Anda di halaman 1dari 13

DIFRAKSI FRAUNHOFER

JURNAL PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA

Oleh :
Nama : Feni Wijayanti
NIM : 161810201034
Kelompok : A-7
Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Difraksi adalah salah satu perilaku gelombang dimana gelombang akan
mengalami pembelokan arah karena melalui celah sempit. Difraksi cahaya terjadi
akibat dari interferensi konstruktif dan destruktif yang terjadi antara tiap-tiap
muka gelombang, semakin sempit celah yang dilalui cahaya maka semakin dapat
menghasilkan perubahan arah penjalaran cahaya yang semakin lebar. Peristiwa
difraksi fraunhofer terjadi apabila jarak antara celah dan sumber dengan layar
cukup jauh sehingga secara efektif yang diterima adalah sinar- sinar yang
terdifraksi sejajar (young & Freedman, 2011).
Eksperimen difraksi Fraunhofer dilakukan untuk mengetahui pola difraksi
Fraunhofer pada celah tunggal dengan variasi lebar celah. Selain itu, eksperimen
ini dilakukan untuk mengetahui pola difraksi Fraunhofer pada celah ganda dengan
variasi jarak antara celah dan variasi lebar celah. Eksperimen ini juga dilakukan
untuk mengetahui pola difraksi Fraunhofer pada celah banyak. Manfaat difraksi
Franhoufer banyak dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada laser. Laser digunakan
dalam aplikasi bidang, misalnya pada bidang kedokteran digunakan dalam
pelayanan (jasa) industri, astronomi, fotografi, elektronika, dan komunikasi.
Selain itu, laser juga telah banyak digunakan dalam aplikasi seperti radar optik,
compact disc (CD) dan pada operasi mata, dan XRD. Konsep difraksi yang ada
pada X-ray Powder Difraction (XRD) digunakan untuk mengetahui pola sel
struktur sumbu 3D. Efek difraksi yang digunakan tersebut dapat digunakan dalam
mengidentifikasi struktur dimensi sel materi kristal. XRD memberikan data-data
difraksi dan kuantisasi intensitas difraksi pada sudut-sudut dari suatu bahan.
Eksperimen Difraksi Fraunhofer terdapat tiga percobaan yaitu Difraksi
Fraunhofer celah tunggal, Difraksi Fraunhofer celah ganda dan Difraksi
Fraunhofer celah banyak. Percobaan Difraksi Fraunhofer dimulai dengan
menyusun perlatan seperti pada modul gambar 3.1, kemudian sumber dari laser
HeNe diposisikan pada ujung bangku optik kemudian diletakkan celah tunggal
pada holder dengan jarak 10 cm didepan laser. Pola difraksi akan muncul dilayar
ketika berkas laser melewati salah satu celah. Jarak celah dan layar diatur cukup
sehingga simpangan y dapat diukur. Kemudian pola difraksi diamati dan
digambar. Selanjutnya simpangan y pada titik maksimum dan titik minimum
diukur dan diberi label pada tiap-tiap tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari praktikum difraksi fraunhofer yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana pola difraksi fraunhofer pada celah tunggal dengan variasi lebar
celah?
2. Bagaimana pola difraksi fraunhofer pada celah ganda dengan variasi jarak
antar celah dan variasi lebar celah?
3. Bagaimana pola difraksi fraunhofer pada celah banyak?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum difraksi fraunhofer yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan pola difraksi fraunhofer pada celah tunggal dengan variasi lebar
celah?
2. Menentuka pola difraksi fraunhofer pada celah ganda dengan variasi jarak
antar celah dan variasi lebar celah?
3. Menentukan pola difraksi fraunhofer pada celah banyak.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum difraksi fraunhofer yaitu banyak dalam kehidupan
sehari-hari. Efek difraksi yang paling sering ditemukan yaitu melibatkan difraksi
cahaya, trek yang berjarak dekat pada penggunaan CD atau DVD sebagai kisi
difraksi untuk membentuk pola pelangi terlihat ketika melihat disk. Hologram
pada kartu adalah contoh lain dari manfaat difraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Difraksi di atmosfer oleh partikel kecil dapat menyebabkan cincin terang akan
terlihat disekitar sumber cahayaterang seperti cahaya matahari. Bayangan benda
padat menggunakan cahaya dari sumber yang serasi dengan menunjukkan
pinggiran kcil didekat ujungnya. Spekel pola yang teramati ketika laser cahaya
jatuh pada permukaan kasar optik juga merupakan fenomena dari difraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 sejarah Difraksi

Teori difraksi pertama kali ditemukan oleh Francesco M. Grimaldi


(16118-1663) dan gejala ini diketahui oleh Huygens (1620-1695) dan Newton
(1642-1727). Percobaannya tentang deviasi cahaya sepanjang garis lurus yang
kemudian disebut diffraction. Difraksi merupakan fenomena gelombang yang
terjadi saat muka gelombang seperti suara,materi gelombang atau sumber cahaya
yang dihalangi oleh benda. Macam-macam muka gelombang yang mengenai
penghalang akan mengalami interferensi yang menyebabkan distribusi kerapatan
energi partikel yang kemudian akan terdifraksi, sehingga menyebabkan tidak ada
perbedaan diantara interferensi dan difraksi peristiwa interferensi mempunyai
cakupan gelombang yang sedikit sedangkan difraksi memiliki cakupan
gelombang yang banyak. Semakin kecil penghalang atau celah maka penyebaran
gelombang semakin besar. Menurut Prinsip Huygens bahwa muka gelombang
dianggap memproduksi gelombang baru dengan panjang gelombang yang
besarnya sama dengan panjang gelombang sebelumnya (Tjia,1993).

2.2 Pengertian Difraksi

Difraksi merupakan suatu peristiwa pelenturan dan penyebaran arah


gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit dari suatu medium. Celah
sempit yang dimaksud adalah lebar celah yang jauh lebih kecil dari panjang
gelombang cahaya. Peristiwa difraksi umumnya terjadi pada celah tunggal, ganda
dan celah banyak(kisi) yang diamati menggunakan alat spektrometer. Pola
difraksi ini menghasilkan pola gelap terang untuk sumber cahaya monokromatik
dan polikromatik yang menghasilkan macam-macam sprektrum warna. Difraki
biasa diterangkan dalam pinsip Huygens, tiap-tiap bagian celah berlaku sebagai
sumber gelombang. Kemudian, cahaya dari satu bagian celah dapat terinterferensi
dengan cahaya dari bagian yang lain. Eksperimen difraksi Fraunhofer merupakan
eksperimen yang menggunakan sumber laser sebagai sumber cahaya masukan
yang kemudian ditentukan pola difraksi dari keluaran gelombang cahaya yang
melewati celah. Sumber laser tersebut dihasilkan gelombang cahaya dan
kemudian mengalami difraksi. Difraksi gelombang cahaya yang berasal dari
bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang itu boleh jadi suatu
celah. Difraksi merupakan bagian interferensi yang spesifik hanya pada satu
gelombang masukan. Difraksi Fraunhofer terjadi apabila jarak tabir penangkap
pola interferens jauh lebih panjang dari pada ukuran celah, maka sinar-sinar
pembentuk pola interferensi itu boleh dipandang sejajar sehingga analisisnya
menjadi sederhana(Wangsness, 1979).

Difraksi cahaya atau pelenturan secara umum akan teramati bilamana


sebuah gelombang dihambat (obstruction) melalui sebuah bidang atau celah
sempit yang dimensinya seorde dengan panjanggelombang tersebut. Difraksi ada
dua yaitu difraksi Fraunhofer dan difraksi Fresnel. Pola difraksi Fraunhofer
diamati pada jarak yang sangat jauh dari rintangan atau celah sempit
sehingga sinar-sinar yang mencapai sembarang titik hampir sejajar, atau pola itu
dapat diamati dengan menggunakan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar
sejajar pada layar pandang yang ditempatkan pada bidang fokus lensa tersebut.
(Soedojo, 1998).
Menurut Bahrudin (2006), sebuah gelombang cahaya jika melewati sebuah
celah sempit maka seluruh titik pada gelombang tersebut sebagai gelembang
sekunder yang nanti akan menghasilkan gelombang cahaya baru. Pola difraksi
fraunhofer celah tunggal akan terlihat ketika gelombang cahaya melewati sebuah
celah tunggal yang satu orde dengan panjang gelombangnya. Salah satu ciri
difraksi fraunhaufer yaitu letak sumber cahaya dan layar jauh sekali dari celah
sehingga berkas yang memasuki dan yang keluar dari celah harus sejajar.
Gambar 2.1 Difraksi fraunhaufer celah tunggal
(Sumber : Bahrudin 2006)
Ketika sumber cahaya melewati sebuah celah sempit yang seorde dengan panjag
gelomban maka semua titik pada celah tersebut disebut sebagai sumber
gelombang sekunderyang menghasilkan sumber cahaya baru.Pola difraksi
fraunhaufer celah tunggal akan terbentuk apabila berkas cahaya di lewatkan
melaluwi sebuah celah tunggal sehingga berkas cahaya cahaya tersebut
dibelokkan. Apabila lebar celah adalah d , jarak celah ketitik P adalah L dan jarak
terang atau gelap pertama dititik 𝑃1 ke P adalah Y dengan diasumsikan bahwa
sudut 𝜃 sangatlah kecil maka distribusi persamaan intensitas dapat ditulis
dengan rumus sebagai berikut :
𝐬𝐢𝐧 𝜷 𝟐 (2.3)
I = 𝑰𝒃 ( )
𝜷

𝝅
β = 𝝀 𝐬𝐢𝐧 𝜽 (2.4)

Dimana 𝐼0 adalah intensitas maksimum yamng diterima oleh layar. Intensitas


minimum akan ter jadi ketika :
𝝅
𝒀𝒏 = 𝝀𝑳 (2.5)
𝒅
Dan intensitas maksimum akan terjadi ketika :
𝝀𝛃 𝑳 (2.6)
𝒀𝒏 =
𝝅 𝒅
BAB3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan sebuah langkah langkah yang digunakan


dalam melakukan sebuah eksperimen untuk memudahkan praktikan supaya
mendapatkan data yang sesuai dengan literatur.Beberapa hal yang terdapat dalam
metode penelitian diantaranya rancangan penelitian, jenis dan sumber,data,
definisi operasional variabel,metode analisis data, dan kerangka pemecahan
masalah.

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang di gunakan dalam praktikum difraksi
fraunhaufer dengan menggunakan laser HeNe adalah sebagai berikut :

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram rancangan penelitian


3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam praktikum difraksi
fraunhaufer dengan laser HeNe bersifat kuantitatif .Jenis data kuantitatif yaitu data
yang berupa angka. Data yang diambil termasuk data minor.Hal ini karena sumber
data yang diambil dari dari hasil percobaan dilakukan secara langsung sesuai
dengan tahapan pengukuran.

3.3 Definisi operasional variabel


Devinisi opersional variabel yang terdapat dalam praktikum difraksi
fraunhauferdengan laser HeNe sebagai berikut :
3.2.1 Variabel Bebas
a. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan.
Variabel bebas yang digunakan dalam praktikum difraksi fraunhauver yaitu sudut
(𝜃) ,Y maksimal dan Y minimal.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menunjukkan faktor faktor yang
diamati oleh peneliti dalam sebuah percobaan. Variabel terikat menunjukkan ada
tidak nya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam percobaan ini yaitu
panjang gelombang ( λ ).
c. Variabel kontrol merupakan variabel yang menyebabkan variabel bebas dan
juga variabel terikat bisa tetap konstan. Seorang peneliti harus mengupayakan
variabel untu dinetralisasi . Variabel kontrol dalam percobaan ini yaitu dnilai d
(kisi difraksi ).
3.2.2 Sekala Pengukuran
Sekala pengukuran yang digunakan dalam praktikum difraksi fraunhaufer
adalah sebagai berikut :
a. Sudut α
𝜋
α = 𝜆 sin 𝜃

b. Sudut β
𝜋
β = β 𝜆 sin 𝜃

c. Sudut difraksi
𝑦
𝜃 = tan−1
𝐿
d. Intensitas Celah Tunggal
𝐼 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
=
𝐼0 𝛼2

e. Intensitas Cahaya Celah ganda


𝐼 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
=4 cos 2 𝛽
𝐼0 𝛼2

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam praktikum difraksi fraunhaufer
dengan menggunakan sinar laser HeNe adalah :
3.3.1 Tabel Pengamatan
No Celah Orde Y mak (cm) Y min (cm) d (cm) 𝜃

3.3.2 Grafik

𝐼/𝐼0

𝜃
Gambar 3.2 Grafik Hubungan 𝐼/𝐼0 dengan 𝜃
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam difraksi fraunhaufer dengan
menggunakan laser HeNe adalah sebagai berikut :
3.4.1 Waktu dan tempat
Praktikum difraksi fraunhoufer dengan laser HeNe dilakukan di dalam
ruang laboratorium fisika modern FMIPA universitas jember pada tanggal 18
November 2018 pukul 15.10 sampai 17.50 WIB Shift 2.
3.4.2 Diagram Simulasi
Diagram simulasi tetes minyak milikan sebagai berikut

Alat dan bahan Memposisikan sinar Mengatur jauh jarak L


disiapkan laser HeNe

Amati Menentukan 𝜃0 dan Simpangan y diukur maksimum dan


𝑦0 minimum

Gamabar 3.3 Diagram simulasi


3.4.3 Sekema Percobaan

Gambar 3.4 Sekema Percobaan


(sumber : Tim Penyusun, 2018).
3.4.4 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Difraksi Fraunhaufer
dengan laser HeNe adalah sebagai berikut :
1. Laser HeNe ( λ = 632,8 nm ) berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
melewati sebuah kisi atau celah sempit.
2. Bangku laser berfungsi sebagai tampat menopang sumber laser HeNe.
3. Celah tunggal berbagai ukuran berfungsi sebagai media dengan satu celah
yang lebarnya jauh dibawah panjang gelombang cahaya dan tempat
terbentuknya pola difraksi.
4. Celah ganda berbagai ukuran berfungsi sebagai media dengan dua lebar celah
yang lebarnya jauh dibawah panjang gelombang cahaya dan tempat
terbentuknya pola difraksi.
5. Celah tiga, empat dan lima berbagai ukuran berfungsi sebagai media
terbentuknya pola difraksi.
6. Mistar ukur berfungsi untuk mengukur jarak antara layar dengan kisi maupun
sumber cahaya HeNe.

3.6 Prosedur Eksperimen


Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum difraksi fraunhaufer degan
laser HeNe sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disusun seperti pada gambar 3.1.
2. Sumber laser HeNe di posisikan pada ujung bangku opti, celah tunggal
diletakkan pada holder dengan jarak 10 cm di dipan laser. Berkas laser yang
telah melewati salah satu celah di amati.
3. Jarak L di atur cukup jauh ( kurang lebih 2 meter ) sehingga simpangan y
dapat diuku.Pola difraksi yang terjadi di gambar. Titik minimum pola difraksi
diukur dan juga ukur berapa lebar maksimum pusat.
4. Simpangan y di ukur untuk titik maksimum dan titik minimum dan diberi
label ordepada tiap tiap titik tersebut.
5. Setengah lebar maksimum pusat di ukur sebagai 𝑦0 , kemudian nilai 𝜃0
ditentukan dengan persamaan 𝜃0 = tan−1( 𝑦0 /𝐿).
6. Celah di pindah sehingga berkas laser melewati celah kedua
7. Langkah 3,4 dan 5 dilakuakan kembali.
8. Simpangan y diukur untuk titik maksimum dan minimum . Label orde di
berikan pada tiap tiap titik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin. 2006. Kamus Pintar fisika. Bandung: Epsilon.


Soedojo, Peter. 1998. Asas-Asas Ilmu Fisika Optik.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Tjia M.O. 1993. Gelombang . Bandung : ITB.
Tim Penyusun. 2018. Modul Panduan Praktikum Eksperimen. Jember:
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember.
Wangness .R.K. 1979 . Electromagnetic Field. John Wiley and son: New York.
Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. 2003. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai