Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR ELEKTRONIKA

Dosen Pengampu : Marwan Affandi, S.T


Disusun Oleh :
1. Rinaldi P. Simbolon

Kelas : TE A

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kasihNya kepada kita semua, sehingga kami, penulis, dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik dan lancar..

Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah kami mengucapkan


terima kasih kepada bapak Marwan Affandi, S.T sebagai dosen pemgampu dasar elektronika
yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini.
Selain itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah
ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dioda pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penyearah (rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC).
Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber
arus searah (DC).
Dioda daya mempunyai spesifikasi yang sama dengan dioda biasa pada umumnya,
perbedaan yaitu dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari
dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklaran pada dioda daya relatif lebih rendah.
Melihat karakteristik dioda daya yang mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi dari
dioda biasa, maka seringkali doda daya digunakan di dalam rangkaian elektronika sebagai
penyearah. Selain sebagai penyearah, dioda daya juga seringkali digunakan sebagai freewheeling
(bypass) pada regulator-regulator penyakelaran, rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari
beban ke sumber, dan lain-lain.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Karakteristik diode
2. Pendekatan diode
3. Resistansi reverse
4. Kapasitansi diode
5. Jenis dioda

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Karakteristik diode,
Pendekatan diode, Resistansi reverse, Kapasitansi diode, Jenis diode.

BAB II
PEMBAHASAN
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu
arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda.
Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang
mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC).

1. Karateristik Dioda
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolakbalik. Arus atau tegangan
tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan
bagi peralatan yang dicatu.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam
rangkaian dioda, diantaranya: penyearah setengah gelombang ( Half-Wave Rectifier ), penyearah
gelombang penuh ( Full-Wave Rectifier ), rangkaian pemotong (Clipper ), rangkaian penjepit
(Clamper ) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier ).

Gambar Simbol Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda
seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Karakteristik dioda dapat ditunjukkan oleh hubungan antara arus yang lewat dengan
beda potensian ujung-ujungnya. Karakteristik diode pada umumnya diberikan oleh pabrik, tetapi
dapat juga diselidiki sendiri dengan rangkaian seperti gambar 2.6.
Gambar Rangkaian untuk menyelidiki karakteristik diode

Dengan memvariasi potensio P dan mencatat V dan I kemudian menggambarkan dalam grafik,
maka diperoleh kurve karakteristik diode (karakteristik statis). Pada umumnya hasilnya adalah
seperti pada gambar 2.7.

Gambar Kurva Karakteristik Dioda

Tampak untuk dioda Ge, arus baru mzulai ada pada tegangan 0,3 V sedang untuk dioda
Si pada 0,7 V. Tegangan ini sesuai dengan tegangan penghalang pada sambungan P-N, dan
disebut tegangan patah atau tegangan lutut (cut in voltage atau knee voltage).
Tampak pula bahwa arus IR = Io dalam orde µA, sedang arus maju IF dalam orde mA.
Dari lengkungan kurve yang tidak linier, maka tentu saja tahanan dioda tidak tetap, baik tahanan
maju maupun tahanan baliknya.
Jika tegangan balik diperbesar maka akan mencapai keadaan arus meningkat secara
tajam, yang hanya dapat dibatasi oleh tahanan luar. Tegangan kritis ini disebut tegangan dadal
(break down voltage = peak inverse voltage).
Kurve karakteristik statik tersebut secara teoritis dapat dibuktikan mempunyai
persamaan :

)
I = arus maju

Io = arus jenuh balik

V = tegangan

VT = volt Jika T dalam


= konstanta = 1 untuk Ge = 2 untuk Si

2. Pendekatan Dioda

3. Resistansi Dioda

Resistansi statik dioda R didefinisikan sebagai rasio tegangan terhadap arus, V/I.

Pada dioda terdapat dua macam resistansi, yaitu resistansi statis dan resistansi
dinamik.Resistansi statis dioda sangat bervariasi terhadap V dan I dan bukan merupakan
parameter yang berguna.

Pada operasi sinyal-lemah (small signal operation), resistansi dinamik atau resistansi
inkremental r merupakan parameter penting, dan didefinisikan sebagai resiprokal gradien pada
karakteristik volt-ampere, r ≡ dV/dI. Resistansi dinamik tidak bersifat konstan, namun
bergantung pada tegangan operasi. Sebagai contoh, untuk dioda semikonduktor, konduktansi
dinamisnya (g ≡ 1/r) adalah

g = =

Untuk bias mundur yang lebih besar dari 0,1 V (sehingga |V/VT| >> 1), nilai g sangat kecil dan r
sangat besar. Sebaliknya, untuk bias maju yang lebih besar dari 0,1 V, I >>I0, dan nilai r adalah
:

r
Resistansi dinamik berbanding terbalik terhadap arus; pada suhu ruang dan untuk η = 1, r =
26/I, dengan I dalam miliamper dan r dalam ohm. Untuk arus maju sebesar 26 mA, resistansi
dinamik bernilai 1 Ω. Walaupun r berubah terhadap arus, namun dalam model sinyal lemah
(small signal model) akan lebih baik untuk menggunakan r sebagai konstanta.

