Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Sel yang berjudul “Membran
Sel dan Dinding Sel”.

Makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan


dan pemahaman bagi para pembaca dalam lingkup kelas Pendidikan Biologi.
Oleh karena itu, agar kalangan intelektual terutama mahasiswa dapat
mengetahui tentang Membran Sel dan Dinding Sel.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan yang


berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka membangun bangsa
dan Negara.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kolaka, 24 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. I

DAFTAR ISI ................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 2

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

2.1 Dinding Sel ......................................................................................... 3

2.2 Membran Plasma ................................................................................ 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17

3.2 Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18

LAMPIRAN

Gambar 1 .................................................................................................. 6

Gambar 2 .................................................................................................. 9

Gambar 3 .................................................................................................. 12

Gambar 4 .................................................................................................. 14

Gambar 5 .................................................................................................. 15

Gambar 6 .................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam makalah ini kita akan membahas tentang “ Dinding Sel dan
Membran Plasma” yang mencakup pengertian dinding sel dan membran
plasma, fungsi dinding sel dan membran plasma, komposisi dinding sel dan
membran plasma, teori-teori, serta transport yang terjadi pada membran.
Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa sel adalah unit terkecil
penyusun tubuh mahluk hidup

Selain itu juga sel disebut sebagai satuan struktural dan fungsional
penyusun tubuh mahluk hidup, karena setiap struktur yang terdapat di dalam
sel memiliki fungsi. Sel itu sendiri tersusun atas organel-organel yang
memiliki peran masing-masing untuk melaksanakan proses kehidupan sel.
Beberapa diantara organel tersebut adalah dinding sel dan membran plasma
yang terletak dipermukaan sel. Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki
membran plasma. Akan tetapi dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.
Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas bagian dari sel yaitu
dinding sel dan membran plasma.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan penegertian dinding sel dan membran plasma!


2. Sebutkan fungsi masing-masing dari dinding sel dan membran plasma!
3. Jelaskan transport molekul-molekul yang terjadi antar membran!

1.3 Tujuan

Setelah mempelajari bab ini diharapkan kita sama-sama dapat


memahami mengenai dinding sel dan membran plasma.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinding Sel

Yang dimaksud dengan dinding sel, yaitu matriks ekstraseluler yang


menyelubungi sel tumbuhan di luar membran sel. Walaupun pada
kenyataannya sel-sel hewan juga memiliki komponen ekstrakseluler pada
permukaan selnya, namun dinding sel tumbuhan umumnya lebih tebal, lebih
kuat dan yang paling penting bersifat lebih kaku. Dinding sel bersifat kaku
tersebut karena tersusun atas polisakarida. Polisakarida itu terdiri atas
hemiselulosa dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom.

Dinding sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur.
Lapisan dasar yang terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah
pektin, zat yang membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang
merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap belahan
baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang
selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa.

2.1.1 Fungsi Dinding Sel

Bersama-sama dengan vakuola, dinding sel berperan dalam turgiditas


sel (kekakuan sel). Seandainya tidak ada dinding sel, maka sel-sel tumbuhan
mengempis dan bentuk sel berubah-ubah. Dinding sel mengakibatkan bentuk
sel tetap. Sebenarnya dinding sel juga memberikan tempat perlindungan bagi
sel di dalamnya. Lagipula dinding sel tersebut saling terikat dengan sel di
dekatnya membentuk suatu tanaman utuh. Walaupun setiap sel akan-akan
terperangkap dalam ruangan yang dibatasi dinding sel, namun masih mungkin
adanya komunikasi antar sel melalui plasmodesmata. Melalui hubungan yang
dinamakan plasmodesmata inilah berlangsung komunikasi antar sel dengan

3
adanya lalu lintas molekul-molekul kecil. Apabila terjadi pengkhususan sel-
sel tanaman bersangkutan, maka dinding sel akan menyesuaikan kepada
fungsi perlindungan dan kemudahan komunikasi antara sel.

2.1.2 Ukuran Dinding Sel

Ukuran sel dalam tumbuhan multiseluler yang baru tebentuk relatif


kecil kalau dibandingkan dengan ukuran sel tersebut setelah tumbuh. Untuk
menyesuaikan terhadap volume sel setelah tumbuh, maka dinding sel yang
masih muda selain masih bersifat tipis juga tidak begitu kaku. Dinding sel
tersebut dinamakan dinding sel primer, sedang apabila telah mengalami
pertumbuhan, misalnya menjadi lebih tebal atau padanya ditambahkan
lapisan baru dengan komposisi yang berbeda, maka dinding sel tersebut
dinamakan dinding sel sekunder. Walaupun dinding sel tumbuhan tingkat
tinggi berbeda satu sama lain dalam organisasinya, namun pada dasarnya
terdri atas susunan serabut-serabut panjang dan keras yang masing-masing
terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Biasanya serabut-serabut
tadi terbuat dari bahan selulose, sedang matriksnya sebagian besar dari bahan
hemiselulose dan pektin.

Walaupun larutan ekstrakseluler dalam tumbuhan selalu bersifat


hipotonis kalau dibandingkan dengan sitoplasma selnya, namun sel tumbuhan
yang cenderung mengembang volumenya akan dibatasi oleh dinding sel yang
kaku. Keadaan ini menyebabkan kondisi yang dinamakan turgor. Dinding sel
dari tumbuhan yang telah terdeferensiasi disesuaikan kepada fungsi yang
dilaksanakan oleh bersangkutan. Dalam tumbuhan terdapat 3 kelompok sel
dewasa yang dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:

4
a. Sel epidermal

Sel epidermal menutupi permukaan tumbuhan. Biasanya mereka


memiliki dinding sel primer yang tebal. Selama proses diferensiasinya,
sebelah luar dinding sel primer tersebut ditambahkan lapisan lain bahan
polimer asam lemak yang disebut kutin. Lapisan luar dinding sel primer ini
dinamakan kutikula.

b. Sel Silem

Silem merupakan jaringan tumbuhan yang terbentuk dari


pembelahan sel-sel kambium yang berdinding sel tipis. Jaringan ini telah
dimodifikasi menjadi susunan pipa yang bertanggung jawab untuk
pengangkutan air yang mengandung ion-ion anorganik dari akar menuju
bagian-bagian lain dari tumbuhan.

c. Sel floem

Floem merupakan jaringan yang bertanggung jawab untuk


mengangkut bahan-bahan hasil fotosintesis (biasanya sukrose) ke bagian
lain dari tumbuhan. Floem ini terdiri dari atas susunan pipa-pipa yang
berkembang dari sel prekambium dan sel kambium yang beridinding tipis.
Dinding sel primer menebal dengan penambahan komponen selulose dan
hemiselulose.

Tiga contoh diferensiasi sel di atas menekankan bahwa dinding sel


berstruktur sangat kompleks dapat mengubah arah pertumbuhan dan
perkembangan sel bersangkutan.

5
Dibawah ini adalah gambar sel tumbuhan dengan dinding sel diperbesar.

Gambar 1. Sel tumbuhan dengan dinding sel yang diperbesar.

2.2 Membran Plasma

Perkembangan membran plasma merupakan tahap sangat pentingnya


dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran
plasma, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Semua
membran organisme hidup, termasuk membran plasma dan membran internal
sel eukariotik, memiliki susunan umum yang sama, yaitu terdiri dari
himpunan molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.

2.2.1 Fungsi Membran Plasma

Membran plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. Fungsi


membran plasma adalah sebagai berikut.

6
1). Melindungi isi sel

Membran sel berfungsi mempertahankan isi sel.

2). Membatasi isi sel dari lingkungan luarnya.

3). Mengatur keluar masuknya molekul-molekul

Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya


ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang
tidak. Molekul-molekul tersebut berguna untuk mempertahankan
kehidupan sel.

4) Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.

Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormone, racun,


rangsangan listrik; dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan
tekanan. Sebagai contoh sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki
indera ternyata mampu menerima rangsang, baik rangsang kimia, listrik,
maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah
glikoprotein..

5). Membran sel juga berfungsi sebagai Protein membran

Protein membran memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: (i)


Melekatkan membran pada sitoskeleton tau rangka sel, (ii) Membentuk
junction (pertemuan) diantara dua sel yang bertetangga, (iii) Sejumlah
protein membran berperan sebagai enzim, (iv) sejumlah protein membran
berfungsi sebagai reseptor permukaan bagi pesuruh-pesuruh kimia dari
sel-sel lain, dan (v) beberapa protein membran membantu pergerakan
subtansi-subtansi melintasi membran

7
2.2.2 Lapisan Lipid

Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran dalam


organisme hidup tersusun dari molekul-molekul lipid dalam dua lapisan
berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925. Lipid yang
diesktraksi dengan aseton dari membran sel darah merah diapungkan pada
permukaan air. Pada percobaan tersebut ternyata daerah yang ditempati oleh
selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah.
Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel
pada saat itu, sehingga sebagian besar model struktur membran berdasarkan
asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan dapat diterima jauh
sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.

Selanjutnya pada pengkajian dengan defraksi sinar X pada berbagai


membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul-molekul lipid
tersusun dalam dua lapisan. Tersusunnya molekul-molekul lipid dalam dua
lapisan tersebut, tidak lain disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul
lipid itu sendiri. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air, melainkan
dapat larut dalam pelarut organik. Molekul-molekul lipid dari membran sel
ternyata tersusun dari 3 jenis, yaitu: Fosfolipid (yang terbanyak), Kolesterol
dan Glikolipid.

Ketiga jenis lipid tersebut amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung


hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar
(menyenangi air). Apabila molekul-molekul lipid yang bersifat amfipotik
tersebut dikitari oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun
diri sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari
air. Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan
melalui 2 cara:

1) Membentuk bola-bola misal dengan ekornya mengarah ke pusat bola.

8
2) Membentuk susunan dwi-lapisan.

Kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.

Dari percobaan-percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya


kemungkinan gerakan-gerakan molekul lipid dalam dwi-lapisan molekul,
yaitu:

1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain.

2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri.

3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul.

4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.

Dengan demikian lapisan lipid bukan merupakan lapisan yang kaku,


melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan.

Gambar 2. Dwi-lapisan lipid

2.2.3 Protein Membran

Jika molekul-molekul lipid yang membentuk dwi-lapisan merupakan


kerangka dasar membran plasma, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis
molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein. Hubungan
antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan

9
molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya. Perbedaannya
terletak pada situasi pelarutnya yaitu bahwa molekul protein dalam membran
plasma seakan-akan larut dalam molekul-molekul lipid yang berada dalam
ukuran 2 dimensional.

Keberadaan molekul-molekul protein yang berbeda jenis dan berat


molekul dalam membran plasma memberikan sifat dan kemampuan fungsi
dari masing-masing sel yang berbeda. Molekul-molekul protein dapat
berfungsi sebagai enzim reseptor, markah, transportasi melalui membran dan
lain-lainya.

Berdasarkan hubungan dan kedudukan terhadap dwi-lapisan molekul


lipid dapat dibedakan menjadi,

1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-


ujung molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran plasma.

2. Sebagian dari molekul protein terdapat di antara molekul lipid dari


bagian dwi-lapisan; ujung molekul protein menonjol pada salah satu
permukaan membran plasma.

3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid,


sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran
plasma.

4. Molekul protein dengan perantaraan molekul protein lain berada pada


permukaan membran plasma.

Berbagai jenis kedudukan protein tersebut tergantung pada struktur


molekul protein. Berdasarkan pada hubungan dengan air di lingkungannya,
maka molekul protein dapat pula dibedakan menjadi daerah polar yang
hidrofilik dan daerah hidrofobik.

10
2.2.4 Molekul Karbohidrat Membran

Semua sel eukariotik memiliki karbohidrat pada permukaannya yang


sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan
protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid
(glikolipid). Pada semua membran plasma organisme hidup molekul
karbohidrat selalu berada pada permukaan membran plasma yang tidak
berhadapan dengan sitoplasma.

Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik


memberikan terminologi khusus, sebagai selubung sel atau glikokaliks.
Selubung sel ini kadang-kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan
mikroskopik cahaya dengan pewarnaan khas.

2.2.5 Selubung Sel (Cell coat)

Seperti kita ketahui bahwa sel-sel tumbuhan selalu diselubungi oleh


dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang juga
merupakan molekul karbohidrat.

Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan
permeabelitas membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga
adanya fungsi-fungsi penting. Fungsi glikokaliks tersebut diantaranya:

1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel-sel tetangganya. Sifat


dan struktur dinding sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki
oleh sel bersangkutan.

2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam


interaksi dalam proses respons imunitas.

3. Membantu filtrasi zat-zat yang disesuaikan dengan besarnya molekul,


khususnya pada kapiler yang terdapat pada glomerulus ginjal.

11
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase
alkali.

5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat


berfungsi menghambat difusi atau mengubah lingkungan kationik melalui
perubahan muatan listrik.

Gambar 3. Glikokaliks

2.2.6 Transport Molekul-Molekul Kecil Membran

Permeabilitas membran plasma mempunyai sifat-sifat khas, misalnya:

1. Makromolekul protein tidak dapat melintasi membran, maka


sitoplasma yang sebagian besar merupakan protein akan tetap tinggal
terkurung oleh membran plasma.

2. Adanya mekanisme yang disebut Pompa natrium (sodium pump)

3. Demikian pula diduga bahwa untuk transport glukosa, asam amino


dan asam lemak ke dalam sel dibutuhkan energi yang tergantung pada

12
adanya “pembawa” yang terdapat dalam membran. Mekanisme
transport aktif.

4. Adanya perbedaan tekanan osmose dalam sel dan di luarnya akan


menimbulkan transportasi air ke arah tekanan osmose yang lebih
tinggi.

5. Zat-zat yang tidak larut dalam lipid tetapi dapat menembus membran
plasma dapat diterangkan, bahwa membran plasma mempunyai pori
atau gerbang sehingga dapat dilalui air ataupun ion-ion kecil.

Dari sifat-sifat membran tersebut dapat disimpulkan bahwa membran


plasma tidak merupakan suatu membran yang mati atau kau, melainkan
bersifat sangat labil dan dinamis.

Adanya sifat hidrofobik di bagian tengah lapisan lipid membran plasma,


menyebabkan membran tersebut tidak mudah ditembus oleh molekul polar,
sehingga membran sel mencegah keluarnya komponen-komponen dalam sel
yang larut dalam air. Namun sel juga memerlukan bahan-bahan nutrisi dan
membuang limbahnya keluar sel. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sel harus
mengembangkan suatu mekanisme khusus untuk transport melintasi
membran sel.

Transport molekul-molekul kecil melalui lapisan lipid membran sel


berlangsung melalui protein transmembran khusus, artinya untuk mengangkut
molekul tertentu diperlukan protein khusus. Protein tersebut dinamakan
protein transport membran.

Berdasarkan sistem transportnya, protein transport ini dibedakan menjadi


uniport dan ko-transport. Tergantung pada arah aliran molekul-molekul yang
melalui protein transport tersebut, ko-transport dibedakan menjadi simport
dan antiport.

13
Gambar 4. System transport

Proses pengangkutan molekul-molekul melalui membran sel, dapat


dibedakan menjadi transport pasif dan transport aktif.

Dalam transport pasif tidak diperlukan bantuan secara khusus untuk


mengankut molekul bersangkutan. Kemampuan melintasi membran hanya
tergantung pada perbedaan konsentrasi dan perbedaan muatan listrik molekul-
molekul pada kedua sisi membran yang hendak dilalui. Beberapa protein
transport membentuk saluran bahan-nahan yang larut dalam air yang dapat
dilalui oleh bahan-bahan berukuran dan bermuatan sedang secara difusi
dengan sederhana. Sebagian protein transport lainnya mempermudah
pengankutan dengan jalan mengikat bahan yang hendak melintas membrane
sehingga protein transport tersebut dinamakan protein pengangkut.

14
Gambar 5. Transpor aktif dan Transport Aktif

Berbeda dengan transport pasif, transport aktif membutuhkan energi yang


biasanya melibatkan hidrolisis ATP dengan enzim yang terdapat dalam
membran itu sendiri.

2.2.7 Pengangkutan Ion Melalui Membran

Dua buah potensial transport sangat menentukan untuk memelihara


potensial membran; dua jenis protein tersebut masing-masing untuk;

1) Pompa Na+, untuk memompa Na+ keluar dan ion K + masuk ke dalam sel,
sehingga kadar ion K + dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel; begitu
juga sebaliknya.

2) Saluran kebocoran ion K +, untuk melepaskan ion K + ke luar sel dengan


mengakibatkan membran sel sebelah dalam bermuatan negatif apabila
dibandingkan dengan permukaan luarnya.

15
2.2.8 Transport Makromolekul dan Partikel

Membran sel mempunyai sifat-sifat lentur dan dinamis yang tercermin


pada kejadian-kejadian timbulnya invaginasi atau pelipatan membran pada
proses fagositosis, pinositosis dan eksositosis.

Mekanisme pengangkutan makromolekul dan partikel-partikel melalui


eksositosis, apabila berlangsung pelelapasan dari sel dan melalui endositosis,
apabila berlangsung pemasukan ke dalam sel. Dasar mekanisme kedua jenis
pengangkutan ini sama, hanya berbeda dalam urutan tahap-tahapnya yang
berlangsung berlawanan.

Berdasarkan sifat dan ukuran bahan yang ditelan oleh sel, cara
transportasi makromolekul dan partikel dibedakan menjadi pinositosis
(meminum), apabila yang di telan merupakan larutan dengan melalui
pembentukan gelembung-gelembung kecil, dan fagositosis (makan) apabila
yang ditelan adalah makromolekul atau partikel melalui pembentukan
gelembung-gelembung lebih besar.

Gambar 6. Proses Pinositosis, Endositosis, pelepasan gelembung

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dinding sel adalah matriks ekstraseluler yang menyelubungi sel


tumbuhan di luar membran sel. Bersama-sama dengan vakuola, dinding sel
berperan dalam turgiditas sel (kekakuan sel). Dinding sel juga memberikan
tempat perlindungan bagi sel di dalamnya. Dalam tumbuhan terdapat 3
kelompok sel dewasa yang dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu: sel
epidermal, sel silem, dan sel floem. Membran plasma sangat penting untuk
menjaga kehidupan sel. Fungsi membran plasma adalah sebagai berikut:
melindungi isi sel, membatasi isi sel dari lingkungan luarnya, mengatur
keluar masuknya molekul-molekul, sebagai reseptor (penerima) rangsangan
dari luar sel, dan membran sel juga berfungsi sebagai Protein membran.
Proses pengangkutan molekul-molekul melalui membran sel, dapat dibedakan
menjadi transport pasif dan transport aktif.

3.2 Saran

Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak
sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan apabila dalam
pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna
kami selaku penulis meminta kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan pembuatan makalah lain ke depannya. Atas saran perbaikan
makalah ini yang di berikan pembaca, maka penulis mengucapkan terima
kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Subowo, 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa

Syamsyuri, Istamar. 2004. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga

https://www.academia.edu/8305399/Membran_dan_Dinding_Sel

18

Anda mungkin juga menyukai