artikel Penelitian:


profil penderita kehamilan ektopik terganggu periode 1 januari 2003
sampai 31 desember 2004 di RS. Immanuel Bandung. JKM. 2007; 6(2):
33-6

Taber, B.M.D. 1994. Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi. Penerbit Buku


Kedokteran EGC , Jakarta.

Van Den Eeden SK,Shan J, Bruce C, Glasser M. 2005. Ectopic Pregnancy Rate
and Treatment Utilization. Obstet Gynecol : 105

Wiknjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Wiknjosastro, H., 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.

Wibowo B, Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Kebidanan.


Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002;
362-85

WHO,2014.World Health Statistics.www.who.int.

Zuliani, W., 2001. Karakteristik Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu


(KET) di RS Pringadi Medan tahun 1997-2000. Skripsi FKM-USU.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Kecenderungan Kehamilan Ektopik Berdasarkan Tahun

Berdasarkan metode kuadrat terkecil (Least square)

Persamaan trendnya memakai rumus :

Y = a+bX

Ket: Y = Variabel yang dicari trend nya

X = Variabel waktu (tahun)

a=∑

b=

Jumlah Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Di RSUP Haji Adam


Malik Medan Tahun 2010-2015
Tahun x y xy x²
2010 -5 22 -110 25
2011 -3 11 -33 9
2012 -1 33 -33 1
2013 1 28 28 1
2014 3 5 15 9
2015 5 11 55 25
Total 0 110 -78 70

N=6
∑x = 0
∑y = 110
∑xy = -78
∑x² = 70
a=
=
= 18,3

Universitas Sumatera Utara


b=

=
= - 1,1

Persamaan garis trend adalah Y= 18,3 - 1,1X


Perhitungan trend :
Y₁₀ = 18,3 - 1,1 (-5) = 23,8
Y₁₁ = 18,3 - 1,1 (-3) = 21,6
Y₁₂ = 18,3 - 1,1 (-1) = 19,4
Y₁₃ = 18,3 - 1,1 (1) = 17,2
Y₁₄ = 18,3 - 1,1 (3) = 15
Y₁₅ = 18,3 - 1,1 (5) = 12,8

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Master Data
No Thn Usia Usiak Suku Pkrjn Pndkn UKhmlan UKhmlnK Prtas Lksi KlhnU KdrHb Tmedis ARjkan KSP L-Rwtan
1 1 37 2 5 4 2 8 2 3 1 1 2 1 1 1 8
2 1 30 1 2 4 3 5 2 2 1 3 2 1 3 1 6
3 1 36 2 3 4 2 3 1 3 1 1 2 1 1 1 5
4 2 41 2 2 4 2 7 2 3 1 1 2 2 3 2 4
5 2 34 1 2 1 4 8 2 1 1 1 2 1 2 1 4
6 3 36 2 3 1 4 4 1 2 2 3 2 1 2 1 8
7 3 42 2 2 4 3 5 2 3 3 1 2 1 1 2 10
8 3 30 1 2 4 3 5 2 1 1 1 2 2 3 1 4
9 3 40 2 3 4 4 6 2 3 5 3 1 1 2 1 11
10 4 29 1 1 4 3 7 2 1 1 1 2 1 1 2 5
11 1 50 2 2 1 3 6 2 3 1 3 1 1 1 1 6
12 2 36 2 5 1 4 7 2 3 1 1 1 1 1 1 5
13 3 40 2 1 4 4 3 1 3 1 3 2 1 3 1 6
14 3 34 1 5 1 4 2 1 2 1 1 2 1 1 2 21
15 3 38 2 2 1 3 7 2 3 1 1 2 1 1 1 6
16 3 32 1 5 1 4 5 2 2 5 1 2 1 2 1 8
17 4 41 2 4 1 4 6 2 3 3 1 1 1 1 1 8
18 1 35 1 2 4 3 4 1 2 1 3 2 1 1 1 4
19 1 41 2 5 4 3 8 2 3 1 1 2 1 1 1 6
20 1 48 2 4 4 1 3 1 3 1 1 2 1 1 1 9
21 1 37 2 1 5 1 8 2 3 1 1 2 1 3 2 4
22 1 41 2 4 4 1 5 2 3 1 1 2 1 1 1 9
23 1 48 2 1 4 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 11
24 1 31 1 2 5 2 6 2 1 1 1 2 1 3 1 4
25 1 43 2 3 4 1 3 1 3 1 1 2 1 1 2 6
26 1 50 2 1 4 3 6 2 4 1 3 1 1 3 1 5
27 1 32 1 3 4 2 7 2 2 1 1 2 1 3 1 5
28 1 45 2 2 4 3 3 1 3 1 3 2 1 3 1 7
29 1 45 2 2 4 3 8 2 1 1 1 2 1 3 2 4
30 1 37 2 2 4 2 5 2 2 1 1 2 1 3 1 6

