Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KETAHANAN NASIONAL

Disusun Oleh:

Muhamad Ari Bachtiar 165040200111182


Rizki Indriani 165040200111182
Salsabila 165040200111182

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2017

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan
Kewarganegaraan. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Makalah Pendidikan
Kewarganegaraan ini membahas tentang “Ketahanan Nasional”.
Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Bapak dosen selaku Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan selama perkuliahan berlangsung, sehingga dapat
menyelesaiakan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Harapan kami, mudah – mudahan Makalah Pendidikan
Kewarganegaraan ini bisa bermanfaat dan berguna bagi para pembacanya.
Semoga Allah memberikan balasan atas bantuan dan pemikirannya.

Malang, 10 Desember 2017

Tim penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional ............................................................................... 2
2.2. Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional ..................................................................... 2
2.3. Fungsi dan Tujuan Ketahanan Nasional .................................................................. 4
2.4. Unsur – Unsur Ketahanan Nasional ......................................................................... 6
2.5. Beberapa Landasan Pemikiran untuk Pengukuran Kondisi Ketahanan Nasional .. 11
2.6 Potensi Ancaman terhadap Ketahanan Nasional.................................................... 13
BAB III............................................................................................................................. 19
PENUTUP........................................................................................................................ 19
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap bangsa atau rakyat yang diwadahi
oleh suatu negara pastilah memiliki cita – cita yang ingin dicapainya. Cita –
cita tersebut juga dapat berfungsi sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu bangsa. Dalam menggapai atau mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah
mudah, perlulah sebuah kekuatan dalam menghadapi segala hambatan,
tantangan dan ancaman.
Ketahanan Nasional suatu bangsalah yang akan diuji, apakah dapat
bertahan dan apakah dapat mengatasi segala hambatan, rintangan dan ancaman
tersebut. Maka pentinglah bagi suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia
untuk selalu mempertahankan dan mengembangkan Ketahanan Nasional
dengan tujuan menjaga keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Ketahanan Nasional dan sejarahnya?
2. Apa Fungsi dan tujuan Ketahanan Nasional?
3. Apa unsur unsur dari Keberhasilan Keterhanan Nasional?
4. Apa saja potensi ancaman terhadap ketahanan nasional di era global?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar setiap warga negara
Indonesia khususnya dalam lingkup sekitar kita dapat memahami makna dari
ketahanan nasional, fungsi dan tujuan ketahanan nasional, unsur unsur
ketahanan nasional, serta potensi ancaman ketahanan nasional pada era
global.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah, agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami makna dari ketahanan nasional dan unsur apasaja
yang terlibat dilalamnya.

1
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional


Kata Ketahanan sendiri yang berasal dari asal kata “Tahan” yang dapat
berarti kekuatan atau kemampuan menghadapi kendala yang menghampiri.
Tahan dapat berupa pula ; tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri,
tidak kenal menyerah. Ketahanan Nasional juga dapat memiliki arti keteguhan
hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional (Sunarso, et al , 2013). Jadi
Ketahanan Nasional pada hakekatnya adalah suatu kondisi dinamis bangsa
Indonesia berisi keuletan dan ketangguhan sebagai cerminan kemampuan
bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasional dan menjaga keutuhan
nasional. Tujuannya untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Adapun inti
dari Ketahanan Nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini
spektrumnya semakin luas dan kompleks.
2.2. Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional memiliki latar belakang sejarah
kelahirannya di Indonesia. Gagasan tentang Ketahanan Nasional bermula pada
awal tahun 1960-an pada kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang
sekarang bernama SESKOAD. Pada masa itu sedang meluasnya pengaruh
komunisme yang berasal dari Uni Soviet dan Cina. Pengaruh komunisme
menjalar sampai kawasan Indo-Cina sehingga satu per satu kawasan Indo-Cina
menjadi Negara komunis seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja. Bahkan inflasi
komunis mulai masuk ke Thailand, Malaysia dan Singapura.
Fenomena tersebut memengaruhi para pemikir militer di SSKAD.
Mereka mengadakan pengamatan atas kejadian tersebut, yaitu tidak adanya
perlawanan yang gigih dan ulet di Indo-Cina dalam menghadapi ekspansi
komunis. Bila dibandingkan dengan Indonesia, kekuatan apa yang dimiliki
bangsa ini sehingga mampu menghadapi berbagai ancaman termasuk

