Anda di halaman 1dari 3

Pergerakan cairan tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

1. Fase I : plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal
2. Fase II : cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III : cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel

Distribusi cairan tubuh

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Cairan intraseluler (CIS)


Cairan intraseluler merupakan cairan yang berada di dalam sel tubuh dan berfungsi
sebagai media tempat aktivitas kimia sel berlangsung. Cairan ini merupakan 70% dari
total cairan tubuh (total body water). Pada individu dewasa CIS menyusun sekitar 40%
berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh (total body water).
2. Cairan ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang berada di duar sel dan menyusun 30% dari
total body water. 20% dari berat tubuh merupakan cairan ekstraseluler. Cairan ini terdiri
atas plasma (cairan intravaskular) 5%, cairan interstitial 10-15% dan cairan transeluler 1-
3%.

Komposisi cairan tubuh

Kandungan air pada saat bayi lahir adalah sekitar 75% BB dan pada saat berusia 1 bulan sekitar
65% BB. Komposisi cairan pada tubuh dewasa pria adalah sekitar 60% BB, sedangkan pada
dewasa wanita 50% BB. Sisanya adalah zat padat seperti protein, lemak, karbohidrat dan lain-
lain.

Air dalam tubuh berada beberapa ruangan, yaitu intraseluler sebesar 40% dan ekstraseluler
sebesar 20%. Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang terdapat di ruang antrarsel (intersitial)
sebesar 15% dan plasma sebesar 5%. Cairan antarsel khusus disebut cairan transeluler misalnya
cairan serebrospinal, cairan persendian, cairan peritoneum dan lainnya.
Factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan dan elektrolit
terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan seseorang. Namun, jika
terjadi suatu penyakit klien mungkin tidak mampu untuk beradaptasi secara adekuat
terhadap perubahan tersebut. Oleh karena itu, pada saat pengkajian pasien perlu
dilakukan penghitungan adanya perubahan cairan yang berhubungan dengan proses
panuaan dan perkembangan, karena ditemukan perbedaan yang besar pada bayi dan
lansia.
2. Suhu lingkungan
Tubuh berespon pada perubahan temperature lingkungan yang berlebihan dalam bentuk
perubahan cairan. Apabila suhu ruangan meningkat atau jika suhu lebih dari 38 derajat
selsius maka, keringat akan banyak keluar. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan darah
perifer untuk mengurangi suhu tubuh. Karena volume keringat yang keluar bervariasi dari
0-1000 ml/jam atau bahkan lebih, dehidrasi dapat terjadi tanpa adanya penggantian cairan
yang adekuat. Namun, normalnya mekanisme rasa haus akan menstimulasi penggantian
tersebut.
3. Ukuran tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Lemak
tidak mengandung air maka klien yang gemuk (obese) memiliki proporsi air tubuh yang
lebih sedikit.
memiliki proporsi air tubuh yang lebih sedikit.
4. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormonal
akan mengganggu keseimbangan cairan
5. Gaya hidup
a. Stress
Stress meningkatkan kadar aldosteron dan glikortikoid, menyebabkan retensi natrium
dan garam. Efek respon stress adalah meningkatkan volume cairan. Akibatnya, curah
jantung, tekanan darah dan perfusi ke organ-organ utama meningkat.

b. Diet
Ketika asupan nutrisi tidak adekuat, tubuh berupaya untuk mempertahankan status
cairan, elektrolit dan asam basa. Ketika asupan nutrisi tidak adekuat, tubuh berupaya
untuk mempertahankan cadangan protein dengan memecah cadangan glikogen dan
lemak. Apabila kelebihan asam lemak dilepaskan asam dapat terjadi osidosis
metabolic ksrens hsti mengubah asam lemak menjadi keton. Namun, setelah sumber
tersebut habis tubuh mulai menghancurkan simpanan protein dan apabila kadar
protein serum menurun dapat terjadi hipoalbuminemia
c. Olahraga
Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui keringat.
Klien yang melakukan olahraga dapat berespon terhadap mekanisme rasa haus dan
membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elaektrolit dengan
meningkatkan asupan cairan.

Anda mungkin juga menyukai