Asuhan Keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko Laporan Komuda Psik Umy 2013docx
Asuhan Keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko Laporan Komuda Psik Umy 2013docx
TAHUN 2015
Disusun oleh
(20130320116)
2015
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Paraf
Tanggal Refleksi kasus
Mahasiswa Pembimbing
KASUS
Seorang remaja bernama DA (19 tahun) sudah tidak sekolah dan tinggal bersama
keluarganya. Ia seorang perokok sejak kelas 9 SMP. Anggota keluarganya yang laki-laki pun
merupakan perokok termasuk kakeknya yang dahulu merupakan perokok berat, kini terkena
stroke. Kakek dan neneknya sama-sama memiliki riwayat hipertensi hingga neneknya kini
mengalami kardiomegali. Semua temannya juga seorang perokok.
A. Identitas Klien
Nama : DA
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Kemuning, Ngebel RT01 RW05, Tamantirto, Kasihan.
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : tidak bekerja
Tanggal pengkajian : Sabtu / 27 juni 2015
Tanggal intervensi : Minggu / 28 juni 2015
B. Keluhan Utama
Klien tidak mengalami masalah kesehatan aktual namun klien merupakan
perokok dan memiliki keinginan untuk berhenti meskipun belum ada dukungan nyata
dari teman maupun keluarga.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan bahwa ia seorang perokok, ia merokok sekitar 3 batang per hari
namun tidak selalu rutin tiap hari.
2. Riwayat kesehatan lalu
D. Analisa Data
No Hasil pengkajian
TTV
A. INSPEKSI
- Keadaan umum pola nafas klien normal, regular, tidak ada penggunaan otot tambahan maupun
cuping hidung.
- Tidak ada retraksi interkosta maupun retraksi supraclavicular.
- Warna kuku pink muda sedikit putih keunguan. Warna bibir terlihat agak menghitam.
- Bentuk thorax bagian depan maupun punggung simetris. Tidak ada barrel chest, funnel chest
depresi, kifosis, lordosis,maupun scoliosis.
- Terlihat pulsasi iktus kordis.
B. PALPASI
- Teraba iktus kordis di area intercostal 4 dan 5
- Tidak ada nyeri tekan pada costa dan punggung
- Ekspansi paru sama, teramati dari gerakan nafas antara sisi kiri dan kanan yang pergerakannya
seimbang.
- Fremitus suara paru kanan dan kiri sama.
C. PERKUSI
- Batas paru normal
D. AUSKULTASI
- Suara paru normal (vesikuler) di sisi kanan dan kiri. Tidak terdengar wheezing, ronchi, maupun
gurgling.
No Data Fokus Problem Etiologi Diagnosa Keperawatan
E. Prioritas Diagnosa
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b/d merokok, kurang dukungan sosial d/d bibir terlihat kehitaman, merokok sejak kelas9 SMP
dan merokok +-3 batang per hari (namuntidakpasti setiaphari), Gagal mencapai pengendalian yang optimal (klien mengatakan teman
dan keluarganya seorang perokok),
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri b/d kurang dukungan social d/d Terlihat paman dan ayahnya merokok dirumah dan tidak
ada anggota keluarga lain yang menegur, klien mengungkapkan keinginannya untuk mengatasi penyakit dengan mengatakan bahwa
ingin berhenti merokok, dan Klien mengungkapkan kesulitan dengan regimen yang ditetapkan/yang harus dijalani untuk berhenti
merokok dengan mengatakan bahwa belum ada dukungan dari keluarga dan teman yang kebanyakan dari mereka adalah perokok
sehingga membuat ia tergoda untuk kembali merokok.
1
Minggu, 28 Perilaku kesehatan cenderung Acceptance : Health status Health Education
Juni 2015 berisiko b/d merokok, kurang Setelah dilakukan asuhan O :
dukungan sosial d/d bibir terlihat keperawatan selama 1x30 menit kaji pengetahuan klien tentang
kehitaman, merokok sejak kelas9 kepada Tn. DA masalah kesehatan khususnya bahaya
SMP dan merokok +-3 batang per keperwatan perilaku kesehatan rokok terhadap tubuh dan gaya
hari (namuntidakpasti setiaphari), cenderung berisiko akan teratasi hidupnya, keluarga maupun
Gagal mencapai pengendalian dengan kriteria hasil: lingkungan sosialnya.
yang optimal (klien mengatakan - Klien mampu mengenali situasi Identifikasi faktor internal
teman dan keluarganya seorang atau kondisi kesehatannya maupun eksternal yang mungkin
perokok), secara nyata (mampu mengenali meningkatkan atau menurunkan
perubahan pada tubuhnya akibat perilakunya.
rokok) N
- Mampu menyesuaikan diri Tegaskan kepada klien dengan
untuk mengubah status segera terkait efek positif jangka
kesehatannya menjadi lebih pendek dari berhenti merokok
baik dengan mulai daripada efek positif jangka
membiasakan untuk tidak panjangnya.
terpengaruh temannya untuk Berikan pendidikan kesehatan
merokok. terkait bahaya merokok bagi
- Membuat keputusan terkait tubuh.
kesehatannya dengan E
memutuskan dan meniatkan Ajarkan strategi yang mungkin
untuk berhenti merokok. dapat digunakan untuk melawan
kebiasaan atau perilakunya yang
Risk Control: Tobaco Use tidak sehat (merokok)
Setelah dilakukan asuhan C
keperawatan selama 1x30 menit Kolaborasi dengan keluarga
kepada Tn. DA masalah untuk mendukung perubahan
keperwatan perilaku kesehatan perilaku klien yang tidak sehat
cenderung berisiko akan teratasi (merokok)
dengan kriteria hasil:
1. Klien menjadi lebih paham
terkait risiko mengkonsumsi
rokok.
2. Klien memahami peran dan
fungsi layanan kesehatan yang
sesuai untuk mengatasi
masalahnya misalnya MTCC.
3. Klien memahami cara
menggunakan atau
mengaplikasikan tips atau
strategi untuk berhenti
merokok.
4. Klien memahami bagaimana
cara untuk menghindari situasi
social yang mendorong untuk
merokok.
G. Evaluasi
Nama klien : Tn. DA
Usia : 19 tahun
Alamat : Ngebel
Diagnosa Keperawatan :-
Tindakan : melakukan pengkajian (anamnesis, pemeriksaan fisik thorax)
Hari/Tanggal : Sabtu/ 27 juni 2015
Waktu : 14.00 WIB
S : klien mengatakan :
Ia seorang perokok dan merokok sejak kelas 3 SMP.
Merokok +- 3 batang perhari, namun tidak pasti setiap hari.
Merokok karena ikut-ikut teman
Banyak temannya yang perokok.
Ayah dan paman juga seorang perokok.
Ingin berhenti merokok dan pernah mencoba untuk berhenti namun tidak berhasil
karena tergoda teman dan keluarga yang merokok
O : Inspeksi :
- Keadaan umum pola nafas klien normal, regular, tidak ada penggunaan otot tambahan
maupun cuping hidung.
- Tidak ada retraksi interkosta maupun retraksi supraclavicular.
- Warna kuku pink muda sedikit putih keunguan. Warna bibir terlihat agak menghitam.
- Bentuk thorax bagian depan maupun punggung simetris. Tidak ada barrel chest, funnel
chest depresi, kifosis, lordosis,maupun scoliosis.
- Terlihat pulsasi iktus kordis.
Palpasi :
P : Pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok pada minggu, 28 Juni 2015 pukul
16.00 wib
Perawat
O : klien terlihat memahami materi penkes yang diberikan dan terlihat antusias
Perawat
Dari proses pelaksanaan komuda tahun ini secara umum berjalan dengan baik dan tanpa
hambatan berarti kecuali dalam proses pencarian pasien atau keluarga yang akan dijadikan
objek pemeriksaan pada komuda kali ini yang sedikit sulit karena banyak dari kami yang
mencari keluarga yang memiliki masalah kesehatan agar kami dapat melihat, mengkaji dan
mengintervensi klien dengan dengan masalah kesehatan. Namun informasi kami tentang
keluarga yang demikian di daerah sekitar UMY sangat terbatas, hal tersebuat membuat kami
berkali-kali ke keluarga yang sama dengan kelompok lain dan sempat juga mendapat
penolakan. Kemudian terkait pelaksanaannya kebanyakan dari kami sudah lupa dengan
materi yang akan digunakan untuk proses pengkajian maupun intervensi sehingga membuat
kami sedikit kebingungan dan sempat terlupa dalam melakukan proses pengkajian. Namun
meskipun demikian saya merasa lebih berkesan komuda kali ini disbanding tahun kemarin
karena pada tahun ini kami mendapat bimbingan yang luar biasa optimal yang membuat kami
lebih paham terkait proses keperawatan khususnya melakukan intervensi dan membuat
asuhan keperawatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BAHAYA MEROKOK
A. Identifikasi masalah
Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang banyak sekali dilakukan
masyarakat, padahal merokok mengakibatkan banyak dampak buruk bagi tubuh si
perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) tersebut.
Kebanyakan dari mereka masih memiliki persepsi yang salah tentang merokok dan
sebagian dari mereka yang sudah mengetahui bahayanya masih belum memiliki
keyakinan yang pasti untuk tidak merokok dan masih terpengaruh oleh lingkungan
yang merokok.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh
terhadap tingginya tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat.
B. Pengantar
Topik : Rokok
Sub pokok bahasan : Bahaya rokok terhadap tubuh
Sasaran : Tn. DA
Durasi : 15 menit
Hari/tanggal : Minggu/ 28 Juli 2015
C. Tujuan
D. Metode
- Ceramah
- Diskusi
E. Media
- Materi SAP
- Lembar balik
H. Kriteria Evaluasi
1. Metode evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Jumlah soal : 1 soal
4. Evaluasi struktur:
- Tn. DA berada di rumahnya
- Penyelenggaraan dilaksanakan di rumah Tn.DA
- Pengorganisasian penyelenggaraan (kontrak waktu) pendidikan kesehatan
dilakukan sebelumnya.
5. Evaluasi proses
- Klien antusias terhadap materi pendidikan kesehatan
- Klien merepon proses pendidikan kesehatan dengan baik.
- Klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan baik.
6. Evaluasi hasil
- Klien sudah mengerti, memahami, dan mau mencoba melaksanakan tips berhenti
merokok.
- Klien hadir saat pertemuan
I. Kegiatan penyuluhan
Pembukaan :
Evaluasi
Terminasi :
J. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Sri Andini Widya Ningrum
2. Observer : Dosen pembimbing (Ibu Baiq Fitria Frisma L, S.Kep., Ns.)
K. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan
2. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan
kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap
sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok
termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di
dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan
banyak lagi.
Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon
monoksida.Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui
menjadi penyebab kanker (karsinogen). Nikotin turut menjadi puncak utama risiko
serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit
jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung
merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah pembunuh yang
keempat. Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan
oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan,
yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung,
mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah,
jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing,
yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.
3. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan
penggunaan filter pada rokok.
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
4. Tipe Perokok
Perokok pasif adalah orang- orang yang tidak merokok namun hidup/ bekerja
sepanjang hari bersama- sama dengan perokok. Orang- orang tersebut dalam
waktu yang lama juga berisiko menderita penyakit yang sama seperti seorang
perokok. Ini disebabkan mereka menghirup asap rook disekitarnta.
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok
lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun
pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu
sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan
rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.
Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60
menit dari bangun pagi.
a. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.
b. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
c. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan.
Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara.
Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih
berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
d. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
e. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan
rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan
perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik
rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf
hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat
dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
f. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja
merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang
lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
g. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.