Anda di halaman 1dari 18

STATUS PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. J U
b. Jenis kelamin : Laki – laki
c. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Januari 1990
d. Usia : 28 tahun
e. Alamat : Jl. Kp. Rawa Roko, Bojong. Kec.Rawalumbu
f. Suku bangsa : Betawi
g. Status perkawinan : Sudah Menikah
h. Pendidikan : SMP
i. Pekerjaan : Tidak bekerja
j. Agama : Islam
k. Tanggal masuk RS : 7 Desember 2018

II. RIWAYAT PSIKIATRI

AUTOANAMNESIS:

- Sabtu, 8 November 2018 Pukul 17:00 WIB di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Islam
Klender

ALLOANAMNESIS:

- Minggu, 9 November 2018 Pukul 11.00-13.30 WIB di Kediaman Keluarga Pasien


didapat dari kakak dan ibu pasien.

a) Keluhan utama
Pasien dibawa oleh kakak dan ibunya dengan keluhan tidak tidur selama 3 hari, perilaku
dan bicara pasien kacau seperti berperilaku kasar dan berbicara tidak nyambung sejak
1 Minggu SMRS.

1
b) Riwayat gangguan sekarang
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender oleh kakak dan ibunya
dengan keluhan tidak tidur selama 3 hari, perilaku dan bicara kacau seperti berperilaku
kasar dan berbicara tidak nyambung. Pasien mempunyai riwayat pemakaian narkoba
berupa ganja dan shabu selama kurang lebih 8 tahun.
2 minggu SMRS pasien terakhir memakai narkoba, ia berkata : berhenti
memakai narkoba karena memikirkan keluarga, istri dan anaknya.
lalu 1 minggu SMRS pasien berhenti bekerja karena di PHK oleh bosnya, pasien
adalah seorang supir yang menurut ibu pasien, pasien di pecat karena ketahuan
memakai narkoba.
Perilaku pasien mulai berubah semenjak ia berhenti bekerja dan mengetahui
sakit jantung yang diderita istrinya bertambah parah. Perilaku yang berubah seperti
pasien berbicara sendiri, meracau dan jika diajak berbicara tidak nyambung contoh
“berbicara memakai kode-kode gerakan tangan” dan keluarga pasien harus menuruti
kode-kode yang diberikan jika tidak dituruti pasien marah kemudian berteriak-teriak.
Pasien mengaku hal tersebut berasal dari perasaan dirinya sendiri. Pasien menyangkal
tidak pernah melihat hal-hal yang aneh. Pasien juga mengatakan sesekali fikirannya
seperti sedang diketahui orang lain.
3 hari SMRS, pasien sempat mengurung diri dikamar dan tidak ingin
bersosialisasi dengan keluarganya.
2 hari SMRS perilaku pasien berubah menjadi kasar dan mengamuk yaitu ketika
pasien merasa kesal dengan istrinya dan melampiaskannya dengan ingin memukul
kandang ayam hingga tangannya keram dan pasien dipaksa dibawa ke tukang urut dan
meracau ingin membakar rumah tukang urut tersebut.
Akhirnya 2 jam SMRS kakak pasien memutuskan untuk dirawat ke rumah sakit
karena khawatir pasien akan berperilaku sama seperti pada tahun 2015, yaitu perilaku
mengamuk dan suka memukul. Pasien dipaksa dibawa ke rumah sakit karena merasa
dirinya tidak sakit.
Kakak dan ibu pasien yang mengurusnya dirumah kontrakan yang bersebelahan
dengan rumah pasien, menduga bahwa keadaan pasien saat ini dikarenakan beban yang
menimpa pasien yaitu soal pekerjaan yang dipecat dan istrinya yang sakit. Pasien juga
mengaku bahwa ia memikirkan istri, anak dan keluarganya. Pasien menjadi kesusahan
dan kesulitan dalam mengurus rumah tangganya, anak-anak diurus oleh ibunya. Dan
2
keluarga menduga ada pengaruh juga dari pergaulannya yang tidak terkontrol dan tidak
sehat. Pasien cenderung tertutup dan tidak pernah bercerita atau jujur tentang
keadaannya. Namun sudah seringkali pasien ketahuan memakai narkoba yang
ditemukan alat-alat hisap dirumah yang diduga sudah pasien pakai sejak 2010 dan
pasien juga seringkali menyangkal. Sebelum kejadian ini, pasien seperti orang normal
biasa, bisa bekerja dan beraktivitas. tidak ada perilaku murung atau bersemangat yang
berlebihan dan tidak ada demam ataupun penurunan kesadaran.

3
Timeline riwayat perjalanan penyakit

Event : setelah pasien pulang dari


rumah sakit sakit, pasien tidak Event :
kembali kontrol kerumah sakit Gejala yang timbul berupa kode kode gerakan
karena keluarga pasien tangan yang berasal dari perasaan dirinya
menganggap pasien sudah sembuh sendiri, pasien juga mengatakan sesekali
dan pasien mengalami perbaikan fikirannya seperti sedang diketahui orang lain

Event : pasien dapat melakukan aktivitas sehari- Factor stress : 1 minggu


hari dan beraktivitas seperti orang normal. Tetapi SMRS, pasien berhenti
cenderung tertutup, tidak terbuka. bekerja karena di pecat
oleh bosnya. Dan istri
pasien yang sakit Pasien
juga mengaku 2 Minggu
SMRS berhenti memakai
narkoba dan menjadi
tidak bisa menahan
2010 2015 2016 2017 2018 emosinya.

Event : pasien masuk


Event : Penggunaan NAPZA dan Alkohol masih pasien konsumsi
Pasien pertama kali Rumah sakit Jiwa 2 Minggu SMRS : pasien terakhir mengkonsumsi
sampai 2 minggu terakhir SMRS.
menggunakan narkoba Islam Klender Narkoba, dan 1 minggu kemudian SMRS, pasien
jenis ganja, (1 linting dilakukan perawatan Pemakaian tidak secara teratur dan dosis yang dipakai tidak mengalami perilaku kacau yang tidak stabil seperti tidak
dirokok) selama 13 hari. menentu, kadang semakin meningkat (sehari 6 linting) dan bisa menahan emosinya karena pasien mengaku tidak
pasien juga mencoba jenis shabu. memakai narkoba lagi dan berbicara tidak nyambung,
Gejala : perilaku
pasien tidak dapat mengurus anak dan keluarganya tetapi
kasar, memukul,
keluarga pasien mengatakan gejala saat ini tidak separah
berbicara kasar,
tahun 2015 lalu.
meracau.

4
c) Riwayat gangguan sebelumnya
a. Psikiatrik
Menurut kakak pasien, pasien sudah pernah mengalami gejala seperti ini pada tahun
2015, sempat mendapat perawatan di RS Jiwa Islam klender selama 13 hari karena
perilaku dan emosi yang kacau dan tidak stabil, menurut kakak pasien gejala nya
yang dulu lebih parah dari yang sekarang contoh jika emosi pasien berperilaku kasar
dan memukul. Setelah pulang dari perawatan, keluarga pasien merasa terjadi
perbaikan namun setelah merasa sudah ada perbaikan, keluarga pasien tidak pernah
kontrol kedokter dan tidak pernah minum obat, keluarga pasien tidak ingat obat apa
yang diberikan setelah pulang dari perawatan. keluarga pasien juga mengira pasien
telah sembuh dan pasien sendiri juga selalu mengatakan bahwa ia tidak sakit dan
bisa menjalani aktivitasnya.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir. Pasien tidak pernah menderita
sakit berat hingga membutuhkan perawatan rumah sakit. Riwayat trauma kepala,
tumor, epilepsy tidak ada. Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung
disangkal.

c. Penggunaan NAPZA

Pasien merokok semenjak SMP hingga sekarang, dalam sehari biasanya


menghabiskan sebanyak setengah bungkus perhari. Pasien mengaku juga
mengkonsumsi minuman beralkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang
diketahui keluarga pasien sejak 2010 jenis yang dipakai yaitu, jenis shabu dengan cara
dihisap menggunakan sedotan atau bong dan ganja dengan cara dirokok. Tetapi
belakangan tahun terakhir ini pasien hanya menggunakan ganja. Kakak pasien
mengatakan, pasien mendapat obat-obatan tersebut karena dikasih ataupun beli dari
teman-temannya. Pasien terus memakai narkoba selama 8 tahun belakangan ini. Tetapi
menurut keluarga pasien dan pasien mengaku tidak pernah melihat pasien sakau. Awal
2010 pasien hanya mencoba jenis ganja 1 linting dan semakin lama sehari menjadi 6
linting tetapi tidak rutin. Dan pasien mengatakan menjadi tidak terasa jika hanya 1
linting, kemudian menjadi semakin bertambah lalu pasien mencoba narkoba jenis
lainnya seperti shabu. Pasien mengaku setelah memakai narkoba, pasien merasa

5
bersemangat ataupun menjadi rileks dan lebih focus dan menjadi tidak tidur. Dan pasien
mengaku jika memakai narkoba ketika merasa jenuh dan banyak pikiran atau ketika ia
ingin menyetir. Jika tidak bisa memakai narkoba di karenakan pasien tidak punya uang
atau karena tidak dikasih oleh temannya dan pasien hanya mabok-mabokan dan
membanting barang-barang yang ada dikamarnya saja, pasien mengaku masih bisa
menahan rasa keinginannya untuk tidak memakai narkoba dan terkadang juga kesulitan
dalam mengendalikan perilakunya seperti membanting barang-barangdan tidak mau
mengganggu keluarganya. Pasien mengaku terakhir mengkonsumsi narkoba 2 minggu
SMRS dan ketika berhenti memakai, 1 minggu kemudian pasien merasa sulit menahan
emosinya seperti ingin memukul.

d) Riwayat Pramorbid
1. Riwayat prenatal dan perinatal.
Pasien lahir dari pernikahan yang sah. Pasien merupakan seorang anak yang
diharapkan. Pasien adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Selama kehamilan,
ibu pasien dalam kondisi yang sehat, tidak ada riwayat gangguan atau keluhan
apapun. Pasien lahir cukup bulan dan dilahirkan secara normal dibantu oleh bidan.
Pada saat lahir bayi langsung menangis. Tidak ditemukan cacat fisik pada saat
kelahiran.
2. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pasien tinggal dan diasuh oleh kedua orang tua pasien. Pasien mendapat ASI
hingga 2 tahun, nutrisi dan asupan makanan pasien baik. Pasien tumbuh dan
berkembang seperti anak lain sesuai dengan usianya. Pasien tidak pernah
mengalami kejang. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun penyakit
lainnya, dan tidak ada masalah pertumbuhan maupun perkembangan pada saat itu.
3. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai anak seusianya. Pasien dapat bergaul
dengan teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan rumah. Pada usia saat
Sekolah Dasar (SD), pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Dan
menyelesaikan masa pendidikan SD nya dengan baik.

6
4. Masa kanak-kanak akhir dan pubertas (11-18 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya, pada saat SMP
pasien sering membolos dan kabur-kaburan karena pasien tidak menyukai pelajaran
seperti matematika dan fisika yang ia senangi pelajaran seni dan music. Pasien
kurang mampu bersosialisasi dengan teman-temannya. Pasien mampu
menyelesaikan pendidikan SMP namun tidak melanjutkan sekolah ke SMA karena
pasien tidak mau, ibu pasien mengatakan dulu sempat masuk pesantren tetapi hanya
sebentar karena pasien menolak.

5. Masa dewasa
a) Riwayat Pekerjaan :
Menurut ibu pasien, pasien bekerja tidak tetap dan baru sekitar 4 bulan menjadi
supir pribadi dikarenakan Pasien sulit mendapat pekerjaan karena hanya
bersekolah sampai SMP.
b) Riwayat Perkawinan :
Pasien sudah menikah pada tahun 2013 saat umur pasien 25 tahun, pasien
memiliki 2 orang anak yang jaraknya tidak jauh. Hubungan pernikahan pasien
diberlangsungkan karena pacar pasien sudah mengandung selama 5 bulan.
c) Agama :
Pasien beragama islam sejak kecil sampai dengan sekarang namun menurut
ibu pasien, pasien jarang sholat atau beribadah yang lain seperti mengaji.
Pasien tidak pernah masuk suatu kelompok aliran tertentu.
d) Aktivitas Sosial :
Saat pasien kecil sampai sekolah, pasien memiliki banyak teman dan dapat
berinteraksi social dengan baik. namun semenjak SMP pasien sering
membolos. Dan saat ini pasien bergaul dengan teman-teman yang tidak baik.
Yang suka mengajak nya minum dan memakai narkoba.
e) Situasi Kehidupan Sekarang :
Pasien saat ini tinggal bersama anak dan istrinya dirumah kontrakan. Dan
tinggal bersebelahan dengan kakak dan ibunya. Pasien sangat didukung secara
moril dan materil oleh keluarganya, jika pasien tidak bekerja pasien masih
suka diberi uang oleh ibunya dan anak-anaknya diurus oleh ibunya.

7
f) Riwayat Hukum :
Pasien tidak pernah ketahuan atau tersangkut kasus pemakaian narkoba
ataupun melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
g) Riwayat Psikoseksual :

Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Dan tidak ada
konflik dengan istrinya.

e) Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Pasien tinggal dengan
istri dan anaknya di rumah terpisah. Di dalam silsilah keluarga pasien, tidak ada yang
pernah mengalami atau memiliki keluhan gangguan kejiwaan. Orangtua pasien sudah
bercerai sejak tahun 2000, pasien mengaku menyayangi semua anggota keluarganya.
Kakak pasien yang pertama mengatakan, kakak pasien yang ketiga juga seorang
pemakai dan peminum.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Tinggal Serumah

8
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
a. Penampilan
Pasien seorang laki – laki usia 28 tahun tampak sesuai dengan usia, postur tubuh
agak bungkuk, dan tidak gemuk. Saat dilakukan wawancara, pasien memakai baju
berwarna hijau, celana panjang training berwarna hitam hijau, pasien menggunakan
alas kaki.

b. Perilaku dan aktivitas psikomotor


Selama wawancara, pasien tampak kooperatif dan pasien mengatakan ingin pulang,
kadang menolak menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pasien terlihat
bingung ketika pemeriksa menanyakan beberapa pertanyaan. Saat diajak bicara
pasien menatap mata pemeriksa.

c. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif terhadap pemeriksa.

B. Pembicaraan
a. Kuantitas : Pelan
b. Volume : Pelan
c. Irama : Teratur
d. Kelancaran : Lancar, artikulasi jelas
e. Kecepatan : Pelan
f. Gangguan bicara : Tidak ada afasia maupun disartria

C. Mood dan afek


a. Mood : Hipotim
b. Afek : Menyempit
c. Keserasian : Tidak serasi

D. Persepsi
a. Halusinasi : pseudohalusinasi : berbicara memakai kode-kode gerakan tangan yang
berasal dari perasaannya sendiri (suara batin)

9
 Auditorik : Ada (Pasien mendengar suara bisikan tidak tahu siapa
orangnya, dan didengar dari telinga kiri, tetapi tidak jelas berbicara apa)
 Visual : tidak ada (?)
 Taktil : Tidak Ada
 Olfaktorik : Tidak Ada
 Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran
a. Proses pikir
- Produktivitas:
 Flight of ideas : Tidak ada
 Asosiasi longgar : Tidak ada
 Inkoherensia : Tidak ada
 Kemiskinan isi piker : Tidak ada
- Kontinuitas
 Blocking : Tidak ada
 Sirkumstansial : Tidak ada
 Tangensial : Tidak ada
b. Isi pikir
- Preokupasi : Tidak ada
- Ide referensi : pasien mengatakan dirinya artis tetapi
dia tahu dia bukan artis.
- Waham
 Waham bizarre : Tidak ada
 Waham nihilistik : Tidak ada
 Waham kebesaran : Tidak ada
 Waham kejar : Tidak Ada
 Waham rujukan : Tidak ada
 Waham cemburu : Tidak ada
 Thought echo : Tidak ada

