INTOKSIKASI METANOL
Oleh :
Kelompok 10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
KONSEP MEDIS
2.1 Pengertian
Intoksikasi atau racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel
pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan
materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang
mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian (Sartono, 2012).
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan
oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh
diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak
disengaja dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun
lingkungan kerja (Brunner and Suddarth, 2010).
Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa digunakan sebagai
pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses denaturasi sehingga
etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari Metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama
lain yaitu metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada
keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar dan beracun dengan bau yang khas. Sehingga intoksikasi metanol disebut juga
keracunan metanol
2.2 Etiologi
Bentuk metanol sebagai cairan pencuci kaca jendela, sterno canned heat , dan komponen
sebagian cat tambahan bensin, lak. Dalam dunia industri metanol juga digunakan antara lain
untuk : tekstil sintetik, cat rumah, perekat, plastik daur ulang, busa bantal, bahan anti beku
untuk radio aktif, bahan baker, dll.
2.3 Tanda dan Gejala
Pada awalnya akan terjadi gangguan pada saluran cerna dengan gejala-gejala : sakit
perut, mual dan muntal-muntah
Pada tahap selanjutnya terjadi depresi susunan syaraf pusat dan akan terlihat gejala –
gejala yang mirip dengan gejala – gejala keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala,
pusing, sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang – kejang ini berlangsung
selama 12 – 24 jam.
Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat
akan terjadi :
1. Kerusakan syaraf optik dengan gejala – gejala : diatas pupil, penglihatan
menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen.
2. Metabolisme acidosis dengan gejala – gejala : mual, muntah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian
koma dan akhirnya meninggal.
Keracunan metanol terjadi tidak hanya melalui mulut, dapat juga terjadi bila :
1. Terhirup / inhalasi dengan gejala – gejala : iritasi selaput lendir, sakit kepala, telinga
berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak balik, pelebaran bola mata
/ dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual, muntah, kolik dan sulit buang air besar.
2. Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi kering, gatal – gatal dan iritasi.
3. Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatan.
2.4 Patofisiologi
Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan
etanol. Didalam tubuh metanol mudah teranbsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi
kedalam cairan tubuh. Keracunan metanol dapat menimbulkan gangguan kesadaran
(inebriation). Metanol sendiri sebenarnya tidak berbahaya, yang berbahaya adalah
metabolitnya dan dapat menyebabkan asidosis metabolic, kebutaan yang permanen serta
kematian dapat terjadi setelah periode laten selama 6-30 jam.
Methanol dapat diabsorbsi kedalam tubuh melalui saluran pencernaan, kulit dan paru-
paru. Methanol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dengan volume distribusi 0,6
L/kg. Methanol secara perlahan dimetabolisme dihati. Sekitar 3% dari methanol
diekskresikan melalui paru atau diekskresi melalui urin.
Methanol beracun melalui dua mekanisme. Pertama methanol yang telah masuk
kedalam tubuh baik melalui menelan, menghirup atau diserap memalui kulit dapat menekan
saraf pusat seperti yang terjadi pada keracunan etanol. Kedua methanol beracun setelah
mengalami pemecahan oleh enzim alcohol dehidrogenase dihati menjadi asam format dan
formaldehida. Dosis yang berbahaya dapat terjadi bila seseorang terekpos terus menerus
terhadap uap methanol atau cairan methanol tanpa menggunakan pelindung. Dosis yang
mematikan adalah 100-125 ml (4fl oz )
Cara kerja methanol sama dengan cara kerja etanol.Methanol lebih bersifat toksik
dibandingkan dengan etanol. Toksisitas methanol semakin meningkat disebabkan oleh
stukturnya yang tidak murni. Metanol diekskresikan secara lambat didalam tubuh dan
kemudian secara kumulatif methanol dapat bersifat toksik didalam tubuh. Selama penelanan
methanol secara cepat diabsorbsi dalam fraktus gastrointestinal dan dimetabolisme dihati.
Pada langkah pertama dari degradasi, methanol diubah menjadi formaldehid menjadi asam
format oleh enzim aldehid dehidrogenase. Oksidasi ini berlangsung cepat sehingga hanya
sedikit formaldehid yang terakumulasi dalam serum. Hal ini menjelaskan latensi dari gejala
antara penelanan dan timbulnya efek. Waktu paruh dari formaldehid adalah sekitar 1-2 menit.
Asam format kemudian dioksidasi menjadi karbondioksida dan air oleh tetrahidrofolat
metabolisme dari asam format sangat lambat sehingga dapat terakumulasi didalam tubuh
yang menimbulkan asidosis metabolic. Asam format juga menghambat respirasi seluler
sehingga terjadi asidosis laktat.
Kecepatan absorbsi dari methanol tergantung dari beberapa factor, dua factor yang
paling berperan adalah konsentrasi methanoldan ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.
Methanol dalam bentuk larutan lebih lambat diserap dibanding dengan methanol yang murni
dan adanya makanan dalam saluran cerna terutama lemak dan protein akan menghambat
absorbsi methanol dalam saluran cerna. Setelah diabsorbsi, methanol didistribusi ke seluruh
jaringan dan cairan tuubuh kecuali jaringan lemak dan tulang, disni konsentrasi methanol
paling rendah. Konsentrasi methanol didalam darah mencapai maksimum kira-kira setengah
sampai satu jam setelah methanol dikonsumsi. Konsentrasi methanol didalam otak setelah
tercapai keseimbangan adalah lebih sedikit dibanding dengan konsentrasi didalam darah.
Methanol yang telah diabsorbsi, dimetabolisme di dalam tubuh didalam hepar melalui
proses oksidasi. Secara normal, tubuh dapat memetabolisme 10 gms methanol murni. Jika
dikonsumsi berlebihan, konsentrasi methanol dalam darah akan meningkat dan orang tersebut
akan mulai menunjukkan keluhan dan gejala keracunan alkohol, kecuali orang tersebut telah
mengalami toleransi terhadap methanol. Methanol dalam jumlah yang maksimum yaitu 300
ml methanol murni, dapat dimetabolisme dalam tubuh dalam 24 jam. Keracunan methanol
dapat menyebabkan gangguan pada hepar dan ginjal
2.5.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Laboratorium
Data laboratorium yang klinis yang relevan penting untuk pengkajian pasien keracunan atau
overdosis.pemeriksaan yang memeberikan petunjuk mengenai agen-agen yang ditelan pasien
mencakup pemeriksaan elektrolit,fungsi hati,uronalisis,elektrokardiografi, osmolalilatas
serum.
Pengukuran kadar serum aseta menofem dilakukan pada semua pasien yang mengalami
overdosis karena aseta menofem komponen dari banyak preparat yang di resapkan atau dijual
bebas.pada keadaan overdosis aseta menofem,hasil pemeriksaan kadar digambarkan terhadap
waktu penelanaan dalam nomogramrumack matthew.pengukuran kadar serum juga tersedia
untuk karbamasefim, zat besi,etanol,litium,aspirin,dan asan flapoat dan dapat dilakukan jika
agen ini diduga menjadi penyebab overdosis.
Elektrokardiografi
Radiologi
Celah anion :
celah anion adalah alat sederhana dan efektif biaya yang menggunakan pengukuran
serum umum,seperti natrium,klorida,dan bikarbonat, untuk membantu mengevaluasi pasien
yang keracunan akibat obat-obatan atau racun tertentu.celah anion menunjukan perbedaan
antara anion dan kation dalam darah yang tidak terukur.dengan menggunakan anion dan
kation yang terukur,celah anion dihitung dengan menggunakan rumus berikut
Celah Osmonal
18 2,8
Penapisan Toksikologi :
Penapisan Toksologi adalah analisis laboratorium cairan atau jaringan tubuh untuk
mengindefikasi obat atau racun.meskipun saliva,cairan spinal,dan rambut dapat
dianalisis,sampel darah atau urine lebih sering digunakan.jumlah dan tipe-tipe obatan yang
dinilai melalui penapisan toksokologi berbeda-beda.tiap uji penapisan tokskologi untuk obat-
obatan atau agens.sebagai contoh,penapisan penyaluhgunaan obat biasanyaa
mengindetifikasi beberapa obat yang dijual bebas atau diresepkan,sementara suatu panel
koma mendetksi obat bebas menyebabkan depresi SSP.Penapisan menyeluruh mencakup
banyak obat ( mulai dari antidepresen hingga obat jantung sampai alcohol) dan lebih
mahal.sejumlah factor membatasi peran penapisan toksikologi dalam penanngan keracunan
dan overdosis.
2.6. Penatalaksanaan
1. Pajanan ingesti (Bila tertelan), segera hubungi dokter terdekat dan jangan
dirangsang untuk muntah, jika tidak sadar jangan diberi minuman, jika pasien
muntah letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah
muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan, jika korban tidak sadar miringkan
kepala korban kesatu sisi, sebelah kiri atau kanan dan segera bawa ke dokter.
Namun jika pasien sadar berikan susu atau air mengencerkan iritan yang tertelan
seperti pemutih atau bahan yang mengiritasi seperti pembersih saluran. Setlah
ingesti tersebut untuk orang dewasa harus minum 237 ml susu atau air dan anak-
anak minum 59 sampai 237 ml . evaluasi lanjutan yang dibutuhkan setelah
pengenceran jika terdapat iritasi mukosa atau luka bakar. Karena risiko aspirasi,
ingesti tidak boleh diencerkan jika disertai kejang , depresi atau status mental atau
hilangnya refleks muntah. Sekali lagi , netralisasi tidak digunakan karena resiko
lua bakar akibat panas.
2. Pajanan inhalasi (Bila terhirup) pindahkan ditempat udara segar, diistirahatkan
jika perlu pasang masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan
pernapasan buatan dan segera hubungi dokter tetapi jika pasien mengalamai
iritasi nafas atau sesak nafas maka lakukan evaluasi lanjuta. Penolong juga harus
melindungi diri dari racun tular udara. Pajanan skla besar atau terjadi ditempat
kerja dapat membutuhkan konsultasi dengan tim HAMZAT , kelompok individu
yang dilatih khusus untuk menangani psjsnsn terhadapa bahan berbahaya.
3. Pajanan okular(Bila terkena mata), jika secara tidak sengaja terkena atau
terpecik matamaka mata harus dibilas untuk menghilangkan agens selama 15
menit. Irigasi menggunakan air hangat atau salin normal sangat diajurkan. yang
banyak sambil mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan terbebas dari metanol,
dan segera periksakan kedokter. Sesampainya di rumah sakit perlunya
pemeriksaan oftalmologik dibutuhkan saat iritasi okular atau gangguan
penglihatan menetap setelah irigasi.
4. Pajanan kulit(Bila terkena kulit), segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan
sepatu korban kemudian cuci kulit dengan sabun dan air mengalir yang banyak
selama lebih kurang 15 – 30 menit sampai bersih dari metanol, bila perlu
periksakan kedokter
Stabilisasi :
1. Jalan Nafas
Pemasangan intubasi nasotrakea atau endotrakea mungkin dibutuhkan guna memelihara dan
melindungi jalan nafas secara adekuat.
2. Pernafasan
Ventilasi Mekanis dapat dibutuhkan untuk membantu pasien banyak obat-obatan dan racun
seperti heroin dapat menyebabkan upaya pernafasan
3. Lavase Lambung
4. Arang aktif
5. Selain itu diperlukannya penyuluhan bagi pasien amaupun keluarga pasien
Simpanlah semua obat yang beracun yang jauh dari wadah aslinya
Baca lebel dengan cermat sebelum menggunakan obat sebelum menggunakan obat .
Gunakan produk kimia yang beracun di area yang berfentilasi baik.
Jangan mencampur produk pembersih rumah tangga yang biasa digunakan
Identifikasi tanaman rumah tangga yang beracun dan simpan
bibit,umbi,daun,buah,biji jauh dari jangkuan anak-anak.
Jangan memperlakukan obat seperti permen
Ukur dan berikan obat ditempat penerangan yang baik guna meghindari kesalahan.
Tutup kembali wadah sesudah mengukur dosis
Anjurkan semua obat yang lama seperti membilasnya kedalam toilet
Simpan nomer telepon pusat pengendalian keracunan yang ditempelkan didekat
telepone.
Jangan meminum obat depan anak.
Jangan menaruh bahan kimia diwadah makanan atau minuman kosong