Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal

Photoalignment of Liquid Crystals by Liquid Crystals


Penulis : Reznikov Yuriy,Ostroverkhova Oksana,Singer
Kenneth D
Pensejajaran liquid crystal biasanya menggunakan lapisan polymer anisotropic yang
diletakan pada subtract kaca. Pensejajaran LC dapat dicapai dengan memberikan cahaya dari
molekul dye yang tereksitasi kearah permukaan istropic yang diduga dapat mensejajarkan
LC tersebut. Pada paper ini akan dijelaskan pensejajaran planar liquid crystal 5CB pada
lapisan 5CB dengan subtrat kuarsa yang diberikan radiasi sinar UV, dan struktur beserta sifat
dari permukaannya.

Kuarsa direndam kedalam larutan 5CB selama 10-60 menit. Lalu subtrat dibilas dengan
isoprophy alcohol. Adanya LC pada permukaan quarsa yang akan melapisi quarsa tersebut.
Hal ini diketahui dengan menghitung absorbsi sinar UV. Ditemukan permukaan ini tidak
stabil terhadap temperature dan kenaikan suhu.

Subtrat dengan lapisan 5CB di permukannya, diberikan sinar UV terpolarisasi dari lampu Xe
selama 90 menit dengan intesitas rerata 10mW/cm2 . Penulis menemukan bahwa stabilitas
permukaan meningkat setelah penyinaran sinar UV selama beberapajam hingga berhari hari.
Sifat dari pensejajaran dari permukaan 5CB dikaji dalam sel gabungan yang terdiri dari
refrensi dan tes subtrat berisi 5CB. Subtrat refrensi dilapisi dengan PI, permukaan ini sejajar
dengan arah rubbing . Plat kuarsa yang dilapisi 5CB adalah permukaan yang dites. Cell
tersebut dibuat akar sudut 𝜃0 antara arah rubbing dengan arah polarisasi adalah 0,90 atau 45
derajat. Pensejajaran diamati dengan polarizing microscope.

Pensejajran planar parallel dengan arah rubbing dapat terlihat dibagian area yang tidak
dikenakan radiasi. Pembelokan homogen terlihat pada daerah yang disinari dengan sudut 0
dan 45 derajat. Pensejajaran meningjat ketika sudut 90 derajat.
Sudut pembelokan atau perubahan arah dari bahan yang ditest bergantung pada waktu
penyinaran. Variasi ini disebabkan oleh anchoring energy . Pada sudut 45 derajat, sudut
pembelokan sekitar 22 derajat saat penyinaran lebih dari 30 menit. Energi maksium yand
didapat berada pad order 10−4 erg/cm2 .

Untuk menentukan sudut pretilt, digunkaan sel symmetric LC terdiri dari dua permukaan
kuarsa yang dilapisi 5CB yang disinari UV selama 30 menit secara tegak lurus. Didapatkan
sudut prtilt (0.3±0.1) derajat.Penghasilah sumbu oleh radiasi UV menyebabkan adanya
sumbu optis. Pengamatan ini dapat dilihat dengan menghitung fase yang tertinggal dari
polarisasi sinar yang ditransmisikan melalui kuarsa dan diserap oleh 5CB.Perhitungan ini
dapat dilihat ketergantungan sudut fase menggambarkan anisotropy dari 5CB yang disinari.
Perhitungan orde kedua harmonic dari polarisasi yang berbeda dapat menunjukan orientasi
dari LC yang tersejajarkan.
Pada akhirnya, paper ini menjabarkan bahwa telah diamati penjajaran planar dari liquid
crystal 5CB pada kuarsa, dengan permukaan 5CB yang disiniari oleh UV yang terpolarisasi.
Sumbu yang dibentuk tegak lurus dengan polarisasi sinar yang datang dan berada pada
bidang substrat. Anchoring energy meningkat berbanding dengan lamanya dikenakan cahaya
.Penulis beragumen bahwa fenomena pensejajran ini disebabkan oleh interaksi oleh
orientasi normal, dan permukaan yang menyerap UV dan molekul yang terdiri dari LC .
Review Jurnal
Giant photonic spin Hall effect in momentum space in a
structured metamaterial with spatially varying
Oleh : Ling Xiaohui, Zhou Xinxing, et al.
Metamaterial adalah material buatan yang dibuat dengan tujuan memiliki sifat sifat optis
yang tidak dapat ditemukan secara alami. Biasanya metamaterial terbentuk dari struktur
tipis atau terdiri dari nanopartikel yang meiliki lubang, sehingga material memilki sifat
layaknya lensa. Metamaterial juga memilki potensi untuk memanipulasi sudut momen
cahaya dan photonic spin efek hall.

Efek spin hall fotonik menjelaskan hubungan dari polarisasi photon dan arah cahaya
propagasinya. Sehingga cahaya yang memiki polarisasi yag berbeda akan bergerak kea rah
yang berbeda, mirip ditemukan pada efek hall pada umumnya. Terdapat dua tipe fase
geometric yang pertama adalah RVB dan PB. RVB bergantung dengan evolusi dari arah
propagasi cahaya, sedangkan PB bergantung dengan polarisasi cahayanya.

Pada paper ini penulis merumuskan , deskripsi tunggal yang menggabungkan 2 tipe ini
sehingga dapat diprediksi, kebergantungan fase spin sangat besar pada tipe PB karena itu
terjadi di ruang K(momentum) , sehingga pada tipe PB akan menghasilkan SOI lebih besar
dibandingkan RVB. Untuk mengafirmasi prediksi ini, sebuah metamaterial pada range
gelombang tampak dibentuk agar terjadi gradien fase PB pada satu dimensi.

Perubahan arah propagasi dari cahaya bergantung pada gradient dari fase geometris dari
RVB. Perubahan arah propgasi merupakan vektor di ruang real sedangkan fase RVB
merupakan fungsi tarnsvesal dari cahaya. Komponen k pada RVB bertanggung jawab pada
pemisihan spin atau untuk kasus ini efek spin hall. Untuk kasus ini penulis hanya akan
mempertimbanhkan kontribusi dari k arah y. Dan dari hal tersebut dapat dihitung
(persamaan 3) pegerseran propagasi spin arah y, dari gradien arah y nya.

Fase PB dapat dituliskan dari fase geometris ditemukan dari arah sumbu optis lokalnya. Dan
dikalikkan dengan factor -2 karena terjadi polarisasi melingkar. Fase PB membuat gradient
pada permukaan medium. Dimana pergeseran yang terjadi pada ruang momentum. Lalu
dapat ditentukan relasi hubungan ruang real dan momentum, sehingga dari nilai x dapat
ditemukan nilai k nya.

Eksperimen dilakukan dengan menset alat sesai skema (gambar 2) . Digunakan laser He-Ne
dengan Panjang gelombang tertentu. Laser dikenakan ke material, lalu intesitas output
ditangkap oleh kamera CCD. Pergeseran akan linear dengan jarak transmisi. Hubungan
tersebut diplot dan eskperimen sesuai dengan perhitungan. Lalu juga diabil intesitas pada
jarak 10 cm. Didapatkan 3 titik, yang dimana titik tengah nya redup dan itu merupakan
cahaya yang polarisasinya sama dengan cahaya datang, karena ketebalan material kurang
untuk mengkonversi photon. Sedangkan titik kiri dan kanan merupakan cahaya yang
memiliki polarisasi yang berbeda.

Dari sudut pandang geometris gradient fase. Penjelasan utama dalam photonic efek spin hall
terkait dua tipe fase geometrik gradient. Pada eksperimen juga dibuat material yang
mendemonstrasikan fase gradient PB dan menghasilkan nilai photonic efek spin hall yang
besar pada ruang momentum yang berasal dari sumbu arah optis metamaterial tersebut.
Pendekatan ini mungkin dapat menjembatani spin based photonic dan nanooptics. Dan
mengindikasikan kesempatan untuk memanipulasi spin dan momentum sudut dari cahaya.

Anda mungkin juga menyukai