Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Alam adalah guru manusia, kita wajib belajar dari sikap alam semesta yang tunduk
mutlak pada hukum-hukum yang telah di ciptakaan Allah SWT. Sebenarnya seluruh kejadian
yang ada di alam semesta ini sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan
konsep yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an. Gambaran jelasnya bahwa semua proses alam
semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al-Qur’an, apakah
diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia. Al-Qur’an merupakan sumber segala ilmu.
Al-Qur’an menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya,tentang penciptaan manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan
dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekitarnya seperti keingintahuan
tentang rahasia alam semesta ini.
Alam semesta merupakan sebuat bukti kebesaran Allah SWT, karena itu penciptaan
alam semesta dari ketiadaan yang memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Allah
SWT telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya untuk manusia dan telah
menyatakan tentang penciptaan alam semesta alam ini dalam ayat-ayat –Nya. Keingintahuan
manusia tentang alam semesta tidak hanya dari membaca Al-Qur’an saja, akan tetapi juga pada
saat melakukan perintah Allah SWT. Sehingga ia dapat menemukan kebenaran yang dapat
dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran Al-Qur’an, berdasarkan surat Yunus ayat
101. Oleh karena itu, tidak dapat diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta bukanlah
produk dari hasil pemikiran manusia, akan tetapi produk dari Allah Yang Maha Esa.

2. Rumusan Masalah
a. Kejadian Alam Semesta
b. Sunnatullah di alam semesta
c. Akhir dari alam semesta

3. Tujuan penulisan
a. Memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam
b. Mengetahui kejadian alam semesta
c. Mengetahui sunnatullah di alam semesta
d. Mengetahui akhir dari alam semesta

1
4. Manfaat Penulisan
a. Sebagai sarana untuk lebih mengetahui tentang petunjuk islam tentang alam semesta
b. Memudahkan pelajar yang ingin mengetahui tentang petunjuk dalam islam tentang
alam semesta

2
BAB II

PERMASALAHAN

Al-Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya
seluruh kejadian di alam semesta ini sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep
yang sudah tertera dalam Al-Qur’an. Gambaran jelasnya bahwa semua proses alam semesta ini
mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al-Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir
rahasianya oleh manusia.

Dengan kata lain kejadian di dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan “kenyataan
lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al-Qur’an,
sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak
memahaminya guna takwil isyarat-Nya.

Al-Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat islam, tetapi sebagai mediator menyampaikan
pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al-Qur’an yang sedemikian sempurna ini
memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta ini. Kemukjizatan Al-Qur’an ditandai
dengan keorisinilannya sejak diturunkan. Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapapun di
dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak lekang oleh dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut
mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur’an sanggup
menjawab tantangan sains modern.

Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep
penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an dan sains (ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan
sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa gas yang panas dan kemudian terpisah.
Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan
kabut gas tersebut selanjtnya melalui proses evolusi terbentuk milyaran matahari dengan planet-
planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerds yang pertama kali mengemukakan teori di
atas bernama Laplace dari Perancis dan Immanuel Kant dari Jerman.

Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Qur’an
telah menyebutkan secara gamblang. Sebagaimana tertulis dalam surat Al Anbiya ayat 30: “dan apakah
orang-orang kafir tidak tahu bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman?”.

3
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern,
maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur’an tidak dapat disangkal lagi
kebenarannya. Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya evolusi terbentuknya alam semesta sudah
dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur’an jauh sebelum sains modern mengemukakannya.

4
BAB III

PEMBAHASAN

1. Kejadian Alam Semesta


Teori yang berlaku pada abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran
yang tidak terbatas, ada tanpa awal dan terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan
ini, alam semesta tidak mempunyai awal dan akhir. Pandangan yang mengacu pada filsafar
materialis ini menolak adanya pencipta sambil masih berpendapat bahwa alam semesta
merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil dan tidak berubah atau statis.
Munculnya alam semesta dari tiada menjadi ada itu merupakan bukti terbesar
diciptakannya alam semesta. Mempelajari fakta ini akan mengubah banyak hal. Ini membantu
manusia dalam memahami arti kehidupan dan dalam memperbaiki sikap dan tujuannya.
Kenyataan bahwa semua bukti ilmiah mengarah pada keberadaan pencipta telah memaksa
mereka untuk mencari alternatif-alternatif yang membingungkan alam pikiran orang awam.
Meskipun demikian, bukti ilmu pengetahuan sendiri jelas-jelas mengakhiri perjalanan teoti-
teori ini.
Sekilas tentang proses pekembangan ilmiah terjadinya alam semesta :
a. Meluasnya alam semesta
Jauh sebelumnya, Hubble menemukan penemuan lain yang sangat penting,
yaitu bahwa bintang dan galaksi bergerak menjauh bukan hanya dari kita, tetapi juga
saling menjauh di antara mereka. Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu
alam semesta dimana semua bintang dan galaksi saling menjauh adalah bahwa alam
semesta “bertambah luas” secara tetap.
Alam semesta yang bertambah luas itu menunjukkan bahwa jika alam semesta
dapat bergerak mundur dalam hal waktu, maka alam semesta berasal dari “titik
tunggal”. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini mengandung pengertian
semua zat atau materi yang ada di alam semesta mempunyai “volume nol” dan
“kerapatan tak terbatas”. Alam semesta terjadi karena adanya titik tunggal yang
bervolume nol ini, ledakan luar biasa dahsyatnya yang disebut ledakan dasyat (Big
Bang) ini menandai dimulai terjadinya alam semesta.
Riset menunjukkan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi bergerak
menjauh dari kita dan saling menjauh, maksudnya, alam semesta ini meluas. Meskipun
kenyataan ini belum ditemukan oleh ilmu pengetahuan sampai abad ke-20, Allah telah
menjelaskan kepada kita dalam Al-Qur’an pada tahun 1400 tahun islam :

5
“dan, langit itu kami bangun dengan kekuasan-Nya (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa”. (Al-Dzariyat : 47).
b. Penciptaan zat
Sebenarnya, tatanan tak bercatat telah berlaku di setiap tahap sejak awal
keberadaammya. Contohnya alam semesta terbentuk di tempat dan waktu yang
berbeda, namun begitu terorganisirnya sehingga alam semesta seakan-akan dihasilkan
dari satu-satunya pabrik dengan kesadaran masing-masing. Mula-mula, elektron
mendapati sendiri suatu nukleus dan mulai mengelilngi, kemudian atom-atom menyatu
untuk membentuk zat, dan semuanya menghasilkan objek-objek yang bermakna,
bertujuan dan masuk akal. Sesuatu yang tidak wajar, mendua, tidak normal, tidak
bermanfaat dan tidak bertujuan tiak pernah terjadi. Segala sesuatu, dari unit terkecil
sampai unsur terbesar terorganisir dan mempunyai tujuan yang beragam.
Semua inimerupakan bukti kuat adanya Pencipta yang maha kuasa dan
menunjukkan kenyataan bahwa segala sesuatu itu menjadi ada sesuai dengan
kemauan-Nya kapan saja Dia kehendaki. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-
Nya di waktu Dia berfirman : jadilah, lalu terjadilah ... dan ditangan-Nya lah segala
kekuasaan di waktu sangkakala ditiup...”. (Al-An’am : 73).
c. Radiasi latar kosmos
Di tahun 1948, George Gamov muncul dengan gagasan lain dengan teori
ledakan dasyat itu. Ia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta melalui
peristiwa ledakan dasyat, ada limpahan radiasi di alam semesta ini yang tertinggal
karena peristiwa ledakan ini.
Pada tahun 1965, dua peneliti Arno Penzias dan Robert Wilson, secara
kebetulan menemukan gelombang-gelombang radiasi ini, yang disebut “radiasai latar
kosmos”, tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu, tetapi merambati seluruh
ruang angkasa. Jadi, gelombang panas yang diradiasikan secara merata dari sekeliling
itu adalah sisa yang tertinggal dari tahap awal ledakan dasyat.
Dengan bukti ini, akhirnya ledakan dasyat dapat diterima oleh para ilmuwan.
Model ledakan dasyat itu merupakan bagian terbaru yang dicapai ilmu pengetahuan
tentang terbentuknya dan dimulainya alam semesta.
Zat dan waktu yang diciptakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa yang tidak
bergantung pada semua pernyataan ini. Sang pencipta ini ialah Allah, Pemilik atau
Penguasa langit dan bumi.

