Makalah Digital Literasi N Media Literasi PDF
Makalah Digital Literasi N Media Literasi PDF
OLEH:
ASMALINDA 110709007
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“digital literasi dan media literasi” dalam jurusan ilmu perpustakaan dan informasi
Universitas Sumatera Utara.
Makalah digital literasi dan media literasi” ini merupakan Pemenuhan tugas dari Mata
kuliah Perpustakaan Digital. Pada jurusan Ilmu perpustakaan dan Informasi.
Dalam makalah ini , penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
beberapa format dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi (buku, jurnal,
laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman suara). Di masa depan, mungkin ada
format lain dalam menampilkan informasi di luar imaginasi kita pada saat ini. Dalam
perkembangan teknologi informasi dan internet (ICT) dewasa ini, maka timbul beberapa
perkembangan yang mendorong perubahan konsep literasi awal, menjadi konsep baru literasi
yang memiliki pengertian yang berkaitan dengan beberapa keahlian baru yang harus dimiliki
oleh siswa. International Literacy Institute, menjelaskan bahwa pengertian literasi sendiri
sekarang sudah berkembang dan diartikan menjadi sebuah “range” keahlian yang relatif
(tidak absolut) untuk membaca, menulis, berkomunikasi dan berfikir secara kritis.
A. Literasi Teknologi
B. Literasi Informasi
C. Literasi Media
D. Literasi Global
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2.Untuk memudahkan pengguna dalam sistem peyampaian dan temu balik informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Digital Literasi merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan
perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan melihat hal ini merupakan
cara praktis untuk mengajarkan literasi informasi, salah satunya melaui tutorial.
Literasi digital mencakup pemahaman tentang Web dan mesin pencari. Pemakai
memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di Web memiliki kualitas yang sama;
dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenali situs Web mana yang andaldan sahi
serta situas mana yang tidak dapat dipercayai. Dalam literasi digital ini pemakai dapat
memilih mesin pemakai yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu menggunakan
mesin pencara secara efektif (misalnya dengan “advanced search”.
Menurut Davis & Shaw, 2011, istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005.
Literasi digital bermakna kemampuan untul berhubungan dengan informasi hipertekstual
dalam arti bacaan takberurut berbantuan komputer, istilah literasi digital pernah digunakan
tahun 1980 an, secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi
hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau nonurutan berbantuan komputer.
Gilster (2007) kemudian memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan
memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital.; dengan kata lain
kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan
menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.
IFLA ALP Workshop (2006) menyebutkan bagian dari literasi informasi adalah literasi
digital, didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dalam
berbagai format dari sejumlah besar sumber daya tatkala sumber daya tersebut disajikan
melalui komputer. Sesusia perkembangan Internet, maka pemakai tidak tahu atau tidak
mempedulikan darimana asalnya informasi, yang penting ialah dapat mengaksesnya.
2.2 Komponen Digital Literasi
Menurut Bawden (2008), komponen literasi digital terdiri dari empat bagian sebagai berikut :
Literasi digital berdampak pada pustakawan karena dia harus menguasai literasi
informasi serta literasi lainnya sehingga memungkinkan pustakawan mengembangkan
kegiatan literasi informasi di lingkungannya.
McCannon mengartikan literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan secara
efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa (Strasburger & Wilson, 2002).
TUJUAN KEGIATAN MEDIA LITERASI :
Tujuan dari kegiatan literasi media adalah mengenalkan efek media, prosesnya tentu
saja mendahulukan mengakses isi pesan yang diasumsikan berefek tak baik. Sementara itu,
bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, tentu saja prosesnya melibatkan produksi dan
semua aspeknya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media. Maraknya
pembicaraan tentang pornografi membuat kegiatan literasi media sebaiknya juga merujuk
pada kasus-kasus pornografi di media. Aspek framework terutama berkaitan dengan aspek
produksi. Kerangka pandang konten media mempengaruhi kegiatan literasi media, terutama
yang berkaitan dengan motif komersial. Terakhir, kegiatan literasi media seharusnya
menjadikan individu khalayak media memiliki nilai tersendiri, mana konten media yang
dipandang baik dan dipandang buruk.
Untuk memahami definisi literasi media lebih mendalam sebaiknya dipahami pula
bahwa terdapat lima elemen utama di dalamnya. Elemen utama di dalam literasi media adalah
sebagai berikut:
4. Sebuah kesadaran akan isi media sebagai „teks‟ yang memberikan wawasan
dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia
sendiri
Pertama, berdasarkan media yang dituju, literasi media terdiri dari: literasi,
literasi media (dalam arti sempit), dan literasi media baru.
Kedua, berdasarkan tingkat kecakapan yang berusaha dimunculkan literasi
media dapat dibedakan ke dalam tingkat awal, menengah, dan lanjut.
Tingkat awal di dalam literasi media biasanya berupa pengenalan media, terutama
efek positif dan negatif yang potensial diberikan oleh media. Literasi media tingkat
menengah bertujuan menumbuhkan kecakapan dalam memahami pesan. Sementara tingkat
lanjut dalam literasi media melahirkan output kecakapan memahami media yang lengkap
sampai produksi pesan, struktur pengetahuan terhadap media yang relatif lengkap, dan
pemahaman kritis pada level aksi, misalnya memberi masukan dan kritik pada organisasi dan
menggalang aksi untuk mengritik media. Selain itu, literasi media berdasarkan lokasi
kegiatan dilakukannya paling tidak muncul di tiga tempat, yaitu: di rumah/tempat tinggal,
sekolah, dan di kelompok-kelompokmasyarakat.
Kecakapan di atas sebaiknya juga diperkuat dengan aspek-aspek yang mesti dipahami dalam
kegiatan literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu:
o Proses
o Konteks
o Framework
o Produksi nilai
KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
http://www.kidia.org/news/tahun/2011/bulan/02/tanggal/09/id/187/