2
3

pemberontakan dalam negeri. Jawaban sementara dari kalangan pemikir


tersebut adalah adanya kemampuan territorial dan gerilya.
Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di Filipina, Malaya, Singapura,
dan Thailand. Bahkan gerakan komunis Indonesia berhasil mengadakan
pemberontakan pada 30 September 1965, namun akhirnya dapat diatasi.
Menyadari atas berbagai kejadian tersebut, semakin kuat gagasan pemikiran
tentang kekuatan apa yang seharusnya ada dalam masyarakat dan bangsa
Indonesia agar kedaulatan dan keutuhan bangsa Negara Indonesia terjamin di
masa – masa mendatang. Jawaban atas pertanyaan eksploratif tersebut adalah
adanya kekuatan nasional yang antara lain berupa unsur kesatuan dan
persatuan.
Pengembangan atas pemikiran awal di atas semakin kuat setelah
berakhirnya gerakan G 30 S PKI. Pada tahun 1968, pemikiran di lingkungan
SSKAD tersebut dilanjutkan oleh LEMHANAS (Lembaga Pertahanan
Nasional). Tantangan dan ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam
ketahanan bangsa yang dimanifestasikan dalm bentuk tameng yang terdiri dari
unsur – unsur ideologi, ekonomi, sosial dan militer. Tameng yang
dimaksudkan adalah sublimasi dari konsep kekuatan sebagai manifestasi
konsep dari SSKAD.
Dalam pemikiran LEMHANAS (1968) tersebut telah ada kemajuan
konseptual berupa ditemukannya unsur – unsur dari tata kehidupan nasional
yang berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan militer. Pada tahun 1969,
lahirlah istilah Ketahanan Nasionalyang menjadi pertanda dari ditinggalkannya
konsep kekuatan, meskipun dalam Ketahanan Nasional sendiri terdapat konsep
kekuatan. Konsepsi Ketahanan Nasional waktu itu dirumuskan sebagai
keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk menghadapi segala
ancaman dan kekuatan yang membahayakan kelangsungan hidup Negara dan
Bangsa Indonesia. Kata “segala” menunjukkan kesadaran akan spectrum
ancaman yang lebih dari sekedar ancaman komunis dan atau pemberontakan.
Kesadaran akan spectrum ini diperluas pada tahun 1972 menjadi
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Konsepsi Ketahanan

3
4

Nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamis satu bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar
maupun dalam, yang lansung maupun tidak langsung yang membahayakan
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan perjuangan nasional.
Dari sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa konsepsi Ketahanan
Nasional Indonesia berawal dari konsepsi kekuatan nasional yang
dikembangkan oleh kalangan militer (Winarno, 2008).
2.3. Fungsi dan Tujuan Ketahanan Nasional
Seperti yang telah sedikit dijelaskan pada bagian latar belakang
bahwasannya setiap bangsa memiliki cita – cita, tujuan atau impian yang
menjadikan dasar akan dibawa kemana bangsa tersebut. Setiap bangsa
memiliki tujuan atau cita – cita yang berbeda, bangsa Indonesia tentu saja
memiliki cita – cita atau tujuan nasional. Tujuan tersebut terdapat pada
PembukaanUndang – Undang Dasar 1945 alenia ke – 4 yang berbunyi
(Rukiyati, et al, 2013).
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia, yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan Rakyat, dengan berdasar pada : Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosila bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam mewujudkan cita – cita nasional tersebut tidaklah mudah, berbagai
Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) datang seiring

4
5

berjalannya waktu, dari sinilah dibutuhkan Ketahanan Nasional. Untuk


mewujudkan tujuan Negara disertai penguatan Ketahanan Nasional maka
dilakukan usaha Pembangunan Nasional melalui rangkaian program
pembangunan yang terencana, menyeluruh, terarah, terpadu dan
berkesinambungan dengan cara pandang Wawasan Nusantara sehingga mampu
menghadapi ATHG.
Upaya mewujudkan tingkat Ketahanan Nasional melalui Pembangunan
Nasional sehingga tercapai kondisi untuk mempertahankan kelangsungan serta
mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah disusun dalam
suatu rangkaian tindakan yang :
a. Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana yang telah
tercamtum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia ke – 4.
b. Berwawasan Nusantara.
c. Memperhatikan kondisi masa depan (Futurologic), sebagai fungsi
perkembangan lingkungan baik dari dalam maupun dari luar, yang tidak
terlepas dari kondisi masa kini dalam berbagai kecenderungannya, serta
dalam kerangka percapaian yang normatif.
d. Mengikuti norma kesatuan dan pola konsepsi, tindak dan upaya, yang
berlanjut dan berkesinambungan.
e. Dilaukan oleh seluruh rakyat di segenap aspek kegidupan nasional secara
serasi dan seimbang, menyeluruh serta terpadu (holistik – sistemik)
f. Memperhatikan efisiensi, efektivitas dan pertimbangan ekonomis lainnya.
(LEMHANNAS , 1989)
Fungsi Ketahanan Nasional berdasar tuntutan penggunaannya sebagai
Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional
dan sebagai pola dasar Pembangunan Nasional antara lain :
1. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola
sikap, pola tindakan dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa,
baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral maupun multi
disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan supaya tidak ada cara berpikir
yang terkotak – kotak. Salah satu alasan yang lain adalah apabila terjadi

5
6

penyimpangan maka akan terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sarana


yang berpotensi menjadi hambatan. Hal ini apabila dibiarkan akan dapat
menyebabkan penyimpangan dalam mencapai tujuan nasional.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar
pembangunan, pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan Pembangunan Nasional di segala bidang secara terpadu dan
dilakukan sesuai rencana program.
3. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan
kehidupan nasional pada hakekatnya merupakan suatu metode integral
yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah (Sikaya
Mampu) dan aspek sosial. (Sunarso, et al ,2013).
2.4. Unsur – Unsur Ketahanan Nasional
Dalam upaya mencapai tujuan nasional atau cita – cita bangsa dan untuk
mempertahankan keutuhan Negara dari ATHG, maka dibutuhkan penguatan
akan Ketahanan Nasional. Adapun unsur – unsur pemerkuat Ketahanan
Nasional antara lain sebagai berikut :
1. Metode Astragatra
Secara Antropologis manusia merupakan makhluk Tuhan yang
paling sempurna karena memiliki akal budi sehingga lahir manusia
berbudaya. Sebagai manusia berbudaya maka perlulah mengadakan
hubungan dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan
eksistensinya dan kelangsungan hidupnya. Hubungan – hubungan itu
adalah :
a. Hubungan manusia dengan Tuhannya, dinamakan “Agama”,
b. Hubungan ,manusia dengan cita – citanya, dinamakan “Ideologi”,
c. Hubungan manusia dengan kekuasaan, dinamakan “Politik”,
d. Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan, dinamakan
“Ekonomi”,
e. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, dinamakan “Sosial”,
f. Hubungan manusia dengan rasa keindahan, dinamakan
“Seni/budaya”,
g. Hubungan manusia dengan pemanfaatan alam, dinamakan “IPTEK”,

6
7

h. Hubungan manusia dengan rasa aman, dinamakan “Hankam”


Dalam hubungannya manusia dengan alam sekitarnya pada
hakekatnya dtujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu
kesejahteraan dan keamanan. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu
bangsa diperlukan suatu konsep pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan serasi dalam semua aspek kehidupan
nasional. Ketahanan Nasional merupakan konsepsi dalam pengaturan dan
penelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional.
Kehidupan nasional dapat dibagi menjadi aspek sebagai berikut :
a. Aspek alamiah yang terdiri dari 3 aspek yaitu posisi lokasi geografis,
keadaan dan kekayaan alam, dan kemampuan penduduk yang dikenal
dengan istilah “Trigatra”.
b. Aspek sosial yang meliputi ideologi, politik, sosial, budaya, dan hankam
dikenal dengan istilah “Pancagatra”.
2. Aspek Trigatra
a. Posisi dan Lokasi Geogerafi Negara
Bentuk, keadaan, dan lokasi geografis suatu Negara sangat
mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam
penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Seperti
halnya Indonesia yang merupakan Negara kepulauan (Archipelagic State)
akan lebih banyak memanfaatkan potensi lautnya. Posisi atau letak
geografis suatu Negara akan juga menentukan peran suatu Negara dalam
percaturan lalu lintas dunia dan akan menghadapi bentuk - bentuk
ancaman yang berbeda. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa letak
geografis suatu Negara akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional
suatu bangsa.
b. Keadaan dan Kekayaan Alam
Kekayaan alam suatu Negara adalah segala sumber dan potensi alam
yang didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah suatu
Negara. Kekayaan tersebut meliputi flora, fauna, dan tambang yang
keberadaannya bias di atmosfir, di permukaan bumi, dan di dalam bumi.
Kekayaan alam itu ada yang dapat diperbarui dan juga ada yang tidak

7
8

dapat diperbarui. Kekayaan alam yang ada di bumi didistribusikan secara


tidak merata atau tidak teratur, sehingga ada Negara yang kaya sumber
daya alam dan ada pula yang miskin sumber daya alam. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya ketergantungan antar Negara yang pada
gilirannya dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang
kompleks. Suatu Negara yang kebutuhan sumber daya alamnya tidak
terpenuhi pasti akan memenuhinya dengan berbagai upaya. Hal itu tentu
akan menimbulkan berbagai masalah, baik ekonomi, politik, sosial, dan
budaya maupun Hankam. Untuk mengatasi kerawanan dan ancaman, maka
perlu adanya manajemen pengelolaan SDA yang berdasar asas maksimal,
lestari dan berdaya saing.
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan tenaga
kerja pengelola kekayaan alam dan berpengaruh pula terhadap personal
yang mampu mengola Hankam.
Pengembangan SDM merupakan kunci dalam menghadapi era
globalisasi. SDM juga merupakan aset penting dalam upaya peningkatan
daya saing yang semakin ketat. Semakin berkualitas tenaga kerja yang
dimiliki suatu Negara maka akn semakin baik pula dan semakin
berkualitas serta berdaya saing tinggi barang yang di hasilkannya. Oleh
karena itu, SDM harus digarap dengan serius agar terciptanya tenaga kerja
yang bersaing sehingga mampu meningkatkan serta mempertahankan
Ketahanan Nasional.
3. Aspek Pancagatra
a. Aspek Ideologi
Ideologi yang dimiliki suatu Negara dapat dikatakan sebagai Guiding
of Principle. Dapat pula dikatakan sebagai prinsip yang dijadikan dasar,
pedoman atau pemberi arah dan tujuan yang hendak dituju dalm
melangsungkan dan mengembangan hidup dalam kehidupan nasional
suatu bangsa atau Negara.
Sesuai dengan adanya kompleksitas atau keberagaman dalam
kehidupan manusia, ideologi dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai

8
9

kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan


merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Faktor yang mempengaruhi
ketahanan ideologi yaitu nilai dan sistem nilai. Ideologi yang baik harus
mampu menampung aspirasi masyarakat, baik secara individu maupun
sosial. Agar dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi
diperlukan penghayatan dan pengalaman ideologi secara sungguh –
sungguh. Bagi bangsa Indonesia, pancasila haruslah dijadikan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk
melaksanakan ideologi maka semakin tinggi ketahanan dibidang ideologi.
b. Aspek Politik
Dalam bagian ini politik diartikan sebagai asas, haluan, atau
kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan.
Oleh karena itu, masalah politik sering dihubungkan dengan masalah
kekuasaan dalam suatu Negara yang berada di tangan pemerintah.
Kehidupan politik dibagi menjadi dua bagian yaitu “Input” dimana
masyarakat yang berfungsi memberikan masukan berupa pernyataan
keinginan dan tuntutan serta “Output” dimana pemerintah merespon serta
mengeluarkan kebijaksanaan yang berupa peraturan perundang –
undangan sebagai keputusan politik.
Sistem politik yang diterapkan dalam suatu Negara sangat
menentukan kehidupan politik di Negara yang bersangkutan. Ketahanan
nasional dalam segi politik dimana adanya keseimbangan antara input dan
output tersebut, sehingga mampu menciptakan kehidupan yang dinamis
dan tidak menimbulkan dominansi.
Ketahanan dibidang politik dibagi menjadi ketahanan politik dalam
negeri dan ketahanan politik luar negeri. Secara sederhana bahwasannya
ketahanan politik dalam negeri yaitu dimana adanya kehidupan politik
dalam negeri yang sehat, dinamis yang mampu membina stabilitas Negara.
Sedangkan ketahanan politik luar negeri bahwasannya adanya kehidupan
politik yang sehat, hubungan antar Negara yang terjalin dengan erat, serta
memperjuangkan kepentingan Negara maupun kepentingan bersama dalam
perpolitikan antar Negara.

9
10

c. Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat
dalam mengelola faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi,
dan manajemen) dandistribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan
rakyat. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah meningkatkan
kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke
seluruh wilayah Negara. Ketahanan di bidang ekonomi sangatlah erat
dengan ketahanan nasional.
Dalam usaha mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan
stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan
kemandirian dengan daya saing tinggi serta berujung pada kemakmuran
rakyat. Pembangunan ekonomi juga diharapkan mampu mencipakan
lapangan kerja sehingga mampu menciptakan kemakmuran rakyat serta
meningkatkan pendapatan nasional.
d. Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik budaya
bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi ATHG, baik yang datang dari dalam
maupun luar. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi
sosial budaya manusia yang dijiwai kepribadian nasional yang berdasar
pancasila, yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun bersatu, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan selaras, serasi, seimbang serta
kemampuan menangkal budaya asing yang tidak sesuai budaya nasional.
Esensi dari ketahanan sosial dan budaya yaitu dimana masyarakat
mengembangkan potensi dan kemampuan masyarakat berdasarkan
Pancasila (Sumarsono, 2000 dalam Sunarso, et al ,2013). Nilai – nilai
dalam Pancasila akan diwujudkan sebagai pandangan hidup serta aturan
tuntutan sikap dan prilaku berdasarkan nilai serta elemen yang sosial
budaya Indonesia.
e. Aspek Pertahanan dan Keamanan

10
11

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi


dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ATHG yang dating dari luar maupun dalam, yang membahayakan
identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara berdasar
Pancasila dan UUD 1945. Wujud dari ketahanan pertahanan dan keamanan
tercermin kemampuan memeilhara stabilitas pertahanan dan keamanan
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil – hasilnya serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal segala
bentuk ancaman (Sumarsono, 2000 dalam Sunarso, et al ,2013).
Kekuatan pertahanan nasional juga diharapkan mampu menangkal
bebrbagai gejolak dalam negeri yang dapat secara tidak langsung
melunturkan intregritas bangsa. Keamanan serta kenyamanan merupakan
factor penting untuk meredam serta mencegah terjadinya gejolak dalam
negeri.
2.5. Beberapa Landasan Pemikiran untuk Pengukuran Kondisi Ketahanan
Nasional
Untuk mengukur kondisi ketahanan nasional diperlukan penjabaran
Astragatra menjadi unsur – unsur yang dominan dan penjabaran selanjutnya
sampai kepada tingkatan yang paling dasar.
Penjabaran Astragatra menjadi unsur dominan kemudian menjadi
parameter dan sub – sub parameternya, dipedomani oleh Pancasila, UUD
1945 dan cara pandang Wawasan Nusantara serta sasaran dan tujuan
pembangunan melalui proses konsensus.
Berikut merupakan susunan hubungan astragatra – unsur – parameter:
ASTRAGATRA UNSUR PARAMETER
GEOGRAFI 1. Letak geografi 1. Posisi silang dan terbuka
2. Luas dan bentuk 2. Luas, Bentuk
wilayah 4. Iklim, topografi
5. Daerah inti, daerah khusus
DEMOGRAFI 1. Struktur/jumlah 1. Struktur, jumlah dan
penduduk pertumbuhan
Kualitas penduduk 2. Kepadatan dan persebaran

11
12

3. Kualitas/keterampilan/keul
etan/kemandirian
SKA 1. Potensi 1. Bahan makanan
2. Jenis/macam kekayaan 2. Bahan mineral/flora/fauna
alam 3. Energi Tingkat eksploitasi
IDEOLOGI 1. Kemantapan 1. Penghayatan agama dan
penghayatan dan kepercayaan menurut dasar
pengamalan pancasila kemanusiaan yang adil dan
beradab secara rukun dan
saling menghormati antar
agama, Sikap tenggang
rasa dan berani membela
kebenaran dan keadilan
3. Kesadaran berbangsa dan
bernegara, serta rela
berkorban demi
kepentingan persatuan,
kesatuan serta
mengutamakan
keselamatan Negara
daripada kepentingan
pribadi atau golongan
4. Demokrasi yang
berkesatuan dan persatuan,
serta mengutamakan
kepentingan nusa dan
bangsa dengan tetap
menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia
5. Bersikap adil, tidak boros,
sederhana, bekerja keras
dan menghargai hasil kerja
orang lain
POLITIK 1. Kebijaksanaan 1. Sistem manajemen
pemerintah sesuai nasional
dengan keinginan dan 2. Sistem kehidupan politik
tuntutan rakyat 3. Penegakan hukum
2. Sistem pemerintahan 4. Dwifungsi ABRI
3. Politik luar 5. Kualitas aparatur negara
negeri/kualitas diplomasi
EKONOMI 1. Kekuatan pertumbuhan 1. tenaga dan lapangan kerja
ekonomi nasional 2. modal IPTEK
2. Pemerataan pendapatan4. Manajemen
3. stabilitas 5. Pertanian/pangan
6. Perindustrian
7. Prasarana dan sarana
(komunikasi, transportasi)
8. Perdaganagan

12
13

9. Moneter
10. Neraca pembayaran
SOSIAL 1. Kematangan 1. Kehidupan beragama dan
watak/identitas nasional kepercayaan kepada Tuhan
BUDAYA
bangsa Yang Maha Esa
2. Moral/kebudayaan 2. Penghayatan dan
nasional/bangsa pengamalan Pancasila di
segenap bidang kehidupan
bangsa; jiwa, semangat dan
nilai Pancasila berdasarkan
tradisi dan pewarisan
sejarah Pendidikan
nasional berdasarkan
Pancasila; kepribadian
Indonesia, rasa harga diri
dan kebanggaan nasional;
kemampuan akulturatif
terhadap budaya asing
secara positif
4. Disiplin nasional dan
tanggung jawab serta
kesetiakawanan sosial
5. Kesejahtaraan sosial,
kependudukan dan
pembauran nasional
6. Kesehatan, keluarga
berencana, perumahan dan
pemungkiman
7. Ilmu penegetahuan
teknologi, penelitian dan
produktivitas nasional
8. Generasi muda dan
peranan wanita dalam
pembangunan
HANKAM 1. Kualitas dan kuantitas 1. Kesadaran bela Negara
angkatan bersenjata 2. Kepemimpinan
2. Kesiagaan 3. Sistem Hankam yang
penyelenggaraan merata
Hankam yang merata 4. Pembinaan Hankam
Negara
5. Industri dan prasarana

2.6 Potensi Ancaman terhadap Ketahanan Nasional


Konsepsi ketahanan nasional sebagai kondisi dan pendekatan semakin
penting di era global. Hal tersebut disebabkan bertambahnya bentuk ancaman
sebagai akibat dari semakin tingginya intensitas hubungan antar bangsa dan

13
14

antar individu dari berbegai negara. Ketahanan nasional pun perlu


dikembangkan untuk menghadapi segala macam dan bentuk ancaman baik
dari dalam maupun luar.
1. Dimensi Globalisasi
Globalisasi yang dipicu oleh kemajuan di bidang teknologi
komunikasi, transportasi dan perdagangan berpengaruh besar terhadap
kehidupan manusia dan bangsa di segala bidang. Malcolm Waters menyebut
ada 3 (tiga) tema atau dimensi utama globalisasi, yaitu : economic
globalization , political globalization dan cultural globalization. Economic
globalization atau globalisasi ekonomi ditunjukkan dengan tumbuhnya pasar
uang dunia, zona perdagangan bebas, pertukaran global akan barang dan jasa
serta tumbuhnya korporasi internasional. Political globalization atau
globalisai politik ditandai dengan digantikannya organisai internasional dan
munculnya politik global. Cultural globalization atau globalisasi budaya
ditandai dengan aliran informasi, simbol dan tanda ke seluruh bagian dunia.
Pendapat lain mengatakan bahwa aspek globalisasi, meliputi : economic,
cultural dan environmental yang memiliki implikasi penting bagi suatu
negara bangsa (Kate Nash, 2000).
Masing masing dimensi tersebut membawa pengaruh bagi suatu
bangsa. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik ialah semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang, yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi.
Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain maraknya
internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis,
termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia (HAM). Disisi lain ialah
masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari
Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan
berbagai ideologi dan kepentingan politik dunia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya
kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya
perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-
batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam

14
15

menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut
adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat,
kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan dan manajemen
yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa
struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknyanilai-
nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat terjadinya erosi nilai-nilai sosial
budaya, atau bahkan jati diri suatu bangsa. Pengaruh ini semakin lancar
sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi media informasi dan komunikasi
seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya. Masuknya nilai
budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku dan kelembagaan
masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang
mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga berdampak terhadap aspek pertahanan dan keamanan
negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat
mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara
perlu menjalin kerjasama pertahanan dengan negara lain, seperti : latihan
perang bersama, perjanjian pertahanan dan pendidikan militer antar personel
negara. Hal ini dikarenakan ancaman dewasa ini bukan lagi bersifat
konvensional, tetapi kompleks dan semakin canggih. Contohnya ialah :
ancaman terorisme, pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan,
illegal fishing, illegal logging dan sebagainya.
Globalisasi dapat dilihat dari dua sisi, pertama, sebagai ancaman dan
kedua, sebagai peluang. Globalisasi akan menimbulkan ancaman, ditengarai
oleh adanya dampak negatif bagi bangsa dan negara.. Di sisi lain globalisasi
memberikan peluang yang itu akan berdampak positif bagi kemajuan suatu
bangsa. Oleh karena itu, dalam era global ini perlu kita ketahui macam
ancaman atau tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi
negara–bangsa.
2. Ancaman di Era Global

15
16

Ancaman mencakup didalamnya gangguan, tantangan dan hambatan


yang dihadapi bangsa dalam rangka membangun integrasi maupun dalam
pembangunan demi mencapai tujuan bangsa. Hal ini sesuai dengan ketentuan
undangundang yang lama, yakni Undang-Undang No 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI bahwa yang
dimaksud ancaman adalah ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
(ATHG).
Menurut Buku Putih Pertahanan Tahun 2008, ancaman yang
membahayakan keamanan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
itu ada dua yaitu Ancaman militer dan Ancaman nir militer. Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi.
Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut
dan udara, serta konflik komunal. Ancaman nir militer adalah ancaman yang
menggunakan faktor-faktor nirmiliter. Ancaman nirmiliter dapat berupa
bentuk ancaman berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
teknologi dan informasi, serta ancaman yang berdimensi keselamatan umum.
Ancaman berdimensi ideologi, contohnya ialah gerakan kelompok
radikal sebagai salah satu ancaman nyata. Motif yang melatarbelakangi
gerakan-gerakan tersebut dapat berupa dalih agama, etnik, atau kepentingan
rakyat. Contohnya kelompok NII (Negara Islam Indonesia) yang
keberadaannya merupakan ancaman terhadap eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan mengancam kewibawaan pemerintah
sehingga harus ditindak.
Ancaman berdimensi politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dari dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman dilakukan oleh suatu negara
dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi,
atau blokade politik merupakan bentuk-bentuk ancaman nirmiliter berdimensi
politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan
negara lain. Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa mobilisasi massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang

16
17

kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Ancaman


separatisme merupakan bentuk ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
Ancaman berdimensi ekonomi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu internal dan eksternal. Dalam konteks Indonesia, ancaman dari internal
dapat berupa inflasi dan pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang tidak
memadai, penetapan sistem ekonomi yang belum jelas, ketimpangan
distribusi pendapatan dan ekonomi biaya tinggi, sedangkan secara eksternal,
dapat berbentuk indikator kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan menghadapi era globalisasi, dan tingkat dependensi yang cukup
tinggi terhadap asing.
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dibedakan antara ancaman
dari dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Ancaman dari
luar timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam format
globalisasi.
Ancaman berdimensi teknologi informasi adalah munculnya kejahatan
yang memanfaatkan kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan siber, dan
kejahatan perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi menjadi ancaman adalah
lambatnya perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga
ketergantungan teknologi terhadap negara-negara maju semakin tinggi.
Ketergantungan terhadap negara lain tidak saja menyebabkan Indonesia
menjadi pasar produk-produk negara lain, tetapi lebih dari itu, sulit bagi
Indonesia untuk mengendalikan ancaman berpotensi teknologi yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan Indonesia.
Ancaman berdimensi keselamatan umum ialah adanya bencana alam,
seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan tsunami. Bencana lain
ialah yang disebabkan oleh ulah manusia, antara lain : tidak terkontrolnya
penggunaan obat-obatan dan bahan kimia lain yang dapat meracuni
masyarakat, baik secara langsung maupun kronis (menahun), misalnya
pembuangan limbah industri atau limbah pertambangan lainnya. Sebaliknya,
bencana alam yang disebabkan oleh faktor alam yang dipicu oleh ulah
manusia, antara lain bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran

17
18

hutan, dan bencana lainnya. Bencana alam baik langsung maupun tidak
langsung mengancam keselamatan masyarakat. Selain itu, keamanan
transportasi juga merupakan salah satu dimensi ancaman keselamatan umum
yang cukup serius di Indonesia.

18
19

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketahanan nasional suatu Negara sangatlah penting bagi keberlangsungan
hidup bangsa atau masyarakat yang menghuni suatu negara. Maka ketahanan
suatu Negara harus selalu dipelihara serta diperkuat guna mempertahankan
kedaulatan, keuletan serta kesejahteraan bangsa. Dengan mempertimbangkan
unsur – unsur pemerkuat ketahanan nasional suatu Negara seperti halnya pada
Astragatra yang mencangkup hubungan manusia dengan alam dan sosial,
disamping itu perlulah juga pertahanan dan keamanan guna memperkuat dan
memperkokoh ketahanan nasional dari gempuran ATHG. Sehingga mampu
mewujudkan cita – cita nasional bangsa atau Negara.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Sunarso M.Si., Dkk. 2013,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,


Yogyakarta : UNY Pers.
LEMHANNAS, 1989,Tolok Ukur Kondisi, Ketahanan Nasional, Jakarta : New Aqua
Pers.
Winarno, S.Pd., M.Si., 2008,Pendidikan Kewarganegaraan : Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : Bumi Aksara.
Rukiyati, M.Hum., Dkk, 2013,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,
Yogyakarta : UNY Pers.

20

Anda mungkin juga menyukai