Universitas Sumatera Utara


31 1 30 1 3 4 3 2 1 1 1 1 2 1 3 1 5
32 1 41 2 5 4 3 5 2 3 1 3 2 1 3 2 4
33 1 32 1 1 4 2 6 2 2 1 1 2 1 3 1 7
34 2 32 1 2 5 1 4 1 2 1 3 2 1 1 1 5
35 2 28 1 3 4 2 7 2 1 1 1 2 1 4 1 9
36 2 41 2 2 4 1 7 2 3 1 1 2 1 1 1 5
37 2 36 2 5 4 3 8 2 2 1 3 2 1 1 1 6
38 2 38 2 2 4 3 7 2 3 1 1 2 1 2 1 5
39 2 47 2 2 4 1 6 2 3 1 1 2 1 1 1 6
40 2 35 1 1 4 2 7 2 2 1 2 2 1 1 1 3
41 3 31 1 2 4 3 6 2 1 1 1 2 1 1 1 4
42 3 32 1 2 4 3 6 2 2 1 3 2 1 1 1 5
43 3 24 1 2 4 3 9 3 1 1 1 2 1 1 1 5
44 3 38 2 1 4 2 5 2 2 1 2 2 1 1 1 4
45 3 34 1 2 4 1 5 2 2 1 1 2 1 1 1 16
46 3 41 2 3 4 3 5 2 3 1 1 2 1 2 1 6
47 3 46 2 1 4 1 10 3 3 4 1 2 1 3 1 5
48 3 41 2 2 4 3 6 2 3 3 2 2 1 3 1 5
49 3 47 2 2 4 3 7 2 3 4 2 1 1 3 1 21
50 3 34 1 1 4 1 6 2 2 1 1 1 1 4 1 7
51 3 49 2 3 4 3 11 3 3 1 1 2 1 1 1 6
52 3 27 1 1 3 3 6 2 1 4 1 2 1 3 1 6
53 3 46 2 2 5 2 9 3 3 1 2 2 1 3 1 6
54 3 46 2 1 4 2 7 2 3 2 1 2 1 3 1 5
55 4 41 2 2 4 3 10 3 3 1 1 2 1 3 1 6
56 4 44 2 5 4 1 8 2 3 1 3 2 1 4 1 6
57 4 41 2 3 4 3 5 2 3 1 1 2 1 1 1 6
58 4 33 1 1 5 5 8 2 2 1 3 2 1 4 1 6
59 4 45 2 4 4 3 5 2 3 2 3 2 1 1 1 6
60 1 38 2 1 4 3 4 1 3 2 2 2 1 1 1 6
61 1 46 2 2 3 3 9 3 3 1 1 1 1 3 1 5
62 3 34 2 1 4 3 5 2 2 3 3 1 1 1 1 5

