Anda di halaman 1dari 17

1.

PSAK 10: PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING


Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing
dalam dua cara yaitu entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing
atau memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat
menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing. Tujuan dari Pernyataan
ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam
mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu
entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang
pelaporan.

Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan


bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan
keuangan. PSAK 10 Mengenai Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
mengatur tentang bagaimana perlakuan dalam menggunakan valuta asing ketika
terjadi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan akuntansi.

1.1. Definisi
Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing :

a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari
kepentingan entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas
anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor,
yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata
uang selain dari mata uang entitas pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu
entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.

1
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset
atau menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar (arm’s length
transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta
liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang
yang pasti atau dapat ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu
satu mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.
1.2. Penguraian Definisi
1.2.1 Mata Uang Fungsional

Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah


lingkungan dimana entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas.
Suatu entitas mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan mata
uang fungsionalnya:

a. mata uang:
i. yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata
uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk
barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
ii. dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-
undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan
jasanya.
b. mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan
biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali
menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan
diselesaikan).

Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang


fungsional suatu entitas:
a. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan
instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.

2
b. mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya
ditahan.
1.2.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari
atau utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang penyelesaiannya
tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa mendatang, pada
hakekatnya adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan
usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf 30 dan 31. Pos-pos
moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang jangka panjang. Pos-pos
moneter ini tidak mencakup piutang dagang atau utang dagang.
1.2.3. Pos – pos Moneter

Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya
harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,
dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian juga, suatu kontrak untuk
menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas yang
dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai wajarnya
harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata uang yang
tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur utama dari
dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan.

1.3. Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini

Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas, baik entitas yang


berdiri sendiri, entitas dengan kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas
induk) ataupun suatu kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas anak atau
cabang) menentukan mata uang fungsionalnya.

Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya


sebuah kelompok terdiri dari satu entitas induk dan satu atau lebih entitas anak).

3
Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah anggota dari suatu kelompok
ataupun sebaliknya, mungkin memiliki investasi di perusahaan asosiasi atau
ventura bersama. Entitas mungkin dapat juga memiliki cabang. Hal itu
membutuhkan hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukkan ke dalam entitas pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana entitas
pelapor menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan mata uang
(atau beberapa mata uang) apapun sebagai mata uang penyajian dari suatu entitas
pelapor. Hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang dimasukan
didalam entitas pelapor, di mana mata uang fungsionalnya berbeda dari mata uang
penyajiannya.

1.4. Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang Fungsional
1.4.1. Pengakuan Awal

Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang


didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing,
termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:

a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan


dalam suatu mata uang asing.
b. meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang
atau tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau
c. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan
kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.

1.4.2. Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya

Pada akhir setiap periode pelaporan:

a. pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup.
b. pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang
asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi.

4
c. pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing harus
dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar
ditentukan.

Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain
yang relevan. Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya
historis sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat ditentukan
berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika jumlah nya
ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam mata uang
fungsional sesuai Pernyataan ini.

1.4.3. Pengakuan Selisih Nilai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter
tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan
keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat
terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat
perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian,
terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu
periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih nilai
tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi diselesaikan dalam periode
akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai
pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama
masing-masing periode.

Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan
atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya,
ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau
rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian tersebut harus
diakui dalam laba atau rugi.

5
1.4.4. Perubahan dalam Mata Uang Fungsional

Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan secara


prospektif. Dalam kata lain, suatu entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam
mata uang fungsional yang baru menggunakan nilai tukar pada tanggal perubahan
itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai
biaya historis entitas. Selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha
luar negeri, yang sudah diakui sebelumnya di dalam pendapatan komprehensif lain
tidak dikelompokkan ulang dari ekuitas ke dalam laba atau rugi sampai pelepasan
kegiatan usaha tersebut.

1.5. Penggunaan Mata Uang Pelaporan Selain Mata Uang Fungsional

1.5.1. Penjabaran dalam mata uang pelaporan

Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau


beberapa mata uang) apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang
fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata
uang penyajian.

Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya
bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinfl asi1 harus dijabarkan ke dalam mata
uang pelaporan yang berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan
(yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup
pada tanggal laporan dari posisi keuangan itu.
b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau
laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus
dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan
komprehensif lain.

Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal
transaksi, contohnya suatu kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk

6
menjabarkan pos pos pendapatan dan beban. Bagaimanapun, jika nilai tukar
berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode
adalah tidak tepat.Selisih nilai tukar dihasilkan dari:

a. penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal transaksi
dan aset serta kewajiban dengan kurs penutup.
b. penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs
penutup sebelumnya.
1.5.2. Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri

Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha luar
negeri dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti
eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu entitas anak
(lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri dan PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama). Namun,
suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik jangka pendek atau jangka
panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap kewajiban atau aset antar kelompok tanpa
menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian.

1.6. Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar

Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai
tukar yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas
(termasuk suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda
mungkin memiliki pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.

1.7. Pengungkapan

Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi


keuangan lainnya dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya
tanpa memenuhi persyaratan-persyaratan dari paragraf 51. Contohnya, suatu entitas
dapat melakukan konversi hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan
keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang
dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan konversi terhadap laporan

7
keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos-pos dengan
kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai dengan
PSAK dan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 54 dipersyaratkan.

Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan


lainnya di dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya
maupun dari mata uang pela porannya, dan persyaratan-persyaratan dari paragraf
52 tidak dipenuhi, entitas harus:

a. mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan


untuk membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK.
b. mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan.
c. mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang
digunakan untuk menentukan informasi tambahan.

2. PSAK 55: INSTRUMEN KEUANGAN


2.1. TUJUAN PSAK 55
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan
dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau
penjualan item nonkeuangan.

2.2. RUANG LINGKUP PSAK 55


Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen
keuangan, kecuali untuk:

1. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama

2. Hak dan kewajiban dalam sewa

3. Hak dan kewajiban pemberi kerja

4. Instrumen keuangan terbitan entitas

5. Hak dan kewajiban yang timbul dalam kontrak asuransi

6. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis

7. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan

8
2.3. DEFINISI INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang
menambah nilai aset keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan
(financial liability) atau instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain.

Aset keuangan meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk
menerima kas atau aset keuangan lainnya. Liabilitas keuangan meliputi setiap
kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset keuangan. Instrumen ekuitas
adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

2.4. DEFINISI DERIVATIF


Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang memiliki
tiga karakteristik berikut :

1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah


ditentukan (yang mendasari/underlying), antara lain : suku bunga, harga
instrument keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing,
indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit,
atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut
tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak.

2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal


neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang
diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan
menghasilkan dampak yang serupa akibat perubahan faktor pasar.

3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

Akuntansi Derivatif :
1. Dicatat dalam neraca (sebagai aset atau kewajiban)
2. Pada nilai wajar
3. Perubahan atas nilai derivatif dicatat melalui laporan laba rugi, kecuali
qualified cash flow atau net investment hedge.

9
2.5. KLASIFIKASI INSTRUMEN KEUANGAN
1. Aset Keuangan

 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan (misalnya untuk
dijual dalam waktu dekat pada masa mendatang) atau pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Contoh : Aset derivatif dan investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang
dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.

 Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo


Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan
untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

Contoh : Investasi dalam instrumen utang yang mempunyai kuotasi harga di


mana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jatuh tempo.

 Pinjaman yang diberikan dan piutang


Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga di pasar aktif.

Contoh : Piutang usaha, pinjaman yang diberikan, dan piutang wesel.

 Aset keuangan tersedia untuk dijual


Aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori di atas.

Contoh : Investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk
dalam kategori lain.

2. Liabilitas Keuangan

 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan


laba rugi

10
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan (misalnya
dibeli kembali dalam waktu dekat pada masa mendatang) atau ditetapkan pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi

Contoh : Liabilitas derivatif dan liabilitas diperdagangkan lainnya

 Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi


Semua liabilitas lainnya selain daripada liabilitas yang dinillai pada nilai
wajar melalui laba rugi.

Contoh : Utang usaha, utang wesel, dan efek utang yang diterbitkan.

3. Tainting
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua
tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan
(more than insignificant) sebelum jatuh tempo.

Terdapat pengecualian atas TaintingRule tersebut jika penjualan atau


reklasifikasi tersebut:

1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau


tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum
jatuh tempo).

2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh


jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau
entitas telah memperoleh pelunasan dipercepat.

3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas

2.6. PENGUKURAN INSTRUMEN KEUANGAN


1. Pengukuran Awal

11
Pada saat pengakuan awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan
menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi
(fair value plus transaction costs), kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai wajar (fair value).

Biaya transaksi (transaction costs) adalah biaya-biaya tambahan, seperti


biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada
penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan
meterai.

Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen
(termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan,
perantara efek dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak
regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang
dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang,
biaya pendanaan (financing costs), biaya administrasi internal, atau biaya
penyimpanan (holding costs).

Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan
dengan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar (fair value) adalah:

Biaya Transaksi xxx


Kas xxx
2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada
nilai wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial
measurement) dan pengukuran berikutnya (subsequent measurement) atas
instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar
(keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi – unrealized holding
gain or loss) diklasifikasikan sebagai berikut :

Catatan :

12
1. Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset atau
liabilitas pada nilai wajar melalui laba rugi.

2. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di


pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif
tersebut, diukur pada biaya perolehan.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dengan
menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut:

 Biaya perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).

Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada
biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya
perolehan.

 Biaya perolehan diamortisasi


Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif di laporan posisi keuangan:

1. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo;

2. Pinjaman yang diberikan dan piutang; dan

3. Liabilitas keuangan lainnya.

Biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan dari


aset atau liabilitas setelah disesuaikan, jika layak, untuk mencapai suatu suku bunga
efektif yang konstan selama umur aset atau liabilitas (misalnya, pendapatan bunga

13
yang konstan atau beban bunga yang konstan sebagai suatu persentase jumlah
tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan). Dengan kata lain, biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah
pada pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi pembayaran
pokok, ditambah atau dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode
suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

 Nilai wajar

Nilai wajar (fair value) adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.

Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada
nilai wajar di laporan posisi keuangan:

1. Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi;


2. Aset keuangan tersedia untuk dijual; dan
3. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
2.7. PENGHENTIAN PENGAKUAN (DERECOGNITION)
1. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :

1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir

2. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian


pengakuan.

2. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan

Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau bagian dari kewjaiban


keuangan) dari neracanya, jika dan hanya jika kewajiban keuangan tersebut
berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
dibatalkan atau kadaluarsa.

2.8. LINDUNG NILAI

14
Akuntansi lindung nilai menurut Epstein & Jermakowicz (2008) adalah
penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk melindungi
perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value).

Perlakuan akuntansi khusus bagi transaksi hedging yang mencakup instrumen


hedging dan hedge item, yang bertujuan untuk memastikan keuntungan atau
kerugian atas instrumen hedging dan hedge item diakui dalam laporan laba rugi
periode yang sama.

Jenis Lindung Nilai :

1. Lindung Nilai Atas Nilai Wajar

Suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau
kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian
yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang
dapat diatribusikan pada resiko tertentu dan dapat mempengaruhi laporan laba rugi.
2. Lindung Nilai Atas Arus Kas

Suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang dapat
diatribusikan pada resiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang
telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga masa depan atas
utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada resiko
tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar
terjadi.dan dapat mempengaruhi laporan laba rugi.

3. Lindung Nilai atas investasi neto pada operasi di luar negeri

Sama seperti lindung nilai arus kas

Kriteria Lindung Nilai :

1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan


pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan
manajemen resiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.

15
2. Lindung nilai diharapkanakan sangat efektif dalam rangka saling hapus
atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas.

3. Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang
merupakan subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan
besar terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat
memengaruhi laporan laba rugi.

4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal.

5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa


efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan
dimana lindung nilai tersebut ditetapkan.

Instrumen Lindung Nilai :

1. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi dalam mata uang
asing.

2. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan nonderivatif

3. Akuntansi lindung nilai: penggunaan opsi yang diterbitkan dalam


instrumen lindung nilai yang digabungkan

4. Lindung nilai Internal

5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola


risiko suku bunga

Item yang dilindung nilai :

1. Derivatif

2. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi

3. Deposito inti tak berwujud

4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing di masa datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, Rizky. 2016. PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing.
https://www.academia.edu/9075541/PSAK_10_PENGARUH_PERUBAHAN_NIL
AI_TUKAR_VALUTA_ASING. Diakses 28 Oktober 2018.

Arief Fauzi, Muhammad. 2016. Resume PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan


dan Pengukuran. https://marieffauzi.wordpress.com/2013/11/16/resume-psak-55-
instrumen-keuangan-pengakuan-dan-pengukuran-2/. Diakses 28 Oktober 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai