Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

INTOKSIKASI METANOL

Oleh :
Kelompok 10

Margarethy A.Karwayu (9103014006)


Wilhelmina Dwiwanda (9103014045)
Lani (9103014013)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan,saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meski
banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di beberapa rumah sakit tetapi angka ini
tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya di dalam masyarakat.
Keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah
tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas,
kulit dan mukosa atau parental tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna
(75%) dan inhalasi (14%). Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat medis
yang membutuhkan tindakan segera, keterlibatan dalam memberikan pertolongan dapat
membawa akibat yang fatal.
Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda akibat dari tingkat
perkembangan fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan emosi yang sedang
berkembang, sehingga terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, motif dari
keracunan. Mengingat resiko keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat
menyebabkan kematian dan mengingat bahwa keracunan pada anak sebagian besar adalah
karena kecelakaan dan dapat dicegah, maka usaha-usaha pencegahan hendaknya
mendapat
perhatian dan prioritas utama dalam penanggulangan keracunan pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari intoksikasi metanol?
2. Bagaimana etiologi dari intoksikasi metanol?
3. Bagaimana patofisiologi dari intoksikasi metanol?
4. Apa saja manifestasi klinis dari intoksikasi metanol?
5. Apa saja komplikasi dari intoksikasi metanol?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari intoksikasi metanol?
7. Bagaimana cara penatalaksanaan medis dari intoksikasi metanol?
8. Bagaimana cara pencegahan dari intoksikasi metanol?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan pada pasien
denganintoksikasi makanan serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada
pasiensecara komprehensif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang pengertian dari intoksikasi metanol.
2. Menjelaskan tentang etiologi dari intoksikasi metanol.
3. Menjelaskan tentang patofisiologi dari intoksikasi metanol.
4. Menjelaskan tentang manifestasi klinis dari intoksikasi metanol.
5. Menjelaskan tentang komplikasi dari intoksikasi metanol.
6. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang dari intoksikasi metanol.
7. Menjelaskan cara penatalaksanaan medis dari intoksikasi metanol
8. Menjelaskan tentang cara pencegahan dari intoksikasi metanol.
BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian

Intoksikasi atau racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel
pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan
materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang
mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian (Sartono, 2012).
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan
oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh
diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak
disengaja dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun
lingkungan kerja (Brunner and Suddarth, 2010).

Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa digunakan sebagai
pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses denaturasi sehingga
etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari Metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama
lain yaitu metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada
keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar dan beracun dengan bau yang khas. Sehingga intoksikasi metanol disebut juga
keracunan metanol

2.2 Etiologi

Bentuk metanol sebagai cairan pencuci kaca jendela, sterno canned heat , dan komponen
sebagian cat tambahan bensin, lak. Dalam dunia industri metanol juga digunakan antara lain
untuk : tekstil sintetik, cat rumah, perekat, plastik daur ulang, busa bantal, bahan anti beku
untuk radio aktif, bahan baker, dll.
2.3 Tanda dan Gejala

 Pada awalnya akan terjadi gangguan pada saluran cerna dengan gejala-gejala : sakit
perut, mual dan muntal-muntah
 Pada tahap selanjutnya terjadi depresi susunan syaraf pusat dan akan terlihat gejala –
gejala yang mirip dengan gejala – gejala keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala,
pusing, sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang – kejang ini berlangsung
selama 12 – 24 jam.
 Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat
akan terjadi :
1. Kerusakan syaraf optik dengan gejala – gejala : diatas pupil, penglihatan
menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen.
2. Metabolisme acidosis dengan gejala – gejala : mual, muntah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian
koma dan akhirnya meninggal.

Keracunan metanol terjadi tidak hanya melalui mulut, dapat juga terjadi bila :

1. Terhirup / inhalasi dengan gejala – gejala : iritasi selaput lendir, sakit kepala, telinga
berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak balik, pelebaran bola mata
/ dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual, muntah, kolik dan sulit buang air besar.
2. Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi kering, gatal – gatal dan iritasi.
3. Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatan.

2.4 Patofisiologi

Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan
etanol. Didalam tubuh metanol mudah teranbsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi
kedalam cairan tubuh. Keracunan metanol dapat menimbulkan gangguan kesadaran
(inebriation). Metanol sendiri sebenarnya tidak berbahaya, yang berbahaya adalah
metabolitnya dan dapat menyebabkan asidosis metabolic, kebutaan yang permanen serta
kematian dapat terjadi setelah periode laten selama 6-30 jam.

Dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di lever enzim Alkohol Dehidrogenase


(DHA) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim Formaldehide dehidrogenase
(FDH) diubah menjadi asam format, kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat
beracun bagi tubuh terutama asam format.

Methanol dapat diabsorbsi kedalam tubuh melalui saluran pencernaan, kulit dan paru-
paru. Methanol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dengan volume distribusi 0,6
L/kg. Methanol secara perlahan dimetabolisme dihati. Sekitar 3% dari methanol
diekskresikan melalui paru atau diekskresi melalui urin.

Methanol beracun melalui dua mekanisme. Pertama methanol yang telah masuk
kedalam tubuh baik melalui menelan, menghirup atau diserap memalui kulit dapat menekan
saraf pusat seperti yang terjadi pada keracunan etanol. Kedua methanol beracun setelah
mengalami pemecahan oleh enzim alcohol dehidrogenase dihati menjadi asam format dan
formaldehida. Dosis yang berbahaya dapat terjadi bila seseorang terekpos terus menerus
terhadap uap methanol atau cairan methanol tanpa menggunakan pelindung. Dosis yang
mematikan adalah 100-125 ml (4fl oz )

Cara kerja methanol sama dengan cara kerja etanol.Methanol lebih bersifat toksik
dibandingkan dengan etanol. Toksisitas methanol semakin meningkat disebabkan oleh
stukturnya yang tidak murni. Metanol diekskresikan secara lambat didalam tubuh dan
kemudian secara kumulatif methanol dapat bersifat toksik didalam tubuh. Selama penelanan
methanol secara cepat diabsorbsi dalam fraktus gastrointestinal dan dimetabolisme dihati.
Pada langkah pertama dari degradasi, methanol diubah menjadi formaldehid menjadi asam
format oleh enzim aldehid dehidrogenase. Oksidasi ini berlangsung cepat sehingga hanya
sedikit formaldehid yang terakumulasi dalam serum. Hal ini menjelaskan latensi dari gejala
antara penelanan dan timbulnya efek. Waktu paruh dari formaldehid adalah sekitar 1-2 menit.

Asam format kemudian dioksidasi menjadi karbondioksida dan air oleh tetrahidrofolat
metabolisme dari asam format sangat lambat sehingga dapat terakumulasi didalam tubuh
yang menimbulkan asidosis metabolic. Asam format juga menghambat respirasi seluler
sehingga terjadi asidosis laktat.

Kecepatan absorbsi dari methanol tergantung dari beberapa factor, dua factor yang
paling berperan adalah konsentrasi methanoldan ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.
Methanol dalam bentuk larutan lebih lambat diserap dibanding dengan methanol yang murni
dan adanya makanan dalam saluran cerna terutama lemak dan protein akan menghambat
absorbsi methanol dalam saluran cerna. Setelah diabsorbsi, methanol didistribusi ke seluruh
jaringan dan cairan tuubuh kecuali jaringan lemak dan tulang, disni konsentrasi methanol
paling rendah. Konsentrasi methanol didalam darah mencapai maksimum kira-kira setengah
sampai satu jam setelah methanol dikonsumsi. Konsentrasi methanol didalam otak setelah
tercapai keseimbangan adalah lebih sedikit dibanding dengan konsentrasi didalam darah.

Methanol yang telah diabsorbsi, dimetabolisme di dalam tubuh didalam hepar melalui
proses oksidasi. Secara normal, tubuh dapat memetabolisme 10 gms methanol murni. Jika
dikonsumsi berlebihan, konsentrasi methanol dalam darah akan meningkat dan orang tersebut
akan mulai menunjukkan keluhan dan gejala keracunan alkohol, kecuali orang tersebut telah
mengalami toleransi terhadap methanol. Methanol dalam jumlah yang maksimum yaitu 300
ml methanol murni, dapat dimetabolisme dalam tubuh dalam 24 jam. Keracunan methanol
dapat menyebabkan gangguan pada hepar dan ginjal

2.5.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang dilakukan dengan cepat namun menyeluruh amatlah penting.hasil


pemeriksaan pendahuluan mengarahkan evaluasi mendalam dan pengkajian serial pada
sistem yang terkena( Aktual atau di Duga).seperti yang disebutkan,Toksidroma adalah
sekelempok tanda dan gejala yang terkait dengan overdosis atau pajanan terhadap golongan
tertentu obat-obatan dan racun. Dengan mengenali adanya toksidroma dapat mengidentifikasi
racun-racun atau obat-obatan yang terpajang pada pasien dan sistem tubuh penting yang
mungkin terkena.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Data laboratorium yang klinis yang relevan penting untuk pengkajian pasien keracunan atau
overdosis.pemeriksaan yang memeberikan petunjuk mengenai agen-agen yang ditelan pasien
mencakup pemeriksaan elektrolit,fungsi hati,uronalisis,elektrokardiografi, osmolalilatas
serum.

Pengukuran kadar serum aseta menofem dilakukan pada semua pasien yang mengalami
overdosis karena aseta menofem komponen dari banyak preparat yang di resapkan atau dijual
bebas.pada keadaan overdosis aseta menofem,hasil pemeriksaan kadar digambarkan terhadap
waktu penelanaan dalam nomogramrumack matthew.pengukuran kadar serum juga tersedia
untuk karbamasefim, zat besi,etanol,litium,aspirin,dan asan flapoat dan dapat dilakukan jika
agen ini diduga menjadi penyebab overdosis.

 Elektrokardiografi

Elektrokardiografi dapat memberikan bukti adanya obat-obatan yang menyebabkan


aritmia atau perlambatan konduksi ( mis , antidepresen trisiklik).

 Radiologi

Banyak zat sifatnya radiopak,atau dapat divisualisasi dengan mnggunakan CT scan (


mis,logam berat, kenop baterai,beberapa tablet atau kapsul lepas berubah,aspirin
padat,wadah kokaian atau heroin).foto dada memeberikan bukti adanya aspirasi dan edema
paru.

 Elektrolit, GDA, dan pemeriksaan laboratorium lain :

Keracunan akut dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit


pasien,termasuk natrium,kalium,klorida,kandungan karbondioksida
,magnesium,kalsium.tanda ventilasi atau oksigenasi yang tidak adekuat mencakup
sianosis,takikardia,hipoventilasi,tarikan otot interkosta,dan perubahan status mental.tanda-
tanda tersebut hanya dievaluasi dengan oksimetri nadi dan pengukuran GDA.pasien yang
keracunan berat membutuhkan Skrining rutin elektroli, GDA,kreatinin,dan glukosa ; hitung
darah lengkap dan urinalisis.

 Celah anion :

celah anion adalah alat sederhana dan efektif biaya yang menggunakan pengukuran
serum umum,seperti natrium,klorida,dan bikarbonat, untuk membantu mengevaluasi pasien
yang keracunan akibat obat-obatan atau racun tertentu.celah anion menunjukan perbedaan
antara anion dan kation dalam darah yang tidak terukur.dengan menggunakan anion dan
kation yang terukur,celah anion dihitung dengan menggunakan rumus berikut

( Na)-{ C} + { HCO 3 } = Celah anion

 Celah Osmonal

Celah osmonal adalah perbedaan antara pengukuran osmolalitas ( dengan


menggunakan metode penenkanan titik beku) dan penghitugan osmolalitas.penghitungan
osmolasitas didapatkan dari pemeriksaan nilai laboratirium untuk zat aktif yang secara
osmolalitas besar,misalnya, natrium,glukosa, dan nitrogen urea darah ( BUN)seperti celah
anion,ini adalah alat sederhana dan efektif biaya untk mengevaluasi pasien yang keracunan
obat-obatan tau racun tertentu.perhitungan osmolitas ( menggunakan nilai elektrolit serum)
ditentukan sebagai berikut :

2 ( Na ) + glukosa + BUN = Perhitungan osmolitas

18 2,8

 Penapisan Toksikologi :

Penapisan Toksologi adalah analisis laboratorium cairan atau jaringan tubuh untuk
mengindefikasi obat atau racun.meskipun saliva,cairan spinal,dan rambut dapat
dianalisis,sampel darah atau urine lebih sering digunakan.jumlah dan tipe-tipe obatan yang
dinilai melalui penapisan toksokologi berbeda-beda.tiap uji penapisan tokskologi untuk obat-
obatan atau agens.sebagai contoh,penapisan penyaluhgunaan obat biasanyaa
mengindetifikasi beberapa obat yang dijual bebas atau diresepkan,sementara suatu panel
koma mendetksi obat bebas menyebabkan depresi SSP.Penapisan menyeluruh mencakup
banyak obat ( mulai dari antidepresen hingga obat jantung sampai alcohol) dan lebih
mahal.sejumlah factor membatasi peran penapisan toksikologi dalam penanngan keracunan
dan overdosis.

2.6. Penatalaksanaan

A. Penanganan pada keracunan metanol jika berada dirumah

1. Pajanan ingesti (Bila tertelan), segera hubungi dokter terdekat dan jangan
dirangsang untuk muntah, jika tidak sadar jangan diberi minuman, jika pasien
muntah letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah
muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan, jika korban tidak sadar miringkan
kepala korban kesatu sisi, sebelah kiri atau kanan dan segera bawa ke dokter.
Namun jika pasien sadar berikan susu atau air mengencerkan iritan yang tertelan
seperti pemutih atau bahan yang mengiritasi seperti pembersih saluran. Setlah
ingesti tersebut untuk orang dewasa harus minum 237 ml susu atau air dan anak-
anak minum 59 sampai 237 ml . evaluasi lanjutan yang dibutuhkan setelah
pengenceran jika terdapat iritasi mukosa atau luka bakar. Karena risiko aspirasi,
ingesti tidak boleh diencerkan jika disertai kejang , depresi atau status mental atau
hilangnya refleks muntah. Sekali lagi , netralisasi tidak digunakan karena resiko
lua bakar akibat panas.
2. Pajanan inhalasi (Bila terhirup) pindahkan ditempat udara segar, diistirahatkan
jika perlu pasang masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan
pernapasan buatan dan segera hubungi dokter tetapi jika pasien mengalamai
iritasi nafas atau sesak nafas maka lakukan evaluasi lanjuta. Penolong juga harus
melindungi diri dari racun tular udara. Pajanan skla besar atau terjadi ditempat
kerja dapat membutuhkan konsultasi dengan tim HAMZAT , kelompok individu
yang dilatih khusus untuk menangani psjsnsn terhadapa bahan berbahaya.
3. Pajanan okular(Bila terkena mata), jika secara tidak sengaja terkena atau
terpecik matamaka mata harus dibilas untuk menghilangkan agens selama 15
menit. Irigasi menggunakan air hangat atau salin normal sangat diajurkan. yang
banyak sambil mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan terbebas dari metanol,
dan segera periksakan kedokter. Sesampainya di rumah sakit perlunya
pemeriksaan oftalmologik dibutuhkan saat iritasi okular atau gangguan
penglihatan menetap setelah irigasi.
4. Pajanan kulit(Bila terkena kulit), segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan
sepatu korban kemudian cuci kulit dengan sabun dan air mengalir yang banyak
selama lebih kurang 15 – 30 menit sampai bersih dari metanol, bila perlu
periksakan kedokter

B. Penanganan pada keracunan metanol jika berada dirumah sakit

Stabilisasi :

1. Jalan Nafas

Pemasangan intubasi nasotrakea atau endotrakea mungkin dibutuhkan guna memelihara dan
melindungi jalan nafas secara adekuat.

2. Pernafasan

Ventilasi Mekanis dapat dibutuhkan untuk membantu pasien banyak obat-obatan dan racun
seperti heroin dapat menyebabkan upaya pernafasan

3. Lavase Lambung
4. Arang aktif
5. Selain itu diperlukannya penyuluhan bagi pasien amaupun keluarga pasien

Pencegahan keracunan Pada anak-anak :

 Simpanlah semua obat yang beracun yang jauh dari wadah aslinya
 Baca lebel dengan cermat sebelum menggunakan obat sebelum menggunakan obat .
 Gunakan produk kimia yang beracun di area yang berfentilasi baik.
 Jangan mencampur produk pembersih rumah tangga yang biasa digunakan
 Identifikasi tanaman rumah tangga yang beracun dan simpan
bibit,umbi,daun,buah,biji jauh dari jangkuan anak-anak.
 Jangan memperlakukan obat seperti permen
 Ukur dan berikan obat ditempat penerangan yang baik guna meghindari kesalahan.
 Tutup kembali wadah sesudah mengukur dosis
 Anjurkan semua obat yang lama seperti membilasnya kedalam toilet
 Simpan nomer telepon pusat pengendalian keracunan yang ditempelkan didekat
telepone.
 Jangan meminum obat depan anak.
 Jangan menaruh bahan kimia diwadah makanan atau minuman kosong

Anda mungkin juga menyukai