4.Kapasitansi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bias mundur menyebabkan menjauhnya majority
carrier dari junction, sehingga muncul lebih banyak ion. Ketebalan lapisan ion di sekitar junction
sebanding dengan besarnya tegangan balik. Peningkatan jumlah muatan terhadap tegangan ini
dinamakan efek kapasitif. Kapasitas inkremental didefinisikan sbb. :

dengan dQ sebagai kenaikan muatan yang disebabkan oleh kenaikan tegangan dV. Selanjutnya
bisa didefinisikan bahwa perubahan tegangan dV dalam waktu dt akan menghasilkan arus i =
dQ/dt, atau

i=

CT merupakan bagian yang penting pada saat memandang dioda (atau transistor) sebagai elemen
rangkaian. Besaran CT sering juga disebut kapasitansi-transition region, -space-charge, -barrier,
atau – depletion region

Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forwardbiased, terdapat
transien (proses peralihan) pada respon dioda dan dioda memerlukan waktu (recovery time)
untuk mengembalikan kondisi steady state-nya.

Forward recovery time t fr adalah selisih waktu antara saat dimana dioda memiliki 10% tegangan
awal dan waktu pada saat mencapai 10% tegangan akhirnya. t fr pada umumnya tidak
menimbulkan masalah praktis yang mengganggu.
Diode Reverse Recovery Time
Pada saat p-n junction mendapat tegangan luar berupa forward-bias, kerapatan minority carrier
dalam keadaan steady state terlihat seperti gambar 3.14a. Jumlah minority carrier sangat besar.
Minority carrier ini dipasok oleh sisi berlawanan, yang memiliki banyak persediaan karena di
sisi lawan merupakan majority carrier.

Jika tegangan eksternal pada rangkaian tiba-tiba dibalik, arus pada dioda tidak bisa langsung
memasuki kondisi steady-state tegangan-balik. Akan terjadi proses peralihan hingga akhirnya
tercapai keadaan steady-state baru (untuk tegangan balik) seperti pada gambar 3.14b. Dalam
kondisi peralihan itu, dioda akan tetap mengalirkan arus hingga p n – pn0 (atau np – np0) mencapai
nilai nol

Storage and Transition Times


Rentetan kejadian yang mengiringi pemberian reverse bias pada dioda yang sedang menghantar
dapat dilihat pada gambar 3.16.

Pada gambar tersebut, dioda mendapatkan bias maju untuk waktu yang cukup lama hingga t 1.
Tegangan bias pada saat itu vi = VF. Resistansi RL diasumsikan cukup besar dibandingkan
dengan resistansi dioda, sehingga i ≈ VF ≡ IF.
Pada saat t = t1 tegangan berbalik secara tiba-tiba, v = -VR. Berdasarkan uraian di atas, arus tidak
serta merta berubah menjadi nol, melainkan berbalik dengan nilai i ≈ -VR/RL ≡ IR antara t1 dant2

Pada saat t = t2, kerapatan minority-carrier pn pada x = 0 mencapai kesetimbangan pn0

Jika resistansi ohmik (resistansi pada kedua kontak dioda) bernilai R d, pada saat t1 tegangan
dioda sedikit turun [sebesar (IF + IR)Rd], namun tidak terbalik (lihat gambar 3.16d). Pada t = t 2,
minority carrier "kiriman" sudah berbalik ke asalnya, tegangan dioda mulai berbalik dan arus
dioda mulai berkurang. Rentang waktu antara t1 dan t2, untuk menghabiskan simpanan muatan
minoritas, dinamakan storage time t s.

Kondisi antara t 2 hingga saat dimana dioda mencapai steady-state (nominally recovered)
dinamakan waktu transisi (transition time), t t. Proses recovery akan berakhir ketika minority
carrier yang berada di sekitar junction telah terdifusi dan menyeberangi junction dan ketika
kapasitansi transisi junction mendapat muatan melalui RL hingga memiliki tegangan –RL.

* Karakteristik Temperatur. Sensitivitas dioda Zener terhadap suhu merupakan hal yang
menarik. Koefisien temperatur dioda zener dinyatakan dalam prosentase perubahan tegangan per
derajat celsius perubahan suhu. Koefisien bisa bernilai positif maupun negatif dengan nilai
sekitar + 0,1 persen/°C.

Di daerah zener murni (di bawah 6 V) koefisien bernilai negatif, karena kenaikan suhu akan
meningkatkan energi elektron valensi, sehingga lebih mudah lepas dari ikatan. Jadi di daerah ini,
semakin tinggi suhu, tegangan breakdown akan semakin rendah.

Di daerah avalanche (tegangan operasi tinggi, > 6V) , kenaikan suhu akan meningkatkan vibrasi
atom yang berarti akan meningkatkan peluang terjadinya tumbukan antara partikel intrinsik
dengan atom. Hal ini memperkecil peluang partikel intrinsik untuk menembus junction. Berarti,
tegangan breakdown semakin tinggi jika suhu dinaikkan (koefisien positif).

Resistansi Dinamis dan Kapasitansi. Jika gradien-resiprokal ∆VZ/∆IZ adalah resistansi dinamis,
maka perubahan arus sebesar ∆IZ pada dioda akan menghasilkan perubahan tegangan sebesar
∆VZ = r ∆IZ. Idealnya, r = 0 (sehingga garis pada area breakdown benar-benar vertikal).

Nilai minimum r pada dioda-breakdown adalah beberapa ohm saja. Namun untuk VZ di bawah 6
V atau di atas 10 V serta arus yang cukup kecil (∼ 1 mA), r dapat memiliki nilai beberapa ratus
ohm. Sejumlah produsen dioda menentukan nilai arus minimum I ZK (gambar 3.17a) yang harus
diperhatikan. Di bawah arus minimum ini, resistansi dinamis menjadi besar dan efek regulasi
tegangan akan memburuk. Kapasitansi pada dioda-breakdown adalah kapasitansi transisi.
Karena CT proporsional dengan luas penampang dioda, dioda avalanche daya tinggi memiliki
kapasitansi yang sangat besar, karena penampangnya yang besar. Nilai umum untuk C T adalah
antara 10 hingga 10.000 pF. Dioda-dioda referensi lain. Dioda zener yang tersedia di pasaran
memiliki tegangan operasi hingga 2 V. Untuk menstabilkan tegangan di bawah 2 V, bisa
digunakan dioda biasa dengan bias maju. Hal ini bisa dilakukan mengingat karakteristik bias
maju dioda biasa hampir sama dengan karakteristik reverse bias dioda zener, hanya berbeda
pada nilai tegangan breakdown-nya (lihat grafik karakteristik dioda).

5. JENIS JENIS DIODA

1. Dioda Zener
Merupakan dioda sambungan P-N dari Si atau Ge yang mendapatkan
pengotongan banyak untuk prasikap balik, yang bekerja didaerah dadal (break down)
dimana arus dibatasi oleh tahanan luar dan disipasi daya dari dioda. Tegangan dadal dari
dioda zener terjadi karena pemutusan ikatan kovalen oleh medan listrik yang kuat, yang
terpasang pada daerah pengosongan, akibat tegangan balik yang dipasang. Ini akan
membentuk elektron dan hole yang
banyak yang membentuk arus jenuh balik yang disebut arus zener I2 yang harganya hanya
dibatasi oleh tahanan luar.
Karakteristik dioda zener untuk daerah prasikap maju sama dengan dioda lainnya,
sedang untuk daerah prasikap balik seperti ditunjukkan pada gambar V-4. V2 adalah
tegangan dadal zener, I2 min adalah arus minimum untuk terjadinya tegangan dadal, dan I 2
mak adalah arus maksimum zener, yang dibatasi oleh disipasi daya. Karena kurve tidak
vertikal tepat, maka seharusnya mempunyai tahanan yang disebut impedansi dinamik zener.
Tetapi dengan mengidealkan dioda ini, maka dianggap kurve vertikal tepat, sehingga V2
tepat walau I2 bervariasi.

Gambar 2.9 Kurva Karateristik Dioda Zener

Tegangan Zener V2 dari dioda yang dipasarkan ada ermacam-macam, tetapi

berkisar antara 2,4 V – 200 V. Tegangan ini tergantung suhu. Disipasi dayanya diberikan oleh
hasil kali V2I2, harga maksimumnya berkisar antara 150 mW – 50
W.
Untuk dapat bekerja dalam rangkaian dioda zener harus dipasang pada tegangan
balik, dengan tegangan lebih besar sedikit dari V2 dan dalam rangkaian yang arusnya < I2 mak.

Secara fisik dioda zener hampir seperti dioda yang lain dan dikenal dengan kode IN seperti
IN 750 (untuk daya 10 W), IN 4000 (untuk daya tinggi).

Penggunaan dioda zener adalah untuk regulator tegangan, untuk referensi tegangan yang
tetap, untuk melindungi alat-alat dari kerusakan akibat kenaikan tegangan.

2. LED (Light Emiting Dioda)

LED adalah dioda sambungan semikonduktor P-N yang jika diberi prasikap maju akan
mengeluarkan cahaya tampak. Rangkaiannya dapat ditunjukkan pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Rangkaian LED

Jika elektron bebas pada semikonduktor tipe N terletak pada pita energi yang lebih tinggi
daripada hole didaerah semikonduktor tipe P maka jika elektron bebas
berkombinasi dengan hole perbedaan (kelebihan) energi ini akan diubah menjadi
panas atau cahaya. Pada Ge dan Si energi tersebut sebagian besar tidak ada. Tetapi pada Ga As
atau Ga P atau Ga As P sebagian besar energi diubah menjadi cahaya.LED tidak akan
mengeluarkan cahaya jika dipasang pada prasikap balik. Operasi LED pada arah balik akan
menyebabkan LED cepat rusak. Penggunaan LED adalah untuk indikator, memasukkan informasi
ke memori komputer optik, untuk penggunaan dalam komunikasi yang menggunakan kabel serat
optik dan lainlain.

3. Photodioda Sambungan P-N

Merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya tahanan baliknya
berubah menjadi lebih kecil. Dalam gelap, tahanan baliknya sangat besar sehingga tidak
menghantarkan arus listrik. Pemasangan dioda ini harus dalam prasikap balik, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.11.

4. Dioda Rectifier

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang diberikan,
contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus searah
(DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas
tegangan yang dimiliki.

5. Dioda Bridge

Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang
umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu Daya
(Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak perlu lagi merangkai 4
buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC ke tegangan DC karena telah
dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja. Dioda Bridge ini memiliki 4 kaki terminal
yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan tegangan/arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki
terminal untuk Output Positif (+) dan Output Negatif (-).

6. Dioda Laser

Dioda Laser atau Laser Diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi atau
cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah ketika dialiri arus
listrik. Dioda Laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video seperti Player DVD
dan Blueray, Laser pointer, Scanner Barcode, Alat ukur jarak dan Printer laser. LASER
pada dasarnya adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation.
7. Dioda Schottky

Dioda Schottky merupakan jenis dioda dengan tegangan maju yang lebih rendah dari
dioda normal pada umumnya. Pada arus rendah, tegangan jatuh bisa
berkisar diantara 0,15V hingga 0,4V. tegangan ini lebih rendah dari dioda normal yang
terbuat dari silikon yang memerlukan 0,6V. Dioda ini banyak digunakan pada aplikasi
rectifier (penyearah), clamping dan juga aplikasi RF

8. Dioda Tunnel

Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu beroperasi
pada kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada gelombang mikro
(Microwave). Dioda Tunnel ini biasanya digunakan di rangkaian pendeteksi frekuensi dan
konverter. Dioda Tunner disebut juga dengan Dioda Esaki. Nama Esaki diambil dari nama
penemu Dioda jenis ini.

9. Dioda Varactor

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini,
contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan menurun,berbanding
terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan
dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima
radio

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dioda berfungsi sebagai penyearah
(rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Dioda
menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus
searah (DC). Dioda daya umumnya digunakan sebagai penyearah arus/tegangan (rectifier)
dengan karakteristik puncak tegangannya maksimum dan arus maju maksimum. Dioda daya pada
umumnya terbuat dari bahan silikon. Dioda daya merupakan salah satu komponen
semikonduktor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronika daya seperti pada rangkaian
penyearah, freewheeling (bypass) pada regulator-regulator penyakelaran, rangkaian pemisah,
rangkaian umpan balik dari beban ke sumber, dan lainlain. Dalam penerapannya, seringkali
dioda daya dianggap sebagai saklar ideal walaupun dalam prakteknya ada perbedaan. Hampir
semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah digunakan untuk
mendapatkan arus searah dari suatu arus bolakbalik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-
benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang
dicatu.
DAFTAR PUSTAKA

Hendra. 2009. Tugas; Makalah; Dioda Daya; BAB I, (Online),


(http://tugashendra.blogspot.com/2009/04/tugas-makalah-dioda-daya-bab-1.html),
.
Wikipedia. 2012. Diode, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Diode), diakses 04 Maret
2012

Ariztik. 2010. Apa itu Dioda (Online), (http://ariztik.wordpress.com/apa-itudioda/), diakses


04 Maret 2012

Smkmuh 3 klaten. 2012. Prinsip kerja Dioda (Online),


(http://smkmuh3ku.sch.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=14), diakses 04 Maret
2012

Aldera. 2008. Dioda. (http://duniaelektronika.blogspot.com/2008/08/diodaadalah-piranti-


semikonduktor.html). diakses 04 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai