Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Kelompok :
I Made Wahyu Wiguna / 1705521021
Made Yoga Pradnyana / 1705521028
Ida Bagus Ariyudha / 1705521061
Putu Hindita Armapriana Thajani / 1705521066
Dewa Gede Satya Ranasika Kusuma / 1705521067
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI ARSITEKTUR
2019
A. PROFESI ARSITEK DAN UNDANG-UNDANG ARSITEK
Ketika menyebut kata ‘Arsitek’, yang ada di benak masyarakat awam adalah
seseorang yang menggambar denah rumah atau membuat sketsa bangunan.Namun
tidak sesederhana itu, Arsitek merupakan sebutan ahli untuk figur yang mampu
memadukan Firmitas (kekokohan/ dayatahan), Utilitas (kegunaan), dan Venustas
(keindahan) dalam peran utamanya mewujudkan tata ruang dan tata massa yang
harmonis guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Pada tanggal 12 Juli 2017, Undang-Undang (UU) Arsitek nomer 6 tahun 2017
akhirnya disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. UU Arsitek ini
dibuat sebagai bentuk perlindungan hukum bagi arsitek, pengguna jasa arsitek, hasil
karya arsitektur serta masyarakat luas sekaligus melengkapi aturan yang sudah dibuat
sebelumnya yaitu UU Jasa Konstruksi, UU Bangungan Gedung, dan UU Keinsinyuran.
Secara garis besar, Undang-Undang ini membahas mengenai arsitek dan lingkup
kerjanya, persyaratan untuk menjadi arsitek, hubungan arsitek dengan masyarakat,
pembinaan arsitek, serta tata cara praktek bagi arsitek yang berasal dari luar Indonesia.
Berikut ini adalah 13 butir kompetensi yang menjadi standar pemenuhan kualifikasi
sertifikasi profesional arsitek. Setiap arsitek yang mengajukan sertifikat baru wajib
menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar standar-standar ini, sebagai salah satu bukti
pendalaman dan keterlibatannya dalam setiap proyek yang diajukan sebagai tolak ukur.
1. Perancangan Arsitektur
Kemampuan menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran
estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan
(Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical
requirements, and which aim to be environmentally sustainable)
2. Pengetahuan Arsitektur
Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni,
teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia (Adequate knowledge of the
history and theories of architecture and related arts, technologies, and human
sciences)
3. Pengetahuan Seni
Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan
arsitektur (Knowledge of the fine arts as an influence on the quality of
architectural design)
4. Perencanaan dan Perancangan Kota
Pengetahuan yang memadai tentang perancanaan dan perancangan kota serta
ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perancanaan itu (Adequate
knowledge on urban design, planning, and the skills involved in the planning
process)
5. Hubungan antara Manusia, Bangunan dan Lingkungan
Memahami hubungan antara manusia dan bangunan gedung serta antara
bangunan gedung dan lingkungannya, juga memahami pentingnya mengaitkan
ruang-ruang yang terbentuk di antara manusia, bangunan gedung dan
lingkungannya tersebut untuk kebutuhan manusia dan skala manusia
(Understanding of the relationship between people and buildings and between
buildings and their environments, and of the need to relate spaces between them
to human needs and scale.)
6. Pengetahuan Daya Dukung Lingkungan
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan
perancangan yang sesuai daya dukung lingkungan (An adequate knowledge of
the means of achieving environmentally sustainable design.)
7. Peran Arsitek di Masyarakat
Memahami aspek keprofesian dalam bidang Arsitektur dan menyadari peran
arsitek di masyarakat, khususnya dalam penyusunan kerangka acuan kerja yang
memperhitungkan faktor-faktor sosial (Understanding of the profession of
architecture and the role of architects in society, in particular in preparing briefs
that account for social factors)
8. Persiapan Pekerjaan Perancangan
Memahami metode penelusuran dan penyiapan program rancangan bagi sebuah
proyek perancangan (Understanding of the methods of investigation and
preparation of the brief for a design project.)
9. Pengertian Masalah Antar-Disiplin
Memahami permasalahan struktur, konstruksi dan rekayasa yang berkaitan
dengan perancangan bangunan gedung (Understanding of the structural design,
construction, and engineering problems associated with building design.)
10. Pengetahuan Fisik dan Fisika Bangunan
Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai permasalahan fisik dan
fisika, teknologi dan fungsi bangunan gedung sehingga dapat melengkapinya
dengan kondisi internal yang memberi kenyamanan serta perlindungan
terhadap iklim setempat (Adequate knowledge of physical problems and
technologies and of the function of buildings so as to provide them with internal
conditions of comfort and protection against climate.)
11. Penerapan Batasan Anggaran dan Peraturan Bangunan
Menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pihak
pengguna bangunan gedung dalam rentang-kendala biaya pembangunan dan
peraturan bangunan (Necessary design skills to meet building users
requirements within the constraints imposed by cost factors and buildign
regulations.)
12. Pengetahuan Industri Kontruksi dalam Perencanaan
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang industri, organisasi, peraturan
dan tata-cara yang berkaitan dengan proses penerjemahan konsep perancangan
menjadi bangunan gedung serta proses mempadukan penataan denah-denahnya
menjadi sebuah perencanaan yang menyeluruh (Adequate knowledge of the
industries, organizations, regulations, and procedures involved in translating
design concepts into buildings and integrating plans into overall planning.)
13. Pengetahuan Manajemen Proyek
Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai pendanaan proyek,
manajemen proyek dan pengendalian biaya pembangunan (Adequate
knowledge of project financing, project management and cost control.)
Dalam berpraktik, ada beberapa tahapan kegiatan yang termasuk dalam lingkup
Kerja Arsitek, yaitu perencanaan, perancangan, pengawasan, dan/atau
pengkajian.Tahap perencanaan adalah tahapan dimana seorang arsitek melakukan
analisa awal terhadap konsep serta desainnya untuk melihat bagaimana hasil karyanya
dapat menjawab permasalahan yang ada. Tahap selanjutnya adalah perancangan, yaitu
tahap dimana arsitek mewujudkan perencanaan awalnya menjadi sebuah rancangan
yang konkrit dan dapat diwujudkan. Setelah gambar rancangan selesai, tahapan
selanjutnya adalah proses pengawasan saat konstruksi dilakukan untuk memastikan
bahwa pembangunannya sesuai dengan rancangan yang sudah ada. Kemudian, tahapan
terakhir adalah pengkajian dimana arsitek melakukan evaluasi terhadap hasil
rancangannya setelah rancangan tersebut selesai dibangun dan dihuni.
Di Indonesia, asosiasi profesi arsitek terbentuk pada 17 September 1959 yang dipicu
oleh dikeluarkannya instruksi pemerintah untuk membentuk gabungan perusahaan
sejenis. Dimaksudkan selain untuk memudahkan komunikasi antara pemerintah
dengan dunia pengusaha, juga diharapkan dapat menentukan suatu standar kerja bagi
para pelakunya. Ikatan Arsitek Indonesia diprakarsai oleh F. Silaban, yang menggalang
arsitek senior Indonesia pada masa itu, dan Ir. Soehartono Soesilo yang mewakili
arsitek muda pada masa itu. IAI dibentuk atas kesadaran bahwa pekerjaan perancangan
berada di dalam lingkup kegiatan profesional (konsultan), yang mencakupi tanggung
jawab moral dan kehormatan perorangan yang terlibat.
Sebagai asosiasi profesi tujuan dari IAI adalah untuk :
Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur
akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut:
a. Masjid, gereja dan tempat peribadatan lainnya, rumah penampungan yatim piatu,
bangunan pelayanan masyarakat dengan luas bangunan maksimum 250 m2.
g. Tipe Rekreasi: gedung olahraga, gimnasium, kolam renang, stadion, taman umum
f. Tipe Peribadatan: gereja, klenteng, masjid, dan lain-lain dengan luas lebih dari 250
m2
g. Tipe Lain: kantor kedutaan, kantor lembaga tinggi negara, pemugaran, renovasi,
bangunan dengan dekorasi khusus
F. JENIS PROFESI ARSITEK
Pekerjaan yang paling diharapkan dan paling umum dicita-citakan oleh mahasiswa
arsitektur adalah menjadi seorang arsitek Mandiri yang langsung berhubungan dengan
pemilik proyek. Arsitek Mandiri dapat dirikan konsultan sendiri atau bekerja secara
freelance. Arsitek freelance tidak terikat kontrak dengan perusahaan lain dan langsung
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada pemilik proyek. Sehingga dalam
hal ini arsitek Mandiri bebas mengekspresikan ide-idenya dalam mewujudkan
bangunan sesuai dengan harapan pemiliknya.
Arsitek juga dapat bekerja sebagai pegawai di perusahaan developer. Tugasnya adalah
merancang bangunan yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut. Gaji bagi seorang
arsitek di perusahaan ini Tentunya cukup lumayan. Ada banyak perusahaan developer
yang terkenal di Indonesia seperti Agung Podomoro, Alam Sutera, Ciputra Group,
Lippo Group dan lainnya yang terus berkembang dari waktu ke waktu
4. Bekerja Di Perusahaan Kontraktor
Arsitek juga bisa bekerja di perusahaan kontraktor untuk membuat atau melaksanakan
pekerjaan proyek. Di perusahaan ini arsitek bisa menjadi perancang maupun pelaksana
dan pengawas pekerjaan di lapangan. Arsitek yang bekerja di lapangan juga disebut
on-site arsitek yang bertugas untuk memantau pelaksanaan proyek agar sesuai dengan
apa yang ada dalam gambar rancangan.
Hingga saat ini ada banyak Badan Usaha Milik Negara yang membutuhkan jasa dari
lulusan arsitektur. Tugas arsitek dalam Badan Usaha Milik Negara adalah untuk
menjadi analisis perancangan maupun sebagai pengawas dalam pengembangan sebuah
BUMN. Contoh BUMN yang memerlukan tenaga arsitek seperti Angkasa Pura,
Pertamina, Brantas dan lain sebagainya.
Untuk PNS ada beberapa lembaga pemerintah yang mengharapkan jasa seorang
lulusan arsitektur. Yang paling sering adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Lembaga ini bertugas untuk mengembangkan dan
mengawasi kawasan perumahan rakyat sesuai peraturan yang berlaku.
7. In House Arsitek
In-house arsitek adalah sebutan untuk lulusan arsitek yang dikontrak untuk bekerja di
perusahaan tertentu dengan tujuan utama mengembangkan atau memelihara properti
perusahaan tersebut. Tugas arsitek disini tidak hanya merancang tapi juga mengawasi
bangunan milik perusahaan itu. Sebagai contoh adalah In-house arsitek di sebuah resort
hotel yang bertugas untuk menjaga bangunan hotel agar tetap dalam kondisi baik, serta
memberikan usulan dalam pengembangan bangunan tersebut.
Mahasiswa arsitek pasti tidak asing lagi dengan gambar tangan. Namun dengan
berkembangnya teknologi, mahasiswa arsitektur masa kini semakin pandai
menampilkan gambar presentasinya dalam gambar 3 dimensi yang terlihat realistis.
Karena itu lulusan arsitek juga ada yang berpindah profesi menjadi seorang 3D artist
yang melayani pembuatan gambar 3D untuk tujuan marketing bagi pemilik proyek
maupun untuk sebuah biro konsultan arsitektur.
Lulusan arsitek tentunya mempelajari apa yang disebut dengan estetika, dan
kemampuan ini bisa diandalkan untuk merancang dekorasi panggung, tempat
pernikahan dan lain-lainnya.
Arsitek juga pandai dalam hal proporsi dan skala sehingga sangat memungkinkan
berkeja sebagai desainer produk.
Seorang arsitek tentu juga mengerti dengan tata ruang sebuah wilayah. Juga mengerti
akan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam prasarana fisik. Sehingga arsitek cocok
juga mengisi jabatan sebagai kepala daerah. Contohnya adalah Ridwan Kamil yang
menjadi Walikota Bandung. Beliau dulunya adalah lulusan arsitek dan pada masa
pemerintahannya pembangunan di kota bandung lebih digenjot.
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, Ismantoro Dwi, 2018, Memahami Berbagai Etika Profesi dan Pekerjaan
, Jakarta: Media Pressindo
https://www.iai-jakarta.org/ (Diakses : 17 Februari 2018, Pukul 20.00 WITA)