10
 Thought insertion : Tidak Ada
 Thought broadcasting : Ada (Pasien sesekali merasa fikirannya
seperti sedang diketahui orang lain).
 Thought withdrawal : Tidak ada
 Thought control : Tidak ada
 Obsesi-Kompulsi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada

F. Sensorium dan kognisi


1. Kesadaran:
E4V5M6 Compos Mentis
2. Orientasi dan daya ingat
a. Orientasi
 Waktu: Baik, pasien dapat menyebutkan hari, bulan, dan tahun saat
dilakukan wawancara.
 Tempat: Baik, pasien mengetahui ia sedang berada di RSJI Klender.
 Orang: Baik, pasien mengetahui ia sedang diwawancara oleh dokter
muda.
b. Daya ingat
o Segera : baik, pasien dapat menyebutkan tiga benda yang
baru saja pemeriksa sebutkan seperti pulpen, buku, dan Meja.
o Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat menu sarapan tadi
pagi.
o Jangka sedang . : baik, pasien mengetahui tanggal saat pasien
dibawa ke RS
o Panjang : baik, pasien dapat mengingat masa kecilnya
dulu.
3. Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi baik pasien dapat menjawab pertanyaan seven serial test dengan tepat.
Perhatian baik, pasien dapat mengeja kata D-U-N-I-A dan dapat mengeja dari
belakang A-I-N-U-D.

11
4. Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan membaca dan menulis baik, pasien dapat menulis satu kalimat lengkap
yang diperintahkan pemeriksa berupa kalimat “ LIPAT KERTAS” dan dapat
membaca tulisan “ BUKU AJAR PSIKIATRI” dan melaksanakan perintahnya
dengan baik.
5. Kemampuan visuospasial
Baik, pasien dapat menggambar jam dengan baik dan detail.
6. Pikiran abstrak
Kurang baik, pasien tidak dapat menjawab saat ditanya persamaan jeruk dan apel,
bahkan sebaliknya.
7. Kemampuan informasi dan intelegensi
Baik, pasien mengetahui presiden Indonesia saat ini dan presiden pertama
Indonesia.

G. Pengendalian impuls
Pasien mampu mengendalikan impuls dengan baik

H. Daya nilai
o Daya nilai sosial: Baik (selama di bangsal pasien kenal dengan beberapa pasien
lainnya dan rajin ikut kegiatan-kegiatan selama dibangsal)
o Uji daya nilai: Baik (apabila pasien menemukan dompet berisi uang di jalan, pasien
akan mencari alamat dompet tersebut).

I. Reality Testing Ability (RTA)


RTA terganggu
J. Tilikan
Derajat I (Pasien merasa dirinya tidak sakit).
K. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya

12
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status internis
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital
 Tekanandarah : 120/70 mmHg
 Nadi : 84x/menit regular
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,60C
 Kepala : Normochepal
 Thorax
 Paru : Simetris, vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : supel, bising usus (+), nyeri (-)
 Ekstremitas : hangat, sianosis (-), edema (-), capillary refill test< 2 detik.
2. Status neurologis
 Gangguan rangsang meningeal: tidak ada
 Mata
 Gerakan : Normal
 Bentuk pupil : Isokor
 Refleks cahaya : +/+
 Motorik
 Tonus : dalam batas normal
 Kekuatan : dalam batas normal
 Koordinasi : dalam batas normal
 Refleks : dalam batas normal

13
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender oleh kakak dan ibunya dengan keluhan
3 hari tidak bisa tidur, perilaku dan bicara kacau. Dikarenakan stressor yang menimpanya yaitu
pasien berhenti bekerja karena di PHK oleh bosnya dan istri pasien sedang sakit dan 2 minggu
yang lalu pasien terakhir memakai obat karena ia memikirkan keluarga, istri dan anaknya,
pasien sudah mengkonsumsi narkoba sejak 8 tahun yang belakang ini. Perilaku pasien mulai
berubah semenjak ia berhenti bekerja dan tidak memakai ganja lagi seperti tidak bisa menahan
emosi hingga akan memukul. pasien juga berbicara sendiri, meracau dan jika diajak berbicara
tidak nyambung contoh “berbicara memakai kode-kode gerakan tangan” dan keluarga pasien
harus menuruti kode-kode yang diberikan jika tidak dituruti pasien marah kemudian berteriak-
teriak. Pasien mengaku hal tersebut berasal dari perasaan dirinya sendiri. Pasien menyangkal
tidak pernah melihat hal-hal yang aneh. Pasien juga mengatakan sesekali fikirannya seperti
sedang diketahui orang lain. Akhirnya kakak pasien memutuskan pasien untuk dirawat ke
rumah sakit karena khawatir keadaannya seperti tahun 2015 lalu. keluarga menduga pasien
menjadi seperti ini karena ada pengaruh dari pergaulannya yang tidak terkontrol dan tidak sehat
(peminum dan pemakai narkoba) selama 8 tahun belakangan ini yang diduga mencetuskan
kejadian pasien seperti ini. Pasien cenderung tertutup dan tidak pernah bercerita tentang
keadaannya. Namun sudah seringkali pasien ketahuan sedang memakai narkoba yang
ditemukan alat-alat hisap dikamar yang juga seringkali menyangkalnya.

14
Dari pemeriksaan status mental didapatkan:

• RTA terganggu
• Mood hipotim
• Afek menyempit, tidak serasi
• Halusinasi auditorik
• Pseudohalusinasi
• Thougt Broadcasting
• Tilikan derajat 1

VI. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik
Tidak terdapat riwayat penyakit psikiatri didalam keluarganya
2. Psikologik
- RTA terganggu
- Mood hipotim
- Afek menyempit, tidak serasi
- Halusinasi auditorik
- Pseudohalusinasi
- Thougt Broadcasting
- Tilikan derajat 1
3. Lingkungan dan faktor sosial
 Pasien memiliki lingkungan pertemanan yang tidak sehat, teman yang suka
mengajak untuk minum-minum alcohol bersama dan memakai narkoba.

15
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
 Aksis I : F12x.75 Gangguan Psikotik onset Lambat
o dd: F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik akut dengan gejala Skizofrenia
 Aksis II : Ciri Kepribadian Dissosial
 Aksis III : Tidak ada diagnosis
 Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan social (lingkungan pergaulan
yang tidak sehat, pemakai narkoba dan peminum alcohol)
 Aksis V :
o GAF saat masuk : 60-51
o GAF saat diperiksa : 60-51
o GAF 1 tahun lalu : 80-71

VIII. PENATALAKSANAAN
 Farmakoterapi
- Risperidone 2x2mg
 Nonfarmakoterapi
a. Psikoterapi suportif
- Memberikan keterangan kepada pasien dengan cara membiarkan pasien
mengeluarkan isi hatinya untuk bersikap terbuka dan jujur.
- Menanamkan pikiran kepada pasien dan membangkitkan kepercayaan
bahwa gejala-gejala tersebut akan hilang apabila pasien rutin minum obat
dan meninggalkan perilaku buruknya
- Memberikan nasihat-nasihat yang berhubungan dengan masalah pergaulan
pasien yang tidak baik untuk dihindari.
- Memberikan terapi perilaku dan terapi kerja kepada pasien serta terapi
keluarga untuk pasien dan keluarga pasien.
- Menimbulkan kesadaran pada pasien akan penyakitnya sehingga dapat
memperbaiki kembali kepribadian pasien yang telah mengalami goncangan
akibat adanya stressor sosial yang tidak dapat diatasi oleh pasien.

16
IX. PROGNOSIS
 Faktor yang memperberat
- Onset pada usia yang masih muda
- Pasien tidak merasa dirinya sakit dan merasa tidak membutuhkan obat
- Pasien masih berada di lingkungan yang buruk
 Faktor yang memperingan
- Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid sebelum sakit baik. Performa
sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik untuk meramalkan performa di
masa datang
Quo ada vitam : dubia ad Bonam
Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Quo ada sanationam : dubia ad Bonam

17
LAMPIRAN

Kemampuan menulis,
membaca dan visuospasial

Sesi wawancara dengan ibu


dan kakak pasien

18

Anda mungkin juga menyukai