Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evolusi yang dibimbing oleh Ibu Siti Imroatul
Maslikah, S. Si, M. Si dan Bapak Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc.
Oleh :
Offering GHIL
Fira Fitria Jihans (160342606248)
Umur fosil merupakan salah satu bagian penting dalam arkeologi antara lain
untuk mengetahui sejarah batuan sedimen bumi, menentukan kaitan antar jenis
batuan pada satu tempat/lapisan dengan tempat/lapisan lain, dan mengajukan atau
membuktikan sebuah teori. Oleh karena itu penentuan umur fosil secara akurat
sangat diperlukan. Salah satu cara untuk menentukan umur fosil adalah dengan
mendeteksi keberadaan unsur radioaktif. Salah satu contoh adalah keberadaan
radioaktif karbon–14 (C14), yang sering disebut carbon dating (Yuliati et al, 2005).
Ketika organisme mati, maka konsumsi karbon berhenti. Karbon memiliki dua
isotop yaitu karbon–12 (C12) yang bersifat stabil dan karbon–14 (C14). . Untuk
menyingkat penulisan karbon-12 dan karbon-14 berturut-turut ditulis dengan C12
dan C14 (Suyarso, 2010) (Yusuf et al, 2015). Umur fosil dapat diperoleh dari
grafik yang menghubungkan persentase kuantitas C14 dengan waktu paro.
Persamaan yang mengatur hubungan kedua variabel ini dapat diperoleh dengan
perhitungan analitik atau numerik dengan pola interpolasi.
Atau
R = 0,693 N/Tparo peluruhan/s. (4)
Sehingga laju peluruhan C14 maksimum, yaitu sesaat setelah organisme mati
Menjadi Rmak=0,693*7,826*1011/(5.730*365*24*60) =180,079/mol.menit.
Laju peluruhan ini dapat ditentukan dengan pemindai cacah seperti Geiger
Counter atau sejenisnya.
Laju peluruhan C14 berkurang seiring pertambahan waktu sebanding dengan
waktu paronya. Setelah 5.730 tahun jumlah atom C14 akan bersisa separonya atau
3,913. 1011 atom/mol dan setelah 11.460 tahun akan bersisa 1,9565.1011
atom/mol. Begitu seterusnya setiap pertambahan waktu kelipatan 5.730 tahun, sisa
C14 menjadi satu per dua dipangkatkan banyaknya kelipatan 5.730 dikalikan
jumlah atom awal. Dalam pernyataan matematis dapat ditulis jikawaktu
bertambah sebanyak 5.730 x n tahun maka sisa atom C14 menjadi 1/2n x
7,826.1011 atom/mol.
Data dari pemindai cacah (R) dipakai untuk menghitung banyaknya atom
C14 yang tersisa. Dari persamaan (1) diperoleh
N(C14) tersisa = R .Tparo /0,693. (5)
Normalnya 1 mol zat mengandung 6,03. 1023 atom.
Rasio C14/C12 tersisa = R .Tparo /0,693/6,03.1023 (6)
Sehingga rasio C14 tulang mati dengan C14
tulang hidup:
Rasio C14 sisa/C14 awal = R .Tparo /0,693/6,03.1023 / 1,3.10-12 (7)
Rasio C14 sisa/C14 awal umumnya tidak merupakan kelipatan waktu paro,
sehingga diperlukan metode interpolasi untuk menentukan nilai rasio tersebut.
Metode interpolasi yang digunakan adalah interpolasi Lagrange dengan rumus
2. Macam Radioaktif yang dapat digunakan untuk mengukur usia fosil
dan waktu paruhnya
Isotop uranium punya waktu paruh yang sangat lama yaitu 1 milyar tahun.
Metode ini tidak bisa dipakai untuk fosil yang hanya berumur jutaan tahun dan
juga hasil produk peluruhan uranium yaitu timbal, yang merupakan elemen yang
bisa mudah berikatan dengan elemen lain. Isotop potassium punya waktu paruh
1,3 milyar tahun sehingga keakuratannya bisa mengukur fosil yang berumur
100.000 – 1 milyar tahun yang lalu. Hasil peluruhan Potassium adalah Argon,
yang merupakan gas mulia, sehingga sulit untuk berikatan dengan elemen lain.
Potassium atau Kalium juga merupakan elemen yang sering ditemukan dalam sel
makhluk hidup. Potassium- 40 adalah unsur radioaktif lainnya yang alami
ditemukan dalam tubuh anda dan memiliki waktu paruh 1,3 miliar tahun.
Kebanyakan unsur karbon berada dalam bentuk stabil karbon-12 (12C)
(enam proton, enam neutron) atau karbon-13(13C),, namun sejumlah yang sangat
kecil (sekitar 0,0000000001%) ada sebagai radioaktif karbon-14(14C)-(enam
proton, delapan netron). Tumbuhan hidup dan hewan terdiri= dari 14C bersama
dengan isotop karbon lainnya, tetapi ketika mereka mati dan fungsi metabolis
memereka berhenti, mereka berhenti menyerap karbon. Seiring dengan itu, 14C
meluruh menjadinitrogen-14(14N); setengahnya akan terjadi setelah sekitar 5730
tahun (ini adalah isotop yang setengah-hidup), setelah sekitar 60.000 tahun, semua
14C akan hilang. Waktu paruh carbon-14 5.700 tahun, ia hanya sah untuk
penentuan usia benda hingga 60.000 tahun. Walau demikian, prinsip carbon-14
berlaku pada isotop lainnya pula.
Isotop radioaktif lain yang dapat digunakan untuk mengukur usia bahan
non-organik (seperti batu) dan bahan-bahan yang lebih tua (sampai
miliarantahun). Salah satu dari radioisotop ini adalah adalah kalium- 40, yang
dapat ditemukan di batuanvulkanik. Setelah batu vulkanik mendingin, kalium-
40(40K) akan meluruh menjadi argon-40(40Ar) dengan waktu paruh 1,25 miliar
tahun. Dengan ratio ini memungkinkan untuk mengukur rasio 14K terhadap
40Ar,dengan ini dapat diperkirakan umur batu tersebut, tetapi metode ini kadang
kurang tepat.
3. Bukti Biogeografi
Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan.
Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies
baru muncul pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau
tempat asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi
mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah daerah biogeografis
yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada
daerah biogeografis berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama (Frida, 2006).
Contoh bukti biogeografi nyata yang telah diteliti oleh para ilmuwan adalah
burung finch. Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan
Galapagos yang dulu dipakai Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi,
kini terbukti cocok dengan teori itu mereka memang berevolusi (Schmid, 2006).
Beragam burung Finch yang ditemukan di Kepulauan Galapagos ini diduga berasal
dari nenek moyang yang sama. Burung Finch diduga mengalami isolasi geografis
sehingga sekarang ini ditemukan burung finch dengan berbagai macam bentuk
paruh. Bentuk paruh disesuaikan dengan cara memperoleh makanannya. Perbedaan
bentuk paruh ini diduga sebagai salah satu reaksi adaptasi terhadap habitat yang
berbeda-beda.
4. Bukti Paleontologi
Fosil (dalam bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah"
) adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun
oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu, atau kadang-kadang hanya bekas-
bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan terdapat dalam keadaan
tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu bagian atau beberapa bagian dari tubuh
makhluk hidup. Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati disebabkan karena
pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai dan lain-
lain. Fosil-fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan bumi, sehingga
penentuan umumnya didasarkan atas umur lapisan yang paling dalam, mempunyai
umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang ditemukan yang lebih atas
mempunyai umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil-fosil yang
ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan fosil-fosil yang telah
ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai ke yang muda
menunjukkan ada perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur maka dapat
disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi (Widodo, Lestari, U.,
Amin, M., 2003).
Daftar Pustaka