Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Latar Belakang Perusahaan


Indonesia sebagai salah satu negara bagian dari The South Asia Tin Belt yang
membentang sejauh kurang lebih 3000 km dari daratan Asia ke arah Thailand, Malaysia
hingga Indonesia. Indonesia memiliki daerah cadangan timah yang membentang dari
wilayah Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Singkep dan sebagian di daratan
Sumatera (Bangkinang) dari utara terus kearah selatan seperti Pulau Bangka, Pulau
Belitung, dan Pulau Karimata hingga ke daerah sebelah barat Pulau Kalimantan.
Wilayah-wilayah tersebut termasuk dalam The Indonesian Tin Belt. Endapan timah
yang terdapat dalam wilayah-wilayah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara
produsen timah terbesar kedua di dunia dikarenakan cadangannya yang melimpah.
Penambangan bijih timah di Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1709
tepatnya di Sungai Olim, Tobali, Pulau Bangka. Kegiatan tersebut masih menggunakan
cara pendulagan dan mencangkul dengan sistem penggalian sumur palembang atau
sistem kolong/parit. Namun cara tersebut berubah pada saat kedatangan Belanda,
kegiatan penambangan dilakukan dalam skala besar yang dibiayai oleh para pengusaha
Belanda yang tergabung dalam VOC.
Pada masa kolonial, perusahaan penambangan timah nasional berawal dari
nasionalisasi 3 perusahaan Belanda yaitu Bangka Tin Winning Bedrijft (BTW) di
Bangka, Gemeenschaappelijke Mijnmouw Maatschaappij Billiton (GMB) di Belitung
dan Singkep Tin Exploitate Maatsschappij (nv SITEM) di Singkep. Namun pada tahun
1961, ketiga perusahaan terseebut dikoordinasikan dengan membentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahan Negara Tambang – Tambang Timah yang akhirnya ketiga
perusahaan tersebut dilebur menjadi satu yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang
Timah. Dan berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 1969, PN Tambang Timah dan
Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero) dengan
bukti akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 1 Tanggal 2 Agustus 1976 dimana seluruh
saham dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Pada tahun 1998, perusahaan merubah anggaran dasar perseroan dan berubah nama
menjadi PT Timah (Persero), Tbk dengan melakukan diversifikasi usaha dengan
membentuk sejumlah anak perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. PT Tambang Timah (Persero), perusahaan bergerak dalam bidang pertambangan
timah dan mineral ikutan serta bidang jasa dan perdagangan.
2. PT Timah Industri (Persero), bergerak dalam usaha perdagangan, perekayasaan,
keteknikan industri, dan jasa.
3. PT Timah Investasi Mineral (Persero), perusahaan fokus terhadap bidang jasa
investasi dan konsultasi usaha pertambangan.
4. PT Timah Eksplomin (Persero), bergerak pada penyediaan jasa di bidang
penyelidikan tambang, eksplorasi, analisis laboratorium conto mineral bahan
galian, pembuatan studi kelayakan, penyelidikan geologi teknik dan penyelidikan
geohidrologi.
5. PT Dok & Perkapalan Air Kantung (DAK), perusahaan memiliki fokus kepada
penyediaan jasa perbengkelan, galangan kapal serta pelayanan kapal penumpang.
6. Indometal London Ltd, bergerak sebagai agen penjualan timah Indonesia untuk
kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Lalu pada tahun 2008, PT Timah (Persero), Tbk meresmikan tanur 9 dan perluasan
pabrik Electrolytic Refining (ER) yang merupakan bentuk metamorphosis darri
perkembangan industri dan perkembangan timah dunia. Selanjutnya pada tanggal 1
Februari 2012, terbentuklah INATIN dengan PT Timah (Persero), Tbk bersama anak
perusahaannya menjadi anggota.

