Disusun Oleh :
112017035
Pembimbing :
PENDAHULUAN
Retina mempunyai lapisan paling luar yaitu epitel pigmen retina dan lamina
basal. Lapisan ini bersinggungan dan melekat kuat dengan lapisan koroid. Retina juga
memiliki lapisan fotoreseptor (lapisan retina sensorik) yang merupakan lapisan yang
terdiri atas sel batang dan sel kerucut. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang
tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga
merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis.1,2
Keadaan ablasio retina adalah keadaan dimana terpisahnya sel kerucut dan sel
batang retina dari sel epitel pigmen retina, dan merupakan kondisi kedaruratan yang
dapat mengancm penglihatan. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membran Bruch.1,2
PEMBAHASAN
A. Anatomi Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan,
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan
berakhir di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5
mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis
ini pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan
epitel berpigmen retina sehingga juga bertumbuk dengan membrane Bruch,
koroid dan sklera. Disebagian besar tempat, retina dan epitelium pigmen retina
mudah terpisah hingga membentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi
pada ablasio retina. Pada diskus optikus dan ora serrata, retina dan epitelium
pigmen retina saling melekat kuat sehingga membatasi perluasan cairan subretina
pada ablasio retina. Hal ini berlawanan dengan ruang subkhoroid yang dapat
terbentuk antara khoroid dan sklera. Dengan demikian ablasi koroid meluas
melewati ora serrata, dibawah pars plana dan pars plikata. Lapisan - lapisan
epitel permukaan dalam korpus siliare dan permukaan posterior iris merupakan
perluasan ke anterior retina dan epitelium pigmen retina. Permukaan dalam retina
menghadap ke vitreus.1,2
Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luar ke dalam adalah sebagai berikut:1,2
1. Epitelium pigmen retina
Merupakan lapisan terluar dari retina. Epitel pigmen retina terdiri dari
satu lapisan sel mengandung pigmen dan terdiri atas sel-sel silindris
dengan inti di basal. Daerah basal sel melekat erat membran Bruch dari
koroid. Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina, yang berperan
pada proses penglihatan. Epitel pigmen ini bertanggung jawab untuk
fagositosis segmen luar fotoreseptor, transportasi vitamin, mengurangi
hamburan sinar, serta membentuk sawar selektif antara koroid dan retina.
2. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut.
Sel-sel batang dan kerucut di laisan fotoreseptor mengubah
rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh
jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan ocipital. Fotoreseptor
tersusun sehingga kerapatan sel-sel kerucut meningkat di pusat makula
(fovea), dan kerapatan sel batang lebih tinggi di perifer. Pigmen
fotosensitif di dalam sel batang disebut rodopsin. Sel kerucut
mengandung tiga pigmen yang belum dikenali sepenuhnya yang disebut
iodopsin yang kemungkinan menjadi dasar kimiawi bagi tiga warna
(merah,hijau,biru) untuk penglihatan warna. Sel kerucut berfungsi untuk
penglihatan siang hari (fotopik). Subgrup sel kerucut responsif terhadap
panjang gelombang pendek, menengah, dan panjang (biru, hijau merah).
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam (skotopik). Dengan bentuk
penglihatan adaptasi gelap ini terlihat beragam corak abu-abu, tetapi
warnanya tidak dapat dibedakan. Waktu senja (mesopik) diperantarai oleh
kombinasi sel kerucut dan batang.
2. Membrana limitans externa.
3. Lapisan inti luar sel fotoreseptor, ini terdiri dari inti dari batang sel batang
dan kerucut.
5. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan – sambungan sel
bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor .
6. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
7. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan –
sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel bipolar.
8. Lapisan sel ganglion, Ini terutama mengandung sel badan sel ganglion
(urutan kedua neuron visual 7 pathway). Ada dua jenis sel ganglion.
9. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson – akson sel ganglion yang
berjalan menuju ke nervus optikus.
10. Membran limitans interna. Ini adalah lapisan paling dalam dan
memisahkan retina dan vitreous. Membran limitans interna dibentuk oleh
astrosit dan footplates sel Muller dan lamina basal.
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada kutub
posterior. Di tengah – tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis
makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang
disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil) yang berdiameter 1,5 mm. Secara
histologis makula merupakan bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai
lebih dari satu lapis sel. Secara klinis, makula adalah bagian yang dibatasi oleh
arkade – arkade pembuluh darah retina temporal. Di tengah makula sekitar 3,5
mm di sebelah lateral diskus optikus terdapat fovea yang secara klinis merupakan
suatu cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan
oftalmoskop.1,2
Fovea merupakan zona avaskular di retina pada angiografi fluoresens.
Secara histologi, fovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak
adanya lapisan – lapisan parenkim karena akson – akson sel fotorreceptor
(lapisan serat Henle) berjalan oblik dan pergeseran secara sentrifugal lapisan
retina yang lebih dekat ke permukaan dalam retina. Foveola adalah bagian paling
tengah pada fovea, disini fotoreseptornya adalah sel kerucut dan bagian retina
yang paling tipis. Semua gambaran histologis ini memberikan diskriminasi visual
yang halus. Ruang ekstraseluler retina yang normalnya kosong potensial paling
besar di makula dan penyakit yang menyebabkan penumpukan bahan di ekstrasel
dapat menyebabkan daerah ini menjadi tebal sekali.1,2
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khorio kapilaria yang
berada tepat diluar membrana Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina
termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotorreceptor, dan
lapisan epitel pigmen retina serta cabang – cabang dari arteri sentralis retinae
yang mendarahi dua pertiga sebelah dalam. Fovea sepenuhnya diperdarahi
oleh khoriokapilaria dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki
kalau retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan
endotel yang tidak berlubang yang membentuk sawar darah retina. Lapisan
endotel pembuluh khoroid dapat ditembus. Sawar darah retina sebelah luar
terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.1,2
B. Ablasio Retina
Ablasio retina (retinal detachment) adalah pemisahan retina sensorik,
yakni lapisan fotoreseptor (sel kerucut dan batang) dan sel epitel pigmen
retina dibawahnya. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membran Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang
retina tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan koroid atau pigmen
epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara
embriologis.1
Ablasio retina jenis ini disebabkan karena robekan pada retina dan merupakan
tipe yang paling sering ditemukan. Rhegmatogenous berasal dari bahasa Yunani yaitu
rhegma yang berarti koyakan atau celah. Robekan retina adalah defek dari seluruh
ketebalan neurosensori retina. Subretinal fluid yang berasal dari synchytic vitreous
dapat masuk ke dalam celah potensial dan menyebabkan lepasnya lapisan retina dari
dalam.3
Menurut penelitian di Taiwan oleh San-Ni Chen dkk, bahwa ablasio retina
regmatogen lebih didominasi oleh penderita laki-laki dan insiden tertinggi pada
ablasio retina regmatogen pada usia tua (50-69 tahun) serta insiden miopia
merupakan kejadian tertinggi pada ablasio retina regmatogen di populasi dewasa
muda di Taiwan.5
Patofisiologi
Daftar Pustaka
1. Ilyas S.
2. Sitorus R.S.
3. Suhardjo, Agni A.N.
4. Wu L. Rhegmatogenous retinal detachment. Medscape. 24 Februari 2017.
Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1224737-overview#a6.
Diakses pada 3 April 2019.
5. Chen S.N., Lian I.B., Wei Y.J. Epidemiology and clinical characteristics of
rhegmatogenous retinal detachment in Taiwan. British Journal of
Ophthalmology, Vol 100. 25 Maret 2017.
6.