Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN

Berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen saya pada matakuliah softskill
yang bertema “ETIKA” maka dari itu saya akan membuat makalah yang
berjudul“Tingkah Laku Mahasiswa”. Seperti yang saya dan kalian ketahui bahwa
mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya
dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi calon-calon intelektual.
Atau bisa juga definisi mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di
perguruan tinggi, baik itu di universitas, institut ataupun akademi. Mereka ialah
orang-orang yang terdaftar sebagai murid di suatu perguruan tinggi dapat disebut
dengan mahasiswa. Secara lebih singkatnya mahasiswa yaitu suatu kelompok
dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan
tinggi, universitas, institut ataupun akademi.

Mahasiswa pun mempunyai peran dan fungsi yaitu sebagai Iron Stock,
mahasiswa itu harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di
pemerintahan nantinya, yang berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus
untuk memimpin bangsa ini nantinya. Sebagai Agent Of Change, dituntut untuk
menjadi agen perubahan. Disini maksudnya, jika ada sesuatu yang terjadi di
lingkungan sekitar dan itu ternyata salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya
sesuai dengan harapan yang sesungguhnya. Sebagai Social Control, harus mampu
mengontrol sosial yang ada di lingkungan sekitar (lingkungan masyarakat). Jadi,
selain pintar di bidang akademis, mahasiswa harus pintar juga dalam bersosialisasi
dengan lingkungan. Sebagai Moral Force, diwajibkan untuk menjaga moral-moral
yang sudah ada. Jika di lingkungan sekitarnya terjadi hal-hal yang tak bermoral,
maka mahasiswa dituntut untuk merubah serta meluruskan kembali sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Kembali ke judul makalah yang akan saya buat bahwa tingkah laku seorang
mahasiswa berbeda-beda. Ada mahasiswa yang berperilaku positif dan ada pula
yang berperilaku negative. Kenapa saya bisa bilang seperti ini, karena saya pernah
melihat tingkah laku mahasiswa bahkan saya sudah merasakan menjadi
mahasiswa. Sebenarnya mahasiswa harus taat kepada pedoman perilaku
mahasiswa namun masih banyak yang melanggarnya. Salah satu contohnya adalah
berpenampilan sopan dan rapi tetapi masih saja ada mahasiswa
yang memakai celana robek-robek. Kemudian hadir tepat waktu sebelum dosen
memasuki ruangan perkuliahan tetapi masih banyak mahasiswa yang telat hadir.
Maka dari itu saya akan menjelaskan apa yang harus dilakukan seorang
mahasiswa. Lebih tepatnya perilaku positif dari mahasiswa yang harus di contoh dan
perilaku negative seorang mahasiswa yang tidak boleh di contoh. Dan semoga
makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat untuk saya dan untuk kalian.

B. PEMBAHASAN
1. ETIKA
Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu etika. Etika adalah ilmu tentang
apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian ini
muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha),
yang berartiadat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak.
Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu
tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai
benar dan salah. Dengan pembedaan tiga definsi etika tersebut maka kita
mendapatkan pemahaman etika yang lebih lengkap mengenai apa itu etika,
sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian etika yang sering sekali muncul
dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis. Objek etika
adalah alam yang berubah, terutama alam manusia.
Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Etika
deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya. Sedangkan, etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap
dan perilaku yang idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
· Menurut K. Bertens, Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
· Menurut W. J. S. Poerwadarminto, Etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).
· Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno, Etika adalah ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
· Menurut Ramali dan Pamuncak, Etika adalah pengetahuan tentang prilaku
yang benar dalam satu profesi.
· Menurut H. A. Mustafa, Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.
a. Etika dan Moral
Adapun perbedaan dari Etika dan Moral yaitu dalam kehidupan sehari-hari
istilah etika dan moral memiliki arti yang serupa dan sulit dibedakan. Moral
merupakan suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk. Moral sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut
masyarakat, baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya.
Pengertian moral lebih kepada penilaian perbuatan yang dilakukan, baik atau buruk.
Etika lebih mengarah pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari
bagaimana hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk
memberi penilaian kritis dan rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada,
benar atau salah.
Contoh sederhana untuk membedakannya, membunuh adalah moral yang
buruk, sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat. Pelakunya dikatakan bermoral
buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan tentang
membunuh, keputusan benar atau salah, dan bagaimana penerapan aturannya
dipelajari dan diatur melalui etika. Seorang eksekutor terpidana mati tidak dapat
dikatakan tidak bermoral, meskipun sama-sama membunuh. Hal ini disebabkan
adanya etika (aturan) yang membenarkan dan “mengizinkannya” untuk melakukan
hal itu.
b. Etika Pendidikan
Mahasiswa adalah seseorang yang berpendidikan. Dan berikut ini adalah
etika dalam pendidikan. Dalam etika pendidikan terdapat nilai-nilai moral yang
menjadi dasar perilaku dalam praktik pendidikan, di dalam dan di luar lingkungan
pendidikan. Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai panduan yang mengarahkan
sikap/perilaku seseorang dalam praktik pendidikan.
Berbicara tentang nilai dalam etika pendidikan tidak lepas dari pembahasan
tentang integritas akademik. Integritas akademik merupakan nilai fundamental dalam
pengajaran, pembelajaran, dan ilmu pengetahuan. Adanya integritas akademik
menunjukkan sebuah komitmen untuk melaksanakan nilai-nilai fundamental tersebut
meskipun ketika berhadapan dengan situasi yang buruk. Nilai-nilai fundamental
tersebut meliputi kejujuran (honesty), kepercayaan (trust), keadilan (fairness), rasa
hormat (respect), dan tanggung jawab (responsibility).
· Kejujuran
Kejujuran merupakan prasyarat bagi nilai fundamental lainnya. Kejujuran
adalah landasan dalam pengajaran, pembelajaran, penelitian, dan pelayanan.
Kejujuran ini dimulai dari diri sendiri dan berkembang ke orang lain.
· Kepercayaan
Kepercayaan merupakan respon terhadap kejujuran. Seseorang apabila
selalu berbuat jujur akan mudah mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan ini dapat
ditingkatkan dengan adanya peraturan akademik. Hanya dengan memberikan
kepercayaan kita dapat memercayai orang lain, bekerja sama, berbagi informasi dan
ide, serta memercayai nilai sosial dan arti penting pengetahuan.
· Keadilan
Keadilan adalah tanggung jawab seluruh sivitas akademik dan semuanya
memiliki peran dalam menjamin keadilan. Kesalahan seseorang tidak boleh menjadi
dalih untuk kesalahan orang lain. Kesalahan pribadi tetap dinilai sebagai kesalahan
pribadi. Tidak ada rasionalisasi semuanya bersalah bila ada anggota yang berbuat
salah. Kesalahan orang lain bila ada yang melihat namun tidak mengingatkan dinilai
sebagai kesalahan yang lain lagi.
· RasaHormat
Komunitas akademis mesti menghormati dan menghargai berbagai macam
opini dan ide yang dikemukakan anggotanya dalam partisipasi pada proses
pembelajaran. Semua orang harus menunjukkan rasa hormat terhadap karya orang
lain dengan cara mengidentifikasi dan menyebutkan referensi yang benar, serta
mengakuinya sebagai “pinjaman intelektual” yang mereka dapat melalui referensi
tersebut.
· TanggungJawab
Seluruh komponen di institusi pendidikan memiliki tanggung jawab
melaksanakan tugasnya, nilai-nilai fundamental, dan tridharma perguruan tinggi.
Bertanggung jawab artinya menentukan dan mengambil sikap terhadap kesalahan,
meskipun ada tekanan dari teman sebaya, ketakutan, loyalitas, atau belas kasih.
2. Perilaku Mahasiswa
Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda yang juga merupakan warga
negara hendaknya memberikan rasa percaya pada masyarakat, bahwa merekalah
yang menggantikan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini di kemudian hari.
Peran mahasiswa sebagai agent of changes tidak diragukan lagi, sebab di negara
mana pun di dunia ini, mahasiswa tampil sebagai pionir pembaharuan dalam suatu
negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki sikap dan
perilaku yang positif. Mahasiswa harus memiliki sikap dan perilaku kreatif, kritis,
kooperatif, dan etis. Sikap dan perilaku ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi
persaingan yang semakin ketat di era global.

· Sikap dan Perilaku


Kreatif dan Kritis Sikap dan perilaku kreatif dan kritis dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu: proses, pribadi, lingkungan, dan produk. Dilihat dari proses,
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya divergen,
yang ditandai dengan adanya ketertarikan untuk berdiskusi, mampu menyelesaikan
masalah, mampu menyelesaikan tugas, mampu bekerjasama, dan mampu
menyelesaikan persoalan yang bersifat menantang.
Selain itu, mahasiswa juga harus mampu mengidentifikasi dan memecahkan
masalah serta ada kebaruan dalam solusi yang ditawarkan.Dilihat dari sudut pribadi,
mahasiswa diharapkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas yang menjadi
tanggung jawabnya yang ditandai dengan disiplin dan daya juang yang tinggi. Dilihat
dari aspek produk, mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan karya/produk (baik
konsep maupun benda) yang inovatif dan ditandai kebaruan (novelty), kemenarikan,
dan kemanfaatan.
· Kooperatif
Sikap kooperatif terkait dengan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan kelompok yang ditandai dengan keinginan untuk berkontribusi
dalam kelompok, tidak mendominasi kelompok, dan memberi kesempatan orang lain
untuk berpartisipasi. Sikap kooperatif juga terkait dengan kemampuan
berkomunikasi yang ditandai sikap asertif (mampu menyampaikan pikiran, perasaan,
dan keinginan tanpa merugikan pihak lain); mampu berkomunikasi secara lisan,
tertulis, verbal, nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu; menjadi pendengar
yang baik; merespon dengan tepat (sesuai dengan substansi dan caranya); dan
dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
Selain itu, sikap kooperatif juga terkait dengan kemampuan membangun sikap saling
percaya (trust). Sikap ini ditandai dengan adanya komitmen dan disiplin yang
bersifat terbuka dalam menerima pendapat orang lain (openness), berbagi informasi
(sharing), memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle, menerima
orang lain (acceptance) dengan tulus, terampil mengelola konflik, mampu mengubah
situasi konflik menjadi situasi problem solving, serta jeli dalam mengkritisi
ide/gagasan dari orang lain dan bukan mencela orangnya (personal).
· Etis
Sikap etis dalam etika pergaulan baik akademik maupun dalam kehidupan
sehari-hari ditandai dengan sikap jujur, berpikir positif, bertatakrama, dan taat
hukum. Sikap jujur ditandai dengan tidak melakukan plagiat, berani mengakui
kesalahan dan menerima diri apa adanya, tidak ragu-ragu mengapresiasi orang lain,
tidak melakukan pemalsuan (termasuk tanda tangan presensi kuliah, pembimbingan,
dan urusan administrasi lainnya), membangun dan mengembangkan sikap saling
percaya di antara sivitas akademika, serta mampu menyampaikan pendapat sesuai
dengan fakta (data).

Berpikir positif ditandai dengan adanya sikap adil dan objektif (tidak apriori
terhadap orang atau kelompok lain), toleransi/apresiasi (menerima dan menghargai
keragaman atau perbedaan, termasuk perbedaan pendapat), dan dapat
bekerjasama dengan semua orang (tanpa melihat perbedaan latar belakang suku,
agama, ras, atau golongan). Sikap bertatakrama ditandai dengan bertutur kata
santun yang tetap berpikir kritis (santun dalam berargumen, misalnya ditunjukkan
dengan penggunaan istilah, salam, maaf, permisi, terima kasih); berpenampilan dan
berperilaku sopan baik dalam tingkah laku maupun tatacara berpakaian (bersih, rapi,
dan atau menutup aurat bagi yang merasa perlu); serta menghormati tradisi serta
norma masyarakat lokal/setempat.
Sikap taat hukum ditandai dengan sikap dan perilaku mematuhi peraturan
walaupun secara fisik tidak ada yang mengawasi; tidak mengkonsumsi minuman
keras dan atau narkoba; tidak memiliki barang illegal; tidak melakukan perusakan
lingkungan hidup (bioetik); menolak budaya instan (jalan pintas) yang mendorong
pelanggaran akademik (menyontek, menjiplak tugas/karya tulis, melakukan
perjokian, dan suap-menyuap); serta tidak melakukan perbuatan yang merugikan
negara, lembaga, atau orang lain.
3. Perilaku Positif Mahasiswa
- Ikut menciptakan suasana yang mendukung kelancaran kegiatan akademik antara
lain masuk kuliah/praktikum tepat waktu, menjaga ketenangan selama proses
perkuliahan /praktikum sedang berlangsung, dan aktif dalam mengikuti
kuliah/praktikum.
- Ikut menciptakan suasana aman dan tenteram di lingkungan kampus.
- Menjaga keutuhan dan kelestarian milik fakultas/universitas, termasuk menjaga ke-
indahan dan kebersihannya, demikian juga dengan hak milik orang lain.
- Ikut menciptakan iklim yang baik untuk pengembangan kepribadian.
- Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama,
kesusilaan, dan kesopanan.
- Menjunjung tinggi nama dan nilai-nilai luhur Universitas.
- Saling menghormati kepada dosen, karyawan, sesama mahasiswa, dan juga
kepada masyarakat pada umumnya.
- Menghormati dan mentaati segala peraturan yang berlaku baik di fakultas maupun
di universitas.
4. Perilaku Negative Mahasiswa
- Tidak mentaati pedoman Universitas tersebut.
- Merusak lingkungan Universitas, tidak menjaga dan tidak melestarikannya.
- Melakukan pergaulan secara tidak wajar.
- Tidak datang tepat waktu.
- Melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan norma
hukum.
- Mencemarkan dan tidak menjaga nama baik dari Universitas tersebut.
- Berpenampilan buruk dan tidak rapih.

C. Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah perilaku mahasiswa di
kampus berbeda-beda, ada yang berperilaku positif dan ada pula yang berperilaku
negative. Alangkah baiknya jika kita berperilaku positif saja di lingkungan kampus
karena kita tahu perilaku negative itu tidak ada gunanya. Mahasiswa adalah penerus
bangsa maka dari itu mahasiswa harus mejadi seseorang yang berintelektual dan
memiliki etika yang baik agar bisa bermanfaat di lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai