Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


(ISBD)
NAMA DOSEN : Sri Wahyuni, ST.MT

DISUSUN OLEH
NAMA : HAMZAH
NIM : 105830011515
KELAS : (C)

TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan MAKALAH
TENTANG ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih
ke pada teman-teman yang telah membantu dalam menyusun maklah ini,walaupun makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.

Makalah ini disusun sebagai bahan untuk melengkapi MATA KULIAH ILMU
SOSIAL BUDAYA DASAR

MAKASSAR, 18 Oktober,2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya


B. Pengertian Manusia Sebagai Mahluk Budaya dan Peradaban
C. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
D. Manusia, Individu, Keluarga dan Masyarakat

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN


B. DAFTAR PUSTAKA (REPRENSI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya

manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan

bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk

menggunakan fisikatau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia

dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan

agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Antara manusia sebagai mahluk sosial,budaya,peradaban,nilai moral,dan hukum, individu

keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling

mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu timbul karena ada

yang menciptakannya yaitu diantaranya factor manusianya.

Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka kami

membuat makalah tentang Manusia mahluk sosial,budaya,peradaban,nilai moral,dan hukum, individu

keluarga dan masyarakat untuk mengetahui tentang pengertian manusia sebagai mahluk

sosial,budaya,peradaban,nilai moral,dan hukum, individu ,keluarga dan masyarakat, dan mengetahui

problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian mahluk sosial,budaya,peradaban,nilai moral,dan hukum, individu ,keluarga dan

masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA

1.Hakekat Manusia sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga

diberikan yang berupa akal dan pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam

hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya

dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam

kehidupannya.Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.

Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan

bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Manusia dikatakan makhluk sosial karena :

1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4. Potensi manusia akan berkembang bila manusia hidup ditengah-tengah manusia.

5. Hakekat Manusia sebagai Makhluk Budaya

Manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan

akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu

hakekatnya adalah sesuatu yang baik, benar, dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha

menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar “Manusia

Berbudaya”.

1. Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh umat manusia.

2. Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar.

3. kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2.Manusia Sebagai makhluk sosial

Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk

yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk

mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk
dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada

Sang Pencipta.

Meskipun banyak spesies berprinsip manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok

berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan

penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari yang mereka bentuk

entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan

perkembangan, serta identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh

kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk

dan beradaptasi ke kelompok baru.

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan

sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia

mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia

cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat

dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

3.Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,

berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah

manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah

kelompok (genus) atau seorang individu.

Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa

Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu cara hidup

yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.


B.PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA DAN PERADABAN

Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang terdiri dari tubuh dan jiwa

sebagai satu kesatuan yang utuh, yang memiliki perasaan indrawi dan perasaan rohani.

Kebudayaan berasal dari bahasa Latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan,

dan mengembangkan, atau segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Sedangkan ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta

“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

C. Kluckhohn dan W.H Kelly merumuskan definisi tentang kebudayaan, yang berbunyi “Kebudayaan

adalah pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explicit, implicit, rasional, irrasional yang

terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia”.

Peradaban berasal dari kata adab yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa, etiket, dan

sebagainya. Peradaban merupakan tahap tertentu, dari kebudayaan yang telah mencapai kemajuan

tertentu yang dicirikan oleh tingkat IPTEK yang telah maju.

1.Perbedaan antara Kebudayaan dan Peradaban

Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu.

Sedangkan peradaban = civilization, biasanya dipakai untuk bagan-bagan dan unsur-unsur yang halus

dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan santun dan sistem pergaulan yang

kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur yang kompleks. Peradaban sering pula dipakai

untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni

rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban hanya

menekankan pada unsur tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berpikir) mungkin unsur nurani

(perasaan).

Peradaban menurut konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal (tingkat berpikir). Sedangkan

peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan unsur nurani (perasaan). Oleh sebab itu di
kalangan orang Barat kemajuan IPTEK lebih dulu unggul dibandingkan dengan orang Timur. Benar

menurut akal belum tentu baik dan belum tentu sesuai dengan hati nurani.

2.Peradaban dan Perubahan Sosial

Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi

yang meliputi berbagai kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat yang telah

didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat dan merupakan tuntutan dalam mencari

kestabilan.

Menurut Wilbert Moore, perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola perilaku dan

interaksi sosial. Keseimbangan sosial adalah syarat yang harus dipenuhi agar masyarakat berfungsi

sebagaimana mestinya. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial

contohnya adalah “perubahan peran istri dalam keluarga modern”. Sedangkan perubahan

kebudayaan contohnya adalah “penemuan baru seperti radio, televisi, dan lain-lain yang dapat

mempengaruhi lembaga-lembaga sosial”.

