Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Kelompok 6
MARET 2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas berkah,
hidayah, dan inayah-Nya, alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Zat Aditif dan Zat Adiktif” dalam bentuk maupun isinya yang sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dwi Indah Suryani, M.Pd dan selaku
dosen pengampu mata kuliah Kimia Pangan yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Zat Aditif dan Zat Adiktif.
Penyusun
Kelompok 6
Zat aditif dan zat adiktif sering dijumpai di sekitar kita. Zat aditif sering kita
konsumsi secara disengaja. Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada
makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud
tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar
mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi
yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan
yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Kepedulian terhadap bahan kimia dalam
makanan yang sering dilupakan. Jajanan anak-anak yang sering dijumpai setiap
kali istirahat sekolah. Bahan yang membuat jecanduan seperti rokok dan bahan
yang dapat membahayakan kita tanpa disadari kita konsumsi. Pengarahan dari
orang tua sangat kurang dan perhatian orang tua sangatlah penting dalam hal ini,
karna pengaruh bahan kimai sangat lah berbahaya bagi keberlangsungan hidup
atau kesahatan. Pengaruhnya tidak secara langsung namun berakibat fatal apabila
tidak dicegah dari mulai sekarang. Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat
pemakainya kecanduan (adiksi).
Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik
(psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat
tertentu. Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali
mengonsumsi zat tersebut.
Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong adiktif,
misalnya suku indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara adat.
Pada awalnya, semua bahan adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh
tumbuh- tumbuhan itu adalah ganja (cannabis sativa), opium (papaver
1.3 Tujuan
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat
aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak
atau hilang selama proses pengolahan ( Yandri, 2006).
Zat aditif menurut WHO (World Health Organization) adalah zat-zat yang
ditambahkan pada makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna,
bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang massa penyimpanan. Persyaratan
penambahan zat aditif dalam makanan yaitu: memperbaiki kualitas atau gizi
makanan, membuat makanan tampak lebih menarik, meningkatkan cita rasa
makanan, membuat makanan menjadi tahan lama atau tidak cepat basi.
Zat aditif makanan adalah zat atau campuran dari beberapa zat yang
ditambahkan ke dalam makanan baik pada saat produksi, pemrosesan,
pengemasan atau penyimpanan dan bukan sebagai bahan baku dari
makanan t ertent u. pada umumnya, zat adit if at au produk degradasinya
akan tetap berada dalam makanan, akan tetapi dalam beberapa kasus zat aditif
dapat hilang selama pemrosesan.( Kemendikbud, 2004 ).
Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992 pasal 1, bahan atau zat adiktif adalah
bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Menurut
Dadang Hawari, zat adiktif adalah zat yang dapat menimbulkan adiksi atau
ketagihan sampai pada dependensi atau ketergantungan. ( Kemendikbud, 2004).
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi
oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.( Kurniawati, 2009).
1. Bahan Pewarna
a. Pewarna Alami
b. Pewarna buatan
Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia. Bahan
pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding
pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya
lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena
pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui
pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Contoh bahan pewarna
buatan seperti tartrazin untuk warna kuning, bliliant blue untuk warna biru,
alura red untuk warna merah. Meski aman dalam takran tertentu, namun
sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.
Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan
masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan.
Namun, di masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna
buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Pewarna tekstil yang sering
Pemanis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan.
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-
bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami yang umum dipakai adalah gula
pasir, gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit kayu.
Pemanis Alami
a. Gula tebu atau gula pasir mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan
salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman
tebu merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa
manis, gula tebu juga bersifat mengawetkan.
b. Gula merah merupakan pemanis dengan
warna coklat. Gula merah merupakan pemanis
kedua yang banyak digunakan setelah gula
pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan
untuk makanan tradisional, misalnya pada
bubur, dodol, kue apem, dan gulali.
c. Madu merupakan pemanis alami yang
dihasilkan oleh lebah madu. Selain sebagai
pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai
obat.
d. Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang
berfungsi sebagai pemanis. Selain itu kayu manis Gambar 6. Beberapa contoh pemanis
alami yang sering digunakan Sumber:
juga berfungsi sebagai pengawet. www.guruipa.com
Pemanis Buatan
a. Aspartam
Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak berkalori. Sakarin dibuat dari garam
natrium. Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat
manis. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali dari rasa manis
sukrosa (gula pasir). Sakarin dan aspartam sering digunakan di industri minuman
kaleng atau kemasan. Keunggulan sakarin, yaitu tidak bereaksi dengan bahan
makanan, sehingga makanan yang ditambah dengan sakarin tidak mengalami
kerusakan dan harganya murah. Kelemahan sakarin adalah mudah rusak bila
dipanaskan sehingga mengurangi tingkat kemanisannya. Selain itu, sakarin
kerap kali menimbulkan rasa pahit. Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat
membahayakan kesehatan tubuh manusia, misalnya menimbulkan kanker.
c. Kalium Asesulfam
Kalium Asesulfam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dari kemanisan
gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah mempunyai sifat stabil pada
pemanasan dan tidak mengandung kalori.
Sumber: www.sinarharapan.com
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan
gula. Bahan pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar
selalu berada dalam kondisi baik. Metode pengawetan menggunakan garam
4. Penyedap Makanan
Penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang
tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Penyedap rasa ada yang diperoleh
dari bahan alami maupun sintetis.
Penyedap rasa alami berasal dari rempah-rempah, misalnya: bawang
putih, bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan
daun pandan, dll. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang
terdapat di alam, tetapi karena kebutuhannya jauh melebihi dari yang tersedia
maka sejauh mungkin dibuatlah tiruannya.
9
Gambar 9. Contoh bahan penyedap alami
Sumber: sharingdisini.com
Bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih
pada makanan, antara lain santan kelapa, susu sapi, dan kacang-kacangan.
Gambar 10. Pala, lengkuas, kayu manis dan bawang sebagai penyedap rasa alami
Sumber: bikinngiler.wordpress.com
Daging, susu, ikan, dan kacang- kacangan mengandung sekitar 20%
asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi
makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski
tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak
mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-
komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu
disebut dengan taste enhancer (penegas rasa. Meskipun MSG dikonsumsi oleh
semua orang. MSG mempunyai pengaruh atau efek buruk yaitu menimbulkan
gangguan kesehatan.
b. Pemberi aroma
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Zat adiktif dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu 1) zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika; 2) zat adiktif
narkotika; dan 3) zat adiktif psikotropika.
1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika
Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
bahkan mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan makanan atau minuman
yang mengandung zat adiktif tersebut. Adapun yang termasuk dalam zat adiktif
bukan narkotika dan psikotropika, yaitu :
a. Kafein
Bagi kalian penggemar teh atau kopi, mungkin kalian sudah tahu
tentang kandungan kafein yang terdapat pada teh dan kopi. Teh yang
mengandung kafein membuat hampir sebagian besar dari kita menjadi terbiasa
untuk mengkonsumsinya setiap hari. Tetapi teh aman dan baik untuk
dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.
Oleh karena itu kopi tidak dianjurkan untuk diminum secara berlebihan.
Tetapi kopi juga memiliki sejumlah manfaat pada beberapa terapi kesehatan,
seperti mencegah penyakit Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan
kanker paru-paru. Untuk beberapa kasus tertentu, kopi juga dapat menjadi obat
sakit kepala, tekanan darah rendah, dan obesitas.
b. Nikotin
Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang
bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, berpengaruh selektif
pada saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku seseorang.
Psikotropika sendiri merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah
ataupun sintetik, tapi bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif yang
mempunyai pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat
menimbulkan perubahan khas aktivitas mental, serta perilaku. Hampir semua zat
adiktif masuk dalam psikotropika, namun Gambar
tidak9.13semua psikotropika dapat
Contoh peralatan pemakai psikotropika
Sumber: jogja.tribunnews.com
menyebabkan ketergantungan. Beberapa yang termasuk golongan psikotropika
adalah Sedative-Hipnotik, Amfetamin, dan obat halusinogenik.
a. Sedatif-Hipnotik (Depresan)
b. Amfetamin (Stimulan)
5. Pemanis buatan
6. Natrium benzoate
7. Perasa buatan
8. Lemak trans
Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Pengawet yang di maksud adalah pengawet boraks.
Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif menghambat pertumbuhan
mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur
makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk
industry non pangan. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat
menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan diantaranya:
2.5 Dampak Penggunaan Zat Aditif dan Zat Adiktif Bagi Tubuh
1. Dari zat stimulan yakni zat yang bisa merangsang suatu fungsi tubuh
sehingga akan meningkatkan cairan dan juga kesadaran seseorang untuk
melakukan suatu aktivitasnya selama jangka waktu tertentu. Zat yang
tergolong dalam stimulan meliputi kafein, kokain, dan juga amfetamin.
Sedangkan contoh dari zat stimulan yang saat ini seringkali disalah
gunakan ialah sabu-sabu atau pun ekstasi.
2. Jika pada bidang ilmu kedokteran, zat depresan merupakan suatu zat
yang bisa digunakan untuk menekan sistem saraf pusat dan bisa juga
digunakan untuk mengurangi suatu aktivitas fungsional dalam anggota
tubuh sehingga penggunanya akan merasakan ketenagan.
3. Pada bidang ilmu kedokteran, zat ini biasa dipakai untuk zat analgesik
yang kuat, yang memiliki fungsi dalam upaya membantu
menghilangkan rasa nyeri yang timbul pada saat proses pembedahan
berlangsung.
4. Pada bidang ilmu kesehatan, alkohol biasa dipakai untuk zat disinfektan.
Definisi dari zat disinfektan sendiri merupakan suatu zat yang
dimanfaatkan sebagai pembunuh kuman dan juga bakteri. Selain itu
alkohol juga dimanfaatkan untuk melakukan pencucian alat-alat
kedokteran kebanyakan. ( Kurniawati,2009).
Penggunaan zat adiktif berisiko pada kerusakan sistem syaraf dan organ-organ
penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dan hati. Dan sebagai berikut :
1. Adanya gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti; kejang-kejang,
halusinasi,gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi dan sebagainya.
2. Terjadinya gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
sepert; infeksiakut otot jantung, gangguan peredaran darah dan sebagainya.
3. Terjadinya gangguan pada kulit (dermatologis) seperti; penanahan (abses),
alergi,eksim dan sebagainya(Kurniawati,2009).
4. Terjadinya gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti; penekanan fungsi
pernapasan, kesulitan bernafas, pengerasan jaringan paru-paru dan
sebagainya.
5. Mengalami sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu badan
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
6. Gangguan terhadap kesehatan reproduksi berupa gangguan pada endokrin
seperti; penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogin, progesteron,
testosteron) serta gang guan fungsi seksual.
7. Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada wanita usia subur seperti;
perubahan siklus.
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada
anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang
menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki
tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk
membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh
buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.
Peran Anggota Masyarakat
Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat
terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi
kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan
pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.
Peran Sekolah
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang zat aditif dan zat adiktif, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Dan zat
adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan (adiksi).
2. Zat aditif diantaranya adalah pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa,
antioksidan, pengemulsi, pemutih dan pematang tepung, pengatur
keasaman, anti kempal, pengeras, sekuestran. Dan zat adiktif macamnya
adalah heroin,kokain, opium, morpin, tembakau, ekstasi, ganja, alcohol, dan
barbiturates.
3. Zat aditif dan zat adiktif dalam jangka yang lama dapat merusak organ
dalam tubuh manusia.
3.2 Saran
Andini, Widya Citra. (2018). Zat tambahan pada makanan cepat saji, dan efeknya
bagi kesehatan.. Jakarta: Dokter sehat
Ika Kurniawati Y. 2009. Mengenal Zat Adiktif Makanan. Jakarta: Sinar Cemerlang.
Ramlawati. (2016). Zat aditif dan adiktif serta sifat bahan dan
pemanfaatannya.Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.Jakarta:
Kemendikbud: Jakarta.
Yandri A.S 2006. Zat aditif kimia pangan, Jurusan Kimia FMIPA. Lampung:
Universitas Lampung.