Bab Iv
Bab Iv
17
batuan batugamping, batuan ini sudah mengalami pelapukan dimana proses erosi
yang bekerja sangat intensif dan media utamanya adalah air permukaan. Menurut
Grabau. (1904) Batugamping yang ditemukan di daerah penelitian adalah jenis
batugamping Calsilutite sering di sebut juga mikrokristalin yang terdiri dari butir-
butir berukuran <63 µm sehingga tidak diketahui apakah terdiridari fragmen halus
(pecahan gamping) atau kristal halus. Batugamping ini dapat terbentuk dengan
beberapa cara, yaitu: Penggerusan batugamping yang telah ada sebelumnya, misalkan
dari penghancuran terumbu oleh gelombang laut.
c. Hubungan Stratigrafi
Hubungan stratigrafi di sekitar daerah penelitian, Batugamping hubungannya
tidak selaras dengan satuan batu andesit dan satuan alluvial.
18
d. Umur dan lingkungan pengendapan
Umur dari satuan batugamping ini berdasarkan geologi lembar Sumbawa adalah
miosen awal (Andi Mangga dkk, 1994). Sedangkan lingkungan penendapannya dari
satuan ini adalah laut dangkal.
4.1.1.2 Satuan Andesit
a. Ciri litologi
Andesit memiliki warna hijau keabuann, struktur massif, tekstur batuanya
porpiritik, tingkat kristalisai hipokristalin, bentuk kristalnya anhedral komposisi
minerlanya plagioklas, kuarsa dan kaca semen silika, nama batuan andesit. Menurut
fenton (1940) batuan yang ditemukan di daerah penelitian adalah jenis Batuan beku
berbutir kasar yang terbentuk jauh di kedalaman, dan memiliki ukuran kristal yang
cukup besar.
Satuan batu andesit ini menempati sekitar 10% dari luas daerah penelitian, satuan
batuan ini penyebaran dari Timur ke arah Barat.
19
c. Hubungan Stratigrafi
Hubungan stratigrafi di sekitar daerah penelitian, Batugamping hubungannya
tidak selaras dengan satuan Batugamping.
Umur dari satuan batu andesit ini berdasarkan geologi lembar Sumbawa
nusatenggara (1998) adalah miosen awal (Andi Mangga dkk, 1994). sedangkan
lingkungan pengendapanya dari satuan ini adalah aliran lava.
20
b. Penyebaran dan Ketebalan
Penyebaran dataran aluvial di daerah penelitian sekitar 40% dari timur-barat.
c. Hubungan Stratigrafi
Hubungan stratigrafi hubungannya tidak selaras dengan batuan yang ada di
bawahnya.
21
Gambar 4.2 Peta Geologi Daerah Penelitian
22
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Membuat sayatan pada peta topografi di daerah penelitian sesuai dengan
keadaan geologi yang dapat mewakili daerah sekitarnya. Dalam hal ini dibuat
sayatan sebanyak 8 sayatan yang terbagi atas 9 blok.
b. Kemudian dilakukan penggambaran dari masing-masing sayatan
c. Setelah itu menghitung luas dari masing-masing penampang dimana luasnya
d. Menaksir volume endapan Batu Gamping secara keseluruhan dengan
menggunakan pendekatan rumus mean area.
Hasil volume yang diperoleh dari perhitungan sumberdaya batugamping di
daerah penelitian dengan menggunakan metode cross section untuk memperoleh
perhitungan Luas, Volume dan Tonase. Setiap Penampang yang telah dibuat
kemudian dihitung. Namum dalam perhitungan Luas Penulis mengunakan software
.
ArcGIS 10.1 (dapat dilihat pada Tabel 4.2). Hasil pengolahan data Sumberdaya
batugamping dengan menggunakan metode cross section dengan rumus mean area.
23
Dengan Densitas Batugamping = 2,387 Ton/m3 (Alfiana.dkk, 2016), maka
didapat hasil perhitungan sebagai berikut :
Luas Penampang 1 = luas area pada ArcGIS 10.1 x Skala
= 0,100158 m2 x 7000
= 701,106 m2
Volume = Ketebalan x Luas
= (185 m - 90 m) x 701,106 m2
= 66.605,07 m3
Tonase = V x Densitas Batugamping
= 66.605,07 m3 x 2,387 ton/m3
= 158.986,3021 ton
Dan seterusnya sampai sayatan ke 8 sehingga didapatkan hasil Luas total
5.604,165 m2, volume total 914.257,89 m3 dan Tonase total 2.182.333,584 ton yang
diperoleh dari perhitungan sumberdaya batugamping di daerah penelitian dengan
menggunakan metode cross section. Dan pada software ArcGIS 10.1 didapatkan hasil
dengan luas adalah 6.923 m2.
24