Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Nyeri Haid

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan menurut Reber (2010) dalam makna kolektifnya,

pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki seseorang atau kelompok

atau budaya tertentu, sedangkan secara umum pengetahuan adalah komponen-

komponen mental yang dihasilkan dari semua proses apapun, entah lahir dari

bawaan atau dicapai lewat pengalaman.

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan pengetahuan adalah segala

hal yang diperoleh dari proses persentuhan pancaindra terhadap objek tertentu,

bisa pula melalui proses belajar dan mengamati sekitar.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda. Secara garis besarnya dibagi

dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :

9
1. Tahu (know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur

bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain.

4. Analisa (analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

5.Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen

pengetahuan yang dimiliki

10
.6.Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terha dap suatu objek tertentu.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

2. Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

11
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

2.1.4 Kategori Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan menggunakan pengkategorian menurut

Machfoedz (2009) dalam Notoatmodjo (2010) yaitu:

1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh

pernyataan.

2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh

pernyataan.

3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh

pernyataan.

2.1.5 Pengertian Nyeri Haid

Nyeri haid atau dysmenorrhea merupakan ketidakseimbangan hormon

progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang timbul,

faktor psikologis juga sangat berperan terjadinya dysmenorrhea pada

beberapa wanita. Dysmenorrhea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu

gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi kedokter

untuk konsultasi dan pengobatan.Kondisi ini bertambah parah bila disertai

dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stress, depresi, cemas

berlebihan dan keadaan sedih atau gembira berlebihan (Dito Anurogo, 2011).

Dysmenorrhea atau dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat

menstruasi (Icemi & Wahyu, 2013). Menurut Reeder (2013), dismenore yakni

12
nyeri menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum atau

selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari

selama menstruasi. Dismenore merupakan nyeri menstruasi yang

dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum atau selama menstruasi yang

merupakan permasalahan ginekologikal utama, yang sering dikeluhkan oleh

wanita (Lowdermilk, 2011). Menurut Sarwono (2011), dismenore adalah

nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah.

Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai

berat.Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan

perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya sendiri

dengan obat anti nyeri. Menurut Karim (2013), dismenore merujuk pada

keseluruhan gejala-gejala nyeri yang timbul ketika menstruasi, yang dapat

dibedakan menjadi dismenore primer dan sekunder.

Dari berbagai pendapat, dapat disimpulkan dismenore merupakan

adanya gangguan fisik pada wanita yang mengalami menstruasi, yang

dikarakteristikan dengan adanya nyeri pada saat menstruasi, dan nyeri tersebut

bisa terjadi sebelum atau selama menstruasi dalam waktu yang singkat.

2.1.6 Klasifikasi Nyeri Haid

Karim (2013) menyebutkan bahwa dismenore dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu primer dan sekunder.

1. Dismenore Primer

13
Dismenore primer disebut juga primary dysmenorrhea,

merupakan suatu rasa nyeri siklik menstrual tanpa kelainan patologis

pada panggul, dismenore primer biasa sering terjadi beberapa tahun

pertama setelah menarche, memiliki karakteristik nyeri yang khas

(J.O.Schorge, 2008).

Menurut Sarwono (2011), dismenore primer adalah nyeri haid

tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul. Dismenore primer

berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi

miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang

diproduksi oleh endometrium pada fase sekresi. Perempuan dengan

dismenore primer didapatkan kadar prostaglandin lebih tinggi

dibandingkan dengan perempuan tanpa dismenore. Peningkatan ini terjadi

lebih kurang 48 jam pertama saat haid. Hal ini sejalan dengan awal

muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri haid. Keluhan mual,

muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai dismenore karena

masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik.

2. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder disebut juga secondary dysmenorrhea,

merupakan dismenore yang sering terjadi akibat komplikasi dari

endometriosis, leiomioma, PUD, adenomiosis, polip endometrial dan

obstruksi anatomis. Oleh sebab itu, dismenore sekunder sering dikaitkan

dengan keluhan ginekologis seperti dispareuni, disuria, perdarahan

14
abnormal dan infertilitas (J.O.Schorge,2008). Menurut Sarwono (2011),

dismenore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai

keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endometriosis,

adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,

perlekatan panggul atau irritable bowel syndrome.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Haid

Menurut Prawiroharjo (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi nyeri haid antara lain:

1. Faktor Kejiwaan

Kondisi kejiwaan yang tidak stabil pada wanita akan mengaktivasi

hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistim neuroendokrin,

yaitu sistim simpatis dan sistim korteks adrenal. Paparan ketidakstabilan

kondisi emosional ini akan meningkatkan hormone adrenalin, tiroksin dan

kortisol yang berpengaruh secara signifikan pada homeostatis. Hal inilah

yang menyebabkan vasokonstriksi pada daerah yang terkena nyeri sehingga

menimbulkan efek penekanan pembuluh darah, pengurangan aliran darah

dan peningkatan kecepatan metabolisme. Efek-efek yang terjadi inilah yang

akan membuat iskemi pada sel.

2. Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagai

penyebab timbulnya dismenore primer yang dapat menurunkan ketahanan

seseorang terhadap nyeri. Faktor ini antara lain:

15
a. Anemia

Pada penderita anemia, kemampuan darah untuk mengangkut

oksigen berkurang. Hal ini akan menyebabkan gangguan pada

pertumbuhan sel. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan atau

disfungsi jaringan.

b. Penyakit menahun

Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan

menyebabkan tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap

rasa nyeri. Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini

adalah asma dan migrain.

3. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Pada faktor ini menyebabkan aliran darah menstruasi tidak lancer

sehingga otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk melainkan

kelainan tersebut.

4. Faktor Endokrin

Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang

berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi

memproduksi prostaglandin F2-α yang menyebabkan kontraksi otot-otot

polos. Jika jumlah prostaglandin F2-α berlebih akan dilepaskan dalam

peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum, seperti

diare, nausea, dan muntah.

16
5. Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore

primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial.Smith menduga bahwa

sebab alergi ialah toksin haid.

2.1.8 Penanggulangan Nyeri Haid

Upaya penanggulangan Nyeri haid menurut Proverawati A, Maisaroh

(2009), yaitu :

1. Kompres dengan botol dingin (bisa diperut atau dipinggang bagian

belakang).

2. Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.

3. Menghindari minuman beralkohol, kopi dan es krim.

4. Menggosok perut atau pinggang yang sakit.

5. Ambil posisi menunggingsehingga rahim menggantung kebawah.

6. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

7. Obat-obatan yang digunakan harus dengan pengawasan dokter. Boleh

minum analgetik yang banyak dijual di took obat, asal dosisnya tidak

lebih dari 3 kali sehari.

2.1.9 Tingkat Pengetahuan Tentang Nyeri Haid

Tingkat pengetahuan tentang nyeri haid adalah hasil dari tahu, dan

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap informasi yang

berkaitan dengan nyeri yang timbul saat haid dimulai segera setelah terjadi

17
menstruasi pertama kali hingga menjelang dewasa (Notoatmodjo,2005;Ayus

2009).

Pengetahuan dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya sebuah tindakan

yang akan dilakukan selanjutnya oleh seseorang.Dikarenakan itu dibutuhkan

suatu pengetahuan yang memadai bagi remaja tentang nyeri haid, bukan

hanya sebagai suatu penentu perilaku selanjutnya, tetapi juga bisa bertindak

sebagai pencegah hal yang tidak diinginkan akibat dari ketidaktahuan remaja

mengenai nyeri haid.

2.2 Tingkat Kesiapan Menghadapi Menarche

2.2.1 Pengertian Kesiapan


Menurut pendapat Slameto (2010 ) menyatakan, bahwa Kesiapan

adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi

respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap satu situasi. Soemanto

(2012) mengatakan, ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan

atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama

Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat

atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah

suatu keadaan dalam diri seseorang yang membuatnya siap memberi jawaban

atau respon dalam mencapai tujuan tertentu. Kesiapan merupakan kesediaan

18
untuk memberikan respon atau reaksi.Kesediaan itu datang dari dalam diri

siswa. Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam suatu proses, karena jika siswa

sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan.

2.2.2 Prinsip-prinsip Kesiapan

Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2010) yaitu :

1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat

dari pengalaman.

3. Pengalaman–pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kesiapan.

4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tetentu terbentuk dalam periode tertentu

selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

2.2.3 Macam-macam Kesiapan

Berikut macam–macam kesiapan (Kuswahyuni, 2009)

1. Kesiapan Mental

Kesiapan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara

keseluruhan dan bukan hanya kondisi jiwanya. Kondisi kesiapan mental

merupakan hasil tumbuh kembang sepanjang hidup seseorang dan

diperkuat oleh pengalaman sehari-hari orang yang bersangkutan.

2. Kesiapan Diri

19
Kesiapan diri adalah terbangunnya kekuatan yang dipadu dengan

keberanian fisik dalam diri siswa yang berakal sehat sehingga dapat

menghadapi segala sesuatu dengan gagah berani.

3. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan perubahan perilaku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya denganmembaca, mengamati,

mendengarkan, meniru.

4. Kesiapan Kecerdasan

Kesiapan kecerdasan adalah kesigapan bertindak dan kecakapan

memahami bisa tumbuh dari berbagai kualitas. Ketajaman intelegensi,

otak, dan pikiran dapat membuat siswa lebih aktif daripada siswa yang

tidak cerdas. Hal tersebut membuat siswa jadi lebih bisa menyesuaikan

diri dengan sekitarnya, makin cepat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya semakin cepat mengendalikan situasi.

2.2.4 Pengertian Menarche

Menarche adalah menstruasi pertama yang terjadi akibat adanya suatu

proses sistem hormonal yang komplek. Setelah panca indra menerima

rangsangan yang diteruskan kepusat dan diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan

dengan hipofesimelalui system fortaldikeluarkan hormon gonatropik

perangsangfolikel dan luteinzing hormone untuk merangsang indung telur.

Hormon perangsangfolikel (FSH), merangsang folikel primodialyang di

20
dalam perjalanannya dominan mengeluarkan hormon estrogensehingga terjadi

pertumbuhan dan perkembangan tanda sekssekunder (Manuaba, 2010).

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada

seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14

tahun. Perubahan penting terjadi pada masa gadis menjadi matang jiwa dan

raganya melalui masa wanita dewasa.Hal ini menandakan bahwa anak

tersebut sudah memasuki tahap kematamgan organ seksual dalam tubuhnya.

Selama ini masyarakat merasa tabu untuk membicarakan masalah menstruasi

dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki pengetahuan dan

sikap yang cukup baik tentang perubahan–perubahan fisik dan psikologis

terkait menarche. Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum menarche

karena perasaan cemas dan takut akan muncul, selain itu juga kurangnya

pengetahuan tentang perawatan yang diperlukan saat menstruasi(Proverawati

A, Maisaroh S, 2009).

Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa, menarche adalah saat haid

atau menstruasi yang datang pertama kali pada seorang wanita yang sedang

menginjak dewasa, haid yang pertama kali terjadi pada dinding rahim dan

yang dikenal dengan istilah darah haid, sebagai tanda kesiapan biologis, dan

tanda siklus masa subur telah mulai.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menarche

Factor-faktor yang mempengaruhi menarche (Proverawati A, Maisaroh S,

2009), yaitu :

21
1. Aspek psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan bagian

dari masa pubertas. Menarche merupakan suatu proses yang

melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas.

2. Menarche dan kesuburan

Pada sebagian besar wanita, menarche bukanlah sebab tanda

terjadinya ovulasi.Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa

interval rata-rata antara menarche dan ovulasi terjadi beberapa bulan.

3. Pengaruh waktu terjadinya menarche

Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah perkembangan

payudara. Namun akhir-akhir ini menarche terjadi pada usia yang

lebih muda dan tergantung dari pertumbuhan individu tersebut, diet

dan tingkat kesehatannya.

4. Menache dan lingkungan social

Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa lingkungan social

berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche.Salah satunya yaitu

lingkungan keluarga.Lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya

keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarche

dini sedangkan anak yang tinggal dikeluarga yang kurang harmonis

dapat mengakibatkan terjadinya menarche dini.

5. Umur menarche dan status social ekonomi

Menarche terlambat terjadi pada kelompok social ekonomi sedang

sampai tinggi yang berselisih sekitar 12 bulan.Hal ini telah diteliti di

22
India berdasarkan pendapatan perkapita. Orang yang berasal dari

kelompok keluarga yang biasa mengalami menarche yang lebih dini.

Namun setelah diteliti lebih lanjut asupan protein lebih berpengaruh

terhadap kejadian menarche yang lebih awal.

6. Basal metabolic indek dan kejadian menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami

menarche dini (9-11) mempunya berat badan maksimum 46

kg.kelompok yang memiliki berat badan 37 kg mengalami menarche

yang terlambat yaitu sekitar 4,5 kg lebih rendah dari kelompok yang

memiliki berat badan yang ideal.

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menghadapi menarche

1. Usia

Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, diukur mulai saat dia lahir. Hubungan usia siswa

terhadap kesiapan menghadapi menarche adalah semakin muda usia siswa,

maka semakin ia belum siap untuk menerima peristiwa haid, sehingga

menarche dianggap sebagai gangguan yang mengejutkan. Selain itu

menarche yang terjadi sangat awal, dalam artian siswa tersebut masih

sangat muda usianya, dan kedisiplinan diri dalam hal kebersihan badan

masih kurang, seperti mandi masih harus dipaksakan oleh orang lain,

padahal sangat penting menjaga kebersihan saat haid.Sehingga pada

23
akhirnya, menarche dianggap oleh anak sebagai satu beban baru yang tidak

menyenangkan (Suryani dan Widyasih, 2008).

2. Sumber informasi

Yang dimaksud sumber informasi disini adalah sumber-sumber

yang dapat memberikan informasi tentang menarche kepada siswi.Sumber

informasi yang diterima siswa menurut Yusuf (2010) dapat diperoleh dari :

a. Keluarga

Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan

darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan marga.Dalam arti

sempit, keluarga meliputi orang tua dan anak. Jika peristiwa menarche

tersebut tidak disertai dengan informas-informasi yang benar maka akan

timbul beberapa gangguan-gangguan antara lain berupa: pusing, mual,

haid tidak teratur (Suryani dan Widyasih, 2008)

b. Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa)

mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan

kepribadiannya. Peranan itu semakin penting, terutama pada saat

terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade

terakhir ini. Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja itu

ternyata berkaitan dengan iklim keluarga remaja itu sendiri.Remaja

yang memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya cenderung

dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif teman sebayanya,

24
dibandingkan dengan remaja yang hubungan dengan orang tuanya

kurang baik. Hubungan orang tua dan remaja yang sehat dapat

melindungi remaja tersebut dari pengaruh teman sebaya yang tidak

sehat. Hubungan kelompok teman sebaya dengan kesiapan menghadapi

menarche yaitu, informasi tentang menarche dapat diperoleh dari

kelompok teman sebaya, apabila informasi-informasi tentang menarche

tidak benar, maka persepsi siswa tentang menarche akan negatif,

sehingga siswa tersebut merasa malu saat mengalami menarche dan

dapat timbul beberapa gangguan-gangguan antara lain berupa: pusing,

mual, haid tidak teratur.

c. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan progam bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik

menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional maupun

sosial.guru disekolah hendaknya memberikan pendidikan kesehatan

reproduksi, khususnya menarche pada siswa secara jelas sebelum

mereka mengalami menstruasi. Hal ini berkaitan dengan peran sekolah

sebagai pendidik dan komunikator.Karena informasi mengenai

menarche merupakan hal utama bagi kesiapan siswa menghadapi

menarche (Anggraini, 2008).

25
2.3 Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adilescere (kata

benda. Adolescentia yang berarti remaja)myang berarti tumbuh atau tumbuh

kearah kematangan. Batasan usia Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan

belum kawin sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Yani et al,

2009). Prawirohardjo berpendapat bahwa remaja merupakan masa peralihan

antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai kira-kira pada umur

8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun (Ratna, 2009).

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa. Masa remaja merupakan periode yang paling rawan dalam

perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampubertahan hidup,

dimana secara fisik ia mengalami perubahan fisik yang spesifik dan secara

psikologis akan mulai mencari jati diri. Dalam pencarian identitas diri ini

remaja harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga membutuhkan

penyesuaian kejiwaan (Waryana, 2010).

Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa

peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak

mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan

ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang

telah matang.

26
2.3.2 Tahapan Perkembangan Remaja

Tahapan perkembangan menurut Erikson dalam Tim Penulis Poltekes

Depkes Jakarta (2010) tardapat delapan tahap perkembangan dan lima

diantaranya dilalui oleh remaja, antara lain :

1. Kepercayaan melawan ketidak percayaan

Tahap ini terjadi diawal kehidupan, selama satu hingga dua tahun pertama.

Anak belajar untuk perccaya pada dirinya sendiri maupun lingkungannya.

2. Otonomi melawan keraguan

Bagi remaja dalam membangun rasa otonomi atau kebebasan merupakan

bagian dari transisi emosional dimana terjadi perubahan ketergantungan,

yang awalnya khas kanak-kanak mengarah kepada otonomi khas dewasa.

3. Inisiatif melawan rasa bersalah

Tahapan ini berlangsung pada anak usia pra-sekolah dan awal usia sekolah

dimana anak cenderung aktif bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu

dan wawasannya dengan cara bermain aktif, bekerja sama dengan orang

lain, dan belajar bertanggung jawab dengan tingkah lakunya.

4. Kerajinan melawan rasa rendah diri

Pada tahap ini terjadi persaingan dalam kelompok. Rasa percaya diri anak

mulai terasah, begitu pula dengan kemandiriannya sehingga anak juga

lebih termotivasi untuk belajar dengan tekun.

5. Identitas melawan kebingungan identitas

27
Remaja berusaha mengaktulisasikan dirinya untuk mengetahui jati diri dan

mengadakan upaya-upaya untk bertindak baik dan benar sesuai aturan.

2.3.3 Masalah Umum Pada Remaja

Berikut adalah masalah umum yang dialami remaja berkaitan dengan

tumbuh kembangnya menurut Eny (2013) :

1. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan rumahnya seperti relasi

dengan anggota keluarga, disiplin, dan bertentangan dengan orang tua.

2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan sekolah.

3. Kondisi fisik, penampilan (berat badan, cirri-ciri daya tarik, bau badan,

jerawat, kesesuaian dengan jenis kelamin).

4. Emosi (tempramen yang meledak, suasana hati yang berubah-ubah)

5. Penyesuaian social (minder, sulit bergaul, pacaran, penerimaan oleh teman

sebaya, peran pemimpin)

6. Masalah pekerjaan

7. Nilai-nilai (moral, penyalah gunaan obat-obatan, dan hubungan seksual)

8. Masalah yang berhubungan dengan lawan jenis (heteroseksual).

2.3.4 Perubahan Kejiwaan Pada Masa Remaja

Yani et al (2009) menjelaskan tentang perubahan yang berkaitan

dengan kejiwaan pada remaja antara lain :

28
1. Perubahan Emosi

Perubahan tersebut berupa kondisi :

a. Sensitive atau peka misalnya manangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya. Utamanya sering terjadi pada remaja putrid, lebih-

lebih sebelum menstruasi.

b. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau

rangsangan yang mempengaruhinya.

c. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua dan lebih senang

pergi bersama temannya daripada tinggal dirumah.

2. Perkembangan intelegensia

Pada perkembangan ini menyebabkan remaja :

a. Cenderung mengembangkan cara berfikir abstrak suka

memberikan kritik.

b. Cenderung mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku

mencoba-coba.

29
2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Nyeri Haid Dengan Kesiapan Remaja

Menghadapi Menarche

Masa remaja merupakan usia di mana individu berintegrasi dengan

masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-

orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Pertumbuhan

dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis.

Pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi dan pada laki-laki sudah

mulai mampu menghasilkan sperma (Proverawati & Misaroh, 2009).Masa

remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,

yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau

12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda

(Soetjiningsih, 2010). Peristiwa paling penting dalam masa pubertas anak gadis

ialah datangnya menstruasi pertama atau menarche, yang menjadi pertanda

biologis dari kematangan seksual (Suryani dan Widyasih, 2008). Salah satu

ketidaknyamanan saat menstruasi adalah dysmenorrhea. Banyak gadis merasa

sakit ketika haid.

Nagar & Aimol(dalam Fajri & Khairani, 2011)menyatakan, bahwa

pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi

persepsi remaja tentang menarche. Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang

menstruasi pertama (menarche)positif, maka hal ini akan berpengaruh baik pada

kesiapan remaja dalam menghadapi menstruasi pertama (menarche), sebaliknya

jika persepsi yang dibentuk adalah negatif, maka akan berpengaruh kurang baik

30
pada kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Kesiapan anak dalam

menghadapi menstruasi pertama adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa

seorang anak perempuan siap untuk mencapai kematangan fisik yaitu datangnya

menstruasi pertama pada saat menginjak usia 10-16 tahun yang terjadi secara

periodik (pada waktu tertentu) dan siklik (berulang-ulang). Hal ini ditandai

dengan adanya pemahaman yang mendalam tentang proses menstruasi sehingga

siap menerima dan siap mengalami menstruasi pertama sebagai proses yang

normal (Fajri & Khairani, 2011).

Pemahaman yang salah tentang nyeri haid dan kesiapan menghadapi

menarche bisa terjadi pada remaja putrid karena kurangnya pengetahuan tentang

nyeri haid. Pengetahuan yang kurang tentang menstruasi khususnya tentang nyeri

haid menyebabkan remaja tidak siap menghadapi menarche karena terjadi rasa

takut akan terjadi nyeri yang menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga

mengganggu aktivitas sehari-hari terutama aktivitas belajar bagi remaja putri.

31

Anda mungkin juga menyukai