(Skripsi)
Oleh
FALDI IKHSAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA PROSES HOT
PRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG
BATUBARA/PHENOLIC
Oleh : FALDI
IKHSAN
Komposit merupakan salah satu jenis material yang saat ini sedang dikembangkan
penggunaannya, Salah satu campuran bahan komposit adalah abu terbang batubara
(fly ash). Di Indonesia produksi fly ash dari pembangkit listrik terus meningkat, pada
tahun 2000 tercatat mencapai 1,66 juta ton dan diperkirakan akan meningkat
mencapai 2 juta ton pada tahun 2006, artinya semakin tahun produksi libah fly ash
semakin meningkat yang dapat membawa dampak pencemaran lingkungan karena
kurangnya pemanfaatan dari limbah fly ash.
Hasil pengujian kekerasan komposit sebagai fungsi temperatur dan tekanan pada
proses hot pressing dengan adanya peningkatan temperatur dan tekanan maka
semakin meningkat nilai kekerasannya, hal ini disebabkan faktor proses ikatan kimia,
ikatan antar partikel, distribusi partikel akan berjalan maksimal dan baik dan juga
porositas yang terjadi berkurang, rapat massa pada komposit terjadi dengan optimal.
Secara spesifik hasilnya sebagai berikut, dengan temperatur sebagai fungsi, nilai
2
kekerasan rata-rata terendah HR (E) 60,864 kg/mm pada temperatur 200˚C, dan nilai
2
kekerasan rata-rata tertinggi HR (E) 70,132 kg/mm pada temperatur 250˚C dan pada
tekanan sebagai fungsi mempunyai nilai kekerasan rata-rata terendah HR(E) 61,064
2
kg/mm pada tekanan 40 MPa dan nilai kekerasan rata-rata tertinggi HR (E) 71,53
2
kg/mm pada tekanan 80 MPa.
Coal fly ash composite/phenolic had a substance of material with the composition
60 % phenolic matrix, as the reinforcement of coal fly ash, graphite, 15 % iron
powder, 10% barium sulfate as the filler and 15% Nitril Butadiene Rubber as the
binder processed with hot pressing method, the heating temperature which used were
200˚C, 210˚C, 220˚C, 230˚C, 240˚C, 250˚C and the pressure which used were 40
MPa, 60
MPa, 80 MPa. This research was conducted to determine the effect of pressure and
temperature in hot pressing process to the hardness of coal fly ash composite/phenolic.
The hardness test result as the function of temperature and pressure in hot pressing
process showed that, the increased of temperature and pressure, increasing the
hardness value, it was due to the chemical bond factor, bonding between particles, the
distribution of particles would be maximize and good and so the porosity was
reduced, the mass density was optimally occur. Spesifically, there were the result,
with the temperature as the function, the lowest average value of hardness was HR (E)
2
60,864 kg/mm at 200˚C, and the higher value of hardness was HR (E) 70,132
2
kg/mm at 250˚C and the pressure as the function had the lowest average value
2
HR(E) 61,064 kg/mm at 40 MPa and the higher average value was HR (E) 71,53
2
kg/mm at 80 MPa.
Ole
h
Faldi Ikhsan
Skrips
i
Pad
a
Jurusan Teknik
Mesin
Fakultas Teknik Universitas
Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
LAMPUNG BANDAR
LAMPUNG
201
6
J udul Skripsi : PENGARUH TEKANANDAN TEMPERATUR
P ADA PROSES HOT PRESSING TERHADAP
KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG
BATUBARAI PHENOLIC
Fasnltas : Teknik
?fENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
-_/..~
1. Tim Penguji
Kerua : Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met. .... ~
~M. 10J5021063
Riwayat Hidup
(SMP) Negeri 2 Sukaraja pada tahun 2007, pada tahun 2010 penulis menyelesaikan
pendidikannya dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Natar. Dan sejak tahun
2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
VII Unit Usaha Pematang Kiwah Natar Lampung Selatan, sejak tahun 2015 bulan
skripsi dibawah bimbingan Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met. sebagai
pembimbing utama dan Bapak Nafrizal, S.T., M.T. sebagai pembimbing kedua, serta
Dan Bahwasanya Seorang Manusia Tidak Memperoleh Selain Apa Yang Telah
Diusahakannya, Dan Bahwasanya Usaha Itu Kelak Akan Diperlihatkan.
“To Get a Success, Your Courage Must Be Greater Than Your Fearˮ
panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan
beriring salam penulis panjatkan kepada kekasih Allah SWT, Baginda Rasullullah
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang
bantuan, partisipasi, dan dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Sebagai rasa
1. Bapak dan Ibu Ku tercinta, terimakasih Bapak, Ibu atas do’a dan dukungannya,
atas perhatian yang selalu diberikan kepada Ku, do’a, semangat, dukungan moril,
dan materi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, maaf Bapak, dan Ibu jika saya
2. Adik ku Hanif Putra Hermawan dan Fahmi Mutaqin yang selama ini memberikan
do’a. pacar ku tercinta Euis Suryani, Amd,. Kep. Yang selalu mendo’akan dan
member semangat, motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.S., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
4. Bapak Ahmad Suudi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
5. Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T,. M.Met. dan Bapak Nafrizal, S.T,. M.T.
6. Bapak Zulhanif, S.T,. M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin atas ilmu yang telah diberikan selama
penulis melaksanakan studi, baik materi akademik dan motivasi untuk masa yang
akan datang. Tak lupa juga terimakasih kepada staff dan karyawan Gedung H
8. Kepada teman- teman seperjuangan “MESIN 10”, Salpa Ade Nugraha, Dian
Purnama, Angga Roby, Dwiandri wibowo, Fiskan, Hendi, Made Yoga, Bondan,
Yayang Rusdiana, Feri Fariza, Dwi Novriadi, Doni, Ryan Ryon, Muslim,
Untuk semua teman angkatan teknik mesin 2010 yang tidak bisa disebutkan satu
Muhammad fatliyansah, hendi, riski, galeh, dedi jangan pernah lupa dengan
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab tu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan
Bandar Lampung,
Penulis
Faldi Ikhsan
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………... v
MOTTO …………………………………………………………………………… vi
I. PENDAHULUAN
Halaman
Table 3.4.1 Data hasil uji kekerasan dengan variasi tekanan …………………….... 52
Table 3.4.2 Data hasil uji kekerasan dengan variasi temperatur …………….…….. 52
Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Kekerasan Dengan Variasi Temperatur ………..... 56
Tabel 4.2. Data Hasil Pengujian Kekerasan Dengan Variasi tekanan ……………... 58
Table 4.4. Nilai rata-rata hasil pengujiam kekerasan komposit abu terbang
Halaman
Gambar 2.9 Hasil indentasi Brinell berupa jejak berbentuk lingkaran dengan
Gambar 4.8. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T2 variasi temperatur
210 ˚C ………………………………………………………………... 70
Gambar 4.9. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T3 variasi temperatur
220 ˚C ………………………………………………………………... 71
Gambar 4.10. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T4 variasi temperatur
230 ˚C …………………………………………………………………71
Gambar 4.11. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T5
variasi
temperatur 240 ˚C ………………………………………………….. 72
Komposit merupakan salah satu jenis material yang saat ini sedang
berbagai macam kendaraan dan komponen lain dari kendaraan, juga berbagai
Komposit adalah gabungan material yang terdiri dari dua atau lebih
komponen material penyusun, baik secara mikro maupun secara makro yang
Salah satu campuran bahan komposit adalah dari bahan sisa pembakaran
batubara atau lebih dikenal dengan fly ash. Di Indonesia produksi fly ash dari
maksimal, dimana data pada tahun 2000 tercatat jumlahnya mencapai 1,66
juta ton dan diperkirakan akan meningkat mencapai 2 juta ton pada tahun
2006. Besarnya jumlah fly ash dari sisa pembakaran batubara pembangkit
listrik yang dihasilkan dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan cara
Fly ash Tarahan mengandung unsur kimia SiO2 dan Al2O3 lebih banyak
dibandingkan dengan unsur lain yang terkandung, seperti Fe2O3, CaO, MgO,
dan Alkali, juga terkandung beberapa unsur logam berat yaitu Cu, Pb, Zn, Cd,
dan Cr. Kandungan silika yang dominan pada fly ash memungkinkan fly ash
dapat digunakan untuk bahan material tahan panas karena sifat silikat yang
Pada penelitian Muhammad Syahid, dkk (2011) bahwa komposisi fly ash
ash dan nilai kekerasan terkecil 73.33 HRB pada komposisi 40 % resin dan
60 % fly ash. Dapat dilihat dari hasil nilai kekerasan yang diperoleh pada
adanya partikel penguat pada matriks, dalam hal ini fly ash batubara. Namun
setelah melewati batas optimum , distribusi partikel tidak merata dan terjadi
tentang efek dari phenolic resin dan fly ash terhadap koefisien gesekan
kampas rem komposit. Proses hot pressing komposit fly ash/phenolic yaitu
dengan tekanan 40 MPa pada suhu 150˚C - 165˚C selama 8 menit, koefisien
gesekan berkurang pada phenolic 20% sementara pada phenolic 30% dan
gesekan.
Temperatur dan tekana pada proses hot pressing berpengaruh pada struktur
Hot pressing pada temperatur 540˚C dengan tekanan 120 MPa yaitu sebesar
418,7 VHN hal ini terjadi karena densitasnya juga optimal, dan akan turun
komposit tersebut, ikatan dan distribusi antar partikel sangat dipengaruhi oleh
temperatur dan tekanan, hasil optimum terjadi pada temperatur 550˚C dengan
fraksi berat penguat 5% fly ash. Dengan alasan pada penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Gustini (2010) dan Zulfikar (2010) tentang
pengaruh yang terjadi dengan komposit pada proses hot pressing, Pada
penelitian ini akan dilakukan pembuatan komposit abu terbang
proses hot pressing. Sehingga nantinya dapat diketahui pengaruh tekanan dan
batubara/phenolic.
1.2 Tujuan
temperatur pada proses hot pressing terhadap sifat kekerasan komposit abu
terbang batubara/phenolic.
penguat abu terbang batubara, grafit, serbuk besi 15%, pengisi barium
I. PENDAHULUAN
Pada bab ini tardiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah,dan
sistematika penulisan.
Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Pada bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang
Pada bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran
tugas akhir.
LAMPIRAN
2.1 Komposit
Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang
komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari
berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya
Bahan komposit secara umum terdiri dari penguat dan matrik, penguat
komposit pada umumnya mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih kaku serta
lebih kuat. Fungsi utama dari penguat adalah sebagai penopang kekuatan dari
dari penguat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit
penguat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu
8
penguat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih
3. Melindungi serat.
4. Memisahkan serat.
5. Melepas ikatan.
keleluasaan dalam bentuk atau desain yang dapat menghemat biaya produksi,
dan menjadikan bahan lebih ringan. komposit yang diproduksi oleh suatu
instansi atau pabrik biasanya dapat diprediksi sifat mekanik dari bahan
Adapun beberapa sifat mekanik yang dapat diprediksi dari komposit yaitu
tidak sederhana. Sehingga hasil pengujian juga sangat sulit ditentukan karena
kekuatan adhesive yang berbeda sehingga tidak jarang serat akan putus
ini dapat digunakan oleh peneliti sejauh untuk mengetahui sejauh mana
…………………………………………………………………………………………. ( . )
dengan:
resin, densitas penguat, massa matrik dan massa penguat. Adapun fraksi
= =
= …… … … … … … … … … . … … … … … … … … … . …
(2.2)
= …
1− ……………………………………………………….
(2.3)
Jika selama pembuatan komposit diketahui berat penguat dan berat matrik,
serta densitas penguat dan densitas matrik, maka fraksi volume dan fraksi
= … … …… … … … … … … … … … … … … … … . … … . .
(2.4)
+
Dengan :
-3
ρf = densitas penguat (gr.cm )
-3
ρc = densitas komposit (gr.cm )
3
V f = volume penguat (cm )
3
Vm = volume matrik (cm )
11
11
batas atas (upper bound) dan batas bawah (lower bound), berikut
Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari serat dan matriks.
kontinue),
anyaman),
pendek/acak),
acak).
13
13
Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
komposit lapis.
paduannya.
Kekurangan MMC :
a. Biayanya mahal
garden)
d. Peralatan elektronik
a. Gelas anorganic.
b. Keramik gelas
c. Alumina
d. Silikon Nitrida
filters, sensors.
17
17
panas.
tinggi, Anisotropy.
- Lemari perkantoran
- Peralatan elektronika.
- Rotor helikopter
Abu terbang batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara yang
berbentuk partikel halus dan abu tersebut merupakan bahan anorganik yang
pembakaran, pada gambar 2.4 merupakan bentuk dari abu terbang batubara.
19
19
Dari proses pembakaran batubara pada unit penmbangkit uap (boiler) akan
terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash)
Menurut ACI Committee 226, dijelaskan bahwa abu terbang (fly ash)
mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan No. 325 (45 mili
mikron) 5 – 27 % dengan spesific gravity antara 2,15 – 2,6 dan berwarna abu-
dengan sebagian silika berbentuk amorf. Sifat-sifat fisik abu batubara antara
lain densitasnya 2,23 gr/cm3, kadar air sekitar 4 % dan komposisi mineral
yang dominan adalah α-kuarsa dan mullite. Selain itu abu batubara
logam berat yang terkandung dalam abu batubara seperti tembaga (Cu),
timbal (Pb), seng (Zn), kadmium (Cd), chrom (Cr) (Misbachul munir, 2008).
20
20
Pada table 2.1 menjelaskan kandungan logam pada abu batubara Bukit Asam
dan Ombilin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash
komposisi kimia dan klasifikasinya seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2
Menurut ASTM C618 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash kelas F
dan kelas C. Perbedaan utama dari kedua ash tersebut adalah banyaknya
calsium, silika, aluminium dan kadar besi di ash tersebut. Walaupun kelas F
dan kelas C sangat ketat ditandai untuk digunakan fly ash yang memenuhi
berdasarkan asal produksi batubara atau kadar CaO. Yang penting diketahui,
bahwa tidak semua fly ash dapat memenuhi persyaratan ASTM C618, kecuali
Fly ash kelas F: merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran
hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah (CaO <
10%).
Fly ash kelas C: diproduksi dari pembakaran batubara lignite atau sub-
bereaksi dengan air) dan sifat ini timbul tanpa penambahan kapur. Biasanya
mengandung kapur (CaO) > 20% (Sri Prabandiyani Retno Wardani, 2008)
Selain komposisi kimia yang menentukan sifat akhir komponen, sifat serbuk
awal yang akan diproses juga mempengaruhi sifat produk akhir yang
dihasilkan. Hal ini sangat penting untuk menentukan sifat mekanis dari hasil
serbuk, berat jenis serbuk, mampu alir serbuk (flowability), dan mampu tekan
suatu padatan yang memiliki ukuran dimensi lebih kecil dari pada 1 mm.
serbuk:
kompaksi serbuk yang keras atau getas seperti: tungsten dan alumina,
b) Serbuk yang halus memiliki luas permukaan antar partikel yang lebih
didapatkan berat jenis yang lebih seragam pada saat kompasi, akan
partikel yang lebih halus karna rendahnya luas antar partikel yang
mekanisnya.
sebagai berikut:
mampu alir serbuk adalah bentuk serbuk, berat jenis serbuk, distribusi
diberikan. Serbuk yang halus akan memiliki mampu tekan yang lebih
tinggi dari pada serbuk yang kasar. Mampu tekan serbuk juga
bahan melalui proses pencampuran atau yang juga biasa disebut sebagai
proses kalsinasi. Proses pencampuran ada dua macam yaitu blending (proses
juga dapat dilakukan dalam keadaan kering (dry mixing) dan basah (wet
pencampuran homogen. Seperti yang terlihat pada gambar 2.5 partikel yang
dkk.2009)
2.5 Compacting
tinggi seperti besi, baja, dan nikel paduan memerlukan tekanan pemadatan
yang tinggi. Semakin tinggi tekanan pemadatan akan menaikkan berat jenis
2.6 Sintering
sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk utama.
Untuk waktu pemanasan tergantung dari jenis logam dan tidak diperoleh
dengan variabel waktu tahan sinter. Pada penelitian ini komposit isotropik
penguat.Volume fraksi penguat yang digunakan adalah 10%, 20%, 30% dan
nilai optimum saat waktu tahan sintering 2 jam. Fraksi volume penguat
terbaik adalah 40% dan waktu tahan sintering optimum adalah 2 jam.
aluminium dengan variasi suhu pressing (suhu ruang) 100˚C, 200˚C dan
metalurgi serbuk. Beban pengepresan adalah 5400 kg. Disinter dalam oven
E. Surojo (2014) melakukan proses hot pressing bahan komposit fly ash
/phenolic dengan tekanan 40 MPa dan pada suhu sinter 150-165˚C selama 8
menit, kemudian dipanaskan dalam furnace pada 120˚C selama 1 jam, 150˚C
selama 1 jam dan 180˚C untuk 8 jam. koefisien gesekan berkurang pada
phenolic 20% sementara pada phenolic 30% dan 40% koefisien gesekan
tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain yang lebih keras.
Metode ini tidak banyak lagi digunakan dalam dunia metalurgi dan
skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling
1. Talc 6. Orthoclase
2. Gipsum 7. Quartz
3. Calcite 8. Topaz
4. Fluorite 9. Corundum
(no. 6) tetapi tidak mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan
mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat
ditunjukkan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji
dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan.
1. Metode Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada tahun 1900.
= ( )(
…………………………………………... (2.5)
√ )
33
33
dimana P adalah beban (kg), D diameter indentor (mm) dan d diameter jejak
(mm).
beban 3000 kg selama waktu 1—15 detik. Untuk kondisi yang lain, nilai
500 kg selama 30 detik, seperti dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut.
2. Metode Vickers
diberika oleh:
.
n ……………………………………………… (2.6)
dimana d adalah……panjang diagonal rata-rata dari jejak berbentuk bujur
=
sangkar, skema dengan metode vikers dapat dilihat pada gambar 2.10.
35
35
3. Metode Rockwell
yang menyatakan material diukur dengan skala B: indentor 1/6 inci dan
beban 100 kg. Berikut ini diberikan Tabel 2.3 yang memperlihatkan
1. Cetakan
yang telah ditentukan, yaitu dengan panjang 52 mm, lebar 33 mm, dan
tinggi 20 mm. Seperti pada gambar 3.1 adalah bentuk dari cetakan.
Bagian
tengah
Bagian b
G
38
38
2. Timbangan digital
3. Mixer
fly ash, serbuk besi, dan bahan lainnya yang digunakan untuk mendapatkan
komposisi yang seragam tercampur dengan rata. Berikut ini pada gambar
4. oven
pemanasan hingga temperatur 250˚C, berikut ini pada gambar 3.4 adalah
5. Pressure gauge
cetakan ang ditekan agar spesimen menjadi padat dan tidak bergeser pada
saat proses dipanasan. Seperti yang terlihat pada gambar 3.5 alat pressure
6. furnace
penelitian ini.
41
41
7. Hardness tester
sehingga akan didapat nilai kekerasan dari spesimen uji. Metode yang
8. Digital mikroskop
distribusi partikel bahan penyusun komposit dan fenomena yang terjadi pada
sampai 1000x.
Fly ash digunakan Sebagai penguat atau pengisi dalam komposit. Fly ash
ini mengandung bahan seperti alumina, besi oksida, silica dan sisanya
2. Phenolic
untuk membuat spesimen. Resin ini mampu tahan pada temperatur tinggi
3. Grafit
4. Serbuk besi
Serbuk besi yang berwarna hitam dengan massa jenis besi besar sehingga
dengan kadar yang sama dengan komponen penysun lainnya, volume besi
ini relatif lebih kecil. Serbuk ini ditambahkan sebagai material gesek agar
berwarna putih.
Prosedur pada pengambilan data dalam penelitian ini menjadi beberapa tahapan
1. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dalam tahap pengumpulan data awal pada penelitian,
sebagai penunjang untuk tahap berikutnya. Studi pustaka ini bertujuan untuk
sebagai berikut :
yang digunakan adalah resin phenolic. Resin ini memiliki warna hitam
60%.
c. Bahan penguat yang digunakan adalah fly ash batu bara PLTU Tarahan,
grafit dan serbuk besi. Fly ash mengandung bahan seperti: silikat (SiO2),
magnesium, dan belerang. Fly ash ini memiliki bentuk serbuk berwarna
ketahanan thermal yang baik dibandingkan dengan jenis karet yang lain.
A. Proses Pemanasan
T1 200 60
T2 210 60
T3 220 60
T4 230 60
T5 240 60
T6 250 60
B. Proses Penekanan
alat pressure gauge selanjutknya diberi tekanan yang telah ditetapkan pada
variasi tekanan seperti yan dapat dilihat pada table 3.3 variasi tekanan pada
P1 40 250
P2 60 250
P3 80 250
50
50
Setelah material sudah terbentuk dan menyatu pada proses hot pressing
5. Pengujian Kekerasan
tersebut.
P = 100 kg
D = 1 8 inchi
Data hasil perhitungan uji kekerasan dengan metode rockwell akan disajikan
seperti pada tabel 3.4.1 untuk data hasil uji kekerasan dengan variasi tekanan dan
tabel 3.4.2 untuk data hasil uji kekerasan dengan variasi temperatur.
52
52
P2 60
P3 80
Dibawah ini menunjukan gambar diagram alur penelitian yang akan dilakukan
MULAI
Studi Pustaka
Pembuatan komposit
Analisa Data
SELESAI
5.1. Simpulan
nilai kekerasan komposit. Hal ini disebabkan faktor proses ikatan kimia,
pada temperatur 200˚C, dan nilai kekerasan rata-rata tertinggi, yaitu HR (E)
2
70,132 kg/mm pada temperatur 250˚C.
2. Dengan adanya peningkatan tekanan yang diberikan pada proses hot pressing
2
HR(E) 61,064 kg/mm pada tekanan 40 MPa dan nilai kekerasan rata-rata
2
tertinggi yaitu HR (E) 71,53 kg/mm pada tekanan 80 MPa. Dengan
yang terjadi berkurang dan rapat massa pada komposit terjadi dengan
optimal.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis agar penelitian ini dapat
2. Perlu dilakukan pengamatan struktur komposit lebih detail dan lebih lanjut
dilakukan secara cermat dan tepat, agar komposit yang dibuat dapat optimal
E. Surojo, Jamasri, V. Malau And M. N, 2014. Effects Of Phenolic Resin And Fly Ash
Gustini, 2010. Analisa Kekerasan Komposit Aluminium Fly Ash. Jurusan Teknik
Brawijaya Malang.
Mackey, D. and Jorgensen, A.H., 1999. Elastomers, Synthetic (Nitrile Rubber) 4th
Munir, Misbachul, 2008. Pemanfaatan Abu Batubara (Fly Ash) Untuk Hollow Block
Semarang.
Berpenguat Serat Bambu Dan Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku
Industri. Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih
Sukolilo Surabaya.
Rusianto, Toto, 2009. Hot Pressing Metalurgi Serbuk Aluminium Dengan Variasi
Suhu Pemanasan. Teknik Mesin. Fakultas Teknologi Industri Institu Sains &
Schwartz, M.M., 1984. Composite materials handbook. Mcgraw-hill inc, new York.
Syahid, Muhammad, dkk, 2011. Analisa Sifat Mekanik Polimer Matriks Komposit
Berpenguat Fly Ash Batubara Sebagai Bahan Kampas Rem. Jurusan Mesin
Zamzami, Yusman, 2013. Pengaruh Ukuran Fly Ash Pada Kekuatan Bending
Lampung.
Zulfikar, 2010. Studi Sifat Fisik Dan Mekanik Komposit Aluminium / Fly Ash Dengan
Negeri Padang.