2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah lingkungan.
b. Misi Perusahaan
1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan bermartabat.
2. Melaksanakan tata kelola penambangan yang baik dan benar.
3. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap pemegang saham serta
tanggung jawab sosial.
2.1.2 Struktur Organisasi
2.1.2.1 Struktur Organisasi UPLB PT Timah (Persero), Tbk
PT Timah (Persero), Tbk Unit Penambangan Laut Bangka memiliki ….
Karyawan yang dipimpin oleh Kepala Unit dengan didampingi Wakil
Kepala Unit yang bertanggungjawab untuk menaungi beberapa bidang dan
bagian, sebagai berikut (Lihat pada gambar .. )

2.1.2.2 Struktur Organisasi Kapal Isap Produksi (KIP)


Dalam Kapal Isap Produksi terdapat bagan struktur organisasi sebagai
berikut:

Kepala KIP
Timah

Ka. Bagian Ka. Bagian Juru


Kepala Aplus Nahkoda
harian Perawatan Administrasi

Mandor Juru Kasi Kasi


Juru Mudi Kasi Umum Mualim KKM
Pencucian Mesin/Listrik Pencucian Perawatan

Pet. Pet. Petugas Petugas Juru


Pencucian 1 Pencucian 2 Umum Pencucian Perawatan

Petugas
Perawatan

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.3 Iklim dan Curah Hujan

2.4 Pasang Surut Air Laut

2.5 Keadaan Geologi dan Statigrafi


2.6 Genesa Endapan Timah

Mineral utama yang terkandunng pada biji timah adalah cassiterite (SnO2). Batuan
pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus
lapisan sedimen (intrusi granit). Pembentukan mineral cassiterite (SnO2) dan mineral berat lainnya,
erat berhubungan dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan biji timah yang
membentang dari Myanmar tengah hingga Paparan Sunda merupakan keseluruhan jumlah intrusi
batholith. Batuan induk yang mengandung biji timah adalah granit, adamelit dan granadiorit.

Menurut Teori Plate tektonik, pada zaman Yura-Kapur didaerah paparan sunda terjadi
intrusi-intrusi batuan granit terdapat penekukan benua pada subduction zona di garba. Sehingga
magmatic art muncul disebelah utara yaitu: Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, Pulau
Karimun, Pulau Kundur dan sebagian Pulau di Kalimantan Barat. Proses pembentukan bijih timah
berasal dari magma cair yang mengandung mineral cassiterite (SnO2). Pada saat intrusi batuan
granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-
mineral bijih diantaranya bijih timah Mineral terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit
maupun didalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-vein.

Endapan timah pada daerah jalur timah Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu endapan timah
primer dan endapan timah sekunder dimana endapan timah sekunder adalah cadangan timah utama
yang ditambang oleh PT Timah (Persero), Tbk dikarenakan endapan timah primer yang dijumpai
tidak ekonomis untuk dilakukan penambangan.

2.6.1 Genesa Endapan Primer

Endapan timah primer terbentuk akibat intrusi granit terjadi mineralisasi yang
terbentuk pada jalur kontak antara tubuh granit dengan batuan sedimen atau
metasedimen yang diintrusi. Pembentukan endapan ini bergantung pada magma
asal dikarenakan magma tersebut yang mengandung unsur atau senyawa pembawa
timah ataupun tidak. Bentuk endapan timah berupa vein pada umumnya yang
terjadi pada saat intrusi granit berlangsung pada batuan samping yang diintrusi
dimana batuan akan terangkat sedikit terlipat dan membentuk retakan-retakan yang
hampir tegak dengan tubuh granit lalu retakan tersebut diisi oleh larutan magma
yang mengandung timah.
2.6.2 Genesa Endapan Sekunder

Pembentukan timah sekunder atau placer merupakan endapan mineral lerakan yang
terbentuk secara konsentrasi mekanis dari sumber-sumber mineral yang berasal
dari batuan induk. Endapan timah ini terbentuk melalui beberapa proses yaitu:

 Pelapukan
Batuan yang berada di permukaan akan mengalami pelapukan akibat
adanya proses eksogen baik pelapukan fisik maupun kimia. Dimana
pelapukan tersebut batuan yang keras dan besar berubah menjadi batuan
kecil yang disebut sebagai pelapukan fisik, sedangkan apabila batuan
dipengaruhi oleh unsur organik atau air sehingga mineral bersenyawa
karena proses kimia dan menyebabkan batuan berubah menjadi lunak atau
batuaan lain yang disebut dengan pelapukan kimia.
 Erosi
Erosi merupakan proses pengikisan terhadap batuan atau lapisan tanah
dimanapun berada seperti pengunungan, daratan maupun laut. Proses erosi
disebabkan oleh beberapa media yang diantaranya air, ombak dan angin.
Dalam proses erosi terdapat istilah sebagai berikut:

 Transportasi
 Pengendapan

2.7 Kekayaan Cadangan

Anda mungkin juga menyukai