Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Disusun Oleh:

Kelompok 4

NAFISATUL LAILA : 44114170


ESTHER : 4411470
CHIKA RAHMA NURAINI : 4411417074

LABORATORIUM BIOLOGI FMIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
I. JUDUL : SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
II. TUJUAN
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan fenotip 3:1
3. Dapat menggunakan uji Chi-square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika
Mendel.
III. LANDASAN TEORI
Tiap sifat pada makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
yang dikenal dengan nama gen. sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan
yang lainnya berasal dari induk betina. (Widianti, 2014). Ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi
pada keturunannya disebut ilmu keturunan atau genetika. Seorang tokoh yang berjasa
dalam mempelajari sifat-sifat yang diwariskan dari induk pada keturunannya ialah
Gregor J. Mendel (1822 - 1884) sehingga ia dikenal sebagai bapak genetika. Gagasan
yang sedang berlaku pada saat itu adalah sperma dan sel telur mengandung sebuah
intisari dari berbagai bagian pada tubuh induk, sehingga pada proses pembuahan,
intisari ini bercampur untuk membentuk sifat individu baru yang dihasilkan. Ide ini
yang disebut ” blending inheritance” (keturunan campuran) disusun untuk
menjelaskan fakta bahwa hasil keturunan biasanya menunjukkan beberapa sifat yang
sama dengan kedua induknya ( Wels, James R, 1991).
Mendel mendeskripsikan empat konsep berdasarkan percobaannya dengan
ercis. Konsep keempat adalah hukum segregasi. Keempat konsep tersebut adalah,
pertama versi alternatif gen menyebabkan variasi dalam karakter yang diwarisi. Versi
alternative gen tersebut saat ini disebut dengan alel. Kedua, untuk setiap karakter
organisme mewarisi dua alel, satu dari masing-masing induk. Ketiga, jika dua alel
pada suatu lokus berbeda maka salah satunya, alel dominan (dominant allele). Bagian
keempat adalah bagian terakhir sekaligus hukum Mendel, hukum segregasi (the law
of segregation), menyatakan bahwa dua alel untuk suatu karakter terwariskan
bersegregasi (memisah) selama pembentukkan gamet dan akhirnya berada dalam
gamet-gamet yang berbeda. ( Campbell, 2008)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum
ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari
luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya
ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR
dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada
gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya. (Unila, 2012)

Hukum mendel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hukum medel I dan hukum
Mendel II. Hukum mendel I mengatakan bahwa pemisahan gen yang sealel terlihat
ketika pembuktikan gamet individu yang memiliki genotype heterozigot, sehingga
tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Sedangkan hukum mendel II mengatakan
bahwa hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet dimana gen alel secara bebas
pergi kemasing-maisng kutub ketika meiosis ( Yatim, 1983 )

Persilangan monohybrid yang telah dilakukan oleh Mendel antara lain


persilangan antara biji ercis bentuk bulat dan biji ercis bentuk kisut. Hasil yang
diperoleh dari persilangan monohibrida yang dilakukan Mendel ternyata memberikan
hasil : semua individu F1 yang diperoleh seragam, yaitu hanya satu fenotip saja.
Fenotip yang muncul adalah sama dengan salah satu fenotip parental. Jika antar F1
disilangkan akan diperoleh F2 dengan dua macam fenotip yang merupakan fenotip
dari dua induk. Ini berarti satu fenotip yang hilang pada F1, akan muncul kembali
pada F2. (Widianti, 2015)

Winchester (1958) melaporkan bahwa hukum peluang juga telah diterapkan


oleh Gregor Mendel (1822-1884) sebagai Bapak Ilmu Genetika. Dikemukakan bahwa
hasil persilangan dari generasi antar F1 pada kacang buncis (Garden pea: Autirhinum
majus) untuk tujuh karakter tanaman yakni bentuk biji, warna albumen, warna kulit
biji, bentuk polong, warna polong, posisi letak bunga, dan panjang batang mempunyai
ratio 3:1, atau peluang=1/4 yang resesif (aa) dan peluang=3/4 pada karakterdominan
(AA dan Aa). Pada generasi F1 ratio genotip p(Aa)= ½. (Faesal, 2005)
IV. ALAT DAN BAHAN
Kancing genetika 2 macam warna masing-masing berjumlah 50 buah
V. CARA KERJA

25 pasang kancing dipisahkan dari setiap warna (merah dan putih) masing-
masing dua bagian yang sama sebagai gamet jantan dan gamet betina

25 buah kancing merah dicampurkan dengan 25 buah kancing putih sebagai


gamet betina di dalam kantong yang sama (kantong I), demikian juga untuk
25 kancing merah dan 25 buah kancing putih sebagai gamet jantan
dicampurkan dalam kantong yang lain (kantong II).

Pengambilan secara acak dilakukan, satu kancing dari kantong I dan satu
kancing dari kantong II, kemudian dipasangkan dan dicatat macam dan
jumlah fenotip serta genotip dalam tabel.

Dilakukan pengulangan sampai kancing-kancing dari kedua kotak habis


terambil.

Perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip dihitung dan


diuji dengan uji χ2 (chi-square) .

VI. HASIL
Kancing Merah =M = Mangga Manis
Kancing Putih =m = Mangga Asam
P: ♂M X ♀m
(Manis) ↓ (Asam)
F1: Mm
(Manis)
F1>< F1: ♂ Mm X ♀ Mm
(Manis) ↓ (Manis)

G: M,m M,m

F2:
♂/♀ (M) (m)
(M) MM Mm
(m) Mm mm

Tabel 1. Data kelompok

KOMBINASI KANCING
FENOTIP TALLY FREKUENSI
(kombinasi gen)
lllll lllll lllll lllll
Manis-manis (MM) Manis 23
lll
lllll lllll lllll lllll
Manis-Asam (Mm) Manis lllll lllll lllll lllll 54
lllll lllll llll
lllll lllll lllll lllll
Asam-asam (mm) Asam 23
lll

Tabel 2. Data kelas

FENOTIP GENOTIP
KELOMPOK PERSILANGAN
M:m MM : Mm : mm
Tomat Merah Besar : Tomat
1 71 : 29 29 : 42 : 29
Merah Kecil
Semangka Merah :
2 75 : 25 25 : 50 : 25
Semangka Kuning
Kelinci Kuping Panjang :
3 74 : 26 25 : 49 : 26
Kelinci Kuping Pendek
4 Jeruk Kuning : Jeruk Hijau 75 : 25 25 : 50 : 25
Daging Durian Warna
5 Kuning : Daging Durian 76 : 24 25 : 51 : 24
Warna Putih
Marmut Rambut Kasar :
6 78 : 22 24 : 54 : 22
Marmut Rambut Halus
Belimbing Manis :
7 75 : 25 27 : 48 : 25
Belimbing Asam
8 Mawar Merah : Mawar Putih 74 : 26 25 : 49 : 26
Mangga Manis : Mangga
9 77 : 23 23 : 54 : 23
Asam
Bunga Kertas Ungu : Bunga
10 76 : 24 25 : 51 : 24
Kertas Putih
11 Apel Manis : Apel Asam 73 : 27 27 : 46 : 27

Angka observasi data kelas : 11 x 100 = 1100


Angka observasi data kelompok : 23 + 54 + 23 = 100

VII. ANALISIS DATA


M0 = Tidak ada perbedaan
M1 = Ada perbedaan
Jika χ𝟐 hitung < χ𝟐 tabel M0 diterima

a. Analisis data kelompok


Tabel 3. Uji Chi-square genotip data kelompok

| 𝑓𝑂 − 𝑓ℎ |2
Genotip fo fh | fO-fh | | fO-fh |2 χ² = Σ
𝑓ℎ
MM 23 25 -2 4 0,16
Mm 54 50 4 16 0,32
mm 23 25 -2 4 0,16

∑ = 100 ∑=0 ∑ = 0,64


Db= n-1= 3-1= 2
P= 0,50
χ𝟐 tabel = 1,39
χ𝟐 hitung = 0,64
Jadi χ𝟐 tabel > χ𝟐 hitung, sehingga Ho diterima

Tabel 4. Uji Chi-square fenotip data kelompok


| 𝑓𝑂 − 𝑓ℎ |2
Fenotip fo fh | fO-fh | | fO-fh |2 χ² = Σ
𝑓ℎ
Dominan 77 75 2 4 0,053
Resesif 23 25 -2 4 0,16

∑ = 100 ∑=0 ∑ = 0,213

db= n-1= 2-1= 1


P=0,50
χ𝟐 tabel = 0,45
χ𝟐 hitung = 0,213
Jadi χ𝟐 tabel > χ𝟐 hitung, sehingga Ho diterima

b. Analisis data kelas


Tabel 5. Uji Chi-square genotip data kelas

| 𝑓𝑂 − 𝑓ℎ |2
Genotip fo fh | fO-fh | | fO-fh |2 χ² = Σ
𝑓ℎ
MM 280 275 5 25 0,09
Mm 544 550 -6 36 0,065
mm 276 275 1 1 0,003

∑ = 100 ∑=0 ∑ = 0,158

db= n-1= 3-1= 2


P= 0,00
χ𝟐 tabel = 0, 21
χ𝟐 hitung = 0, 158
Jadi χ𝟐 tabel > χ𝟐 hitung, sehingga Ho diterima

Tabel 6. Uji Chi-square fenotip data kelas


| 𝑓𝑂 − 𝑓ℎ |2
Fenotip fo fh | fO-fh | | fO-fh |2 χ² = Σ
𝑓ℎ
Dominan 824 825 -1 1 0,0012
Resesif 276 275 1 1 0,0036

∑ = 100 ∑=0 ∑ = 0,0048

db= n-1= 2-1= 1

P=0,00

χ𝟐 tabel = 0,02

χ𝟐 hitung = 0,0048

Jadi χ𝟐 tabel > χ𝟐 hitung, sehingga Ho diterima

VIII. PEMBAHASAN

IX. SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga

HG, M Yasin, Arifuddin dan Faesal. 2005. Uji Kesesuaian Hukum Mendel Dalam Memilih
Benih Jagung Opaque. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Susanto, G Nugroho. 2012. Genetika dan Hukum Mandel.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/09/Genetika-dan-Hukum-Mendel.pdf.
11 Maret 2016

Wels, James R.1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:Erlangga


Widianti, Tuti dan Noor Aini Habibah. 2014. A. Genetika. Semarang : Fakultas MIPA
Universitas Negeri Semarang

Widianti, Tuti dan Noor Aini Habibah. 2015. B. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang :
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang

Yatim, Wildan.1983. Genetika. Bandung : Tarsito

Permasalahan

1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang anda peroleh ?


Jawab : Perbandingan genotip dan fenotip yang kami peroleh berurut-urut adalah
1: 2,3 : 1 dan 3,16 : 1
2. Bagaimana hasil sdr dibandingkan dengan hasil kelompok lain?
Jawab : Hasil yang kami peroleh relatif tidak berbeda jauh dengan hasil kelompok
lain (data kelas). Dengan data kelompok kami diperoleh perbandingan genotip dan
fenotip berurut-urut 1: 2,3 : 1 dan 3,16 : 1, sedangkan dengan data peroleh
perbandingan genotip dan fenotip 1,01 : 1,953 : 1 dan 2,974 : 1.
3. Apakah hasil perbandingan yang sdr peroleh dapat dipercaya kebenarannya atau
menyimpang dari yang diharapkan ? Jelaskan !
Jawab : Hasil perbandingan yang kami peroleh baik genotip maupun fenotip
masih bisa diterima dan dipercaya kebenarannya, karena dengan uji Chi-square
diperoleh χ𝟐 hitung < χ𝟐 table. Oleh karena itu H0 dapat diterima.
4. Buat diagram persilangannya !
Jawab :
P: ♂M X ♀m
(Manis) ↓ (Asam)
F1: Mm
(Manis)

F1>< F1: ♂ Mm X ♀ Mm
(Manis) ↓ (Manis)

G: M, m M,m

F2:
♂/♀ (M) (m)
(M) MM Mm
(m) Mm mm
1. Kesimpulan apa yang dapat sdr tarik dari kegiatan ini ?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai