Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FungsiPegolahanlahan
1 Gulmaakanmatidanmembusukmenjadi humus
2 Aerasitanahmenjadilebihbaik
3 Lapisanbawahtanahmenjadijenuhdanbisamenahan air
TahapPengolahan Tanah
1 Penggenangantanahsawahsampaitanahmenjadijenuh
Inti : 45 Menit air
2 Membajaksebagaiawalmemecahdanmembaliktanah
3
Menggaruuntukmenghancurkandanmelumpurkantana
h
Ciri Tanah yang telahselesaiolahdansiapuntukditanami
1 Tanah terolahsampaimelumpur
2 Air tidaklagibanyakmerembeskedalamtanah
3 Permukaantanah rata
4 Bersihdarisisagulmadantanaman
5 Pupuktercampur rata
MemberikanKesempatankepadapesertauntukmengajukan
Tanya Jawab : 15 Menit
pertanyaan
Menyampaikan point pentingmateri yang
Penutup : 10 Menit
telahdisampaikandan kata katapenutup
Lokasi : RumahPengurusPoktan
Bangun Sari, 3 April 2014
Penyuluh Pertanian Desa Bangun Sari
YUNI ERIYANTI,SP
SINOPSIS
Yang dimaksudPengolahanLahanadalah proses
membaliktanahdarilapisanbawahtanahkepermukaantanah agar terjadi proses
pertukaranaliranudara, air bisameresapmasukdansinarmataharimasukkedalamnya. Padasaat yang
sama, sisa-sisajeramiataurumputpadalapisanatasberadadibawah agar terjadi proses pembusukan.
Proses pengolahanpadapadisawahinidiawalidenganmengalirkan air kedalamnya.
Setelahbeberapaharitanahsawahdikeringkan. Setelahitu, proses
selanjutnyaadalahtanahtersebutdibalik.
Setelah proses iniselesai, sebaiknyaditambahkanpupukkandang. Kebutuhanpupukkandang
minimal 1-2 ton pehektar. Lebihbaiklagi, diberikanjeramipadi yang telahdikompos.
Ataubisajugadimasukansekampadihasilataugabah. Semakinbanyaksemakinbaik.
Uraian Waktu
Pendahuluan Pembukaan 2,5 menit
Perkenalan 2,5 menit
SRI 10 menit
SINOPSIS
Judul Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
Bagian Awal :
Peningkatan dosis pemupukan anorganik perlu diimbangi dengan pemupukan organik.
Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup
dalam kondisi tergenang air. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan
rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih
tinggi. Prinsip metode SRI : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang
per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar
tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus,
penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk
organik.
Bagian Utama :
Pengolahan Tanah
- Dibajak/dicangkul,masukkan pupuk organik, digemburkan (struktur Lumpur sempurna),
ratakan, air merata di atas petakan sawah, dan inkubasi 7 – 10 hari
Persemaian
- Di petakan sawah atau baki plastik atau kotak dari bambu (mudah waktu pemindahan,
pencabutan dan penanaman). Tempat persemaian dilapisi daun pisang yang sudah
dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah subur bercampur pupuk
organik 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm, taburkan benih yang sudah dikering anginkan /
tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti, tutup dengan tanah subur atau campuran
pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin). Pada umur 5 hari setelah semai
(HSS) bibit siap untuk di tanam (dibawah umur 15 HSS). Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari
hasil perendaman (benih bermutu)
Penanaman
- Pola Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm. Garis Petakan sawah dengan caplak,
ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan
yang akan ditanam, cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan
akar tidak putus (sesegera mungkin ditanamkan), letakkan akar pada salah satu garis caplak,
lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat, dan
pupuk organik minimal 2 ton/ha (sesuai anjuran Petugas Pertanian).
Penyiangan
- Manual atau Rotary Weeder atau alat lain untuk membasmi gulma dan penggemburan
tanah. Penyiangan 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan keadaan gulma yang ada. Semakin
sering penyiangan dapat meningkatkan produksi padi
Pemberian Air
- Terputus – putus (intermitten) 1 minggu sekali sampai umur 50 – 60 HST, ketinggian air
maksimal 2 cm (paling baik macak – macak/ 0,5 cm). Pada umur 50 – 60 HST air setinggi 5 -
10 cm selama 4 hari (menekan anakan tidak produktif), lakukan pengeringan total sampai
padi di panen.
Panen
- Semua bulir sudah menguning/gabah sudah masak (bila digigit tidak berair). Waktu panen
SRI lebih cepat disbanding sistem konvensional
Bagian Terakhir :
SRI mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara : pengelolaan tanaman, tanah, air,
dan unsur hara. Metode ini dapat menghemat air, hemat biaya, hemat waktu, dan
meningkatkan produksi.
9. Evaluasi
Bertanya kepada salah satu Penyuluh/Kontak Tani tentang kelebihan budidaya padi berbasis
organik SRI
10. Pengakhiran
Memberikan motivasi kepada Penyuluh/Kontak Tani untuk mensosialisasikan budidaya padi
berbasis SRI.
I. PENDAHULUAN
Prioritas permasalahan pembangunan pertanian saat ini adalah : pemantapan ketahanan
pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, penanggulangan pengangguran dan
kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan dosis pemupukan anorganik
tanpa diimbangi dengan pemupukan organik terbukti tidak mampu untuk meningkatkan
produktivitas padi. Pada tahun 1980 tercatat 60 persen luas areal persawahan di Indonesia
hanya mengandung C – organik tanah < 1,5 persen dan pada tahun 1999 luas lahan yang
mengandung C – organik tanah < 1,5 persen meningkat menjadi 80 persen. Pada tahun 1980,
1990 dan 1999 Peningkatan dosis pupuk anorganik berturut – turut 268 kg/ha, 410 kg/ha dan
417 kg/ha produksi rata – rata 3,8 ton/ha, 5,1 ton/ha dan 4,8 ton/ha, hal ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan produktivitas sebesar 300 kg/ha pada tahun 1999.
Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup
dalam kondisi tergenang air. Dalam kondisi tergenang air (anaerob) tanaman padi
memerlukan energi yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym) pada
kondisi ini 70 persen jaringan aerenchym mengalami degradasi dan mati, sedangkan pada
kondisi lembab (aerob) jumlah sel aerenchym produktif lebih banyak selama masa vegetatif
(moist during vegetatif fase), ini menunjukkan bahwa kebutuhan air dapat dihemat sampai 50
persen.
Pengaturan tata udara tanah dalam kondisi tanah lembab secara bergantian dapat
meningkatkan keanekaragaman dan biota tanah untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman padi. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan
rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih
tinggi. Prinsip – prinsip metode SRI adalah : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit
1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( <
30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan
terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk
menggunakan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim kemarau
1999 rata – rata produksi 6,2 ton/ha dan musim penghujan rata – rata 8,2 ton/ha (Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat).
V. Persemaian
- Dapat dilakukan di petakan sawah atau menggunakan baki plastik atau kotak yang terbuat
dari bambu agar mudah pada waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman
- Tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum
benih disemaikan berikan tanah yang subur bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1
: 1 dengan tinggi tanah 4 cm
- Taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan
teliti lalu tutup dengan tanah yang subur atau campuran pupuk kandang dan kompos
(usahakan setipis mungkin)
- Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit sudah siap untuk di tanam dan usahakan bibit
sudah ditanam semuanya dibawah umur 15 HSS
- Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman pada point IV di atas
VI. Penanaman
- Pola penanaman menggunakan Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm
- Garis Petakan sawah dengan caplak
- Ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke
lahan yang akan ditanam
- Cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus
- Setiap batang bibit yag telah dicabut sesegera mungkin ditanamkan (kurang dari 30 menit)
sudah ditanam di petakan sawah (satu bibit setiap lubang tanam)
- Pada waktu menanam letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan
tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
VII. Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat
- Gunakan pupuk organic minimal 2 ton/ha atau sesuai anjuran Petugas Pertanian
VIII. Penyiangan
- Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Rotary Weeder atau alat lain dengan
tujuan untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah
- Lakukan penyiangan sesering mungkin atau setiap 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan
dengan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dilakukan dapat meningkatkan
produksi padi
XI. Panen
- Bila semua bulir sudah menguning atau gabah sudah masak dengan indikasi bila digigit
tidak berair
- Waktu panen SRI lebih cepat disbanding dengan system konvensional
MATERI
Secara umum pestisida organic atau nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya adalah tumbuhan Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi
yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai
(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman
bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan, akan
membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di alam.
Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga aman dikonsumsi manusia.
Pestisida nabatimenjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis.
Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk
yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.
Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian
dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya
SINOPSIS
Penggunaan pestisida khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman saat
ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/ kimia
memberikan keuntungan secara ekonomis, namun dapat mendatangkan kerugian diantaranya
adalah residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara dan
penggunaan terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi dari berbagai jenis hama.
Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72 %
agens pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti, yaitu pestisida yang ramah
lingkungan. Satu alternatif pilihan adalah penggunaan pestisida hayati yang berasal dari
tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan. Tumbuhan mempunyai bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami
terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi
lingkungan karena cepat terurai di tanah dan tidak membahayakan hewan, manusia atau
serangga yang bukan sasaran.
Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai pendamping petani, seyogyanya dapat
menyebarkan informasi teknologi terkini yang dapat menjawab keluhan dan memenuhi
kebutuhan petani dilapangan, salah satunya dengan cara menginformasikan manfaat dan cara
penggunaan pestisida organic kepada para petani.
Pendahuluan 1. Salam 2’
2. Perkenalan 5’
Isi/Materi MEMBUAT SUSU KEDELAI TIDAK BERBAU
LANGU
1. Pemilihan Bahan Baku Kedelai. 15’
2. Sortasi Bahan Baku -;-
3. Perendaman -;-
4. Perebusan -
5. Pengelupasan -
6. Pehilangan Bau Langu. -
7. Penggilingan/Pembuburan. -
8. Pengemasan -
9. Pemasakan -
10. Penyaringan 60’
Praktek 15’
diskusi
Pengakhiran 1. Salam Penutup 2’
2. Pembacaan kesimpulan 6’
.
(Heriawan, SP)
NIP. 196803081988031001
========================================================================
SINOPSIS
Ketika protein sangat dibutuhkan sementara kandungan kolesterol perlu dihindari, maka susu
kedelai bisa menjawabnya sebagai susu bebas kolesterol. Tidak hanya sebatas itu, bayi maupun
anak dalam masa pertumbuhan kebutuhan gizinya juga bisa ditunjang oleh susu kedelai. Menambah
kesempurnaan susu kedelai memungkinkan untuk ditambahkan berbagai vitamin yang biasanya
terkandung dalam susu maupun asi. Berdasarkan pengalaman dalam proses pembuatan susu kedelai
untuk menghasilkan susu kedelai yang berkualitas baik adalah biji kedelai varietas impor dibanding
biji kedelai lokal. Hal ini disebabkan karena bijinya besar, warnanya kekuningan dan lebih bersih,
sehingga bila dilakukan perendaman bijinya cepat empuk dan jika diperas maka air susunya lebih
kental. Untuk mempermudah pengelupasan kulit kedelai dan pemblenderan, sebelum direbus
dilakukan perendaman kedelai dengan larutan baking soda 0,5 % selama 20 menit. Perebusan
perendaman dilakukan dengan cara merebus selama 15 menit setelah air rebusan mendidih, setelah
itu diangkat dan ditiriskan, bilas dengan air segar. Bau dan rasa langu dapat dihilangkan dengan cara
mematikan enzim lipsigenase dengan suhu panas, dengan cara merendam biji kedelai yang telah
bersih dengan air panas selama 20 menit sebelum proses penggilingan. Kedelai yang sudah bersih
dilakukan proses penggilingan/pemblenderan, Bubur encer biji kedelai disaring dengan kain kasa dan
filtratnya merupakan susu kedelai mentah, Masak susu kedelai mentah dengan cara diaduk-aduk
secara terus-menerus diatas api kecil sampai mendidih, Susu kedelai yang sudah jadi dapat dikemas
dengan menggunakan plastik atau gelas aqua yang ditutup dengan aqua sealer. Makin dikenalnya
susu kedelai, membuat susu nabati ini makin berperan sebagai susu alternatif pengganti susu sapi,
karena ternyata penggunaan dan manfaat susu kedelai disaat krisis adalah solusi yang tepat
=========================================================================
I. PENDAHULUAN
Pada keadaan yang serba mahal akan produk susu hewani serta tidak mengurangi nilai
gizinya, susu kedelai dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif subtitusi maupun pengganti susu
sapi secara keseluruhan.
Ketika protein sangat dibutuhkan sementara kandungan kolesterol perlu dihindari, maka
susu kedelai bisa menjawabnya sebagai susu bebas kolesterol. Tidak hanya sebatas itu, bayi maupun
anak dalam masa pertumbuhan kebutuhan gizinya juga bisa ditunjuang oleh susu kedelai.
Menambah kesempurnaan susu kedelai memungkinkan untuk ditambahkan berbagai vitamin yang
biasanya terkandung dalam susu maupun asi.
Dalam pelaksanaan pembuatan susu kedelai teknologinya sangat sederhana, peralatan yang
dibutuhkan seadaanya dan mudah dipahami tehnik pembuatannya. Namun perlu diketahui bahwa
ada beberapa faktor yang menyebabkan produk olahan kedelai kurang disukai, antara lain bau langu,
atau bau kacang, rasa pahit dan rasa seperti kapur.
Dengan pengolahan yang baik maka bau langu tersebut akan hilang. Untuk membuat susu kedelai
dengan warna putih seperti susu, rasa gurih dan tidak berbau langu sangatlah mudah, yang penting
kita memahami proses pembuatan susu kedelai.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat susu kedelai yaitu :
4. Perebusan
Perebusan perendaman dilakukan dengan cara merebus selama 15 menit setelah air
rebusan mendidih, setelah itu diangkat dan ditiriskan, bilas dengan air segar.
5. Pengelupasan
Pisahkan kulit kedelai dengan cara meremas-remas biji kedelai dengan tangan kemudian
tambahkan air, kulit yang mengambang dapat dibuang. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang
sampai kulit bersih.
7. Penggilingan/Pembuburan.
Kedelai yang sudah bersih dilakukan proses penggilingan dengan cara menambahkan air
mendidih sehingga jumlah air secara keseluruhan mencapai 10 kali lipat bobot kedelai kering,
sebagai contoh apabila berat kedelai yang digunakan 250 gr maka air yang digunakan untuk
pengenceran susu kedelai 2.500 ml.
8. Penyaringan
Bubur encer biji kedelai disaring dengan kain kasa dan filtratnya merupakan susu kedelai
mentah.
9. Pemasakan
Masak susu kedelai mentah dengan cara diaduk-aduk secara terus-menerus diatas api kecil
sampai mendidih, dan untuk menambahkan cita rasa dapat ditambahkan garam secukupnya dan
gula sebanyak 150-200 gr atau flavour seperti coklat, moka, pandan, strobery secukupnya.
10. Pengemasan
Susu kedelai yang sudah jadi dapat dikemas dengan menggunakan plastik atau gelas aqua
yang ditutup dengan aqua sealer. Masa kadaluarsa susu kedelai cair lebih kurang tiga hari, bila pada
pengolahannya diberi zat pengawet tahan sampai 7 hari. Bila dipasteurisasi dan disimpan di lemari
es dapat berumur lebih dari 7 hari.
Makin dikenalnya susu kedelai, membuat susu nabati ini makin berperan sebagai susu alternatif
pengganti susu sapi, karena ternyata penggunaan dan manfaat susu kedelai disaat krisis adalah
solusi yang tepat.
PUSTAKA
Saptoningsih, 2009. Dalam sinar Tani Edisi
15-21 Juli 2009 No.3312 Tahun XXXIX. Rubrik Inovasi hal 18.