6
2. Sunnatullah di Alam Semesta

Di dalam Ensiklopedi Islam, sunatullah diartikan sebagai jalan, perilaku, watak,


peraturan atau hukum, dan hadis. Sunatullah merupakan ketentuan-ketentuan, hukum-hukum,
atau ketetapan-ketetapan Allah SWT yang berlaku di alam semesta. (Ensiklopedi Islam Jilid
IV). Sunnah atau ketetapan Allah SWT antara lain:

1. Selalu ada dua kondisi saling ekstrem (surga-neraka, benar-salah, baik-buruk).

2. Segala sesuatu diciptakan berpasangan (dua entitas atau lebih). Saling cocok maupun
saling bertolakan.

3. Selalu terjadi pergantian dan perubahan antara dua kondisi yang saling berbeda.

4. Perubahan, penciptaan maupun penghancuran selalu melewati proses.

5. Alam diciptakan dengan keteraturan.

6. Alam diciptakan dalam keadaan seimbang.

7. Alam diciptakan terus berkembang.

8. Setiap terjadi kerusakan di alam manusia, Allah mengutus seorang utusan untuk
memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.

9. Adanya kelahiran dan kematian.

Tunduk dan patuhnya alam terhadap hukum yang ditetapkan Allah SWT tersebut
diterangkan di dalam Alquran surah an-Nahl ayat 17, yang artinya:

“Dan Dia menundukkan malam dan siang , matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami (nya).” (QS an-Nahl [16]: 17).

1. Keseimbangan yang luar biasa


Pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu
teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada
teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang
disebut Big Bang.Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu
ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam
semesta. Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan
menyanggah teori ini.

7
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang
ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi
dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema
dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar
tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat
ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia.

Penciptaan alam merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. Dan
penjelasan di atas adalah sebagian kecil dar ifakta dan data yang kita ketahui
tentang jagad raya tak terbatas yang Allah ciptakan jauh sebelum kita hidup. Kenyataan
tersebut membuktikan kemahaluasan dan kemahahalusan ilmu Allah dibandingkan
pengetahuan yang kita miliki. Tidak ada kesulitan bagi Allah untuk mencipta juga
menghancurkan alam semesta ini. Ungkapan kesyukuran atas segala nikmat alam
semesta ini dibuktikan dengan sikap berasahabat dengan alam yang lebih baik.

2. Desain dengan suatu tujuan

Ketika Roger Penrose, seorang fisikawan yang mendalami asal-usul alam semesta
emmbuktikan bahwa adanya alam semesta bukan suatu kebetulan belaka, ini menunjukkan
bahwa pasti ada tujuannya.

Sesungguhnya, pandangan Roger Penrose ini merupakan bahan pemikiran yang baik.
Seperti yang ditunjukkan oleh kata-kata tersebut, banyak orang salah mengira bahwa
adanya alam semesta dengan segala keharmonisannya yang sempurna bukan demi tujuan
apapun dan bahwa mereka hidup di alam semesta ini demi peran yang lagi-lagi tidak
bermakna.

Singkatnya, adanya alam semesta dan cara kerjanya itu berdasar pada keseimbangan
sangat cermat dan keteraturan yang tidak bisa dijelaskan dengan penyebab-penyebab
kebetulan. Sebagai bukti, alam semesta sama sekali tidak mungkin terbentuk sendiri atau
secara kebetulan setelah terjadinya suatu ledakan dasyat. Terbentuknya tata aturan
sedemikian itu, yang mengikuti suatu ledakan seperti ledakan dasyat, hanya dimungkinkan
sebagai hasil dan penciptaan yang super natural.

3. Akhir Dari Alam Semesta

Hari Kiamat merupakan hari yang digambarkan sebagai musnahnya seluruh alam dan
bumi dan kebangkitan semula. Kiamat berasal dari perkataan bahasa Arab iaitu ‫( قيام‬Qiyam)
yang bermaksud bangkit atau bangun. Sedangkan hari kiamat (kehancuran alam semesta

8
berserta dengan isinya) dalam bahasa Arab adalah "As-Saa’ah". Ia merupakan satu kepercayaan
dalam agama samawi, termasuk Yahudi, Kristian dan Islam. Hanya Allah yang mengetahui
tibanya waktu itu. Pengetahuan manusia mengenai hari itu terbatas pada hal-hal yang terkait
dalam al-Quran. Hari kiamat akan datang secara-tiba-tiba kala tak seorang pun
mengharapkannya.
Allah menyebut harı kiamat dalam al-Qur’an :
ْ‫ع ْن ُه ْم‬ ُْ ‫نُّكُرْ ش َْيءْ إلَى الدَّاعْ يَ ْد‬
َ ‫ع يَ ْو َْم‬
“Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat)
menyeru sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan)”. (al-Qamar: 6).

Hari kiamat berawal dari peniupan sangkakala (al-Muddatstsir: 8-10). Tatkala suara ini
diperdengarkan diseluruh penjuru dunia, mereka yang tidak memanfaatkan waktu yang
dikaruniakan kepada mereka oleh Allah untuk memperoleh ridhaNya akan dicekam oleh
ketakutan yang dahsyat. Dalam al-Qur’an, Allah memaparkan peristiwa menakutkan yang akan
terjadi pada hari itu:
ْ‫ساع َْةُ بَل‬
َّ ‫ساع َْةُ َم ْوع ُد ُه ْْم ال‬
َّ ‫َوأ َ َم ُّْر أ َ ْدهَى َوال‬
“Sungguh, hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat
dan lebih pait” (al-Qamar : 46).
Ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa peniupan sangkakala itu diikuti dengan gempa
dahsyat dan gemuruh keras yang memekakkan telinga. Dalam kekacauan dan hiruk-piruk ini,
gunung-gunung mulai goncang dan berguguran dengan bumi di bawahnya. (al-Zazalah : 1-8).
Gunung-gunung hancur luluh dan menjadi debu-debu yang berhamburan (al-Waqi’ah:
5-6). Semua nilai kebendaan yang mereka buru selama kehidupan mereka tiba-tiba lenyap :
. ‫طا َّم ْةُ جَاءتْ فَإذَا‬
َّ ‫ا ْلكُب َْرى ال‬
. ‫سانُْ يَتَذَك َُّْر يَ ْو َْم‬
َ ‫سعَى َما ْاْلن‬
َ
. ْ‫يَ َرى ل َمن ا ْلجَحي ُْم َوبُر َزت‬
“Maka, apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika)
manusia teringat akan apa yang telah diusahakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas
kepada setiap orang yang melihatnya” (al-Nazi’at : 34-36).
Pada hari itu, gunning yang terbuat dari batu, tanah, dan karang pun luruh laksana bulu
yang dihambur-hamburkan (al-Qari’ah: 5). Manusia melihat lautan meluap (al-Infithar : 3) dan
membara (al-Takwir : 6). Langit mulai goyah sebagaimana bumi dan mulai koyak, dengan
suatu cara yang sampai sekarang belum tersaksikan. Biru cerah warna langit yang biasanya
terlihat oleh manusia berubah dan menyerupai lelehan perak (al-Ma’arij: 8). Pada saat itu segala
benda di langit yang biasanya memberika penerangan tiba-tiba padam; matahari digulung (at-
Takwir: 1), bulan dibelah (al-Qamar: 1), dan matahari dan bulan disatukan (al-Qiyamah: 9).

9
Perempuan-perempuan hamil mengalami keguguran karena ketakutan yang mencekam
pada hari itu. Ketakutan semacam ini pula yang menyebabkan anak-anak menjauh dari ibu-ibu
mereka, istri-istri dari suami-suami mereka, dan keluarga-keluarga saling menjauh. Allah
memberitahukannya dalam al-Qur’an:
‫الصَّا َّخ ْةُ جَا َءتْ فَإذَا‬
ْْ ‫أَخيهْ م‬
. ‫ن ا ْل َم ْر ُْء يَف ُّْر يَ ْو َْم‬
. ْ‫َوأَبيهْ َوأُمه‬
. ْ‫َوبَنيهْ َوصَاحبَته‬
. ْ‫يُ ْغنيه شَأْنْ يَ ْو َمئذْ م ْن ُه ْْم ا ْمرئْ لكُل‬
“Dan apabila datang suara yang memekakkan telinga (tiupan sangkakala yang kedua), pada
hari ketika manusia lari dari saudaranya, dan ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-
anaknnya. Setiap orang dari meraka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.” (‘Abasa: 33-37).
Bagaimanapun juga, hari kiamat pasti datangnya. Diawali dengan kiamat-kiamat kecil
(qiyamatshughra) yaitu kematian-kematian dari seorang per seorang, dan akhirnya dengan
terjadinya kiamat besar (qiyamatkubra), yaitu hancurnya jagad raya. Keyakinan ini adalah inti
dari seluruh agama-agama langit yang dibawa oleh para Nabi. Ilmu pengetahuan pun
mendukung akan kebenaran keyakinan ini.
Untuk itu matahari dapat kita jadikan bahan pembuktian. Bahwa dalam proses masa, ia
akan padam dengan sendirinya yang tentu membawa musnahnya pula mahlukhidup di bumi ini
dimana mereka menggantung hidupnya pada sinar matahari. Contoh ini adalah kalau kiamatnya
alam itu karena padamnya bintang-bintang dan matahari.
Al-qur’an telaş memberikan ramalan ilmiah dalam surah al-Anbiya’ ayat 104. Semua
ini adalah pengajaran untuk manusai, bahwa jangankan hidupnya ini tidak kekal, alam semesta
pun demikian pula. Tujuannya agar manusia hidup di dunia ini untuk menciptakan bekal
sebanyak-banyaknya, yaitu amal shalih dan takwa kepada Allah SWT untuk menemui Allah
dalam keredhaannya pada Hari Akhirat kelak.

10
BAB IV

PENUTUP

1. Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang
mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari
ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Bisa dikatakan langit dan awan yang kita lihat selama ini
adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta. Bintang-bintang dan gas
terbentuk dari mengisi bagian dari dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran)
dan void (rongga). Jadi, alam yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang
kosong dan bagian yang terisi.
2. Sunnatullah pasti menjaga keseimbangan yang terdapat di alam semesta ini. Jika ada sesuatu
keseimbangan di alam semesta ini, secara melampaui batas atau berlebihan (berbuat dosa atau
kezaliman), dari yang amat ringan sampai amat berat, maka melalui sunnatullah Allah justru
pasti berbuat setimpal dengan apa yang telah dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan
serta sekaligus pasti menghukum hal yang telah merusaknya (secara lahiriah dan terutama
batiniah).
3. Menurut teori Big Crunch, alam semesta akan mulai runtuh perlahan-lahan dan kemudian akan
sekamin menambah kecepatan. Pada akhir proses alam semesta akan memiliki kepadatan yang
tak terbatas dan menjadi jauh panas dan kecil. Ini teori ilmiah berjalan sejajar dengan penjelasan
Al-Qur’an dari konsep ilmiah tertentu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Luth, Thohir dkk.2016.Buku Daras Pendidikan Agama Islam.Malang:Pusat Pembinaan Agama


Universitas Brawijaya

https://id.wikipedia.org/wiki/sunatullah

https://islamislami.com/2017/12/28/apa-itu-sunnatullah/

https://republika.co.id/berita/koran/dialog-jum’at/16/04/01/04y9465-sunnatullah-cara-kerja-
Allah

http://www.academia.edu/8383449/MAKALAH_PETUNJUK_ISLAM_TENTANG_ALAM_S
EMESTA

12

Anda mungkin juga menyukai