Teori perubahan sosial menurut Moore :

1. Evolusi Rektilinear yang sangat sederhana

2. Evolusi melalui tahap-tahap

3. Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi

4. Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan

5. Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek

6. Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan

7. Pertemuan logistis yang terbalik yang tergambar, angka motivasi

8. Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar melalui tanda-tanda

9. Pertumbuhan logistis yang digambarkan oleh populasi

10. Primitivisme

Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soeryono Soekanto :


1. Perubahan yang terjadi secara lambat (evolusi) dan perubahan yang terjadi secara cepat

(revolusi).

2. Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil (perubahan pada struktur sosial) dan

perubahan-perubahan yang pengaruhnya besar (seperti proses industrialisasi pada

masyarakat agraris).

3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak diinginkan.

v Penyebab perubahan sosial :

1. Faktor intern

2. Bertambahnya penduduk

3. Adanya penemuan baru (discovery, invention, inovasi)

4. Konflik dalam masyarakat

5. Pemberontakan dalam masyarakat

6. Faktor ekstern

7. Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah.

8. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui kontak kebudayaan antar dua masyarakat atau

lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

C.MANUSIA NILAI,MORAL DAN HUKUM

1.Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,

berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah

manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah

kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia

merupakan suatu oganisme hidup (living organism).

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan,belajar

makan,belajar berpakaian,belajar membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan

bantuan orang lain yang lebih dewasa.

Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa

ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha
manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui

perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam rumah,pakaian dan

peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok lain akan lebih mudah

diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup

berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan

yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang

berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

2.Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.

Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut.

1. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak

tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya orang

yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias menindra kejujuran itu.

2. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu

keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma

sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap

manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

3. Niliai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak

berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai ketakwaan. Adanya nilai ini

menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti terdapatnya hubungan

yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas

merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki(dalam Lasyo,1999,hlm.1).


Menurut Lasyo(1999,hlm.9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan landasan atau

motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai yaitu

sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang menjadi pedoman dalam berperilaku.

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks,pertama akan

memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa

ada yang menilainya,bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia

sebagai penilai.Baik dan buruk,benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran

manusia,tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam

kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai sangat tergantung pada

subjek yang menilainya.Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa

hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilai.

3.Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata mores ini mempunyai

sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals.

Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau kesusilaan yang mengandung

makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin

dalam hidup.Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara

etimologis ,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang

sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa

moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai

nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang

yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai

moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan

bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.

apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut

dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai

mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia

untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk

menjadi manusia yang baik.

4.Pengertian Hukum

Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia yaitu hukum, yang

biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi yang jelas.Hukum dibuat dengan tujuan

untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan

system social yang dibangun oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh

lembaga – lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat.

Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur masyarakat agar mengikuti

pola perilaku yang disepakati oleh system social dan budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut.

Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan

harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat

selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Polaperilaku berbeda dengan kebiasaan.

Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh

orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila

seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan social organization.

D. MANUSIA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

1.Individu, Keluarga, dan Masyrakat

 Pengertian Individu

Kata individu berasal dari bahasa latin “individiuum” yang artinya yang tak terbagi. Menurut

Dr.A.Lysen, individu merupakan kesatuan yang tak terbatas yaitu sebagai manusia

perseorangan.

 Pengertian Keluarga

Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta “kulawarga” yang berarti anggota. Dari bahasa

sansekerta ini, keluarga memiliki pengertian lingkungan yang terdapat beberapa orang yang

masih memiliki hubungan darah. Secara umum, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
 Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab “musyarak” yang berarti suatu jaringan

hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Secara umum, masyarakat adalah sekelompok

orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

2.Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat

 Hubungan individu dengan keluarga

Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek,

nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan

aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga

ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam

keluarga.

 Hubungan individu dengan masyarakat

Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjunjung hak dan

kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang

menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak

masyarakat daripada hak individu.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam materi yang ada dapat di simpulkan bahwa manusia merupakan mahluk

sosial,budaya,peradaban,nilai moral,dan hukum, individu ,keluarga dan masyarakat memiliki

keterkaian dalam artian setiap manusia membutuhkan manusia yang lain untuk bisa bertahan hidup

dan tanpa ada nya nilai, hukum, dan moral saya rasa mahluk hidup akan bebeas melakakukan apa

saja tanpa adanya aturan yang membatasi.

Manusia memiliki peradaban yang saat ini sudah berkembang sanagat modern. Kebudayaan

manusia merupakan bukti bahwa mahluk hidup(manusia) itu memiliki ke aneka ragaman.

B. SARAN

Mohon maaf yang sebesar-besarnya apa bila dalam pembuatan maklah ini jauh dari kata ke

sempurnaan. mohon kritikan dan saran agar saya bisa membuat makalah yang jauh lebih baik.
Daftar pustaka
 Kotler Philip dkk, 2012, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Buku Dua, Edisi Pertama,
Andy, Yogyakarta.
 Swastha, Basu dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan
Kesebelas, Liberty Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai