Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI

OLEH:

ASMALINDA 110709007

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“digital literasi dan media literasi” dalam jurusan ilmu perpustakaan dan informasi
Universitas Sumatera Utara.

Makalah digital literasi dan media literasi” ini merupakan Pemenuhan tugas dari Mata
kuliah Perpustakaan Digital. Pada jurusan Ilmu perpustakaan dan Informasi.

Dalam makalah ini , penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 20 mei 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Penggunaan media massa dewasa ini digunakan secara massal untuk


menyebarluaskan informasi kepada khalayak. Informasi yang berupa hiburan, atau
pendidikan. Media massa terdiri media cetak dan media elektronik. Fungsi Media massa
setidaknya ada empat, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate),
membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain). membentuk
opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain).

Beberapa definisi menggambarkan bahwa informasi dapat ditampilkan dalam

beberapa format dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi (buku, jurnal,

laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman suara). Di masa depan, mungkin ada

format lain dalam menampilkan informasi di luar imaginasi kita pada saat ini. Dalam

perkembangan teknologi informasi dan internet (ICT) dewasa ini, maka timbul beberapa

perkembangan yang mendorong perubahan konsep literasi awal, menjadi konsep baru literasi

yang memiliki pengertian yang berkaitan dengan beberapa keahlian baru yang harus dimiliki

oleh siswa. International Literacy Institute, menjelaskan bahwa pengertian literasi sendiri

sekarang sudah berkembang dan diartikan menjadi sebuah “range” keahlian yang relatif

(tidak absolut) untuk membaca, menulis, berkomunikasi dan berfikir secara kritis.

Learning mengatakan bahwa dengan berkembangnya teknologi komputer dan informasi,

maka literasi bisa dipetakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

A. Literasi Teknologi
B. Literasi Informasi
C. Literasi Media
D. Literasi Global
1.2 RUMUSAN MASALAH

Seiring dengan berkembangnya teknologi semua kegiatan terutama yang berhubungan


dengan informasi memerlukan media sebagai alat dalam penyampaian informasi, media juga
dapat didukung dengan adanya system yang dapat membantu dalam penyampaian maupun
temu kembali informasi dengan menggunakan media yang ada. Untuk mendukung semua
kegiatan informasi media dan digital menjadi alat yang saling berkaitan satu dengan yang
lain.

1.3 TUJUAN

1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perpustakaan Digital”.

1.4. Manfaat Penulisan

1.Menambah wawasan si penulis dan si pembaca tentang makalah ini.

2.Untuk memudahkan pengguna dalam sistem peyampaian dan temu balik informasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Digital Literasi

Digital Literasi merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan
perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan melihat hal ini merupakan
cara praktis untuk mengajarkan literasi informasi, salah satunya melaui tutorial.
Literasi digital mencakup pemahaman tentang Web dan mesin pencari. Pemakai
memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di Web memiliki kualitas yang sama;
dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenali situs Web mana yang andaldan sahi
serta situas mana yang tidak dapat dipercayai. Dalam literasi digital ini pemakai dapat
memilih mesin pemakai yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu menggunakan
mesin pencara secara efektif (misalnya dengan “advanced search”.

Berikut Pengertian digital literasi menurut :

Menurut Davis & Shaw, 2011, istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005.
Literasi digital bermakna kemampuan untul berhubungan dengan informasi hipertekstual
dalam arti bacaan takberurut berbantuan komputer, istilah literasi digital pernah digunakan
tahun 1980 an, secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi
hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau nonurutan berbantuan komputer.
Gilster (2007) kemudian memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan
memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital.; dengan kata lain
kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan
menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.
IFLA ALP Workshop (2006) menyebutkan bagian dari literasi informasi adalah literasi
digital, didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dalam
berbagai format dari sejumlah besar sumber daya tatkala sumber daya tersebut disajikan
melalui komputer. Sesusia perkembangan Internet, maka pemakai tidak tahu atau tidak
mempedulikan darimana asalnya informasi, yang penting ialah dapat mengaksesnya.
2.2 Komponen Digital Literasi

Singkatnya literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, an ketramnpilan


menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam
berbagai media dan format. Ada definisi yang menyertakan istilah hubung, berhubungan
(coomunicating); mereka yang perspektisi manajemen rekod atau manajemen arsip dinamis
menyebutkan istilah penghapusan (deleting) dan pelestarian (preserving). Kadang-kadang
istilah penemuan (finding) dipecah-pecah lagi menjadi pemilihan sumber, penemuan kembali
dan pengakaksesan (accessing) (Davis & Shaw, 2011). Walau pun literasi digital merupakan
hal penting dalam abad tempat informasi berwujud bentuk digital, tidak boleh dilupakan
bagian penting lainnya dari literasi digital ialah mengetahui bila menggunakan sumber non
digital.

Menurut Bawden (2008), komponen literasi digital terdiri dari empat bagian sebagai berikut :

(1) Tonggak pendukung berupa :

 literasi itu sendiri dan


 literasi komputer, informasi , dan teknologi komunik

(2) Pengetahuan latar belakang terbagi atas :

 dunia informasi dan


 sifat sumber daya informasi

(3) Komptensi berupa :

 pemahaman format digital dan nondigital


 penciptaan dan komunikasi informasi digital
 Evaluasi informasi
 Perakitan engetahuan
 Literasi informasi
 Literasi media

(4) Sikap dan perspektif.


2.3 Dampak Digital Literasi

Literasi digital berdampak pada pustakawan karena dia harus menguasai literasi
informasi serta literasi lainnya sehingga memungkinkan pustakawan mengembangkan
kegiatan literasi informasi di lingkungannya.

Pengetahuan latar belakang juga menimbulkan masalah pada pendidikan pustakawan.


Apakah pola pendidikan pustakwan yang didominasi program sarjana masih diteruskan atau
diubah? Pengalaman menunjukkan bahwa pustakawan yang berbasis sarjana ilmu
perpustakaan merasakan kurang bekal ilmu pengetahuan lain onilmu perpustakaan untuk
kepentingan pekerjaannya. Maka banyak pustakwan yang bergelar sarjana ilmu perpustakaan,
manakala sudah bekerja, melanjutkan pendidikan di tingkat pascasarjana bidang lain seperti
komunikasi, pendidikan, sejarah dll.

Keadaan semacam itu mencetuskan gagasan mengapa beberapa lembaga


penyelenggara pendidikan pustakawan lebih memusatkan pada pendidikan pascasarajana
disertai dengan kegiatan riset sedangkan lembaga lain tetap berkonsentrasi pada program
sarjana saja. Juga secara tidak langsung hal itu Nampak pada usulan Forum Kerjasama
Perpustakaan Perguruan Tinggi yang mengusulkan agar kepala perpustakaan universitas
adalah mereka yang bergelar magister ilmu perpustakaan atau yang lebih tinggi.

2.4 pengertia Media Literasi


Media literasi adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus utamanya
berkaitan dengan isi pesan media.

Berikut Pengertian media literasi menurut :

James W Potter (2005) mendefinisikan literasi media sebagai satu perangkat


perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan
pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya.

McCannon mengartikan literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan secara
efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa (Strasburger & Wilson, 2002).
TUJUAN KEGIATAN MEDIA LITERASI :

Tujuan dari kegiatan literasi media adalah mengenalkan efek media, prosesnya tentu
saja mendahulukan mengakses isi pesan yang diasumsikan berefek tak baik. Sementara itu,
bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, tentu saja prosesnya melibatkan produksi dan
semua aspeknya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media. Maraknya
pembicaraan tentang pornografi membuat kegiatan literasi media sebaiknya juga merujuk
pada kasus-kasus pornografi di media. Aspek framework terutama berkaitan dengan aspek
produksi. Kerangka pandang konten media mempengaruhi kegiatan literasi media, terutama
yang berkaitan dengan motif komersial. Terakhir, kegiatan literasi media seharusnya
menjadikan individu khalayak media memiliki nilai tersendiri, mana konten media yang
dipandang baik dan dipandang buruk.