Universitas Sumatera Utara


63 3 40 2 2 4 3 10 3 3 4 1 2 1 1 1 6
64 3 35 1 1 4 3 6 2 2 3 3 1 1 1 1 7
65 4 32 1 5 3 3 12 3 2 1 1 2 1 1 1 8
66 4 23 1 2 4 1 7 2 1 1 1 1 1 3 1 6
67 4 41 2 1 4 2 9 3 3 1 2 2 1 1 1 7
68 3 37 2 2 4 2 8 2 3 1 1 2 1 1 1 10
69 2 43 2 3 4 3 8 2 3 1 3 2 1 1 1 5
70 3 38 2 1 3 4 11 3 2 1 1 2 1 3 1 8
71 3 25 2 3 3 3 6 2 1 1 3 2 1 1 1 7
72 3 35 2 4 4 2 5 2 2 1 1 2 1 1 1 7
73 3 47 2 2 4 3 12 3 3 1 3 2 1 1 1 4
74 3 27 1 1 4 3 5 2 2 1 1 2 1 3 1 5
75 3 30 1 2 4 3 5 2 2 1 1 2 1 3 1 5
76 3 35 1 3 4 4 5 2 2 2 3 2 1 3 1 10
77 4 31 1 5 4 3 5 2 2 1 1 2 1 1 1 4
78 4 33 1 1 4 3 6 2 2 1 2 2 1 1 1 6
79 4 38 2 3 4 3 7 2 3 1 3 2 1 1 1 5
80 4 36 2 1 4 3 6 2 3 1 1 2 1 1 1 5
81 4 31 1 1 4 3 5 2 2 1 2 2 1 1 1 5
82 4 26 1 4 4 3 5 2 1 1 1 2 1 1 1 5
83 4 41 1 3 4 3 7 2 3 1 1 2 1 1 1 6
84 6 30 1 1 3 4 9 3 2 1 3 2 1 1 1 5
85 5 23 1 2 4 3 8 2 1 1 1 2 1 1 1 7
86 6 36 2 5 4 2 8 2 2 1 3 2 1 1 1 6
87 5 40 2 1 1 4 4 1 3 1 3 2 1 1 1 6
88 5 35 1 2 1 3 5 2 2 1 3 2 1 1 1 5
89 6 37 2 2 1 4 5 2 3 1 1 2 1 2 1 4
90 6 32 1 4 2 4 13 3 2 1 3 2 1 2 1 8
91 6 39 2 2 1 4 5 2 3 1 2 2 1 1 1 4
92 6 39 2 2 5 3 6 2 3 1 3 2 1 1 1 5
93 5 30 1 5 1 3 7 2 2 2 2 2 1 1 1 6
94 5 34 1 3 4 1 7 2 2 1 1 2 1 4 3 1

Universitas Sumatera Utara


95 6 25 1 2 4 2 7 2 1 1 3 2 1 1 1 4
96 6 39 2 2 5 2 12 3 3 4 1 2 1 1 1 6
97 6 24 1 2 4 3 6 2 2 2 3 2 1 1 1 5
98 6 42 1 3 4 3 8 2 3 1 1 2 1 4 1 4
99 6 39 2 2 4 3 7 2 3 2 3 1 1 1 1 7
100 4 32 1 4 3 3 7 2 2 1 1 1 1 1 1 5
101 4 35 1 4 4 2 4 1 2 2 2 2 1 3 1 6
102 4 40 2 5 4 3 5 2 3 1 1 2 1 1 1 6
103 4 33 1 2 6 3 6 2 2 1 3 2 1 3 1 6
104 4 37 2 1 4 3 5 2 2 1 3 2 1 1 1 6
105 4 29 1 5 4 2 7 2 2 1 1 2 1 3 1 4
106 4 31 1 1 1 4 7 2 2 1 3 1 1 1 3 6
107 4 22 1 3 4 3 7 2 1 3 1 2 1 1 1 17
108 4 29 1 1 4 3 8 2 1 4 2 2 1 1 1 4
109 4 37 2 3 4 3 8 2 3 2 1 2 1 1 1 7
110 4 32 1 2 4 3 6 2 2 1 3 1 1 1 1 6

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Output SPSS

Statistics

Tahun Usiak RasSuku Pekerjaan Pendidikan


N Valid 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0

Tahun

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2010 22 20.0 20.0 20.0
2011 11 10.0 10.0 30.0
2012 33 30.0 30.0 60.0
2013 28 25.5 25.5 85.5
2014 5 4.5 4.5 90.0
2015 11 10.0 10.0 100.0
Total 110 100.0 100.0

Usiak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 73 66.4 66.4 66.4
3 37 33.6 33.6 100.0
Total 110 100.0 100.0

RasSuku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 37 33.6 33.6 33.6
Jawa 28 25.5 25.5 59.1
Melayu 22 20.0 20.0 79.1
Aceh 9 8.2 8.2 87.3
Dan Lain-lain 14 12.7 12.7 100.0
Total 110 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai Negeri
(PNS/TNI/Polri) 14 12.7 12.7 12.7
wiraswasta 1 .9 .9 13.6
Pegawai Swasta 7 6.4 6.4 20.0
Ibu Rumah Tangga 80 72.7 72.7 92.7
Petani 7 6.4 6.4 99.1
Dan Lain-lain 1 .9 .9 100.0
Total 110 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 14 12.7 12.7 12.7
SLTP 20 18.2 18.2 30.9
SLTA 59 53.6 53.6 84.5
D3/Sarjana 16 14.5 14.5 99.1
Tidak Sekolah 1 .9 .9 100.0
Total 110 100.0 100.0

Medikal Obstetri
Usia Keluhan Kadar Tindakan Asal
Kehamilank Paritas Lokasi Utama Hb Medis Rujukan KSP
N Valid 110 110 110 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

UsiaKehamilank

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <4 minggu 14 12.7 12.7 12.7
4-8 minggu 82 74.5 74.5 87.3
>8 14 12.7 12.7 100.0
Total 110 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Nullipara 17 15.5 15.5 15.5
Primipara 41 37.3 37.3 52.7
Multipara 51 46.4 46.4 99.1
Grandemultipara 1 .9 .9 100.0
Total 110 100.0 100.0

Lokasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tuba 86 78.2 78.2 78.2
Ovarial 10 9.1 9.1 87.3
Servikal 6 5.5 5.5 92.7
Abdominal 6 5.5 5.5 98.2
Intraligamenter 2 1.8 1.8 100.0
Total 110 100.0 100.0

KeluhanUtama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Nyeri Perut 62 56.4 56.4 56.4
Amenorea 13 11.8 11.8 68.2
Perdarahan Vaginal 35 31.8 31.8 100.0
Total 110 100.0 100.0

KadarHb

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal (kadar Hb =11gr
%) 15 13.6 13.6 13.6
Anemia (Hb <11 gr %) 95 86.4 86.4 100.0
Total 110 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


TindakanMedis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laparotami +
salpingektomi 108 98.2 98.2 98.2
Laparatomi +
Salpingostomi/sal 2 1.8 1.8 100.0
pingotomi
Total 110 100.0 100.0

AsalRujukan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Datang Sendiri 66 60.0 60.0 60.0
Dokter Ahli 8 7.3 7.3 67.3
Dokter Umum 30 27.3 27.3 94.5
Bidan 6 5.5 5.5 100.0
Total 110 100.0 100.0

KSP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pulang sembuh/berobat jalan
100 90.9 90.9 90.9
Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS) 8 7.3 7.3 98.2
Meninggal 2 1.8 1.8 100.0
Total 110 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


LamaRawatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .9 .9 .9
3 1 .9 .9 1.8
4 18 16.4 16.4 18.2
5 28 25.5 25.5 43.6
6 33 30.0 30.0 73.6
7 10 9.1 9.1 82.7
8 7 6.4 6.4 89.1
9 3 2.7 2.7 91.8
10 3 2.7 2.7 94.5
11 2 1.8 1.8 96.4
16 1 .9 .9 97.3
17 1 .9 .9 98.2
21 2 1.8 1.8 100.0
Total 110 100.0 100.0

Statistics

LamaRawatan
N Valid 110
Missing 0
Mean 6.31
Std. Deviation 2.964
Minimum 1
Maximum 21

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lokasi * TindakanMedis 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Lokasi * TindakanMedis Crosstabulation

TindakanMedis Total
Laparotami
Laparatomi + +
Laparotami + Salpingostomi/sa salpingekto
salpingektomi lpingotomi mi
Lokasi Tuba Count 84 2 86
% within Lokasi 97.7% 2.3% 100.0%
% within TindakanMedis 77.8% 100.0% 78.2%
Ovarial Count 10 0 10
% within Lokasi 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 9.3% .0% 9.1%
Servikal Count 6 0 6
% within Lokasi 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 5.6% .0% 5.5%
Abdominal Count 6 0 6
% within Lokasi 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 5.6% .0% 5.5%
Intraligamenter Count 2 0 2
% within Lokasi 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 1.9% .0% 1.8%
Total Count 108 2 110
% within Lokasi 98.2% 1.8% 100.0%
% within TindakanMedis 100.0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
UsiaKehamilan *
TindakanMedis 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Universitas Sumatera Utara


UsiaKehamilan * TindakanMedis Crosstabulation

TindakanMedis Total
Laparatomi +
Laparotami + Salpingostomi/ Laparotami +
salpingektomi salpingotomi salpingektomi
UsiaKehamilan <4 minggu Count 14 0 14
% within UsiaKehamilan 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 13.0% .0% 12.7%
% of Total 12.7% .0% 12.7%
4-8 minggu Count 80 2 82
% within UsiaKehamilan 97.6% 2.4% 100.0%
% within TindakanMedis 74.1% 100.0% 74.5%
% of Total 72.7% 1.8% 74.5%
>8 Count 14 0 14
% within UsiaKehamilan 100.0% .0% 100.0%
% within TindakanMedis 13.0% .0% 12.7%
% of Total 12.7% .0% 12.7%
Total Count 108 2 110
% within UsiaKehamilan 98.2% 1.8% 100.0%
% within TindakanMedis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 98.2% 1.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square .696(a) 2 .706 1.000
Likelihood Ratio 1.188 2 .552 1.000
Fisher's Exact Test .573 1.000
Linear-by-Linear
.000(b) 1 1.000 1.000 .793 .587
Association
N of Valid Cases
110
a 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.
b The standardized statistic is .000.

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LamaRawatan 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
TindakanMedis 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Descriptives

Statistic Std. Error


LamaRawatan Mean 6.31 .283
95% Confidence Lower Bound 5.75
Interval for Mean Upper Bound
6.87

5% Trimmed Mean 5.90


Median 6.00
Variance 8.784
Std. Deviation 2.964
Minimum 1
Maximum 21
Range 20
Interquartile Range 2
Skewness 3.035 .230
Kurtosis 11.776 .457
TindakanMedis Mean 1.02 .013
95% Confidence Lower Bound .99
Interval for Mean Upper Bound
1.04

5% Trimmed Mean 1.00


Median 1.00
Variance .018
Std. Deviation .134
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 7.312 .230
Kurtosis 52.425 .457

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LamaRawatan .278 110 .000 .678 110 .000
TindakanMedis .536 110 .000 .115 110 .000
a Lilliefors Significance Correction

Mann-Whitney Test
Ranks

TindakanMedis N Mean Rank Sum of Ranks


LamaRawatan Laparotami +
salpingektomi 108 56.31 6082.00
Laparatomi +
Salpingostomi/s 2 11.50 23.00
alpingotomi
Total 110

Universitas Sumatera Utara


Test Statistics(b)

LamaRawatan
Mann-Whitney U 20.000
Wilcoxon W 23.000
Z -2.019
Asymp. Sig. (2-tailed) .044
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .040(a)
Exact Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. (1-tailed) .032
Point Probability .026
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: TindakanMedis

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LamaRawatan 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%
KSP 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Descriptives

KSP Statistic Std. Error


LamaRawatan Pulang sembuh/berobat Mean 6.29 .261
jalan 95% Confidence Lower Bound 5.77
Interval for Mean Upper Bound
6.81

5% Trimmed Mean 5.93


Median 6.00
Variance 6.834
Std. Deviation 2.614
Minimum 3
Maximum 21
Range 18
Interquartile Range 2
Skewness 3.158 .241
Kurtosis 13.229 .478
Pulang Atas Permintaan Mean 7.25 2.094
Sendiri (PAPS) 95% Confidence Lower Bound 2.30
Interval for Mean Upper Bound
12.20

5% Trimmed Mean 6.67


Median 4.50
Variance 35.071
Std. Deviation 5.922
Minimum 4
Maximum 21
Range 17
Interquartile Range 5
Skewness 2.265 .752
Kurtosis 5.212 1.481
Meninggal Mean 3.50 2.500
95% Confidence Lower Bound -28.27
Interval for Mean Upper Bound
35.27

5% Trimmed Mean .
Median 3.50
Variance 12.500
Std. Deviation 3.536
Minimum 1
Maximum 6
Range 5
Interquartile Range .
Skewness . .
Kurtosis . .

Universitas Sumatera Utara


Tests of Normality

KSP Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk


Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LamaRawatan Pulang sembuh/berobat
jalan .274 100 .000 .682 100 .000
Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS) .334 8 .009 .646 8 .001
Meninggal .260 2 .
a Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis Test
Ranks

KSP N Mean Rank


LamaRawatan Pulang sembuh/berobat
jalan 100 56.81
Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS) 8 44.75
Meninggal 2 33.00
Total 110

Test Statistics(a,b)

LamaRawatan
Chi-Square 2.179
df 2
Asymp. Sig. .336
Exact Sig. .374
Point Probability .000
a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: KSP

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai