Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang
membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung mukopolisakarida.
Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan
diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada
vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus intervertebralis.
Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan melawan gaya tersebut
secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai
macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi
Karena proses penuaan pada diskus intervebralis, maka kadar cairan dan elastisitas
diskus akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus intervebralis makin
menyempit, “facet join” makin merapat, kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk,
annulus menjadi lebih rapuh, sehingga rentan terjadinya Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang
membuat radix nervi tertekan dan menimbukan rasa nyeri. Beberapa penyebab terjadinya
antara lain : A) penekanan langsung radix nervi karena cedera kompresi. B) secara tidak
langsung yaitu karena reaksi imunitas dan edema karena perubahan permeabilitas.
Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap
nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin bertambah
setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang berulang-ulang setiap
hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan menimbulkan robekan kecil
pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala prodromal. Keadaan demikian
merupakan “locus minoris resistensi” atau titik lemah untuk terjadinya Hernia Nukleus
Pulposus. Sebagai contoh, dengan gerakan yang sederhana seperti membungkuk memungut
surat kabar di lantai dapat menimbulkan herniasi diskus. Ligamentum spinalis berjalan
longitudinal sepanjang tulang vertebrae. Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah
tertentu dan mencegah robekan.
Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior.
Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dan kuat,
berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang lainnya.
ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior corpus vertebrae, yang juga
turut memebentuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut melekat
sepanjang kolumna vertebralis, sampai di daerah lumbal yaitu setinggi L 1, secara progresif
mengecil, maka ketika mencapai L 5 – sacrum ligamentum tersebut tinggal sebagian lebarnya,
yang secara fungsional potensiil mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil ini secara
fisiologis merupakan titik lemah dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang
terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi cidera kinetik.
Diagnosis
Pada keadaan tidak terdapatnya masalah medis yang serius, maka tidak diperlukan
pemeriksaan penunjang yang berlebihan karena biasanya dalam 4 minggu 90% pasien akan
sembuh dengan sendirinya. Jika rasa nyeri tetap bertahan selama 4 minggu atau lebih, maka
dilakukan pemeriksaan x-ray spinal dan menilai keadaan tulang-tulang dan pada pandangan
oblik sendi facet dan dapat melihat keparahan dari spondylolisthesis.
Pada pemeriksaan CT-Scan dapat melihat herniasi dan serpihan patahan tulang di canal
spinalis. Pada pemeriksaan CT-Scan dengan kontras, dapat membantu untuk membedakan
tumor dan abses di sistem saraf pusat.
Pada pemeriksaan MRI dapat mengetahui bentuk diskus dengan baik dan mengetahui status
hidrasinya serta dapat mengetahui keadaan jaringan disekitarnya.pada pemeriksaan MRI
dengan ditambahkan gadolinium dapat membedakan herniasi diskus dengan sikatriks post
operasi.
Pada keadaan dimana MRI menjadi kontra-indikasi, maka myelogram dapat dilakukan, dengan
melihat adanya gambaran filling defect pada diskus posterior yang membengkak
Pemeriksaan bone scan dapat dilakukan untuk melihat fraktur yang kecil pada vertebra yang
tidak dapat dilihat melalui x-ray maupun ct-scan,
Diagnosis banding