2.5 Elemen Media Literasi

Untuk memahami definisi literasi media lebih mendalam sebaiknya dipahami pula
bahwa terdapat lima elemen utama di dalamnya. Elemen utama di dalam literasi media adalah
sebagai berikut:

1. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat

2. Sebuah pemahaman akan proses komunikasi massA

3. Pengembangan strategi-strategi yang digunakan untuk menganalisis dan


membahas pesan-pesan media

4. Sebuah kesadaran akan isi media sebagai „teks‟ yang memberikan wawasan
dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia
sendiri

5. Peningkatan kesenangan, pemahaman dan apresiasi terhadap isi media.


(Silverblatt, 1995)
2.6 Tipe Media Literasi

 Pertama, berdasarkan media yang dituju, literasi media terdiri dari: literasi,
literasi media (dalam arti sempit), dan literasi media baru.
 Kedua, berdasarkan tingkat kecakapan yang berusaha dimunculkan literasi
media dapat dibedakan ke dalam tingkat awal, menengah, dan lanjut.

Tingkat awal di dalam literasi media biasanya berupa pengenalan media, terutama
efek positif dan negatif yang potensial diberikan oleh media. Literasi media tingkat
menengah bertujuan menumbuhkan kecakapan dalam memahami pesan. Sementara tingkat
lanjut dalam literasi media melahirkan output kecakapan memahami media yang lengkap
sampai produksi pesan, struktur pengetahuan terhadap media yang relatif lengkap, dan
pemahaman kritis pada level aksi, misalnya memberi masukan dan kritik pada organisasi dan
menggalang aksi untuk mengritik media. Selain itu, literasi media berdasarkan lokasi
kegiatan dilakukannya paling tidak muncul di tiga tempat, yaitu: di rumah/tempat tinggal,
sekolah, dan di kelompok-kelompokmasyarakat.

2.7 Kemampuan Media Literasi


Bisa dikatakan memahami dan memunculkan kecakapan individu dalam
menggunakan media adalah tujuan yang utama dalam kegiatan literasi media. Tujuan ini
lebih penting bila dibandingkan dengan tujuan mengenalkan media atau pun menumbuhkan
pemahaman kritis pada media.
Menurut Potter, 2004: 124, terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang
diupayakan muncul dari kegiatan literasi media yaitu :
 Analyze/Menganalisa.
Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam media,
mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami
konteks dalam pesan pada media tertentu.
 Evaluate/Menilai
Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang diperlukan
adalah membuat penilaian (evaluasi). Seseorang yang mampu menilai, artinya
ia mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu dengan
kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai keakuratan, dan kualitas
relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi itu sangat penting,
biasa, atau basi.
 Grouping/pengelompokan
Menentukan setiap unsur yang sama dalam beberapa cara: menentukan setiap
unsur yang berbeda dalam beberapa cara.
 Induction/Induksi
Menyimpulkan suatu pola di set kecil elemen, maka pola generalisasi untuk
semua elemen dalam himpunan tersebut .
 Deduction/deduksi
Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus
 Synthesis/sintesis
Merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru
 Abstracting/ abstrak
Menciptakan singkat, jelas, dan gambaran tepat menangkap esensi dari pesan
dalam sejumlah kecil kata-kata dari pada pesan itu sendiri.

Kecakapan di atas sebaiknya juga diperkuat dengan aspek-aspek yang mesti dipahami dalam
kegiatan literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu:
o Proses
o Konteks
o Framework
o Produksi nilai

2.8 Literasi Media di Indonesia

Di Indonesia, kegiatan literasi media lebih didorong oleh kekhawatiran bahwa


media dapat menimbulkan pengaruh negatif. Mereka yang prihatin dengan pola interaksi
anak dengan media dan prihatin dengan isi media yang tidak aman dan tidak sehat biasanya
berasal dari kalangan orangtua, guru, tokoh agama, LSM yang peduli dengan perlindungan
anak, perguruan tinggi, kelompok mahasiswa, dan sebagainya. Mereka berusaha keras
menemukan cara-cara yang bisa diterapkan dalam mengurangi jam anak menonton TV,
memilih tayangan, melakukan pendampingan yang benar, dan melakukan sosialisasi melalui
berbagai forum.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN

Melek Media, http://allaboutmasscomm.blogspot.com/

Literasi Informasi dan Literasi Digital, http://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/03/25/literasi-


informasi-dan-literasi-digital/

Berbagai jenis literasi,


http://library.sman1yogya.sch.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=54

http://www.kidia.org/news/tahun/2011/bulan/02/tanggal/09/id/187/

Anda mungkin juga menyukai