M furdaus (C91218120)
BAB 5
Tipe-Tipe Negara
Dalam sejarah pertumbuhan tumbuhan ilmu negara tipe-tipe negara dapat dibagi atas 5 bagian, yaitu:
Untuk membicarakan sesuatu tentang hal negara dan menetapkan suatu keputusan,
rakyat berkumpul bersama raja di lapangan terbuka secara langsung musyawarah berlangsung
tanpa wakil dan bila perlu dengan perdebatan-perdebatan dan kemudian mengambil keputusan.
Gambaran ini memperlihatkan sebuah bentuk penyelenggaraan negara yaitu demokrasi langsung.
Salah satu kebiasaan orang Yunani kuno adalah membicarakan berbagai persoalan hidup,
termasuk masalah-masalah politik dan negara. Hal itu disebabkan beberapa faktor:
Dalam kepustakaan di indonesia istilah negara hukum merupakan terjemahan langsung dari
rechtsstaat. Isltilah rechtsstaat mulai populer di Eropa sejak abad XIX meskipun istilah ini sudah
lama adanya. Istilah the rule of law mulai populer dengan terbitnya sebuah buku dari Albert Venn
Dicey tahun 1885. Dari latar belakang dan dari sistem hukum yang menopangnya terdapat
perbedaan antara rechtsstaat dengan the rule of law, tetapi perbedaan antara keduanya tidak
dipermasalahkan, karena kedua konsep terdebut mengarah pada satu sasaran yang utama yaitu
pengakuhan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Konsep rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya
revolusioner, sebaliknya konsep the rule of law berkembang secara evolusioner.
Konsep rechtsstaat bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut civil law. Sedangkan
konsep the rule of law bertumpu atas sistem hukum common law. Karakteristik civil law adalah
administratis, sedangkan common law adalah yudisial.
Dalam kepustakaan ada beberapa tipe atau konsep negara hukum, yaitu :
a. Konsep Negara Hukum Liberal
Oleh Immanuel Kant dalam karta ilmiahnya, bahwa pihak yang bereaksi terhadap
negara polizei adalah orang-orang kaya dan pandai, yang disebut sebagai kaum borjuis
liberal. Oleh karena itu, konsep negara hukum hasil pemikirannya pun dinamakan
Negara Hukum Liberal.
Tipe negara hukum liberal ini menghendaki agar negara berstatus pasif artinya
bahwa negara harus tunduk pada peraturan-peraturan negara. Penguasa bertindak
sesuai dengan hukum. Disini kaum liberal menghendaki agar antara penguasa dan
yang dikuasai ada satu persetujuan dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang
menguasai penguasa.
Apa sesungguhnya yang di inginkan oleh kaum borjuis liberal ini ? Yang mereka
inginkan ialah agar penyelenggaraan perekonomian atau kemakmuran diserahkan
kepada mereka dan negara jangan turut campur dalam penyelenggaraan
perekonomian tersebut. Jadi hanya wohlfart polizei, sedangkan secherheit polizei
yaitu penjaga tata tertib dan keamanan tetap diselenggarakan oleh negara. Jadi fungsi
negara dalam Negara Hukum Liberal ini hanyalah menjaga tata tertib dan keamanan.
Karena itu negara hukumnya disebut sebagai Negara Hukum Jaga Malam
(Nachrwachter staat).
Penyelenggaraan perekonomian dalam negara hukum liberal berasakan
persaingan bebas, laise faire, laise passer, siapa kuat dia yang menang. Kepentingan
masyarakat tidak usah diperhatikan yang penting mereka ( kaum liberal )
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan demikian, penyelenggaraan
perekonomian yang diserahkan penuh kepada swasta, tanpa pemerintah atau negara
turut campur,yang makmur hanyalah konglomerat liberal saja.
Dari keempat unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari negara hukum
formal yaitu untuk melindungi hak-hak asasi warga negaranya dengan membatasi dan
mengawasi kekuasaan dengan undang-undang. Jadi hanya mengedepankan aspek
firmannya, sehingga hak asasi dan kebebasan individu terlindungi secara formal yang
menghasilkan persamaan dalam aspek hukum dan politik saja.
Sedangkan menurut konsep Kant dari Robert von Mohl menyebutkan bahwa
negara hukum adalah negara yang diperintah oleh hukum. Menurut Mohl, Kant hanya
memerhatikan segi formal hukumnya saja tanpa memerhatikan siapa pembuat hukum
itu. Karena konsep Kant dapat menimbulkan dua kemungkinan yang berlawanan, yaitu
pertama membatasi kekuasaan raja dan sebaliknya yakni membatasi kebebasan hak-
hak masyarakat yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dari sang penguasa.
Karena itu, jika kita menggunakan kriteria yang digunakan oleh Kant, maka negara
diktator ataupun totaliter akan dapat digolongkan dalam negara hukum.
Jika seperti itu, apakah socialist legalitas sama dengan rule of law negara hukum?
Jawabannya dapat dilihat dari pendapat Kazimerz dan Romashkin yang mengatakan :
“rezim di Rusia yang mengikuti pengaruh kekuasaan salon bukanlah negara hukum,
tetapi merupakan negara polisi. Dalam pada itu mereka sendiri menamakan negaranya
adalah negara diktator proletar.